PENDAHULUAN
istimewa yang menjadi dasar penggunaanya. Salah satu sifat yang dimiliki oleh
logam adalah sifat mekanik. Sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh logam antara
(memanjang) dan sifat kekerasannya akan naik. Contoh lain hasil dari heat
mekaniknya yang dapat diketahui, fasa yang ada juga dapat diketahui.Perlakuan
( u n t u k finishing product) , s e r t a s i f a t m a m p u l a s , s i f a t m a m p u m e s i n ,
sebelumnya.
1.2 Identifikasi Masalah
perlakuan panas pada logam dan diharapkan juga mampu menjadi bahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
mempelajari tentang perubahan sifat dan struktur pada logam akibat pemberian
dengan tiga hal : temperatur, waktu, dan komposisi. Logam tersusun dari atom –
atom yang memiliki ikatan metalik. Setiap atom yang berikatan metalik akan
membentuk satu kristal. Kristal ini memiliki strukturdan orientasi sendiri bergantung
sumbu terbentuknya kristal tersebut, dan setiap kristal yang berada dalam satu
orientasi akan berkumpul membentuk satu butir. Struktur kristal dipengaruhi oleh
jumlah elemen paduan yang mampu menyelinap di sela - sela ikatan atom, atau
paduan tersebut menyelinap (interstisi), atau mengganti (substitusi). Atom itu tidak
diam, tapi bergerak. Atom dalam setiap logam mampu bergerak dan berpindah
temperatur) dan komposisi elemen paduan (diwakilkan oleh persen berat unsur).
Secara alamiah, suatu lingkungan yang padat akan cenderung mencari kestabilan dengan
mengurangi kepadatannya menuju lingkungan lain yang kurang padat. Itu adalah proses
difusi ; dipengaruhi oleh gradien komposisi. Namun, untuk bisa berpindah, butuh
energi. Kombinasi dari keduanya, maka kita akan mendapatkan ilmu pertama
M.G. pada tahun 1949. Diagram ini, tidak dibuat dalam semalam, tapi selama
oleh Springerlink . Komponen dari diagram fasa ada dua : komposisi karbon
(sumbu X) dan temperatur (sumbu Y). Di tengah diagram tersebut ada “peta” dari
jenis fasa yang terbentuk. Keterangan dari tulisan yang ada disana akan
dijelaskan di bawah.
Delta Iron merupakan fasa yang terbentuk dan stabil pada temperatur
sekitar 1500OC. Pada daerah ini, karbon yang bisa menjadi interstisi di dalam besi
maksimal sekitar 0.09%. Fasa delta ini cenderung lunak dan tidak stabil pada
suhu kamar. Struktur kristal yang terbentuk adalah BCC. Gambar di sebelah
kanan menunjukkan gambar struktur mikro Delta Iron yang di etching (digores)
2. Ferrite (α).
Ferrite (α) merupakan fasa yang terbentuk pada temperatur sekitar 300-
723OC. Pada daerah ini, kelarutan karbon maksimalnya adalah 0,025% pada
temperatur 725OC, dan turun drastis menjadi 0% pada 0 derajat celcius. Fasa ini
pendinginan lambat. Fasa ini lunak, dan memberikan kemampuan bentuk pada
logam. Gambar ini menunjukkan struktur fasa ferrite yang berwarna hitam, dan
austenite yang berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa, selain lunak, ferrite
3. Cementite (Fe3C).
memberikan sifat keras pada fasa ini, dan berkontribusi bersama dengan ferrite
untuk menentukan kekuatan dari suatu logam. Gambar ini menunjukkan fasa
cementite yang didapatkan dari proses pendinginan lambat baja cor putih.
4. Pearlite (α + Fe3C).
dianggap sebagai satu fasa sendiri, karena memberikan kontribusi sifat yang
seragam. Seperti dijelaskan di atas, di dalam satu fasa, biasa terbentuk dalam
satu butir. Namun, untuk Pearlite berbeda, karena ada dua fasa dalam satu butir.
Karena butir berukuran lebih besar dari ukuran fasa Ferrite dan Cementite itu
sendiri (ukuran terkecil yang bisa dikarakterisasi sebesar ukuran indentasi dari uji
bersama para ahli material, digolongkan sebagai satu fasa dalam satu butir.
Pearlite memiliki morfologi mirip seperti lapisan (lamellae) antara Ferrite (hitam)
dan Cementite (putih). Pada ini, bisa dilihat struktur mikro dari pearlite tersebut.
5. Austenite (γ).
turun menjadi o,08% pada 723OC. Fasa Austenite terlihat jelas pada gambar di
bagian Ferrite di atas, berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa fasa ini
memiliki ketahanan karat yang lebih baik daripada fasa yang lain. Austenite
daerah pendinginan pun memiliki dua garis mendatar : eutectoic dan eutectoid
terletak pada garis komposisi 0,8 % karbon, sedangkan titik eutectic terletak
pada garis komposisi 4% karbon. Biasanya, baja yang terletak pada daerah
eutectoid disebut baja karbon, sedangkan pada daerah 4% karbon disebut baja
cor. Pada baja karbon, ada baja karbon yang kandungan karbonnya rendah
(dibawah 0,8%) dan tinggi (diatas 0,8%). Dengan kesepakatan bersama, baja
dengan kandungan karbon dibawah 0,8% disebut baja karbon rendah, medium,
dan tinggi, sedangkan baja dengan kandungan karbon diatas 0,8% disebut baja
saja (steel).
b. Menghaluskan butir.
d. Memperbaiki machineability
c. Process annealing.
d. Spheroidizing.
e. Normalizing.
f. Homogenizing
a. Hardening.
b. Tempering.
hardening).
dengan tujuan mendapatkan struktur, butiran yang halus dan seragam untuk
paduan rendah. Kekerasan yang akan diperoleh dari perlakuan ini tergantung
pada ukuran, komposisi baja serta laju pendinginan. Normalizing tidak dapat
memperbaiki sifat mekanik baja karbon struktural dan baja-baj paduan rendah.
memanaskan baja 850 derajat sampai 900 derajat, kemudian setelah suhu
2. Mengeliminasi struktur yang kasar yang diperoleh dari akibat pendinginan yang
temperatur pengkarbonan.
dalam furnace. Tujuan untuk memperbaiki ukuran butir dan machinibility . Pada
proses full annealing ini biasanya dilakukan memanaskan logam sampai ke atas
furnace atau dalam bahan yang mempunyai sifat penyekat panas yang baik).
waktu tahan (holding time) terlalu lama biasanya butiran kristal austenitenya akan
kasar dan bila didinginkan dengan lambat akan menghasilkan ferrit atau pearlite
yang kasar sehingga sifat mekaniknya juga kurang baik (akan lebih getas).
pendinginan perlahan-lahan.
Perlu diingat bahwa baja dengan kandungan karbon dibawah 0,3% C itu tidak
dilakukan dengan pengerjaan dingin (cold working) tetapi perlu diingat bahwa
efek dari cold working ini akan timbul yang namanya tegangan dalam atau
tegangan sisa. Untuk menghilangkan tegangan sisa ini perlu dilakukan proses
4. Tempering.
maka jarang digunakan dalam aplikasi. Perlu mekanisme perlakuan panas agar
martensit yang telah terbentuk dapat dimodifikasi sifatnya dan dihasilkan baja
Proses ini terdiri atas dua tahap, dimana di dalamnya terjadi reduksi kadar
karbon dalam martensit hingga 0.3%. Kekerasan baja menurun dan keuletannya
6. Speroidisasi (Spherodizing).
berbentuk bulat (spheroid ) pada matriks ferrite. Pada proses Spheroidizing ini
hypereutectoid yang dianneal itu mempunyai struktur yang terdiri dari pearlite
temperature tersebut dalam waktu yang lama (sekitar 24 jam) baru kemudian
didinginkan. Karena berada pada temperature yang tinggi dalam waktu yang
lama maka cemented yang tadinya berbentuk plat atau lempengan itu akan
hancur menjadi bola-bola kecil ( sphere) yang disebut dengan spheroidite yang
1. Karburasi.
Cara ini sudah lama dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi
dipanaskan di atas suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon, baik dalan
bentuk padat, cair ataupun gas. Beberapa bagian dari cara kaburasi yaitu
2. Karbonitiding.
atas suhu kritis di dalam lingkungan gas dan terjadi penyerapan karbon dan
nitrogen. Keuntungan karbonitiding adalah kemampuan pengerasan lapisan luar
relative murah ketebalan lapisan yang tahan antara 0,80 mm - 0,75 mm.
3. Cyaniding
memperoleh specimen yang keras pada baja karbon rendah yang sulit
4. Nitriding
kasus ini menguntungkan karena fakta bahwa kasus sulit diperoleh dari pada
karburasi. Banyak bagian-bagian mesin seperti silinder barrel and gear dapat
dikerjakan dengan cara ini. Proses ini melibatkan theexposing dari bagian untuk
gas amonia atau bahan nitrogen lainnya selama 20 sampai 100 jam pada 950 °
F. The inwhich kontainer pekerjaan dan gas Amoniak dibawa dalam kontak harus
1. Densitas.
2. Viskositas.
menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai
sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah,
1. Air garam.
Air garam memiliki viskositas yang rendah sehingga nilai kekentalan cairan
kurang, sehingga laju pendinginan cepat dan massa jenisnya lebih besar
pendinginannya.
2. Air.
Air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dari air garam,
3. Solar.
Solar memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan dengan air dan massa
lambat.
4. Oli.
dengan media pendingin lainnya dan massa jenis yang rendah sehingga laju
dan selesai pada A1’, dan akan menghasilkan perlit kasar. Ini terjadi karena
sekitar Rc 15.
temperatur di bawah temperatur kritis (diatas daerah nose diagram). Pada kurva
pada normalizing. Disini tampak bahwa transformasi dimulai dan selesai pada
temperatur yang berbeda, sehingga akan diperoleh perlit dengan ukuran butir
yang bervariasi. Yang terjadi pada temperatur lebih tinggi akan lebih kasar dan
yang terjadi pada temperatur lebih rendah akan lebih halus, sehingga ada
sebagian perlit kasar dan sisanya perlit medium. Perlit yang lebih halus akan
dihasilkan dengan kurva pendinginan 4 yang lebih cepat lagi, seperti pada
quench.
mulai lebih awal, tetapi akan berhenti ketika kurva pendinginan menyinggung
akan mulai lagi ketika mencapai temperatur Ms, austenit akan menjadi martensit.
Sehingga setelah akhir transformasi akan diperoleh 25% perlit dan 75%
martensit.
pada water quench. Tidak terjadi transformasi sebelum mencapai temperatur Ms,
yang seluruhnya martensit juga masih dapat dicapai dengan laju pendinginan
yang sedikit lebih lambat, tetapi paling tidak laju pendinginannya harus seperti
kurva pendinginan 7, bila lebih lambat akan ada sebagian austenit yang menjadi
perlit. Karena itu laju pendinginan yang tepat menghasilkan 100% martensit
6. Pada baja karbon bainit baru dapat diperoleh bila dilakukan pendinginan secara
isothermal, seperti pada kurva pendinginan 8. cara seperti ini dilakukan pada
proses austempering.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
paduan dalam keadaan padat, sebagai suatu upaya untuk memperoleh sifat-sifat
tertentu. Proses laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai
dengan pemanasan sampai ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan
3.2 Saran
ini, dapat kiranya mahasiswa lebih pro-aktif lagi untuk mencari literatur-literatur
bimbingan yang intensif dari pihak dosen, sehingga diperoleh hasil yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amstead, BH.1997. Teknologi Mekanik jilid 1.Jakarta : Erlangga
Utama
https://id.scribd.com/doc/218299246/Perlakuan-Panas-Pada-Logam
http://www.scribd.com/doc/180726155/MENGENAL-PERLAKUAN-PANAS-HEAT-
TREATMENT-PADA-BAJA-doc
http://share.its.ac.id/pluginfile.php/2052/mod_resource/content/1/3._HEAT_TREATME
NT.pdf
http://rusman-buru.blogspot.com/2012/09/makalah-diagram-fasa.html