Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH METALOGRAFI DAN DIFRAKSI

Oleh :

DIENUL HAFIZH

03051381720004

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengenalan Metalografi


Metalografi menyatakan struktur dari metal dan memegang peranan penting
untuk memahami lebih jauh hubungan antara struktur dan sifat-sifat dari baja.
Pemeriksaan struktur dapat dilakukan dengan rentang skala panjang atau tingkat
pembesaran, mulai dari pemeriksaan visual atau pembesaran rendah (~20x) sampai
pembesaran lebih dari 1.000.000x dengan electron microscope. Metalografi juga
bisa termasuk pemeriksaan struktur kristal dengan Teknik seperti difraksi sinar-x.
Namun, alat metalografi yang paling umum adalah light microscope, dengan
pembesaran mulai dari ~50 sampai 1000x dan kemampuan untuk menyelesaikan
fitur mikrostruktur ~0.2μm atau lebih besar.

(a) (b)
Gambar 1. (a) Electrone Microscope, (b) light microscope

Alat pemeriksaan utama lainnya di metalografi adalah Scanning Electrone


Microscope (SEM). Dibandingkan dengan light microscope, SEM memperluas
jangkauan resolusi lebih dari dua kali besarnya, kira-kira 4 nm dalam routine
instruments, dengan nilai tertinggi dibawah 1 nm. Yang memungkinkan melihat
dari 1.000x menjadi >100.000x. SEM juga memberikan kedalaman area yang lebih
besar dibanding light microscope, dengan kedalaman focus berkisar antara 1 μm

pada 10.000x hingga 2mm pada 10x, yang mana lebih besar dua kali lipat

1
daibanding light microscope. Kedalaman area jangkauan yang lebih tinggi ini
memungkinkan topology features yang lebih baik selama penyelidikan
mikroskopik, seperti pemeriksaan permukaan rekahan selama anilisis kegagalan.
Kedalaman area jangkauan juga mungkin menjadi factor pilihan dibanding light
microscope, ketika permukaan yang sangat kasar sedang diperiksa pada tingkat
makroskopik.

Gambar 2. Scanning Electrone Microscope

Namun, meskipun dengan munculnya electron microscope, light


microscope masih yang pertama dan paling penting dalam metalografi. Terkadang
perbandingan dalam struktur mikro tidak memadai dengan SEM di bawah 500x,
sementara itu sangat terlihat dengan light microscope biasa dan sampel yang
disiapkan dengan benar. Memang, light microscope adalah landasan historis dan
praktis metalografi. Light microscope juga ada berbagai jenis mode illumination
yang bisa menambah informasi yang di dapat dari gambar. Sebagai contoh,
polarized-light illumination bisa memperbaiki phase contrast, dan differential
interference contrast (DIC) yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi tinggi
topologi perbedaan pada permukaan sampel yang lebih kecil dari 0,2 μm.
Tujuan dari alat ini adalah agar secara akurat dapat mengungkapkan struktur
material pada permukaan sampel dan dari sebuah spesimen cross-section.
Pemeriksaan bias dilakukan pada tingkat makroskopik, mesoskopik dan
mikroskopik. Sebagai contoh, potongan melintang yang dipotong dari komponen

2
atau sampel dapat diperiksa secara makroskopik oleh light illumination untuk
mengungkapkan berbagai ciri makrostruktural penting (pada urutan 1 mm sampai
1 m) seperti:
 Flow lines pada produk tempa
 Solidification structures pada produk cor
 Karakteristik lasm termasuk kedalaman penetrasi, ukuran fusion-zone dan
jumlah lintasan, ukuran zona yang tekena panas, jenis dan kepadatan
ketidaksempunaan las
 Ukuran umum dan distribusi inclusions dan stringers
 Ketidaksempuranaan fabrikasi, seperti lap, cold welds, folds, dan seams,
dalam produk tempa
 Porositas gas dan susut pada produk cor
 Kedalaman dan keseragaman lapisan yang mengeras dalam kasus produk
yang mengeras

Pemeriksaan makroskopik permukaan komponen juga penting dalam


mengevaluasi kondisi material atau penyebab kegagalan ini, termasuk:
 Karakterisasi sifat makrostruktur permukaan fraktur dan perubahan dalam
proses crack-propagation
 Estimasi kekerasan permukaan, pola grinding, dan sudut mengasah
 Evaluasi integritas pelapisan dan keseragaman
 Penentuan luas dan bentuk serangan korosif
 Evaluasi kecenderungan oksidasi
 Asosiasi kegagalan dengan lasan, solder, dan operasi pengolahan lainnya.

Daftar sifat makrostuktural ini dalam karakteristik logam, meski tidak


lengkap, mewakili beragam sifat yang dapat dievaluasi dengan light microscope.

1.2 Transformasi dan Struktur Kristal dari Besi


Pada pemanasan dari besi murni pada temperature ruang akan
memperlihatkan dua jenis allotropic yang berbeda. Ketika besi dipanaskan berubah
dari satu bentuk fase ke-bentuk fase yang lain selama proses pemanasan dan
temperatur konstan terhadap waktu maka disebut dengan panas laten.

3
Apabila suatu sampel besi dipanaskan pada kondisi tunak dengan temperatur terus
meningkat, ketika suhu tertahan maka transformasi dimulai, temperatur akan
kembali konstan sampai transformasi lengkap. Begitu juga ketika dilakukan
pendinginan akan mengalami sifat yang hampir sama pada pemanasan.
Dua bentuk allotropic yang terjadi yaitu fase ferrit dan austenite dan diantara
daerahnya stabil. Transformasi pemanasan dan pendinginan yang dilalui pada besi
murni seperti terlihat pada gambar 3.
Ferrit stabil di bawah temperatur 9110C, pada temperatur 13920C atau titik
melting fase yang terbentuk adalah α – iron dan δ – iron. Austenite ditandai dengan
γ – iron stabil antara temperatur 9110C sampai 13920C, besi bersifat ferromagnetic
pada temperatur ruang. Sifat magnetik berkurang dengan meningkatnya temperatur
dan menghilan pada temperatur 7690C pada titik Curie.

Dimana : A = Arreter/delay (Penundaan)


C = Chaufer/heating (Pemanasan)
R = Refoirder/cooling (Pendinginan)
Gambar 3. Pemanasan dan pendinginan besi murni

4
Atom-atom dibentuk pada bentuk anguler tiga dimensi yang disebut dengan
struktur kristal. Pada besi digambarkan (gambar 4) sebagai bentuk kubik yang
tertumpuk atom-atom pada sudut sisi-sisinya, sehingga pada satu kubus terdapat 8
atom pada masing-masing sudut sisinya yang saling bertumpuk dengan kubus
lainnya, ini disebut dengan unit sel .

Gambar 4. Struktur kristal dan Ferit dan Austenit

Ferrit, disamping memiliki atom-atom pada sudut sisi-sisinya juga memiliki atom
lain pada inter sisi dari diagonal body kubus atau yang disebut dengan Body Centre
Cubic Lattice (BCC). Panjang sisi dari unit sel kubus tersebut adalah 2,87
Angstrong = 10-10m.
Austenite memiliki sel satuan Face Centre Cubic Lattice (FCC) dengan
panjang sisi 3,57 Angstrong yang di-extrapolasi pada temperatur 200C. Struktur
dari unit sel pada α – iron dan δ – iron seperti terlihat pada gambar 5. Pada γ – iron
memiliki unit sel yang lebih panjang dari α – iron tetapi kandungan atom yang
dimiliki mempunyai density yang lebih besar 8,22 gr/cm3 untuk γ – iron pada 200C
dan 7,93 gr/cm3 untuk α – iron.

5
Gambar 5. Digram Kesetimbangan Besi-Karbon Kurang dari 1,4%C

1.3 Diagram Keseimbangan Besi Karbon


Paduan yang penting dari baja adalah karbon, hal ini dapat dijelaskan bahwa
material ini memiliki sifat-sifat yang sangat luas dan yang membuat material ini
sering digunakan dan banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada
temperatur ruang pembekuan dari karbon pada α – iron sangat lambat dan atom-
atom karbon jarang ditemukan diantara atom-atom besi itu sendiri. Sebagai
pengganti karbon dikombinasi dengan besi karbida yang disebut dengan simentit.
Besi karbida mungkin hadir sebagai lamel-lamel dengan lamel-lamel ferrit yang
keduanya membentuk fase baru yang bernama pearlit.
Pada besi dengan kandungan karbon 0,8% proporsi pearlit dapat dicapai 100%.
Proporsi pearlit pada struktur meningkat dengan meningkatnya kandungan karbon pada
baja sampai 0,8%. Karbon yang berlebihan jumlahnya akan terbentuk sebagai grain
boundry carbida. Baja yang mengandung 0,8% karbon disebut juga baja eutectoid. Jika

6
karbon dipadu dengan transformasi dari besi dengan range temperatur dan kandungan
karbon yang dimiliki dapat dilihat pada gambar 5 dan 6.

Gambar 6. Digram Kesetimbangan Besi-Karbon

Variasi mikrostruktur pada besi karbon dapat dilakukan dengan cara


perlakuan panas. Untuk kelengkapan dari diagram fase yang memiliki kandungan
karbon jauh lebih tinggi sampai 6% dapat dilihat pada gambar 4. Dimana kita lihat
bahwa pada pembekuan dari besi – karbon yang lebih dari 0,8% fase austenite lebih
banyak terbentuk dibanding ferrit.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ferite
Ferrit, atau α-ferrit (α-Fe) atau besi alfa, adalah istilah ilmu
material untuk besi murni dengan struktur kristal body-centered cubic (B.C.C).
Struktur kristalin ini memberikan sifat magnetik baja dan besi tuang, dan
merupakan contoh sederhana dari bahan ferromagnetik. Memiliki kekuatan
280 N/mm2, kekerasan kira-kira 80 Brinell dan memiliki konduktifitas yang tinggi.
Ferit atau besi alfa (α) merupakan larutan padat intertisi dari atom-atom
karbon pada besi murni. Larutan maksimum karbon pada ferit adalah 0,025% C
yaitu pada temperatur 723oC. Pada temperatur kamar larutan ini sekitar 0,08% C.
Ferit mempunyai satuan sel-sel kubus dalam atau BCC dan berada di bawah
temperatur 910oC. Sifat ferit ini lunak dan ulet, sehingga memberikan kemampuan
bentuk pada logam.
Ferit biasanya di aplikasan sebagai inti dari induktor, dikarenakan ferit tidak
menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada inti besi. Ini
dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya
yang tinggi mencegah arus eddy Struktur mikro dari ferit dapat dilihat pada gambar
7.

Gambar 7. Struktur Mikro Ferit

8
2.2. Austenite
Austenite atau besi gamma (γ) merupakan larutan interstisi. Austenite
mempunyai struktur Face centered cubic (FCC). Besi gamma merupakan fasa yang
terbentuk pada terbentuk pada temperatur 1140 derajat celcius, dengan kelarutan
karbon 2,08%. Kelarutan karbon akan turun menjadi 0,08% pada 723 derajat
celcius. Fasa ini memiliki ketahanan karat yang lebih baik daripada fasa yang lain.
Fase Austenite memiliki struktur atom FCC (Face Centered Cubic). Dalam
keadaan setimbang fase Austenite ditemukan pada temperatur tinggi. Kelarutan
atom karbon di dalamlarutan padat Austenite lebih besar jika dibandingkan dengan
kelarutan atom karbon pada fase Ferrite. Secara geometri, dapat dihitung
perbandingan besarnya ruang intertisi didalam fase Austenite (atau kristal FCC) dan
fase Ferrite (atau kristal BCC). Perbedaan ini dapat digunakan untuk menjelaskan
fenomena transformasi fase pada saat pendinginan Austenite yang berlangsung
secara cepat. Selain pada temperatur tinggi, Austenite pada sistem Ferrous dapat
pula direkayasa agar stabil pada temperatur ruang. Elemen-elemen seperti
Mangan dan Nickel misalnya dapat menurunkan laju transformasi dari gamma-
austenite menjadi alpha-ferrite. Dalam jumlah tertentu elemen-elemen tersebut
akan menyebabkan Austenite stabil pada temperaturruang. Contoh baja paduan
dengan fase Austenite pada temperatur ruang misalnya adalahBaja Hadfield
(12%Mangan) dan Baja Stainless 18-8 (8%Ni).
Austenite mempunyai sifat lunak dan liat. Di bawah ini gambar struktur
mikro dari austenite. (Gambar 8).

Gambar 8. Struktur Mikro Austenite

9
2.3 Perlit
Perlit merupakan campuran dari ferit dan simentit. Kedua fasa ini tersusun
dengan bentuk lapisan-lapisan halus dan terjadi di bawah temperature 723 oC..
Pearlite dianggap sebagai satu fasa sendiri, karena memberikan kontribusi sifat
yang seragam. Seperti dijelaskan di atas, di dalam satu fasa, biasa terbentuk dalam
satu butir. Namun, untuk Pearlite berbeda, karena ada dua fasa dalam satu butir.
Karena butir berukuran lebih besar dari ukuran fasa Ferrite dan Cementite itu
sendiri (ukuran terkecil yang bisa dikarakterisasi sebesar ukuran indentasi dari uji
keras mikro vickers, sekitar 50 mikron), maka Pearlite, atas kesepakatan bersama
para ahli material, digolongkan sebagai satu fasa dalam satu butir. Pearlite memiliki
morfologi mirip seperti lapisan (lamellae) antara Ferrite (hitam) dan Cementite
(putih).
Sifat dari perlit ini adalah lebih keras dan lebih kuat dari ferit tetapi kurang
ulet. Di bawah ini gambar struktur mikro dari Perlit (Gambar 9)

Gambar 9. Struktur Mikro Perlit

2.3.1 Formasi dari Perlit


Secara umum variasi struktur baja selama pendinginan tergantung pada
waktu dan temperatur selama transformasi itu dimulai dan berakhir. Struktur hasil
pendinginan dapat diamati dan dipelajari melaui mikrostruktur.
Jika baja eutectoid didinginkan dari temperatur austenite kita dinginkan
misalnya dari 850oC ke 750oC dan ditahan pada temperatur ini maka tidak akan

10
terjadi transformasi pada daerah ini. Apabila temperatur diturunkan sampai 650 oC
perlit akan mulai terbentuk setelah 1 detik dan transformasi akan sempurna setelah
210 detik (lihat kurva II pada gambar 10.a). Temperatur terbentuknya perlit
diturunkan maka lamel-lamel perlit akan meningkat menjadi lebih baik dan menjadi
austenite. Jika kita mentransformasi baja hypo-eutectoid seperti gambar 10.b, pada
temperatur 750 oC hanya ferrit memisah dan keseimbangan dibentuk antara ferrit
dan austenite (kurva I). jika pada temperatur 650oC ferrit memisah adan diikuti
dengan interval singkat terbentuknya perlit.

Gambar 10. Struktur Transformasi dari Hasil Pendinginan


(a) 0,8% C, (b) 0,45% C, (c) 1%C

11
Pada baja hyper-eutectoid (Gambar 13.c) simentit memisah dan diikuti
dengan terbentuknya perlit.
Formasi perlit ditandai dengan pertumbuhan batas butir austenite atau di
sepanjang batas butir akibat energi diffusi permukaan dari batas butir. Proses ini
telah diamati oleh Hillert yang menemukan bahwa formasi perlit dapat ditandai
pada permukaan batas antar ferrit atau simentit yang mana perlit tumbuh sebagai
junction (ranting). Pelet-pelet simentit dan ferrit tumbuh dalam bentuk junction jika
karbon bertransformasi dari austenite. Akibat difusi pada ferrit dan simentit maka
terbentuk ranting-ranting perlit pada batas butir dan semakin lama semakin banyak.
Dan banyaknya perlit yang terbentuk tergantung pada system pendinginan dan
kandungan karbon yang dimiliki. Formasi model terbentuknya perlit dapat dilihat
pada gambar 11 di bawah ini. Gambar 12 menunjukkan bagaimana Perlit terbentuk.

Gambar 11. Skematik Terbentuknya Perlit

Gambar 12. Pertumbuhan Perlit pada Batas Butir

12
Perlit biasanya diaplikasikan pada cutting tools, high strength wires, pisau,
pahat, dan paku.

2.4 Martensit
Martensit memiliki stuktur Body Centered Tetragonal (BCT). Sel satuan ini
memiliki satu atom pada pusat kubus dan seperdelapan atom pada delapan titik
sudutnya. Sel satuan ini memiliki dua sumbu yang sama Panjang dan satu sumbu
berbeda. Sudut antara sumbu pada struktur BCT adalah 90 derajat.
Martensit dibentuk dalam baja karbon dengan pendinginan cepat
(quenching) dari temperature austenite di dalam pendinginan secara quenching
dengan air menyebabkan karbon tidak berdifusi keluar dan terperangkap di dalam
larutan padat lewat jenuh yang selanjutnya mendorong pembentukan fase martensit
(dalam bentuk struktur BCT) dengan mekanisme transformasi geser.
Transformasi geser terjadi karena pergerakan atom-atom secara simultan
akibat tegangan geser yang timbul oleh pendinginan cepat pada austenite jenuh.
Akibatnya permukaan austenite yang bertansformasi tersebut akan berotasi (tilting)
membentuk orientasi tersendiri dan memberikan efek deformasi palstis di
sekelilingnya. Orientasi kristalografi matersit seperti dikemukakan oleh beberapa
peneliti seperti terlihat pada gambar 13 di bawah ini.

Gambar 13. Transformasi Geser terbentuknya Martensit

Karbon pada keadaan ini menempati posisi oktahedral (octahedral site) pada
struktur kristal Body Center Tetragonal (BCT). Terjadi perubahan parameter unit

13
sel yang dinyatakan oleh tetragonalitas. Tetragonalitas akan meningkat dengan
naiknya kandungan karbon. Besarnya tetragonalitas adalah: Tetragonalitas = 1 Z +
0,045 wt%C. Pergeseran atom dari BCC menjadi BCT seperti pada gambar 14.

Gambar 14. Transformasi Unit Sel Terbentuknya BCT

Pembentukan martensit tergantung pada komposisi karbon yang dikandung.


Kandungan karbon mempengaruhi bentuk martensit. Secara umum martensit
diklasifikasikan menjadi lath martensit dan plate martensit. Semua elemen paduan
kecuali Co merendahkan temperatur pembentukan martensit. Lath dan plate
martensit dapat dilihat dalam gambar 15 di bawah ini.

Gambar 15. Hubungan Temperatur dan Kandungan Karbon terbentuknya


Martensit

Sifat dari Martensit ini adalah keras dan getas jarena telah mengalami
perlakuan panas hingga mencapai austenite stabil pada suhu kritis yang kemudian
didinginkan dengan cepat. Martensit biasanya diaplikasikan pada keramik yang

14
diperkuat seperti yttria-stabilized zirconia yang stabil dan baja khusus seperti TRIP
steel. Di bawah ini gambar struktur mikro dari Martensi (Gambar 16 dan 17)

Gambar 16. Martensit di baja AISI 4140

Gambar 17. 0.35%C Steel, water-quenched from 870 °C

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Metalografi menyatakan struktur dari metal dan memegang peranan penting


untuk memahami lebih jauh hubungan antara struktur dan sifat-sifat dari baja.

Macam-macam struktur pada baja:


1. Ferit
Ferrit, atau α-ferrit (α-Fe) atau besi alfa, adalah istilah ilmu
material untuk besi murni dengan struktur kristal body-centered
cubic (B.C.C). Struktur kristalin ini memberikan sifat magnetik baja dan
besi tuang, dan merupakan contoh sederhana dari bahan ferromagnetik.
Memiliki kekuatan 280 N/mm2, kekerasan kira-kira 80 Brinell dan memiliki
konduktifitas yang tinggi.
2. Austenit
Austenite atau besi gamma (γ) merupakan larutan interstisi. Austenite
mempunyai struktur Face centered cubic (FCC). Besi gamma merupakan
fasa yang terbentuk pada terbentuk pada temperatur 1140 derajat celcius,
dengan kelarutan karbon 2,08%. Kelarutan karbon akan turun menjadi
0,08% pada 723 derajat celcius. Fasa ini memiliki ketahanan karat yang
lebih baik daripada fasa yang lain.
3. Perlit
Perlit merupakan campuran dari ferit dan simentit. Kedua fasa ini tersusun
dengan bentuk lapisan-lapisan halus dan terjadi di bawah temperature
7230C. Sifat dari perlit ini adalah lebih keras dan lebih kuat dari ferir tetapi
kurang ulet.
4. Martensit
Martensit memiliki stuktur Body Centered Tetragonal (BCT). Sel satuan ini
memiliki satu atom pada pusat kubus dan seperdelapan atom pada delapan
titik sudutnya. Sel satuan ini memiliki dua sumbu yang sama Panjang dan

16
satu sumbu berbeda. Sudut antara sumbu pada struktur BCT adalah 90
derajat.
Martensit dibentuk dalam baja karbon dengan pendinginan cepat
(quenching) dari temperature austenite di dalam pendinginan secara
quenching dengan air menyebabkan karbon tidak berdifusi keluar dan
terperangkap di dalam larutan padat lewat jenuh yang selanjutnya
mendorong pembentukan fase martensit (dalam bentuk struktur BCT)
dengan mekanisme transformasi geser

17
DAFTAR PUSTAKA

ASM International. (2004). Metallography and Microstrutures.


Thelning, K. E. (2000). Steel and Its Heat Treatment (Second Edition ed.). Oxford:
Butterworth-Heinemann Linacre House.
Wikipedia. Martensite. Diperoleh 05 Februari 2018, dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Martensite
Wikipedia. Ferrite. Diperoleh 05 Februari 2018, dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Ferrite_(iron)
Wikipedia. Austenite. Diperoleh 05 Februari 2018, dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Austenite
Jeflo. (2012, 7 Juni). Material Teknik. Diperoleh 05 Februari 2018, dari
http://asaladong.blogspot.co.id/2012/06/material-teknik.html
Infometrik. (2011, 6 Agustus). Perlakuan panas logam (1): Diagram Fasa,
Diperoleh 05 Februari 2018, dari
http://www.infometrik.com/2011/08/perlakuan-panas-logam-1-diagram-
fasa/

18

Anda mungkin juga menyukai