Anda di halaman 1dari 28

Makalah Uji Mikro

Disusun oleh:
Dexza Angga Mahendra (40040217640052)
Muhammad Lutfie Renadi (40040217640053)
Sakha Wipranala (40040217640055)

Makalah ini disusun sebagai bagian dari Mata Kuliah Praktek Pengujian
pada Kurikulum Program Studi Sarjana Terapan Rekayasa Perancagan Mekanik Semester VI

PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESEMBER 2019
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan zaman semakin marak dan cepat mengakibatkan


perkembangan teknologi yang semakin maju. Seiring perkembangan teknologi yang
semakin pesat, maka dibutuhkan komponen-komponen yang mendukung perkembangan
teknologi yang pesat tersebut, seperti halnya peyediaan logam, disadari atau tidak unsur
logam ini sangatlah penting dalam proses pengembangan teknologi bahkan hampir
menambah semua aspek kehidupan manusia.
Material-material tersebut seharusnya memiliki sifat-sifat material yang
memenuhi suatu standar yang ditentukan, salah satu sifat yang seharusnya memenuhi
standar adalah sifat fisik suatu material, untuk menentukan sifat fisik suatu material maka
kita memerlukan data dan analisis struktur mikro material tersebut agar material tersebut
bisa dengan mudah kita tentukan sifat atau karakteristiknya.
Secara umum terdapat beberapa hal yan bisa kita pelajari dari pengamatan
struktur mikro. Diantaranya adalah gambaran distribusi fasa, pengotor, dan butir dari
material. Selain itu kita juga dapat mengetahui bahwa setiap material memiliki struktur
mikro yang berbeda-beda. Dengan pengetahuan yang kita miliki tentang struktur mikro
maka dapat mempermudah kita dalam menganalisis suatu material

Tujuan Praktikum

1. Membandingkan struktur mikro pada spesimen uji dengan literatur yang sudah
ada.
2. Menentukan fenomena-fenomena yang terjadi pada struktur mikro spesimen uji.
3. Membandingkan struktur mikro pada baja dengan kandungan karbon yang
berbeda-beda.
4. Membandingkan struktur mikro satu spesimen uji dengan perbesaran yang
berbeda-beda.
BAB II

TEORI DASAR

Struktur mikro pada material sangat erat kaitannya dengan sifat pada logam tersebut.
Pengubahan struktur mikro pada logam khususnya bisa melalui pengaturan laju
pendinginan yang akan mengubah sifat baja dikenal dengan istilat Heat Treatment.
Macam-macam Heat Treatment ini adalah Annealing, Quenching, Normalizing dan
Tempering.

 Annealing
Annealing adalah suatu proses perlakuan panas (heat treatment) yang sering
dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk.
Tahapan dari proses annealing ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan)
sampai temperatur tertentu, menahan pada temperatur tertentu tadi selama
beberapa waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu
mendinginkan logam atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup
lambat. Jenis annealing itu beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi
benda kerja, temperatur pemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan
(cooling rate), dll.
Pemanasan produk setengah jadi pada suhu 850-9500⁰C dalam waktu yang
tertentu, lalu didinginkan secara perlahan. Proses ini berlangsung didapur
(furnace). Butiran yang dihasilkan umumnya besar/kasar.
 Quenching
Sistem pendinginan produk baja secara cepat dengan cara penyemprotan air pada
pencelupan serta perendaman produk yang masih panas kedalam media air atau
oli.
 Normalizing
Merupakan proses perlakuan panas yang menghasilkan perlite halus,
pendinginannya dengan menggunakan media udara, lebih keras dan kuat dari
hasil anneal.
Atau bisa dikatakan sebagai proses memanaskan baja sehingga seluruh fasa
menjadi austenite dan didinginkan pada temperature suhu kamar, sehingga
dihasilkan struktur normal dari perlit dan ferit.
 Tempering
Tempering dimaksudkan untuk membuat baja yang telah dikeraskan agar lebih
menjadi liat, yaitu dengan cara memanaskan kembali baja yang telah diquench
pada temperature antara 300⁰F sampai dengan 1200⁰F selama 30 sampai 60
menit, kemudian didinginkan dengan temperatur kamar. Proses ini dapat
menyebabkan kekerasan menjadi sedikit menurun tetapi kekuatan logam akan
menjadi lebih kuat.

Dalam pengamatan struktur mikro, dapat terlihat fasa-fasa dalam suatu material. Fasa
adalah suatu daerah dimana pada rentang dan komposisi tertentu mempunyai sifat yang
sama. Antara fasa satu dengan fasa yang lain akan dibatasi oleh batas fasa. Di dalam
struktur mikro terdapat istilah butir, butir adalah kumpulan sel satuan yang mempunyai
arah dan orientasi gerak yang sama yang dilihat dari arah dua dimensi. Batas butir adalah
daerah perbatasan antara butir yang satu dengan butir yang lainnya, dimana pada daerah
batas butir ini adalah daerah yang tidak stabil.

Diagram Fasa Fe-C

Gambar 2.1 Diagram Fasa Fe-C


Dapat dilihat bahwa pada diagram fasa di atas ada beberapa jenis fasa yaitu,
Perlit, Bainit, Ferit, Austenit, dan Martensit. Perbedaan dari Perlit, Bainit, dan Martensit
disebabkan karena ada variasi laju pendinginan. Laju pendinginan yang sangat cepat akan
menghasilkan Martensit, laju pendinginan yang cukup cepat tetapi tidak mampu
menghasilkan Martensit akan membentuk Bainit, sedangkan laju pendinginan yang
lambat akan membentuk Perlit. Tabel di bawah ini menunjukkan struktur mikro dari
beberapa fasa yang telah disebukan di atas :

Martensit

Perlit

Bainit

Austenit

Ferit
Untuk dapat melihat struktur mikro dari suatu material khususnya logam kita bisa
menggunakan teknik Metallography. Metallography adalah ilmu yang mempelajari
karakteristik, struktur dari suatu logam atau paduan. Teknik Metallography ini ada
beberapa tahapan, yaitu :

 Sectioning
Spesimen uji dipotong dengan ukuran tertentu
 Mounting
Pemberian resin pada spesimen uji disekelilingnya agar material tersebut bisa
dipegang.
 Grinding, Polishing & Etching
Menghaluskan permukaan material dengan menggunakan grinding dan polishing,
grinding yaitu dengan menggunakan amplas sedangkan polishing dengan
menggunakan kain beludru, pasta gigi yang mengandung alumina atau silica.
Etching adalah proses pencelupan material pada zat kimia tertentu biasanya
adalah larutan etsa, yang berfungsi untuk membentuk kontur pada permukaan
material.
 Observing
Mengamati struktur mikro pada spesimen uji dengan menggunakan mikroskop
optik.
BAB III

DATA PERCOBAAN

3.1 Prosedur Praktikum

Mempersiapkan spesimen yang ingin dilihat struktur mikronya

Mempersiapkan mikroskop optik yang terhubung dengan komputer yang mempunyai


aplikasi dino capture untuk melihat struktur mikro suatu logam

Mengamati struktur mikro suatu logam dengan cara mengatur-ngatur perbesaran pada
mikroskop dan mengatur fokus serta pencahayannya

3.2 Tabel Hasil percobaan

Nama Literatur
No Struktur Mikro
Spesimen

Alumuni
1
um 2024

Alumuni
2 um
Murni
Alumuni
um
dengan
3 Produk
Ekstrusi
(Al Mg
Si)

Baja
4 Karbon
Rendah

Baja
5 Karbon
Tinggi

Baja
6 Karbon
Medium
Baja
yang
7
Dilapisi
Cr

Baja
8 yang
Dilapisi
Zn

Baja
9 yang
Dilapisi
Mangan

Baja
Tahan
10 Karat
Austeniti
k (304)
Baja
Tahan
Karat
11
Austeniti
k
(Duflex)

Baja
Tahan
Karat
12
Austeniti
k atau
Duplex

Besi Cor
13
Kelabu

Besi Cor
14
Mellable
Besi Cor
15
Nodular

Besi Cor
16 Putih

Billet
17 Alumuni
um

Inconel
18 Ni Super
Alloy

Kuningan
19 atau
Brass
Struktur
Baja
Lasan
SMAW
20
(daerah
HAZ
Columnar
)

Struktur
Baja
21 Lasan
Friction
Weld

Struktur
Lasan
22
Baja
SMAW

Struktur
Lasan
23 Baja
Austeniti
k (304)

24 Tembaga
BAB IV

ANALISIS DATA

Pada data dan hasil pengolahan data, terdapat 24 jenis spesimen yang dilihat struktur
mikronya. Masing-masing spesimen mempunyai struktur mikro yang berbeda-beda yang
akan dibahas perkelompok pada tabel di bawah ini :

Baja Karbon

Baja Karbon Rendah (40X) Baja Karbon Medium (40X) Baja Karbon Tinggi (40X)

Batas butir menjadi sulit


Terlihat bercak hitam yang
Batas butir sangat jelas terlihat, fasa didominasi
menandakan keberadaan
terlihat, fasa didominasi oleh pearlite dan sedikit
ferrit pada struktur mikro
oleh austenit dan sedikit cementite. Kandungan
tersebut
bainit. karbonnya adalah 0.6-1.4%
Kandungan karbonnya
Kandungan karbonnya Struktur perlit terlihat
adalah 0.25-0.6%
adalah 0-0.25% semakin banyak dan jelas.
Pada gambar makin terlihat
Pada hasil mikroskop optic Karena kadar karbonnya
perlit yang berwarna hitam.
terlihat bahwa ferit adalah tinggi, kekerasan baja
Terdapat juga fasa α1 yang
yang berwarna putih dan karbon tinggi melebihi baja
sempat menginti dan
pearlite yang berwarna karbon lainnya
tumbuh. Baja karbon
gelap. Paduan baja karbon (diasumsikan laju
medium memiliki mampu
rendah relatif lunak tetapi pendinginan berlangsung
keras yang rendah.
memiliki keuletan dan lambat). Biasanya
Biasanya digunakan untuk
ketangguhan yang tinggi. digunakan untuk baja
profil.
perkakas rel kereta api.
Jika dibandingkan dengan literatur yang terdapat pada bab 3 di atas, maka baja karbon
yang paling mendekati literatur adalah baja karbon tinggi, sebenarnya jika dilihat secara
sekilas ketiga struktur mikro tersebut tidak berbeda jauh dengan literatur, tetapi karena
pencahayaan yang kurang, dan pemosisian yang tidak sama maka struktur mikro menjadi
tidak sama, dan perbedaan perbesaran yang terdapat pada literatur dan pada hasil
menggunakan mikroskop optik juga berbeda.

Dibandingkan dengan spesimen baja yang tidak dietsa :

Tembaga

Tembaga Tembaga Hasil Annealing Fenomena Twinning

Tembaga yang belum


dilakukan proses Annealing Tembaga yang telah
memiliki batas butir yang dilakukan proses Annealing
lebih jelas bila dibndingkan memiliki batas butir yang
Bagian yang dilingkari di
dengan tembaga hasil tidak sejelas tembaga yang
atas menunjukkan
proses Annealing. belum dilakukan proses
fenomena twinning.
Fenomena twinning terlihat Annealing. Fenomena
Twinning adalah 2 garis
lebih jelas bila twinning juga menjadi lebih
dibandingkan dengan tidak jelas bila sejajar yang membentuk

tembaga yang telah dibandingkan dengan cermin.

dilakukan proses annealing. tembaga yang belum


Tembaga ada fasa bainit dilakukan proses Annealing.
dan perlit.
Paduan Alumunium

Alumunium Produk
Alumunium 2024 (40X) Alumunium Murni (40X)
Ekstrusi (Al Mg Si) (40X)

Daerah terang merupakan


larutan padat Aluminium. Alumunium Produk
Daerah gelapnya Esktrusi (Al Mg Si)
Aluminium murni 100%
merupakan unsur paduan mempunyai struktur mikro
tidak memiliki kandungan
lainnya. Pada Alumunium yang berbeda bila
unsur apapun selain
2024 terdapat fenomena dibandingkan dengan
aluminium itu sendiri.
cladding, cladding adalah Alumunium 2024 dan
ikatan antara logam logam alumunium murni,
yang berbeda.

Besi Cor

Besi Cor Kelabu Besi Cor Mellable Besi Cor Nodular Besi Cor Putih

Permukaan patahan Besi cor malleable Bentuk nodular ini Besi cor putih
pada besi cor kelabu adalah besi cor (bulat) akan memiliki kekerasan
berwarna kelabu. putih yang telah menyebabkan yang tinggi
Besi cor kelabu mengalami struktur mikro jenis dibandingkan besi
memiliki grafit perlakuan panas ini menjadi ulet. Hal cor lainnya.
berbentuk serpih, dengan suhu ini bisa disebabkan Terdapat fasa
sehingga memiliki berkisar antara 800- karena bentuk pearlite dan fasa
konsentrasi 900 ⁰C, nodular yang bulat. Fe3C.
tegangan pada menyebabkan Matriksnya bisa White cast iron
ujung-ujung penguraian sementit berupa perlit atau memiliki sifat yang
grafitnya yang menjadi grafit. Pada ferit, tetapi pada sangat keras, dan
mengakibatkan gambar dari literatur gambar terlihat getas. Besi cor jenis
internal strength ataupun hasil bahwa matriksnya ini memiliki wear
naik→ kekerasan pengamatan, terlihat adalah ferit. Butit- resistance yang
dan kekuatan jelas struktur butir terlihat lebih cukup tinggi.
meningkat. Dapat grafitnya yang jelas pada besi cor
terlihat struktur berwarna hitam. nodular
grafit yang Pada gambar juga dibandingkan
berwarna hitam terlihat bahwa dengan besi cor
dengan matriks matriksnya adalah jenis lainnya.
ferit. ferit.

Baja Tahan Karat Austenitik

Baja Tahan Karat Baja Tahan Karat Baja Tahan Karat


Austenitik (304) Austenitik (Duflex) Austenitik atau Duplex

Baja Tahan Karat


Austenitik (Duflex)
Baja Tahan Karat
mempunyai fasa austenite
Austenitik atau Duplex
Baja Tahan Karat dan fasa ini hampir
mengandung fasa Austenit
Austenitik rentan terhadap menyerupai dengan
dan sedikit fasa Bainit,
cracking ketika dilakukan austenisasi pada temperatur
batas butir terlihat lebih
pengelasan dalam 1000 ⁰C. Gambar
jelas bila dibandingkan
temperatur yang tinggi. austenisasi pada
dengan baja tahan karat
temperature 1000 ⁰C bisa
Austenitik (Duflex).
dilihat pada Bab II, Teori
Dasar.
Baja yang Dilapisi

Baja Karbon yang Baja Karbon yang Baja Paduan Mangan


Dilapisi Cr Dilapisin Zn (Mn)

Pada struktur mikro baja


yang dilapisi Zn terlihat Zn
Pada struktur mikro baja
hanya menempati bagian
yang dilapisi dengan Cr,
permukaan dari base metal. Struktur mikro ini terletak
seharusnya diletakkan pada
Perbedaan antara hasil pada daerah paduan manhan
bagian sisi tepinya, yaitu
mikroskop dengan literatur dan baja. Terlihat jelas
sisi dimana pertemuan
diakibatkan oleh perbedaan bahwa ada bagian yang
antara baja dan Cr, hal yang
pembesaran pada terpisahkan antara baja dan
diteliti di atas adalah
mikroskop. Pada literatur logam paduannya pada
struktur mikro pada daerah
terlihat lebih jelas struktur gambar di atas.
yang telah di gerinda
struktur mikro disekitar Disebut baja paduan jika
sehingga tidak tampak
permukaan base metal yang elemen pemadu yang
perbedannya, seharusnya
dilapisi Zn. terkandung didalamnya
bisa terlihat fasa-fasa pada
Karena kesalahan mencapai 0.8 %.
daerah penempelan antara
penempatan spesimen,
baja dan Cr.
maka tidak terlihat proses
pelapisannya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Hasil perbandingan dari spesimen uji dengan literatur adalah sebagai berikut :
Alumunium 2024

Spesimen Uji Literatur


Hasil perbandingan antara spesimen uji dan literature berbeda karena perbesaran
yang dilakukan pada literature dengan spesimen uji berbeda, pada literatur
perbesaran tidak dilakukan sebesar perbesaran yang dilakukan pada spesimen uji
yaitu mencapai 40X.

Alumunium dengan Produk Ekstrusi (Al Mg Si)

Spesimen Uji Literatur


Hasil perbandingan antara spesimen uji dan literature berbeda, pada literature
yang didapatkan dapat terlihat bahwa fasa-fasa yang terlihat tidak begitu fokus
sehingga sulit dibandingkan dengan spesimen uji.
Baja Karbon Rendah

Spesimen Uji Literatur


Baja karbon rendah bila dibandingkan dengan literatur telah sama, pada baja
karbon rendah ini mengandung fasa austenit dan sedikit bainit.

Baja Karbon Medium

Spesimen Uji Literatur


Baja karbon medium bila dibandingkan dengan literature telah sama, hanya saja
dalam pencahayannya masih kurang.

Baja Karbon Tinggi

Spesimen Uji Literatur


Pada baja karbon tinggi, hasil mikroskop hampir sama walaupun terlihat ada
perbedaan dengan setting kontras antara mikroskop dengan literatur. Struktur
perlit terlihat semakin banyak dan jelas. Karena kadar karbonnya tinggi,
kekerasan baja karbon tinggi melebihi baja karbon lainnya (diasumsikan laju
pendinginan berlangsung lambat). Biasanya digunakan untuk baja perkakas rel
kereta api.

Baja yang Dilapisi Zn

Spesimen Uji Literatur


Pada baja yang dilapisi dengan Zn, pada hasil foto dengan menggunakan
mikroskop optik seharusnya posisi lebih ke arah pelapisannya, sedangkan yang
dilakukan pada saat praktikum adalah hasil foto pada daerah tengah sehingga
perbedaannya tidak begitu terlihat.

Besi Cor

Spesimen Uji

Literatur
Besi Cor Kelabu Besi Cor Melleable Besi Cor Nodular Besi Cor Putih
Besi cor kelabu bila dibandingkan dengan literatur lebih banyak terlihat struktur
martensitnya bila dibandingkan dengan spesimen uji. Pada besi cor malleable
hasil spesimen uji dan literatur hampir sama. Pada besi cor nodular, karena
perbesaran pada literatur lebih kecil bila dibandingkan dengan spesimen uji,
maka graphite nodular yang terlihat akan lebih banyak pada literatur. Sedangkan
pada besi cor putih struktur mikronya hampir mendekati dengan literatur.

2. Fenomena-fenomena yang terjadi dapat terlihat jelas pada tembaga dan


Alumunium 2024. Yaitu pada tembaga adanya fenomena twinning dan pada
Alumunium 2024 adanya fenomena cladding.
Twinning adalah 2 garis sejajar yang membentuk cermin.
Cladding adalah ikatan antara dua jenis logam yang berbeda.

3. Membandingkan struktur mikro pada baja dengan kandungan karbon yang


berbeda-beda.
Baja Karbon Rendah Baja Karbon Medium Baja Karbon Tinggi

Batas butir menjadi sulit


Batas butir sangat jelas Terlihat bercak hitam
terlihat, fasa didominasi
terlihat, fasa didominasi yang menandakan
oleh pearlite dan sedikit
oleh austenit dan sedikit keberadaan ferrit pada
cementite. Kandungan
bainit. struktur mikro tersebut
karbonnya adalah 0.6-
Kandungan karbonnya Kandungan karbonnya
1.4%
adalah 0-0.25% adalah 0.25-0.6%
Struktur perlit terlihat
Pada hasil mikroskop Pada gambar makin
semakin banyak dan
optic terlihat bahwa ferit terlihat perlit yang
jelas. Karena kadar
adalah yang berwarna berwarna hitam. Terdapat
karbonnya tinggi,
putih dan pearlite yang juga fasa α1 yang sempat
kekerasan baja karbon
berwarna gelap. Paduan menginti dan tumbuh.
tinggi melebihi baja
baja karbon rendah Baja karbon medium
karbon lainnya
relatif lunak tetapi memiliki mampu keras
(diasumsikan laju
memiliki keuletan dan yang rendah. Biasanya
pendinginan berlangsung
ketangguhan yang tinggi. digunakan untuk profil.
lambat).
4. Membandingkan struktur mikro satu spesimen uji dengan perbesaran yang
berbeda-beda.
Perbesaran yang berbeda-beda dilakukan pada baja karbon rendah :

5X 10X 20X 40X 100X


Semakin besar perbesaran yang dilakukan maka akan semakin terlihat jelas batas
butir yang terjadi pada baja karbon rendah sehingga kita bisa memandingkan
dengan lebih jelas ukuran butirnya dengan parameter posisi yang digunakan.

SARAN

1. Sebaiknya proses metallografi dilakukan dari awal agar praktikan memahami


proses-proses metallografi dengan baik.
2. Sebaiknya literature diberikan oleh asisten agar semua memicu pada literatur
yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dieter,G.E., “Mechanical metallurgy”,Second Ed, Mc Graw Hill,New York,


1986.
2. http://idrusme.blogspot.com/2011/11/metalografi.html
3. Callister Jr., William D., “Materials Science and Engineering, An Introduction”,
7th Ed, John Willey & Sons Inc., New York, 2007
4. http://ardra.biz/wp-content/uploads/2012/06/Pengaruh-Deformasi-Terhadap-
Struktur-Mikro-Baja.jpg
5. http://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor/
6. http://www.academia.edu/6844467/PENGARUH_PERLAKUAN_PANAS_TER
HADAP_STRUKTUR_MIKRO_LOGAM_ST_60
LAMPIRAN

Rangkuman

1. Struktur mikro sangat erat kaitannya dengan sifat dan karakteristik suatu
material, struktur mikro dapat berubah-ubah dengan adanya proses perlakuan
panas atau Heat Treatment antara lain adalah Annealing, Tempering, Normalizing
dan Quenching.
2. Diagram Fasa Fe-C beserta struktur mikro yang terjadi :

Fasa-fasa yang banyak terjadi adalah dalam bentuk Martensit, Perlit, Ferit, Bainit
dan Austenit. Ada titik penting di diagram fasa Fe-C yaitu titik eutectoid dan titik
proetectoid.
Titik eutectoid adalah titik dimana satu fasa cair berubah menjadi 2 fasa padat,
sedangkn titik eutectoid adalah titik dimana satu fasa padat berubah menjadi 2
fasa padat yang lain.
Fasa perlit merupakan sebuah fasa yang terdiri dari  + Fe3C, dan fasa ledeburit
adalah sebuah fasa yang terdiri dari   Fe3C.
3. Kandungan unsur C pada baja karbon rendah, medium, dan tinggi berbeda-beda,
yaitu baja karbon rendah (0-0,25%), baja karbon medium (0,25-0.6%) dan baja
karbon tinggi (0.6-1.4%). Semakin tinggi kandungan unsur C nya maka akan
semakin banyak martensit yang terbentuk sehingga material akan semakin keras
dan getas.
4. CCT pada baja Eutectoid, Hypoeutectoid, dan Hypereutectoid

5. Macam-macam jenis besi cor


Tugas Setelah Praktikum

1. Apa yang dimaksud dengan Dendrit (Dendrite), Segregasi (Segregation) dan


Inklusi (Inclusion)!
 Dendit adalah struktur berbentuk jarum yang terjadi akibat pendinginan di
permukaan butir lebih cepat dan pertumbuhannya mengikuti laju pendinginan,
dan dendrit menyebabkan terjadinya segregasi.
 Segregasi adalah ketidak-homogenan komposisi karena adanya keterlambatan
pembekuan.
 Inklusi adalah unsur-unsur pengotor yang terdapat di dalam material
2. Apa perbedaan dari Martensit dan Bainit, serta perbedaan Perlit dan Ledeburit!
 Martensit lebih keras dibandingkan bainit. Martenist dihasilkan dengan laju
pendinginan yang lebih cepat dibandingkan bainit. Dalam pembentukan
martensit mekanisme yang terjadi adalah mekanisme geser, dan dengan proses
pendinginan kontinu, dapat dilihat pada diagram CCT. Fasa bainit terbentuk
dengan mekanisme difusi, dan didapat dengan proses transformasi fasa
isotermal, dapat dilihat dari diagram TTT.
 Perlit merupakan suatu fasa padat yang dihasilkan dari fasa padat juga, sesuai
reaksi fasa berikut :    + Fe3C
 Ledeburit merupakan suatu fasa padat yang dihasilkan dari fasa liquid, sesuai
dengan reaksi : L    Fe3C
3. Apakah Proses Cold Working seperti pengerolan, berpengaruh terhadap
perubahan struktur mikro? Jelaskan!
Ya,
 Butir mengalami perubahan bentuk karena adanya strainhardening
 Terjadinya distorsi kisi
 Terjadinya twinning
4. Apa yang dimaksud dengan Carburizing dan bagaimana pengaruhnya terhadap
struktur mikro dan sifat mekanik baja?
Carburizing adalah proses untuk menaikkan konsentrasi karbon pada permukaan
baja dengan cara memanaskan sampai temperatur tertentu di dalam atmosfer
yang kaya akan gas hidrokarbon, seperti metana (CH 4). Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kekerasan pada permukaan baja. Carburizing menyebabkan
bertambahnya jumlah cementite pada struktur mikro. Jika diamati dengan
mikroskop, akan terlihat banyak butir hitam.

Anda mungkin juga menyukai