Anda di halaman 1dari 4

Microstructure of Steels

Struktur mikro pada paduan besi-karbon berpengaruh pada sifat-sifat mekaniknya.


Struktur mikro pada baja antara lain:

a) Pearlite
Struktur mikro yang terbentuk ketika melewati daerah fasa γ ke fasa α+Fe 3C, misalkan
baja eutectoid dengan kandungan karbon 0,76% ketika didinginkan secara perlahan dari suhu
austenite sehingga terbentuk dua fasa yaitu ferrite (α) dan cementite (Fe3C) atau bisa disebut
pearlite. Pearlite berbentuk seperti lamel atau lapisan-lapisan tipis yang bertumpuk secara
bergantian. Pearlite terbentuk dari fasa austenite yang mempunyai komposisi eutektoid maka
jumlah dan komposisi pearlite sama dengan jumlah dan komposisi austenite eutektoid yang
ditransformasikan. Sifat mekanik pearlite merupakan kombinasi dari ferrite yang memiliki
sifat lunak, ulet dan cementite yang memiliki sifat keras, getas. gambar struktur mikro
pearlite bisa dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur mikro pearlite dengan perbesaran 500X (Callister & Rethwisch, 2009).

Struktur mikro pearlite pada Gambar 1 terdiri dari ferrite (α) yang memiliki daerah
lebih terang sedangan cementite (Fe3C) pada daerah yang lebih gelap (Callister & Rethwisch,
2009).

b) Austenite
Fasa Austenite memiliki struktur kristal FCC (Face Centered Cubic). Fasa ini bersifat
non magnetik. Kelarutan atom karbon didalam larutan padat austenite lebih besar jika
dibandingkan dengan kelarutan atom karbon pada fasa ferrite (sebesar 2,14%). Pada besi
murni, fase austenite mulai terbentuk pada temperatur 912oC (1674oC) sampai temperatur
1394oC. Diatas temperatur 1394oC (2541oF) fasa austenite bukanlah bentuk besi yang stabil
karena struktur kristalnya berubah kembali menjadi fasa body centered cubic (BCC) atau
besi-δ (William D. Callister, 2015). Struktur mikro austenite ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Struktur mikro austenite dengan perbesaran 325X (Callister, Jr., and William, D.,
1994).

c) Martensite
Martensite terbentuk ketika baja paduan didinginkan secara cepat dari suhu austenite ke
suhu yang relatif rendah (Sekitar suhu kamar). Martensite memiliki bentuk struktur kristal
body centered tetragonal (BCT). Transformasi martensite terjadi ketika tingkat pendinginan
cukup cepat untuk mencegah terjadinya difusi karbon. Setiap difusi karbon yang terjadi akan
menyebabkan pembentukan ferrite dan cementite. Dari berbagai struktur mikro yang
dihasilkan untuk baja paduan, martensite adalah struktur yang paling keras dan kuat akan
tetapi memiliki sifat yang paling getas. Kekerasan yang dihasilkan oleh struktur martensite
tergantung pada kandungan karbon pada baja paduan. Struktur mikro martensite berbentuk
jarum seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Struktur mikro martensite dengan perbesaran 1220X (William D. Callister, 2015).
d) Ferit
Fasa ini disebut alpha (α). Ruang antar atomnya kecil dan rapat sehingga hanya sedikit
menampung atom karbon. Oleh sebab itu daya larut karbon dalam ferit rendah < 1 atom C per
1000 atom besi. Pada suhu ruang, kadar karbonnya 0,008%, sehingga dapat dianggap besi
murni. Kadar maksimum karbon sebesar 0,025% pada suhu 723 OC. Ferit bersifat magnetik
sampai suhu 768 OC. Ferit lunak dan liat. Kekerasan dari ferit umumnya berkisar antara 140-
180 HVN.

e) Bainit
Bainit merupakan fasa yang terjadi akibat transformasi pendinginan yang sangat cepat
pada fasa austenit ke suhu antara 250-550°C dan ditahan pada suhu tersebut (isothermal).
Bainit adalah struktur mikro dari reaksi eutektoid (γ → α + Fe 3C) non-lamellar (tidak berupa
lapisan). Bainit merupakan struktur mikro campuran fasa ferit dan sementit (Fe 3C).
Kekerasan bainit kurang lebih berkisar antara 300-400 HVN.

f) Sementit
Pada paduan besi melebihi batas daya larut membentuk fasa kedua yang disebut
karbida besi (sementit). Karbida besi mempunyai komposisi kimia Fe 3C. Sementit sangat
keras. Karbida besi dalam ferit akan meningkatkan kekerasan baja. Akan tetapi karbida besi
murni tidak liat, karbida ini tidak dapat menyesuaikan diri dengan adanya konsentrasi
tegangan, oleh karena itu kurang kuat. Kekerasan sementit adalah 800 HVN (Anom
Yogantoro, 2010).

Pengujian struktur mikro.


Untuk melihat keseragaman lapisan struktur mikro pada permukaan suatu specimen
digunakan mikroskop optik.
Sebelum dilakukan pengamatan, spesimen dilakukan proses preparasi terlebih dahulu
yaitu proses pengamplasan, polishing dan pengetsaan.
Proses pengamplasan dilakukan mengunakan amplas dengan tingkat kekasaran amplas :
200, 400, 800, 1200, 1500, 3000 dan 5000 sampai permukaan rata dan halus serta tidak ada
goresan.
Berikutnya adalah proses polishing dengan menggunakan autosol dan kain bludru.
Spesimen dipolishing sampai permukaan spesimen mengkilap.

Terakhir dilakukan proses pengetsaan menggunakan cairan kimia (etanol 10 ml dan


HNO3 10 tetes). Larutan tersebut dicampurkan kedalam gelas ukur dan dilanjutkan dengan
proses pencelupan spesimen kedalam gelas ukur selama 7 detik. Untuk proses pengerjaan
preparasi dan foto mikro dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

(a) (b) (c) (d)

Keterangan proses pengujian strutur mikro:

(a) Pengamplasan roda gigi,

(b) Polishing roda gigi,

(c) Pengetsaan roda gigi, dan

(d) Pengamatan struktur mikro.

(Lab Material UNDIP, 2016).

Anda mungkin juga menyukai