Anda di halaman 1dari 10

ABSTRACT

[Draw your reader in with an engaging abstract. It is


typically a short summary of the document. When
you’re ready to add your content, just click here and
start typing.]

SPV MO INDRAMAYU
[Course title]

[DOCUMENT
TITLE]
[Document subtitle]
DAFTAR ISI
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat melihat struktur mikro dari logam baja karbon
2. Dapat mengidentifikasi jenis “struktur” mikro pada logam baja karbon
3. Melakukan analisis struktur mikro (ASM)

II. DASAR TEORI


1. Pengertian Metalografi
Metalografi merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik mikrostruktur
suatu logam dan paduannya serta hubungannya dengan sifat-sifat logam dan
paduannya tersebut. Ada beberapa metode yang dipakai yaitu: mikroskop (optik
maupun elektron), difraksi (sinar-X, elektron dan neutron), analasis (X-ray fluoresence,
elektron mikroprobe) dan juga stereometric metalografi. Pada praktikum metalografi ini
digunakan metode mikroskop, sehingga pemahaman akan cara kerja mikroskop, baik
optik maupun elektron perlu diketahui.

Pengamatan metalografi dengan mikroskop umumnya dibagi menjadi dua, yaitu:

 Metalografi makro, yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran 10 – 100 kali,


 Metalografi mikro, yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran diatas100 kali.

Secara umum informasi yang kita dapat dengan pengamatan metalografi secara
mikroskopis adalah mengenai komposit material, perlakuan pada material, dan sifat
material. Informasi khusus yang dapat kitaa ketahui antara lain : bentuk butir, fasa yang
terbentuk, homogenitas kimia, distribusi fasa, porositas, retak, bahkan proses
perpatahan.

2. Diagram Fasa
Diagram Fasa adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur
dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemenasan yang lambat
dengan kadar karbon. Tidak seperti struktur logam murni yang hanya dipergunakan oleh
suhu, sedangakan struktur paduan dipengaruhi oleh suhu dan komposisi. Dibawah ini
adalah bentuk
dari diagram fasa
pada baja karbon.
Fasa – fasa yang ada di diagram fasa dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Austenit Fasa ini hanya mungkin ada pada baja di temperatur tinggi .Austenit
memiliki sel satuan FCC yang mengandung unsur karbon maksimum hingga 1,7 %.

2. Ferit (disimbolkan dengan α). Fasa ini memiliki bentuk sel satuan BCC yang hanya
dapat “menampung”unsur karbon maksimum 0,025 % pada temperatur 723O.

3. Karbon unsur ini merupakan atom interstisi yang berukuran nsangat kecil yang
cenderung menyisip diantara atom – atom besi.Karbon dapat memperkuat baja dan
meningkatkan kemampuan untuk dikeraskan melalui perlakuan panas (heat
tratment). Unsur ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya retak pada
pengelasan baja karbon, Terutama bila kadar karbonya melebihi 0,25%.

4. Simentit (fe3C).Tidak seperti ferit dan austenit, simentit merupakan senyawa


bersifat sangat keras yang mengandung 6,67%c. Simentit sangat keras, tetapi bila
bercampur dengan ferit yang lunak maka kekerasan keduanya menurun. Campuran
ferit dengan simentit ini bisa disebut Perlit. Laju pendinginan lambat menghasilkan
perlit kasar, sehingga bajanyamudah dimesin tetapi memiliki ketangguhan rendah.
Laju pendinginan cepat menghasilkan perlit halus, bersifat keras dan lebih tangguh.

5. Perlit. Campuran ferit dan simentit berlapis dalam suatu struktur butir disebut
dengan perlit. Jarak Antara pelat – pelat simentit dalam perlit tergantung pada laju
pendinginan baja. Laju pendinginan lebih cepat menghasilkan jarak yang cukup
rapat, sedangakan laju pendinginan lambat menghasilkan jarak yang semakin
jauh/kasar.

3. Fase Yang Terbentuk


a. Ferit

Ferit adalah larutan padat karbon dalam


besi dan kandungan karbon dalam besi
maksimum 0,025% pada temperatur 723 oC.
pada temperatur kamar, kandungan karbonnya
0,008%. Sifat ferit adalah lunak, ulet dan tahan
korosi.

b. Cementite

Merupakan senyawa logam yang


mempunyai kekerasan tinggi atau mengeras
diantara fasa-fasanya yang mungkin terjadi pada
baja yang mengandung 6,67% kadar karbon,
walaupun sangat keras tapi bersifat getas.
c. Austenite

Merupakan larutan padat interstisi


antara karbon dan besi yang mempunyai sel
satuan BCC yang stabil pada temperatur 912oC
dengan siaft yang lunak tapi ulet.

d. Pearlite

Merupakan elekttroid yang terdiri dari 2


fasa yaitu ferit dan cementite. Kedua fasa ini
tersusun dari bentuk yang halus. Perlit hanya
dapat terjadi dibawah 723oC. Sifatnya kuat dan
tahan terhadap korosi serta kandungan
karbonnya 0.83%.

e. Martensit

Merupakan fasa metastable, artinya


tidak bisa melihat fasa. Fasa martensite bisa
dihasilkan dengan pendinginan cepat
(quenching) dengan media air atau oli.

Terminologi pendinginan cepat sepertinya lebih objektif jikalau parameter


yang dilihat adalah sifat mampu kerasnya (hardenability), karena dengan kadar
paduan (alloy) yang bisa meningkatkan sifat mampu keras seperti nikel,
molybdenum, dan mangan, maka suatu baja maupun besi bisa didapat fasa
martensit hanya dengan pendingin udara.

f. Bainit
Bainit adalah zat kebanyakan logam yang
ada dalam perawatan steelheat. Hasil
pendinginan melewati temperatur kritis 723oC
(1333oC). Fasa ini berupa struktur non-lamellar,
umumnya terdiri atas ferrite, carbide, dan sisa
austenite. Dari segi komposisi relative dengan
pearlite, namun terbentuk dengan metode
displacative mechanism.
Seperti halnya martensit, yang kemudian diikuti dengan komposisi karbida.
Selain itu, bainit lebih cepat dari pembentukan pearlite dan lebih rendah dari
martensite untuk baja komposisi yang sama.
4. Struktur Baja Karbon

a. Baja Karbon Rendah


Kandungan karbon 0,1% - 0,3%

b. Baja Karbon Medium


Kandungan karbon 0,3% - 0,85%

c. Baja Karbon Tinggi


Kandungan karbon 0,85% - 1,3%

Struktur yang dimiliki baja ditentukan oleh karbonnya. Pada gambar diatas Ferit
digambarkan dengan warna putih sedangkan Perlit (struktur yang terdiri dari fasa ferit
dan cementit) berwarna kehitaman. Semakin tinggi karbon semakin banyak perlitnya.

III. PERALATAN DAN BAHAN


A. Bahan Percobaan
1. Sampel / Specimen logam baja
 Baja karbon rendah (ST 37 & ST 45)
 Baja karbon medium (ST 60 & ST 80)
 Baju karbon tinggi (Amunit)
2. Kertas Amplas
 Grade kasar (100, 200, 320)
 Grade medium (400, 600, 800)
 Grade halus (1200, 1200)
3. Kain halus
4. Zat polesh (Alumina Cair)
5. Zat kimia etsa (Nital)
6. Air bersih (Kran)
B. Peralatan Percobaan
1. Cutting Machine
2. Rotary Grinding Machine
3. Polishing Machine
4. Mikroskop Metalografi
5. Monitor TV
6. Kamera Fotografi
7. Hair Dryer

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Persiapan benda uji
- Pemotongan
- Pemegangan sample (Mounting)

2. Proses Perataan sample


- meratakan kedua permukaan sample
- Dengan Rotary Grinding dan kertas amplas grade 100

3. Proses penghalusan
- Pada satu permukaan sample
- Proses penghalusan dingin dengan air yang mengalir
- Pengamplasan harus searahuntuk setiap grade
- Proses penghalusan secara bertahap dari grade 220 – 1200

4. Proses Pengkilauan ( Polishing )


- Zat pengkilat Alumina Cair
- Digosokkan pada permukaan benda uji dengan cara diputar
- Sampai mengkilap seperti cermin

5. Proses Kimia Etsa


- Metode tetes
- Menentukan zat nital pada permukaan benda uji

6. Proses Mikroskopis
- melihat struktur mikro logam dengan alat mikroskop
- Pembesaran lensa ( 100 x )
- Fokuskan lensa
- Cari gambar yang paling jelas

7. Proses Fotografi
- Dokumentasi gambar struktur mikro hasil percobaan
V. HASIL PERCOBAAN
Bahan Nama Perbesaran Gambar
ST 37 Devi Monica 100x
Fortuna

ST 45 Dhia Nindhi 100x


Nadia

ST 60 Faiz Alma’arij 100x

ST 80 Falino Reginaldy 100x


Sihombing
Amunit Febryansyah 100x
Ananta

VI. ANALISA STRUKTUR MIKRO

Ferit (kekuningan)
Perlit (kehitaman) yang mengandung
yang mengandung unsur besi
unsur Karbon

Ferit
Perlit (kehitaman) (kekuningan)
yang mengandung yang
unsur Karbon mengandung
unsur besi
Ferit (kekuningan)
Perlit yang mengandung
(kehitaman) yang unsur besi
mengandung
unsur Karbon

Ferit
(kekuningan)
Perlit (kehitaman) yang
yang mengandung mengandung
unsur Karbon unsur besi

Ferit
(kekuningan)
Perlit (kehitaman) yang
yang mengandung mengandung
unsur Karbon unsur besi

Anda mungkin juga menyukai