SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan kerja praktek di PT.
McDermott Indonesia.
Kerja praktek merupakan tugas wajib bagi mahasiswa
program strata satu Jurusan Teknik Materialdan Metalurgi,
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. Kerja praktek ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengalaman serta membandingkan
teori yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah dengan
penerapannya di industri.
Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan dari
literatur, pengamatan dan juga praktek secara langsung
mengenai Welding Process, serta dengan bantuan penjelasan
dari Welding Engineer PT. McDermott Indonesia selaku
pembimbing.
Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada
beberapa pihak yang membantu dalam pelaksanaan kerja
praktek hingga tersusunnya laporan ini:
1. Kedua orang tua atas segala bentuk kasih sayang dan
doa restu yang telah diberikan selama ini.
2. Dr. Sungging Pintowantoro, S.T.,M.T. selaku Ketua
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas
Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ...................................................
Kata Pengantar .............................................................
Daftar Isi .......................................................................
Daftar Gambar .............................................................
Daftar Tabel ..................................................................
i
ii
iii
v
vii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .......................................................... 1
I.2 Tujuan ........................................................................ 2
I.3 Batasan Masalah ....................................................... 2
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
II.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan ................................ 3
II.2 Visi dan Misi PT. McDermott Indonesia ................ 6
II.3 PT. McDermott Indonesia ....................................... 6
II.4 Marine Asia Pasific ................................................. 8
II.5 Disiplin Kerja di PT. McDermott Indonesia ............ 8
II.6 Pemeliharaan dan Pengembangan Lingkungan di PT.
McDermott Indonesia .............................................. 9
II.7 Keselamatan Kerja di PT. McDermott Indonesia .... 9
II.8 Alat Pelindung Diri (APD) ...................................... 10
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Proses Pengelasan GMAW .....................................
III.1.1 Peralatan Las GMAW ...............................
III.1.2 Modus Transfer GMAW ............................
III.1.3 Penyalaan Busur Las ..................................
III.1.4 Parameter Pengelasan GMAW ...................
III.1.5 Tipe Gas Pelindung ....................................
III.1.6 Elektroda ....................................................
III.1.7 Keuntungan dan Kerugian GMAW ............
11
13
20
23
24
29
32
39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Batam Fabrication Yard ..............................
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengelasan GMAW ...............
Gambar 3.2 Skema Pengelasan GMAW .........................
Gambar 3.3 Rangkaian Proses Pengelasan GMAW .......
Gambar 3.4 Karakteristik Volt-Amp Mesin Las Constant
Voltage ......................................................
Gambar 3.5 Bagian-Bagian Wire Feeder .......................
Gambar 3.6 Skema Wire Feeder Roller ..........................
Gambar 3.7 Roll Drive ....................................................
Gambar 3.8 Skema Welding Gun ..................................
Gambar 3.9 Kabel L .......................................................
Gambar 3.10 Single-Stage Gas Flow Gauge ..................
Gambar 3.11 Skema Regulator Gas Pelindung ..............
Gambar 3.12 Berbagai Macam Bentuk Contact Tip .......
Gambar 3.13 Bentuk Nozzle ..........................................
Gambar 3.14 Ilustrasi Short Circuit Transfer .................
Gambar 3.15 Siklus Short Circuit Transfer ....................
Gambar 3.16 Mode Pemindahan Short Circuit Transfer .
Gambar 3.17 Ilustrasi Globulal Transfer ........................
Gambar 3.18 Ilustrasi Spray Arc Transfer ......................
Gambar 3.19 Bentuk Output Current Wave Dari Mesin
Las Pulse Transfer .....................................
Gambar 3.20 Mode Pulse Transfer Pada GMAW ..........
Gambar 3.21 Proses Pengelasan GMAW .......................
Gambar 3.22 Pengaruh Arc Voltage ...............................
Gambar 3.23 CTWD dan Nozzle to Work Distance ......
Gambar 3.24 Pengaruh Penambahan Elektroda Ekstensi
Gambar 3.25 Pengaruh Penambahan CTWD .................
Gambar 3.26 Pengaruh Travel Speed
.......................
4
11
12
13
14
15
16
16
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
24
25
26
27
27
27
28
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jarak Nozzle dengan Benda Kerja ..................
Tabel 3.2 Komposisi Kimia Untuk Elektroda Karbon
Steel ................................................................
Tabel 3.3 Sifat Mekanik Untuk Elektroda Karbon Steel .
Tabel 3.4 Komposisi Kimia Untuk Elektroda Karbon
Steel ................................................................
Tabel 3.5 Komposisi Kimia Untuk Elektroda Aluminium ....................................................................
Tabel 5.1 Scope of Work McDermott .........................
Tabel 5.2 Material Pipa untuk Welding Qualifications ...
Tabel 5.3 Material untuk Struktural ................................
Tabel 5.4 Penanggung Jawab pada Task Description ....
Tabel 5.5 Kebutuhan Elektroda untuk Pipeline Proyek
Kepodang .......................................................
Tabel 5.6 Kebutuhan Elektroda untuk Structural Proyek
Kepodang .......................................................
Tabel 5.7 Qualified Base Material ..................................
Tabel 5.8 Range of Material ............................................
Tabel 5.9 Technique .......................................................
Tabel 5.10 Joint Design .................................................
Tabel 5.11 Pre-Heat and Interpass Temperature ............
Tabel 5.12 Current/Ampere .............................................
Tabel 5.13 Data Ampere pada PQR dan WPS ...............
Tabel 5.14 Voltage .........................................................
Tabel 5.15 Data Voltage pada PQR dan WPS ...............
Tabel 5.16 Polaritas dan Shielding Gas ..........................
Tabel 5.17 Wire Feed Speed ..........................................
Tabel 5.18 Data Wire Feed Speed pada PQR dan WPS .
28
36
36
38
39
52
54
54
56
56
57
59
59
60
60
61
61
62
62
62
63
63
63
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi dan ilmu pengetahuan
menuntut dunia industri untuk terus bersaing. Industri yang
bergerak di bidang EPCI (Engineering, Procurement,
Construction and Installation) menjadi salah satu bidang
dengan persaingan yang sangat ketat. PT. McDermott
Indonesia merupakan salah satu perusahaan terbesar di
Indonesia yang bergerak dalam bidang EPCI. Sumber Daya
Manusia menjadi prioritas utama bagi perusahaan untuk terus
bersaing dengan perusahaan lain dan juga negara berkembang
lainnya. Oleh karena itu, perguruan tinggi yang merupakan
tempat dimana sumber daya manusia dilatih kemampuan
intelektualnya harus bisa memiliki lulusan yang dapat
memenuhi kompetensi. Untuk mencapai hal tersebut, perlu
adanya kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dengan
industri itu sendiri.
Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa
dirasa masih minimum untuk bisa terjun langsung di dunia
industri. Sehingga perlu diadakan suatu kegiatan yang dapat
menunjang hal tersebut, yaitu Kerja Praktek. Melalui
program Kerja Praktek ini diharapkan mahasiswa bisa
mendapatkan kesempatan untuk memahami proses secara
langsung mengenai bidang ilmu Jurusan Teknik Material dan
Metalurgi ITS khususnya di PT. McDermott Indonesia.
Selain itu mahasiswa diharapkan bisa mendapatkan
kesempatan untuk menganalisa, membandingkan, dan
mengaplikasikan teori yang selama ini diperoleh di perguruan
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
II.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sejak pulau Batam direncanakan untuk menjadi
daerah industri, banyak perusahanan asing yang masuk ke
pulau Batam untuk menanamkan modalnya, karena letaknya
sangat strategis yaitu berdekatan dengan negara tetangga,
yaitu Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam.
Perusahaan asing yang pertama kali menanamkan
modalnya di pulau Batam adalah PT. Inggram yang berlokasi
disebelah barat pulau Batam dengan luas 75 Ha. PT. Inggram
Constraction adalah cikal bakal berdirinya PT. McDermott
Indonesia di Batam yang mana PT. Inggram Constraction
tersebut memiliki bidang usaha yang bergerak dalam
pembuatan:
1. Jacket
2. Plat farm atau deck
3. Living quarter
Semua alat-alat ini dipakai dalam proses pengeboran
minyak lepas pantai, tetapi perusahaan ini tidak tahan lama,
karena pada tahun 1972 PT Inggram Constraction ini tutup,
kemudian dibeli oleh McDermott Indonesia di Batam dan
mulai berjalan tahun 1972, dan merupakan Joint Venture
antara Indonesia dan Amerika. Kerja sama ini
menguntungkan kedua belah pihak negara khususnya
Indonesia, di samping sebagai karyawan juga sebagai ahli
teknologi.
PT. McDermott Indonesia (PTMI) adalah salah satu
anak perusahaan dari McDermott Incorporated. McDermott
Internasional Incorporated bergerak dibidang usaha besar:
3. Fitter Department
4. Maintenance Department
5. Architectural Department
6. Pipe Mill Vessel Shop Department
7. Sandblast Department
8. Painting Department
9. Civil B Construction Department
10. Detailing Department
11. Production Engineering
12. HSE Department
13. Training Department
14. Clinic Department
15. Warehouse Department
16. Schedule and Estimate Department
17. Hook Up Department
18. Quality Control Department
19. Scaffolding Department
PTMI mempunyai prinsip kerja yaitu Utamakan
Keselamatan Kerja dan Mutu (Commiteed To Safety And
Quality), maka dari itu dituntut setiap individu untuk bekerja
se-efektif dan se-efisien mungkin, sehingga angka kesalahan
dapat dikurangi hingga nol (Zero). Hal ini yang membuat
PTMI merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang
memperoleh gelar bintang.
II.2 Visi dan Misi PT. McDermott Indonesia
Visi dan Misi PT. McDermott Indonesia (PTMI) adalah
sebagai berikut:
A. Visi
Menjadi pemimpin utama dari industri teknik
dan konstruksi lepas pantai global melalui teknologi
c.
SP III/Terakhir
Bulan
II.6 Pemeliharaan dan Pengembangan Lingkungan di PT.
McDermott Indonesia
PT. McDermott Indonesia selalu berusaha untuk
memastikan bahwa:
1. Tidak bahan pencemar yang sengaja dibuang
kesaluran air atau langsung ke tanah.
2. Limbah dan sampah dikontrol dengan cara
mendaur ulang atau membuang dengan cara yang
layak.
3. Semua sampah harus dibuang ketempat sampah
yang telah disediakan dan tidak dibiarkan
berserakan.
II.7 Keselamatan Kerja di PT. McDermott Indonesia
PT. McDermott Indonesia sangat mementingkan
keselamatan kerja para karyawan, kontraktor, pelanggan dan
masyarakat. Dimana terbukti bahwa dalam kebijakan
kesehatan, keselamatan kerja berisi:
1. Komitment, perencanaan dan tanggungjawab
manajemen. Manajemen atas melindungi karyawan,
asset dan lingkungan sejalan dengan piagam
perusahaan. Selain itu, usaha pencegahan
kecelakaan, sakit dan kerusakan lingkungan harus
menjadi prioritas dalam perencanaan proyek
pengoperasian, perawatan dan konstruksi.
2. Partisipasi dan tanggungjawab karyawan : Supervisior
bertanggungjawab atas tindakan bawahanya dan
akan selalu mendukung perilaku pekerja aman.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Proses Pengelasan GMAW
Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses
pengelasan dimana kawat elektroda diumpankan secara terus
menerus ke logam dasar melalui automatic wire feeder
melalui saluran dan welding gun. Apabila welder
mengendalikan arah dan kecepatan dari welding gun proses
ini disebut dengan semi-automatis. Untuk proses automatis,
kontrol arah welding gun dan travel speed menggunakan
sistem robotika.
Proses las MIG sukses dikembangkan oleh Battele
Memorial Institute pada tahun 1948 dengan sponsor Air
Reduction Company. Las MIG pertama kali dipatenkan pada
tahun 1949 di Amerika Serikat untuk pengelasan alumunium.
Keunggulannya adalah penggunaan elektroda yang
berdiameter lebih kecil dan sumber daya tegangan konstan
(constant-voltage power source) yang telah dipatenkan
sebelumnya oleh H.E. Kennedy.
Pada tahun 1953, Lyubavskii dan Novoshilov
mengumumkan penggunaan proses las MIG menggunakan
gas CO2 sebagai gas pelindung. Mereka juga menggunakan
gas CO2 untuk mengelas besi karbon. Gas CO 2 dicampur
dengan Gas Argon yang dikenal sebagai Metal Active Gas
(MAG), yang kemudian berkembang menjadi proses las
MAG.
Proses pengelasan GMAW dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu Metal Arc Welding dan Metal Inert Welding.
Perbedaan kedua proses tersebut berdasarkan gas shielding
yang diugunakan.
melalui triger yang terdapat pada tang las atau welding gun
gambar berikut ini menunjukkan proses pengelasan GMAW.
C. Welding Gun
F. Contact Tip
Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut
pipa kontak. Pipa kontak terbuat dari tembaga, dan
berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda
yang bergerak dan mengarahkan elektroda tersebut ke
daerah kerja pengelasan. Torch dihubungkan dengan
sumber listrik pada mesin las dengan menggunakan
kabel. Karena elektroda harus dapat bergerak dengan
bebas dan melakukan kontak listrik dengan baik,
maka besarnya diameter lubang dari pipa kontak
sangat berpengaruh.
akan
short
dapat
akan
antara lain polaritas listrik dan arus listrik. Dalam las GMAW
biasanya digunakan cara listrik arus searah dengan tegangan
tetap sebagai sumber tenaga. Dengan sumber tenaga ini
biasanya penyemburan terjadi bila polaritasnya adalah
polaritas balik. Di samping polaritas ternyata bahwa besar
arus juga memegang peranan penting, bila besar arus
melebihi harga tertentu yang disebut harga kritik barulah
terjadi pemindahan semur. Besarnya arus kritik tergantung
pada bahan kawat las, garis tengah kawat dan jenis gas
pelindungnya. Bila diameter kawat mengecil, besar arus juga
harus menurun.
III.1.4 Parameter Pengelasan GMAW
Dalam melaksanakan pengelasan GMAW (Gas Metal
Arc Welding) ada beberapa parameter pengelasan yang harus
diperhatikan. Parameter tersebut dapat mempengaruhi proses
dan hasil lasan. Adapun parameter yang harus diketahui:
A. Tegangan (Arc Voltage)
Pengaturan voltage sangat penting dilakukan
pada spray transfer untuk mengontrol panjang busur.
Pada dip transfer juga memberikan pengaruh terhadap
kenaikan arus dan heat input. Penambahan Wire Feed
Speed/Current dan voltage akan menaikkan Heat
Input. Pengecekan sambungan pada mesin las harus
dilakukan untuk menghindari adanya koneksi yang
tidak baik yang dapat menyebakan resistansi,
sehingga dapat menyebabkan besar voltage pada
rangkaian berkurang. Besar voltage ini akan
mempengaruhi karakteristik dari busur lasan. Voltage
akan mempengaruhi tipe transfer , tetapi juga
tergantung pada jenis gas yang digunakan.
F. Travel Speed
Kecepatan pengelasan berbanding secara linier
dengan pergerakan busur las sepanjang benda kerja.
Parameter ini biasanya dinyatakan dalam meter per
menit. Pernyataan yang berhubungan dengan
kecepatan penglasan :
1) Dengan meningkatnya ketebalan material,
kecepatan harus diturunkan
2) Dengan material dan jenis penyambungan
yang sama, jika arus listrik meningkat,
maka kecepatan pengelasan juga harus
meningkat
3) Kecepatan pengelasan yang lebih tinggi
dapat menggunakan teknik pengelasan
maju (forehand technique)
b.
c.
d.
e.
f.
a. Elektroda Ferro
Pada umumnya yang digunakan untuk proses
pengelasan logam ferro adalah las MAG (metal active
gas). Terdapat persamaan yang mendasar pada
elektroda ferro MAG (metal active gas), setiap
elektroda memiliki unsur paduan. Untuk mengelas
besi karbon menggunakan proses pengelasan MAG
(metal active gas), fungsi utama penambahan unsur
paduan pada elektrodanya adalah untuk mengatur
deoksidasi genangan las (weld puddle) dan untuk
membantu menentukan properti mekaniknya.
Deoksidasi adalah kombinasi elemen dengan oksigen
dari genangan las menghasilkan slag atau formasi
kaca (glass formation) pada permukaan.
b. Paduan Silikon ( Si )
Silikon adalah elemen deoksidasi yang paling sering
digunakan untuk paduan elektroda las MAG ( metal
active gas ). Umumnya, elektroda mengandung 0,40
% hingga 1,00 % silikon. Dalam jangkauan
persentase, silikon menunjukan kemampuan doksidasi
yang baik. Memperbesar banyaknya silikon akan
menaikan kekuatan las dengan
penurunan
BABsedikit
III TINJAUAN
PUSTAKA
ketangguhan. Tetapi jika diatas 1 hingga 1,2 %
silikon, logam las akan sangat sensitif terhadap retak
(crack).
c. Paduan Mangan
Mangan juga digunakan untuk meningkatkan
kekuatan dan deoksidasi logam las. Elektroda mildsteel mengandung 1,00 hingga 2,00 % mangan.
Dengan menaikan banyaknya mangan akan
3)
4)
5)
6)
d. ER316L
Digunakan untuk mengelas stainless steel 316.
Tambahan molybdenum menjadikan elektroda
ini dapat digunakan untuk proses engelasan
yang
membutuhkan
ketahanan
crep.
Kandungan karbon kurang dari 0,04 %.
Komposisi kimia untuk jenis stainless steel,
dapat di lihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.4 Komposisi Kimia Untuk Elektroda Karbon
Steel
c. Elektroda Aluminium
Elemen dasar yang digunakan dalam elektroda
alumunium adalah magnesium, mangan, seng, silikon
dan tembaga. Alasan utama menambahkan elemen
tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan dan
logam alumunium murni. Selain itu ketahanan korosi
dan weldability juga merupakan alasan penambahan
elemen tersebut. Elektroda yang paling sering
digunakan adalah elektroda yang mengandung
magnesium 5356 dan mengandung silikon 4043.
Elektroda
alumunium
menggunakan
standar
penomoran menurut AWS A5.3.
dengan
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
PROJECT
Welding
Procedure
Test
NDT and
Mechanical
Testing
Procedure
Qualificatio
n Record
Welding
Procedure
Specificatio
n
WPS adalah memahami data dari PQR dan juga kode pada
QWS D1.1. Pengujian yang dilakukan pada PQR juga
mempengaruhi kode mana yang akan digunakan pada saat
proses pembuatan WPS.
Pada PQR No. 2952 (terlampir), prose pengelasan
mengunakan FCAW-GS sedangkan pengujian yang dilakukan
adalah NDT dan Penguian Mekanik. Maka kode dan
spesifkasi yang digunakan berdasarkan pada AWS D1.1
terletak pada Clause 4 Tabel 4.5. Untuk variabel yang tidak
diatur pada AWS D1.1 maka disebut non-essential variable,
maka pada WPS dapat dituliskan N/A (Not Applicable),
artinya pada WPS variabel tersebut bebas menggunakan
standar apapun.
Berikut penjelasan prosedur pembuatan WPS:
1. Fabricator: Perusahaan yang membuat WPS PT.
McDermott Indonesia
2. No. Of WPS: Nomor WPS yang dibuat S-4040
S: Kode dan spesifikasi yang digunakan, yaitu AWS
4: Kode untuk Pengelasan, yaitu FCAW-GS
0: Material yang digunakan pada proses pengelasan,
yaitu Carbon Steel
4: Proses pengelasan untuk Backing, yaitu FCAW-GS
0: Sequential Number
3. Scope WPS: Proses yang dapat digunakan untuk WPS
Welding FCAW-GS
4. PQR Support: Kode PQR yang digunakan pada WPS,
PQR bisa lebih dari satu.
2952
5. Welding Process: Proses pengelasan yang diijinkan
FCAW-GS (Semi Automatic)
6. Qualified Base Material: Material dasar yang diijinkan
pada WPS berdasarkan kualifikasi AWS D1.1
PQR
AWS D1.1
A change in base metal
or combination of base
metals not listed on the
PQR or qualified by
table 4.8
API 2W Gr. 60
to
API 2W Gr. 50
WPS
API 2W Gr. 60
to Any Group I
or Group II
POSCO
KOREA
N/A
N/A
N/A
Thickness
PQR
10 mm
AWS D1.1
A chnage in diameter, or
thickness, or both, not
qualified by Table 4.2
Test on Plate (3
10)
WPS
3 mm to 20 mm
is 3 to 2T
Plate
Weld in pipes
600 mm
(24)
PQR
AWS D1.1
WPS
Preparation
Method
Flame,
Cutting
Flame, Cutting
Interpass
Cleaning
Grinding,
Brushing,
Chipping
Grinding,
Brushing,
Chipping
Welding
Position
Horizintal
Flat, Horizontal
PQR
Tolerance
R= 0 1 mm
F = 3 4.5
mm
Groove
Type
= 60o
CJP
AWS D1.1
Qualified by Fig. 3.4
R= 0-3 mm,
as detailed (+2,-0)
F= 0-3 mm,
as detailed (+2,-0)
= 60o,
as detailed (+10o,0)
Qualified by Table 4.2
point d
CJP groove weld shall
qualify any size of
Fillet or PJP groove
WPS
Root
(C) = 0-1 mm (+4)
Face
(B) = 3-4,5 mm
(+0,5)
Groove Angle
(A) = 60o (+10o)
Qualify for Fillet
and PJP Groove for
any thickness or
diameter
PQR
AWS D1.1
WPS
43oC
Minimum
28oC
Interpass
Temperature
Pre-Heat
Method
Temperature
Measured
By
118 C
Maximum
250oC
Propane Torch/
Induction
Heater
Pyrometer/
Tempilstick
Propane
Torch/
Inductio
n Heater
Pyromet
er/
Tempilst
ick
Ampere (A)
PQR
AWS D1.1
WPS
PASS
NO.
WELD
PASS
AMPEREGE
(PQR)
AMPEREGE
(WPS)
Min.
Max.
Min.
Max.
Root
161
178
152
186
H. Pass
187
205
3
4
Fill
Fill
189
196
206
210
176
181
216
221
Fill
198
213
Cap
188
203
Cap
184
193
Cap
186
199
Fill/Cap
180
Fill/Cap
182
174
212
194
168
205
198
171
209
b. Voltage
Tabel. 5.14 Voltage
Variable
Voltage
(V)
PQR
AWS D1.1
WPS
PASS
NO.
WELD
PASS
VOLTAGE (PQR)
Min.
Max.
VOLTAGE (WPS)
Min.
Max.
Root
16
18
16
18
H. Pass
19
21
19
21
Fill
19
21
Fill
20
21
19
21
Fill
20
21
Cap
19
20
Cap
19
20
18
21
Cap
19
20
Fill/Cap
19
20
18
21
Fill/Cap
19
20
18
21
PQR
AWS D1.1
WPS
Current Polarity
DCEP
Qualified by Table
4.5
DCEP
Shielding Gas
Mixture
80%Ar +
20% CO
2
Qualified by Table
4.5
80%Ar + 20%
CO
2
24 LPM
Qualified by Table
4.5
Increase >50%
Decrease >20%
Min 20 LPM
Max 36 LPM
PQR
Wire Feed
Speed (in/min)
SIDE
A
AWS D1.1
Qualified by Table 4.5
A change in the voltage for
each diameter
> 10 %
WPS
*
e. Travel Speed
SIDE
A
PASS
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
Variable
PQR
Travel
Speed
(mm/min)
AWS D1.1
Qualified by Table 4
A change in the travel s
> 25 % increase or dec
Variabel
Heat Input
PQR
*
AWS D1.1
-
SIDE
A
NITTETSU
Batch Number
9U101JP960