Disusun oleh:
Dexza Angga Mahendra (40040217640052)
Muhammad Lutfie Renadi (40040217640053)
Sakha Wipranala (40040217640055)
Makalah ini disusun sebagai bagian dari Mata Kuliah Praktek Pengujian
pada Kurikulum Program Studi Sarjana Terapan Rekayasa Perancagan Mekanik Semester VI
PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESEMBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
1. Membandingkan struktur mikro pada spesimen uji dengan literatur yang sudah
ada.
2. Menentukan fenomena-fenomena yang terjadi pada struktur mikro spesimen uji.
3. Membandingkan struktur mikro pada baja dengan kandungan karbon yang
berbeda-beda.
4. Membandingkan struktur mikro satu spesimen uji dengan perbesaran yang
berbeda-beda.
BAB II
TEORI DASAR
Struktur mikro pada material sangat erat kaitannya dengan sifat pada logam tersebut.
Pengubahan struktur mikro pada logam khususnya bisa melalui pengaturan laju
pendinginan yang akan mengubah sifat baja dikenal dengan istilat Heat Treatment.
Macam-macam Heat Treatment ini adalah Annealing, Quenching, Normalizing dan
Tempering.
Annealing
Annealing adalah suatu proses perlakuan panas (heat treatment) yang sering
dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk.
Tahapan dari proses annealing ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan)
sampai temperatur tertentu, menahan pada temperatur tertentu tadi selama
beberapa waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu
mendinginkan logam atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup
lambat. Jenis annealing itu beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi
benda kerja, temperatur pemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan
(cooling rate), dll.
Pemanasan produk setengah jadi pada suhu 850-9500⁰C dalam waktu yang
tertentu, lalu didinginkan secara perlahan. Proses ini berlangsung didapur
(furnace). Butiran yang dihasilkan umumnya besar/kasar.
Quenching
Sistem pendinginan produk baja secara cepat dengan cara penyemprotan air pada
pencelupan serta perendaman produk yang masih panas kedalam media air atau
oli.
Normalizing
Merupakan proses perlakuan panas yang menghasilkan perlite halus,
pendinginannya dengan menggunakan media udara, lebih keras dan kuat dari
hasil anneal.
Atau bisa dikatakan sebagai proses memanaskan baja sehingga seluruh fasa
menjadi austenite dan didinginkan pada temperature suhu kamar, sehingga
dihasilkan struktur normal dari perlit dan ferit.
Tempering
Tempering dimaksudkan untuk membuat baja yang telah dikeraskan agar lebih
menjadi liat, yaitu dengan cara memanaskan kembali baja yang telah diquench
pada temperature antara 300⁰F sampai dengan 1200⁰F selama 30 sampai 60
menit, kemudian didinginkan dengan temperatur kamar. Proses ini dapat
menyebabkan kekerasan menjadi sedikit menurun tetapi kekuatan logam akan
menjadi lebih kuat.
Dalam pengamatan struktur mikro, dapat terlihat fasa-fasa dalam suatu material. Fasa
adalah suatu daerah dimana pada rentang dan komposisi tertentu mempunyai sifat yang
sama. Antara fasa satu dengan fasa yang lain akan dibatasi oleh batas fasa. Di dalam
struktur mikro terdapat istilah butir, butir adalah kumpulan sel satuan yang mempunyai
arah dan orientasi gerak yang sama yang dilihat dari arah dua dimensi. Batas butir adalah
daerah perbatasan antara butir yang satu dengan butir yang lainnya, dimana pada daerah
batas butir ini adalah daerah yang tidak stabil.
Martensit
Perlit
Bainit
Austenit
Ferit
Untuk dapat melihat struktur mikro dari suatu material khususnya logam kita bisa
menggunakan teknik Metallography. Metallography adalah ilmu yang mempelajari
karakteristik, struktur dari suatu logam atau paduan. Teknik Metallography ini ada
beberapa tahapan, yaitu :
Sectioning
Spesimen uji dipotong dengan ukuran tertentu
Mounting
Pemberian resin pada spesimen uji disekelilingnya agar material tersebut bisa
dipegang.
Grinding, Polishing & Etching
Menghaluskan permukaan material dengan menggunakan grinding dan polishing,
grinding yaitu dengan menggunakan amplas sedangkan polishing dengan
menggunakan kain beludru, pasta gigi yang mengandung alumina atau silica.
Etching adalah proses pencelupan material pada zat kimia tertentu biasanya
adalah larutan etsa, yang berfungsi untuk membentuk kontur pada permukaan
material.
Observing
Mengamati struktur mikro pada spesimen uji dengan menggunakan mikroskop
optik.
BAB III
DATA PERCOBAAN
Mengamati struktur mikro suatu logam dengan cara mengatur-ngatur perbesaran pada
mikroskop dan mengatur fokus serta pencahayannya
Nama Literatur
No Struktur Mikro
Spesimen
Alumuni
1
um 2024
Alumuni
2 um
Murni
Alumuni
um
dengan
3 Produk
Ekstrusi
(Al Mg
Si)
Baja
4 Karbon
Rendah
Baja
5 Karbon
Tinggi
Baja
6 Karbon
Medium
Baja
yang
7
Dilapisi
Cr
Baja
8 yang
Dilapisi
Zn
Baja
9 yang
Dilapisi
Mangan
Baja
Tahan
10 Karat
Austeniti
k (304)
Baja
Tahan
Karat
11
Austeniti
k
(Duflex)
Baja
Tahan
Karat
12
Austeniti
k atau
Duplex
Besi Cor
13
Kelabu
Besi Cor
14
Mellable
Besi Cor
15
Nodular
Besi Cor
16 Putih
Billet
17 Alumuni
um
Inconel
18 Ni Super
Alloy
Kuningan
19 atau
Brass
Struktur
Baja
Lasan
SMAW
20
(daerah
HAZ
Columnar
)
Struktur
Baja
21 Lasan
Friction
Weld
Struktur
Lasan
22
Baja
SMAW
Struktur
Lasan
23 Baja
Austeniti
k (304)
24 Tembaga
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada data dan hasil pengolahan data, terdapat 24 jenis spesimen yang dilihat struktur
mikronya. Masing-masing spesimen mempunyai struktur mikro yang berbeda-beda yang
akan dibahas perkelompok pada tabel di bawah ini :
Baja Karbon
Baja Karbon Rendah (40X) Baja Karbon Medium (40X) Baja Karbon Tinggi (40X)
Tembaga
Alumunium Produk
Alumunium 2024 (40X) Alumunium Murni (40X)
Ekstrusi (Al Mg Si) (40X)
Besi Cor
Besi Cor Kelabu Besi Cor Mellable Besi Cor Nodular Besi Cor Putih
Permukaan patahan Besi cor malleable Bentuk nodular ini Besi cor putih
pada besi cor kelabu adalah besi cor (bulat) akan memiliki kekerasan
berwarna kelabu. putih yang telah menyebabkan yang tinggi
Besi cor kelabu mengalami struktur mikro jenis dibandingkan besi
memiliki grafit perlakuan panas ini menjadi ulet. Hal cor lainnya.
berbentuk serpih, dengan suhu ini bisa disebabkan Terdapat fasa
sehingga memiliki berkisar antara 800- karena bentuk pearlite dan fasa
konsentrasi 900 ⁰C, nodular yang bulat. Fe3C.
tegangan pada menyebabkan Matriksnya bisa White cast iron
ujung-ujung penguraian sementit berupa perlit atau memiliki sifat yang
grafitnya yang menjadi grafit. Pada ferit, tetapi pada sangat keras, dan
mengakibatkan gambar dari literatur gambar terlihat getas. Besi cor jenis
internal strength ataupun hasil bahwa matriksnya ini memiliki wear
naik→ kekerasan pengamatan, terlihat adalah ferit. Butit- resistance yang
dan kekuatan jelas struktur butir terlihat lebih cukup tinggi.
meningkat. Dapat grafitnya yang jelas pada besi cor
terlihat struktur berwarna hitam. nodular
grafit yang Pada gambar juga dibandingkan
berwarna hitam terlihat bahwa dengan besi cor
dengan matriks matriksnya adalah jenis lainnya.
ferit. ferit.
KESIMPULAN
1. Hasil perbandingan dari spesimen uji dengan literatur adalah sebagai berikut :
Alumunium 2024
Besi Cor
Spesimen Uji
Literatur
Besi Cor Kelabu Besi Cor Melleable Besi Cor Nodular Besi Cor Putih
Besi cor kelabu bila dibandingkan dengan literatur lebih banyak terlihat struktur
martensitnya bila dibandingkan dengan spesimen uji. Pada besi cor malleable
hasil spesimen uji dan literatur hampir sama. Pada besi cor nodular, karena
perbesaran pada literatur lebih kecil bila dibandingkan dengan spesimen uji,
maka graphite nodular yang terlihat akan lebih banyak pada literatur. Sedangkan
pada besi cor putih struktur mikronya hampir mendekati dengan literatur.
SARAN
Rangkuman
1. Struktur mikro sangat erat kaitannya dengan sifat dan karakteristik suatu
material, struktur mikro dapat berubah-ubah dengan adanya proses perlakuan
panas atau Heat Treatment antara lain adalah Annealing, Tempering, Normalizing
dan Quenching.
2. Diagram Fasa Fe-C beserta struktur mikro yang terjadi :
Fasa-fasa yang banyak terjadi adalah dalam bentuk Martensit, Perlit, Ferit, Bainit
dan Austenit. Ada titik penting di diagram fasa Fe-C yaitu titik eutectoid dan titik
proetectoid.
Titik eutectoid adalah titik dimana satu fasa cair berubah menjadi 2 fasa padat,
sedangkn titik eutectoid adalah titik dimana satu fasa padat berubah menjadi 2
fasa padat yang lain.
Fasa perlit merupakan sebuah fasa yang terdiri dari + Fe3C, dan fasa ledeburit
adalah sebuah fasa yang terdiri dari Fe3C.
3. Kandungan unsur C pada baja karbon rendah, medium, dan tinggi berbeda-beda,
yaitu baja karbon rendah (0-0,25%), baja karbon medium (0,25-0.6%) dan baja
karbon tinggi (0.6-1.4%). Semakin tinggi kandungan unsur C nya maka akan
semakin banyak martensit yang terbentuk sehingga material akan semakin keras
dan getas.
4. CCT pada baja Eutectoid, Hypoeutectoid, dan Hypereutectoid