Anda di halaman 1dari 11

Vol. 3, No.

1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

PENGARUH KECEPATAN POTONG TERHADAP PERUBAHAN


TEMPERATUR PAHAT DAN KEAUSAN PAHAT BUBUT PADA PROSES
PEMBUBUTAN BAJA KARBON SEDANG
Angga Zeptiawan Sastal1, Yuspian Gunawan 2, Budiman Sudia3
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
2’3
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Jln. H.E.A Mokodompit, Kampus Bumi Tridarma Andonohu, Kendari 93232
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan putaran spindel terhadap keausan pahat dan
perubahan temperatur pahat pada proses pembubutan baja karbon sedang. Penelitian ini adalah penelitian
metode eksperimen dengan melakukan pembubutan baja karbon sedang dengan menggunakan pahat bubut
Hight Speed Steel (HSS). Kecepatan putaran spindel mesin bubut 1500 rpm, 1050 rpm, dan 750 rpm dengan
depth of cut 0,5 mm dan kecepatan pemakanan 0,5 mm/min dilakukan untuk setiap 1 kali proses pembubutan
dengan panjang benda kerja yang disayat 50 mm. setiap kecepatan putaran spindel dilakukan sebanyak 3 kali
proses pembubutan. Keausan pahat bubut dan temperatur pahat bubut diukur setiap 1 kali percobaan
pembubutan. Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa kecepatan putaran spindel mesin bubut
berpengaruh terhadap keausan dan temperatur dimana pada putaran spindel 1500 rpm diperoleh keausan
tertinggi 0,463 mm dan pada putaran spindel 750 rpm diperoleh nilai keausan terendah 0,150 mm,
sedangkan pada putaran spindel 1500 rpm didapatkan nilai temperatur tertinggi 126,3 oC dan pada putaran
spindel 750 rpm didapatkan temperatur terendah 65,0 oC.
Key word: Putaran spindel, baja, HSS, keausan dan temperatur.
Abstract
This research aims to know the influence of the speed rotation spindle against wear and tear and
temperature change the chisel on the process medium carbon steel lathing. This research is
experimental method research by conducting medium carbon steel lathe by using chisel of High
Speed Steel (HSS) lathe. Rotation speed of 1500 rpm lathe spindle, 1050 rpm and 750 rpm with a
depth of cut of 0,5 mm and a 0,5 mm/min feed speed shall be performed every 1 times the
pulverizing prises with a slashed workpiece length of 50 mm. Every spindle rotation speed is done
3 times the lathe process. Lathe wear and chisel lathe are measured every 1 time of the lathe
experiment. The test results in this research show that the speed of rotation of the spindle lathes to
wear and temperature at 1500 rpm spindle round earned the highest wear 0,463 mm at round 750
rpm value acquired spindle lowest wear 0,150 mm, while at 1500 rpm spindle rotation obtained the
highest temperature value of 126,3oC and at 750 rpm spindle spin obtained lowest temperature
65,0oC.
Keywords: Spindle rotation, steel, HSS, wear and temperature.
1. Pendahuluan komponen mesin dengan menggunakan
pahat sebagai komponen utamanya.
Proses pemotongan logam merupakan
salah satu aktivitas yang sering dilakukan Perkakas potong (cutting tool)
merupakan bagian yang paling kritis dari
dalam industri manufaktur, khususnya
untuk memproduksi bagian-bagian suatu proses pemesinan. Dalam proses
pemesinan yang sering mengalami
permesinan. Proses pemotongan logam
merupakan suatu proses yang digunakan penggantian adalah pahat. Pahat merupakan
komponen produksi yang dapat habis dan
untuk mengubah logam dasar menjadi
harganya relatif mahal. Pahat akan

1
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

mengalami keausan setelah digunakan mengerjakannya. Bila kecepatan terlalu


untuk pemotongan. Semakin besar keausan tinggi pahat akan kehilangan kekerasan
pahat maka kondisi pahat akan semakin (karena panas), pahat cepat aus. dan umur
kritis. Jika pahat terus digunakan maka pahat pendek. Pada penelitian ini tujuan
keausan pahat akan semakin cepat, dan yang ingin dicapai untuk mengetahui
pada suatu saat ujung pahat sama sekali pengaruh kecepatan potong terhadap
akan rusak. Kerusakan fatal harus dihindari perubahan temperatur pahat bubut dan
terjadi pada pahat, sebab gaya pemotongan untuk mengetahui pengaruh kecepatan
yang sangat tinggi akan merusak pahat, potong terhadap keausan pahat bubut pada
mesin perkakas, benda kerja, dan dapat proses pembubutan baja karbon sedang.
membahayakan operator, serta berpengaruh
2. Tinjauan Pustaka
besar pada toleransi geometrik dan kualitas
produksi. Kualitas hasil pembubutan terutama
Energi yang digunakan pada proses permukaan dipengaruhi oleh tiga parameter
pemotongan kebanyakan diubah menjadi yaitu kecepatan putar spindel (speed), gerak
panas. Panas yang dihasilkan merupakan makan (feed), dan kedalaman potong (depth
akibat dari deformasi plastis dan gesekan of cut). Faktor yang lain seperti bahan
pada pahat-chip dan pahat-benda kerja. benda kerja dan jenis pahat sebenarnya
Panas yang dihasilkan pada saat pemesinan memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi
meningkatkan temperatur pada zona tiga parameter di atas adalah bagian yang
pemotongan. Temperatur pada zona dapat diatur oleh operator secara langsung
pemotongan juga dipengaruhi oleh pada mesin bubut. (K. Sutrisna, dkk.,
parameter pemotongan seperti kecepatan 2017).
potong, pemakanan, kedalaman potong dan Bayuseno. A.P (2010) telah meneliti
juga dipengaruhi oleh sifat sifat dari bahan kajian pustaka tentang keausan pada pahat
dan juga pahat. Temperatur pemotongan bubut. Hasil penelitian disimpulkan bahwa
akan meningkat signifikan dengan faktor kecepatan potong sangat berpengaruh
meningkatkanya kecepatan pemotongan, terhadap umur pahat, semakin besar
dan temperatur pemotongan menurun kecepatan potongnya maka umur pahat
signifikan dengan meningkatkanya laju akan semaik cepat berkurang. untuk
pemakanan. Peningkatan temperatur memperpanjang umur pahat perlu
mempengaruhi kekuatan, kekerasan, digunakan media pendingin.
ketahanan terhadap aus, dan umur daripada Hendri. B dan Richard, (2007)
pahat. melakukan penelitian tentang analisis umur
Pada proses pemesinan, hampir seluruh dan keausan pahat karbida untuk membubut
energi pemotongan diubah menjadi panas. baja paduan (ASSAB 760) dengan metoda
Panas yang timbul cukup besar dan karena variabel speed machining test. Hasil
luas bidang terlalu kecil maka temperatur penelitian diperoleh bahwa kenaikan
pahat pada permukaan bidang aktif pahat, kecepatan potong akan mempercepat
akan sangat tinggi. Karena temperatur yang terjadinya keausan tepi pahat, sehingga
tinggi, maka pahat akan mengalami umur pahat akan menurun, dan pada
keausan. Pada dasarnya keausan akan kecepatan potong yang sama pertumbuhan
menentukan batasan umur pahat. Kecepatan keausan tepi akan meningkat seiring dengan
potong (cutting speed) tidak dapat dipilih bertambahnya waktu pemotongan.
sembarangan, bila kecepatan potong rendah
akan memakan waktu dalam dalam

2
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Teori Dasar kelebihan-kelebihan lainnya dibandingkan


sebelumnya.
Proses pengerjaan logam dapat
diklasifikasikan secara umum berupa non- Mesin Bubut
cutting (selain penyayatan) dan cutting Mesin bubut termasuk mesin perkakas
(penyayatan).
dengan gerak utama berputar. Mesin ini
berfungsi untuk menghilangkan sebagian
bahan benda kerja, membentuk benda kerja
dengan berputar dan pengirisan dilakukan
oleh alat iris/potong yang diam (Amstead,
1995). Pengambilan bagian material dengan
proses pemakanan tatal (chip)
menggunakan operasi pemotongan yang
simultan atau berturutan sepanjang benda
kerja atau membentuk coil/ulir. Bentuk
akhir benda kerja bisa berupa: batang-
batang silindris, konis, dan ulir. Pengirisan
dapat dilakukan di luar atau di dalam benda
kerja.

Gambar 1. Perbedaan pengerjaan logam


non-cutting dan cutting
Manufaktur (manufacturing) dalam arti
luas mencakup seluruh aktivitas perusahaan
manufaktur, mulai dari perencanaan dan Gambar 2. Mesin bubut
perancangan produk hingga penjualan dan
service purna jual, sedangkan dalam arti Mesin bubut terdiri dari beberapa
sempit berarti kegiatan mengolah bahan bagaian. Bagian-bagian mesin bubut yang
mentah dengan mengubah bentuk, sifat pada umumnya diketahui antara lain adalah
dan/atau tampilan, menjadi komponen, dan sebagai berikut:
merakitnya menjadi produk. Proses 1. Kepala tetap (head stock)
manufaktur umumnya dilakukan untuk Pada bagian ini terdapat:
proses pembuatan yang dilakukan dalam a. Transmisi roda gigi, untuk pengaturan
skala besar dan kompleks. kecepatan putar benda kerja;
Proses permesinan adalah proses b. Batang (tangkai) pengatur kecepatan;
mengubah bentuk ataupun sifat dari suatu c. Pemegang benda kerja.
bahan baku menjadi suatu produk baru 2. Kepala lepas (tail stock)
yang memiliki kelebihan dalam fungsi, Pada bagian ini dapat dipasangkan center
kualitas, keandalan, nilai tukar, estetika dan sebagai pendukung benda kerja yang
panjang, juga dapat dipasangkan tangkai

3
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

pemegang mata drill untuk proses


pelubangan benda kerja dengan
menggunakan mesin bubut.
3. Bed
Berfungsi sebagai tempat meluncurnya
(bergeser di atasnya) eretan (carriage),
kepala lepas, dan steady–rest.
4. Eretan (carriage) Gambar 3. Pahat bubu HSS
Tempat pemasangan alat iris. Meterial pahat harus mempunyai sifat-
5. Perlengkapan mekanik: sifat:
a. Perlengkapan untuk membubut secara 1. Keras, kekerasan material pahat harus
otomatis melebihi kekerasan dari material benda
b. Perlengkapan untuk membubut ulir kerja;
6. Perlengkapan lain : 2. Tahan terhadap gesekan, material pahat
a. Penjepit 4 (empat) rahang harus tahan terhadap gesekan, hal ini
(independent chuck), untuk menjepit bertujuan pada saat proses pembubutan
benda kerja yang bulat (silindris) atau berlangsung pahat tidak mudah habis
bentuk yang tidak teratur. (berkurang dimensinya) untuk mencapai
Keuntungannya, rahang-rahangnya keakuratan dimensi dari benda kerja;
dapat diatur untuk tujuan tertentu. 3. Ulet, material dari pahat haruslah ulet,
Kerugiannya, penyetelannya lama. dikarenakan pada saat proses
b. Penjepit 3 (tiga) rahang (universal pembubutan pahat pastilah akan
chuck). Digunakan untuk menjepit menerima beban kejut;
benda kerja yang silindris, segi enam 4. Tahan panas, material dari pahat harus
dengan cepat. tahan panas, karena pada saat pahat dan
c. Steady rest, adalah alat penahan benda kerja akan menimbulkan panas
benda kerja yang panjang, yang cukup tinggi (250 oC-400 oC)
ditempatkan di atas bed sesuai dengan tergantung putaran dari mesin bubut
keperluannya. (semakin tinggi putaran mesin bubut
d. Follower rest, fungsinya sama dengan maka semakin tinggi suhu yang
steady rest, ditempatkan pada eretan. dihasilkan);
Follower rest selalu bergerak 5. Ekonomis, material pahat harus bersifat
bersama-sama. ekonomis (pemilihan material pahat
Pahat Bubut haruslah sesuai dengan jenis pengerjaan
yang dilakukan dan jenis material dari
Pahat adalah suatu alat yang terpasang benda kerja).
pada mesin perkakas yang berfungsi untuk Berikut ini adalah material pahat secara
memotong benda kerja atau membentuk berurutan dari yang paling lunak tetapi ulet
benda kerja menjadi bentuk yang sampai dengan yang paling keras tetapi
diinginkan. Pada proses kerjanya pahat getas, yaitu baja karbon tinggi, baja
digunakan untuk memotong kecepatan tinggi (HSS), paduan cor
meterialmaterial yang keras sehingga nonferro, karbida, dan cubic baron nitride
mataterial dari pahat haruslah lebih keras (CBN).
dari pada material yang akan dibubut.

4
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Cara Membubut kecepatan sayat, kedalaman pemakanan,


waktu pemotongan dan sebagainya.
Secara umum dasar-dasar membubut
dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: Mekanisme Pembentukan Geram
1. Pasang benda kerja pada cekam (chuck) Logam yang pada umumnya bersifat
cukup kuat, artinya tidak lepas waktu
ulet (ductile) apabila mendapat tekanan
mesin di hidupkan dan sedang akan timbul tegangan (stress) di daerah
melakukan penyayatan.
sekitar konsentrasi gaya penekanan mata
2. Periksa kedudukan benda kerja tersebut
potong pahat. Tegangan pada logam (benda
saat cekam diputar dengan tangan,
kerja) tersebut mempunyai orientasi yang
apakah posisinya sudah benar, artinya kompleks dan pada salah satu arah akan
putaran benda kerja tidak oleng atau
terjadi tegangan geser (shearing stress)
simetris dan periksa apakah ada bagian
yang maksimum. Apabila tegangan geser
yang tertabrak yang membahayakan dan ini melebihi kekuatan logam akan terjadi
merusak mesin.
deformasi plastik (perubahan bentuk) yang
3. Pasang atau setel kedudukan pahat bubut
menggeser dan memutuskan benda kerja
agar posisi ujung potong pahat tepat pada
diujung pahat pada suatu bidang geser
titik senter dari kepala lepas. Untuk
mengatur posisi tersebut dapat
(shear plane). Ilustrasi mengenai
menggunakan ganjal plat tipis atau dengan mekanisme pembentukan geram
menggunakan tempat pahat model perahu ditunjukkan pada gambar berikut ini.
(American tool post), kemudian lanjutkan
membubut benda kerja sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
melakukan oprasi pembubutan yaitu:
1. Mempelajari gambar kerja untuk
menentukan langkah kerja yang efektif
dan efesien;
2. Menentukan karakteristik bahan yang
akan dikerjakan untuk menentukan jenis Gambar 4. Ilustrasi pembentukan geram
alat potong dan media pendingin yang 2.2. Keausan Pahat
akan digunakan;
3. Menetapkan kualitas hasil bubutan yang Dalam prateknya umur pahat tidak
diinginkan; hanya dipengaruhi oleh geometri pahat saja
4. Menentukan macam geometri alat-alat melainkan juga oleh semua faktor yang
potong yang digunakan (pahat rata, alur, berkaitan dengan proses pemesinan, yaitu
ulir, dan lainnya); antara lain jenis material benda kerja dan
5. Menentukan alat Bantu yang pahat, kondisi pemotongan (kecepatan
dibutuhkan; potong, kedalaman potong dan gerak
6. Menentukan roda-roda gigi pengganti makan), cairan pendingin dan jenis proses
apabila dikehendaki adanya pengerjaan- pemesinan. Dalam berbagi situasi seperti
pengerjaan khusus; ini proses pemesinan tidak akan
7. Menentukan parameter-parameter berlangsung terus sebagaimana yang
pemotongan yang berpengaruh dalam dikehendaki karena semakin lama pahat
proses pengerjaan (kecepatan potong, akan menunjukkan tanda-tanda yang
menjurus kepada kegagalan proses

5
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

pemesinan. Kerusakan atau keausan pahat d. Baja karbon 0,55%-0,6% C


akan terjadi dan penyebabnya harus digunakan untuk pegas.
diketahui untuk menentukan tindakan Baja karbon menengah memiliki ciri-
koreksi sehingga dalam proses pemesinan ciri, antara lain :
selanjutnya umur pahat diharapkan menjadi a. Memiliki sifat mekanik yang lebih
tinggi. baik daripada baja karbon rendah.
Selama proses pembentukan geram b. Lebih kuat dan keras daripada baja
berlangsung, pahat dapat mengalami karbon rendah dan tidak mudah
kegagalan dari fungsinya yang normal dibentuk oleh mesin.
karena berbagai sebab, antara lain : c. Dapat dikeraskan dengan mudah
a. Keausan yang secara bertahap membesar (quenching)
(tumbuh) pada bidang aktif pahat; 3. Baja karbon tinggi (0,70 %-1,40 % C)
b. Retak yang menjalar sehingga a. Baja karbon 0,6%-0,7% C digunakan
menimbulkan patahan pada mata potong untuk pembuuatan pegas, perkakas
pahat; (landasan mesin dan martil) dan alat-
c. Deformasi plastik yang akan mengubah alat potong.
bentuk atau geometri pahat. b. Baja karbon 0,75%-1,7% digunakan
untuk pembuatan pisau cukur, mata
Baja Karbon (Carbon Steel)
gergaji, bantalan peluru dan bantalan
Baja karbon terdiri dari besi dan mesin.
karbon. Karbon merupakan unsur pengeras Baja karbon tinggi memiliki ciri-ciri
besi yang efektif dan murah dan oleh sebagai berikut :
karena itu umumnya sebagian besar baja a. Sangat kuat dan keras serta tahan
hanya mengandung karbon dengan sedikit gesekan.
unsur paduan lainnya (Surdia, 1985). b. Sulit dibentuk oleh mesin.
Baja karbon digolongkan menjadi tiga (3) c. Mengandung unsur sulfur dan fosfor
jenis, yaitu : mengakibatkan kurangnya sifat liat.
1. Baja karbon rendah (< 0,30 % C) d. Dapat dilakukan proses heat treatment
a. Baja karbon rendah mengandung yang baik.
0,04% C digunakan untuk plat strip Pengklasifikasian baja karbon menurut
dan badan kendaraan. American International and Steel Iron
b. Baja karbon rendah mengandung (AISI) dan Society for Automotive Engines
0,05% C digunakan untuk keperluan (SAE) diberi kode dengan empat angka.
badan kendaraan. Dua angka pertama adalah 10 yang
c. Baja karbon rendah mengandung menunjukkan nominal 1/100% sebagai
0,15% - 0,25% C digunakan untuk contoh AISI-SAE 1045 menunjukkan kadar
keperluan kontruksi dan jembatan. karbon 0,45%. Disamping unsur-unsur
2. Baja karbon sedang (0,30 % – 0.70 % C) karbon sebagai campuran dasar dalam baja
a. Baja karbon 0,35% - 0,45% C terdapat campuran-campuran paduan yang
digunakan untuk menjadi roda gigi lain yang jumlah persentasinya disesuaikan
dan poros. kebutuhan bahan yang akan dipergunakan.
b. Baja karbon 0,4% C digunakan untuk Unsur-unsur tersebut antara lain Mangan
keperluan industri kendaraan, mur, (Mn), Silikon (Si), Nikel (Ni), Kromium
poros engkol dan batang torak. (Cr), Fosfor (P).
c. Baja karbon 0,5%-0,6% C digunakan
untuk roda gigi.

6
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

3. Metodologi Penelitian Pada penelitian ini operasi pembubutan


yang akan dilakukan adalah pembubutan
Penelitian telah dilaksanakan pada
bulan Sepetember sampai dengan lurus pada benda kerja. Variabel yang
diukur pada penelitian ini terdiri dari :
November 2017 di Lab. Material dan
Teknologi Mekanik Fakultas Teknik a. Variabel bebas yaitu kecepatan putaran
spindel 1500 rpm, 1050 rpm, dan 750
Universitas Halu Oleo, Kendari. Adapun
alat dan bahan yang digunakan adalah rpm. Depth of cut 0,5 mm dan kecepatan
pergeseran pahat bubut 0,5 mm/min,
sebagai berikut:
panjang benda kerja yang dibubut 50
Alat mm.
Mesin bubut merek Magnum-Cut type FEL- b. Variabel respon adalah variabel yang
1-1660 GC, pahat bubut Hight Speed Steel, besarnya tidak dapat ditentukan, akan
jangka sorong, micrometer, thermocouple tetapi nilainya adalah merupakan hasil
thermometer, dial indikator. dari pengamatan perlakuan yang
diberikan. Jadi dari variabel respon
Bahan diambil atau diketahui sewaktu
Bahan yang digunakan adalah baja penelitian berlangsung. Pada penelitian
karbon sedang berbentuk silinder dengan ini variabel respon yang diamati adalah
diameter awal ¾ inch (0,75 mm) dan temperatur pahat bubut dan keausan
panjang 125 mm. pahat bubut.

Prosedur Pembubutan
Adapun prosedur percobaan
pembubutan adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat dan bahan untuk proses
pembubutan benda kerja;
b. Pasang benda kerja pada cekam (chuck)
dengan jarak gerak bebas pahat ±85 mm
arah sejajar (herisontal) benda kerja;
c. Menentukan ukuran panjang awal pahat
bubut sebagai parameter untuk
mengetahui seberapa besar keausan
(pengurangan ukuran) dari pahat tersebut
dengan menggunakan alat mikrometer
Gambar 5. Benda bahan penelitian dan jangka sorong. Panjang awal pahat
bubut 150,7 mm;
Metodologi yang digunakan dalam d. Pasang pahat pada pemegang pahat (tool
penelitian ini adalah metode eksperimental, holder) yang terdapat pada rumah; pahat
yaitu dengan melakukan pengujian keausan (tool post), lalu lakukan setting tinggi
pada pahat bubut dan temperatur pahat yang pahat terhadap titik sumbu benda kerja
terjadi pada proses pembubutan lurus benda dengan alat bantu senter yang terdapat
kerja. Keausan pahat bubut dan temperatur pada kepala lepas;
pahat bubut menjadi kajian akibat e. Pasang termokopel pada ujung pahat
perubahan kecepatan putar spindel dan dengan jarak 2 mm dan rekatkan dengan
kecepatan pergeseran pahat arah melintang.

7
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

isolasi dan lakukan pengaturan Mulai


temperatur pada suhu ruang;
f. Setting titik nol pembubutan untuk Studi Pendahuluan
menyesuaikan ketentuan ukuran deep of
cut 0,5 mm; Pemilihan Bahan dan
Persiapan Alat
g. Setting tuas kecepatan putaran spindel,
dan tuas pembubutan otomatis. Putaran Penentuan Kondisi Pemotongan:
spindel yang dipilih 1500 rpm, 1050 - Tebal pemakanan 0,5 mm
- Kecepatan pergeseran 0,5 mm/min
rpm, 750 rpm.
Prosedur Pengambilan Data Pembubutan Lurus
Variasi Putaran
Adapun langkah-langkah yang
dilakukan untuk pengambilan data 1500 rpm 1050 rpm 750 rpm
penelitian sebagai berikut:
1. Pastikan semua instruksi percobaan
pembubutan bulat telah siap untuk Pengujian/pengukuran

dilaksanakan;
2. Tekan tombol start untuk memulai
Temperatur Pahat Keausan Pahat
melaksanakan instruksi-instruksi yang
telah ditentukan dan catat temperatur
yang terbaca pada layar display Analisa dan Pembahasan
thermometer sampai selesai pembubutan
dengan panjang pemakanan 50 mm; Kesimpulan
3. Setelah mesin off ukur panjang pahat
bubut. Selisih antara panjang awal dan Selesai
panjang akhir merupakan nilai keausan Gambar 6. Alur penelitian
pahat;
4. Setiap pengambilan data temperatur dan 4. Hasil dan Pmbahasan
keausan dilakukan untuk satu spesimen Pengukuran Temperatur
saja. Hasil eksperimen pembubutan baja
5. Untuk pengukuran temperatur dan karbon sedang diperoleh data-data
keausan pada putaran yang sama pengukuran temperatur dengan parameter
dilakukan 3 kali proses pembubutan dan kecepatan putaran spindel mesin bubut
setiap 1 kali proses datanya dicatat. 1500 rpm,1050 rpm, 750 rpm, kecepatan
Pada penelitian ini ada 3 variasi pemakanan sejajar benda kerja 0,5
putaran dan setiap putaran dilakukan 3 kali mm/menit, kedalaman penyayatan 0,5 mm,
pengambilan data, jadi benda kerja yang panjang benda kerja yang disayat 50 mm.
dibubut berjumlah 9 buah. Sedangkan pahat
Tabel 1. Hasil pengukuran kecepatan
bubut yang digunakan sebanyak 3 buah spindel terhadap temperatur pahat bubut.
dengan geometri yang sama. Setiap satu
variasi putaran hanya digunakan 1 buah Putaran Temperatur Pahat Rata-rata
pahat bubut. (rpm) (OC) (OC)
1500 126.0 125.0 128.0 126.3
1050 114.0 113.0 114.0 113.7
750 67.0 65.0 63.0 65.0

8
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Pada tabel diatas diperoleh nilai semakin keras sehingga gesekan yang
temperatur pahat bubut masing-masing 3 terjadi antara geram dengan pahat semakin
kali percobaan untuk setiap putaran spindel. besar yang akhirnya akan berpengaruh
Nilai rata-rata temperatur pahat bubut untuk terhadap timbulnya panas pada proses
setiap putaran berturut-turut yaitu 126,3 oC, pemotongan. Hampir seluruh energi
113,7 oC, 65,0 oC pada masig-masing pemotongan diubah menjadi panas melalui
putaran 1500 rpm, 1050 rpm, dan 750 rpm. gesekan antara geram dengan pahat dan
antara pahat dengan benda kerja.
150.0
Temperatur Pahat

Pengukuran Keausan Pahat


100.0
Bubut (OC)

Umur pahat merupakan seluruh waktu


50.0
pemotongan sehingga dicapai batas
keausan. Keausan pada proses pembubutan
0.0 disebabkan oleh gesekan antara aliran
1500 1050 750
material benda kerja pada bidang geram dan
bidang utama pahat.
Putaran Spindel (rpm)
Tabel 2. Hubungan kecepatan putar spindel
Gambar 7. Hubungan putaran spindel terhadap keausan pahat bubut
terhadap temperatur pahat. Putaran Keausan Pahat Rata-rata
Secara umum, distribusi temperatur
(rpm) (mm) (mm)
terbagi dalam tiga zona, yaitu zona pahat,
benda kerja dan geram. Sebagian besar 1500 0.47 0.46 0.46 0.463
panas akan dibawa oleh geram (75%), 1050 0.45 0.43 0.45 0.443
sebagian merambat melalui pahat potong 750 0.15 0.20 0.10 0.150
(20%) dan sebagian sisanya mengalir pada
benda kerja menuju kesekeliling (5%). Pada tabel diatas memperlihatkan nilai
Panas yang ditimbulkan dalam proses keausan pahat masing-masing 3 kali
pemotongan tersebut cukup besar dan percobaan dalam putaran yang sama. Hasil
karena luas bidang kontak yang relatif kecil pengukuran rata-rata nilai keausan masing-
maka temperatur menjadi sangat tinggi, masing putaran berturut-turut yaitu 0,463
terutama pada bidang geram dan bidang mm, 0,443 mm, 0,150 mm pada masing-
utama (Jaroslav Mackerle, 1999). masing putaran 1500 rpm, 1050 rpm, dan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa 750 rpm. Secara keseluruhan data
terdapat pengaruh yang cukup besar dari menunjukan bahwa keausan meningkat
perubahan kecepatan potong yang ada seiring dengan meningkatnya putaran
terhadap temperatur yang terukur. dengan spindel kecepatan potong. Untuk
menaikan kecepatan putar spindel maka menjelaskan fenomen-fenomena keausan
temperatur pahat bubut mengalami yang terjadi, maka dapat dilihat pada grafik
peningkatan. Pada putaran spindel 750 rpm dibawah ini.
diperoleh pengukuran temperatur rata-rata
65 oC dan pada putaran lebih besar 1500
rpm diperoleh hasil pengukuran rata-rata
126,3 oC. Semakin tinggi putaran spindel
mesin bubut maka kecepatan gerak makan
pahat semakin tinggi yang menyebabkan
tekanan pahat bubut pada benda kerja

9
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Pada bidang utama mekanisme ini lama


0.500

Keausan Pahat Bubut


kelamaan akan menyebabkan terjadinya
0.400 keausan tepi pada pahat bubut walaupun
(mm) 0.300 tidak begitu mencolok karena struktur pahat
masih diatas angka kekerasannya.
0.200 Pada kecepatan 1050 rpm ini keausan
0.100 yang terjadi disebabkan oleh proses abrasif,
adhesi dan kimiawi. Pada awal pemotongan
0.000
mata potong pahat terlihat seperti terbakar
1500 1050 750 dan menimbulkan bunyi yang keras pada
Putaran Spindel (rpm) mesin. Proses pemotongan ini sangat
kimiawi aktif dimana material benda kerja
Gambar 8. Grafik hubungan kecepatan yang baru saja terpotong langsung
putaran spindel dengan keausan pahat menempel pada bidang geram dan bidang
Menurut Molinari (2013) keausan dan utama pahat didekat mata potong. Akibat
kerusakan pahat dapat merupakan suatu adanya gaya adhesi maka mengakibatkan
faktor yang dominan atau gabungan penumpukan tatalan pada mata pemotong
beberapa faktor tertentu. Faktor-faktor yang lebih dikenal dengan istilah Built Up
penyebab tersebut antara lain seperti proses Edge (BUE) yang terbentuk sangat besar.
abrasive, proses kimiawi, proses adhesi, Pada kecepatan inilah keausan tepi pahat
difusi, oksidasi deformasi plastis, keretakan terbentuk lebih cepat hingga mencapai
dan kelelaha. batas kritis keausan tepi maksimal.
Pada kecepatan putaran spindel 750 Mekanisme kimiawi terjadi karena
rpm keausan yang terjadi disebabkan oleh permukaan material benda kerja yang baru
proses abrasif yang terjadi karena pengaruh saja terbentuk (permukaan geram dan
gesekan antara geram dengan bidang geram permukaan benda kerja yang telah
dan bidang utama pahat. Proses abrasif ini terpotong) sangat kimiawi aktif sehingga
terus membesar baik pada bidang utama mudah bereaksi kembali dengan udara atau
pahat maupun pada bidang geram. Pada coolant dan menempel pada permukaan
bidang utama proses abrasif ini akan pahat sehingga akan mengurangi derajat
menjadi keausan tepi sedangkan pada penyatuan benda kerja dengan permukaan
bidang geram akan membuat permukaan pahat. Akibatnya proses keausan karena
bidang geram akan bertambah kasar. gesekan akan terjadi lebih cepat.
Akibatnya semakin lama pahat akan Pada kecepatan 1500 rpm keausan
mengalami keausan yang ditandai dengan yang terjadi lebih komplek dimana keausan
permukaan benda kerja yang dipotong yang terjadi disebabkan oleh proses abrasif,
bertambah kasar, gaya pemotongan yang adhesi, kimiawi, dan deformasi plastis.
terjadi bertambah besar yang ditandai Pada awal pemotongan mata potong pahat
dengan bunyi pada mesin yang bertambah terlihat seperti terbakar dan menimbulkan
keras. Keausan akibat proses abrasif ini bunyi yang keras pada mesin. Proses
akan terus berkembang sampai mencapai pemotongan ini sangat kimiawi aktif
batas kritis keausan pahat. Mekanisme dimana material benda kerja yang baru saja
keausan yang terjadi karena adanya partikel terpotong langsung menempel pada bidang
yang keras pada benda kerja yang geram dan bidang utama pahat didekat mata
bergesekan dengan aliran material benda potong. Mekanisme ini terjadi karena pahat
kerja pada bidang utama dan bidang geram. terdeformasi plastis akibat beban tekan dan

10
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

deformasi karena beban geser yang tinggi untuk Membubut Baja Paduan (ASSAB
pada bidang geram sehingga menyebabkan 760) dengan Metoda Variable Speed
terjadinya keausan kawah. Hal ini Machining Test. Jurnal Teknik Mesin
disebabkan seiring bertambahnya kecepatan Vol. 9, No. 1, April 2007: 31-39.
pemotongan dan peningkatan temperatur Jaroslav Mackerle, 1999, Finite Element
pemotongan sehingga kekuatan pahat
Analysis and Simulation of Machining:
menurun. A Bibliography. Journal of Materials
Kesimpulan Processing Technology, pp. 17-24.
Adapun kesimpulan dari hasil Molinari.A .& Nouari, M.,2003, Modeling
penelitian yang telah dilakukan bahwa of Tool Wear by Difussion in Metal
kecepatan putaran spindel mesin bubut Cutting, Journal Wear Technology 252
berpengaruh terhadap keausan dan , p.p. 135-149.
temperatur dimana pada putaran spindel
Surdia. T., Shinroku Saito. 1985.
1500 rpm diperoleh keausan tertinggi 0,463 Pengetahuan Bahan Teknik. Balai
mm dan pada putaran spindel 750 rpm
Pustaka. ISBN : 9786022600312.
diperoleh nilai keausan terendah 0,150 mm,
sedangkan pada putaran spindel 1500 rpm Sutrisna. K, Nugraha. P.N, Dantes. R, 2017.
didapatkan nilai temperatur tertinggi 126,3 Penaruh Variasi Kedalaman Potong
o dan Kecepatan Putar Mesin Bubut
C dan pada putaran spindel 750 rpm
didapatkan temperatur terendah 65,0 oC. Terhadap Kekasaran Permukaan
Benda Kerja Hasil Pembubutan Rata
Saran Pada Bahan Baja ST 37. Jurnal Jurusan
Adapun saran dari penelitian ini adalah Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM)
sebagai berikut: Vol: 8 No. 2.
1. Kecepatan putar spindel dan kecepatan
potong pahat bubut disesuaikan dengan
material (benda kerja) yang dibubut.
2. Untuk putaran spindel yang tinggi
dianjurkan penggunaan pendinginan
pahat secara continyu, agar kualitas
pahat tidak berubah.
3. Perlu dilakukan penelitian pengaruh
jenis pahat dengan temperatur dan
keausannya.
Daftar Pustaka
Amstead. B.H., Bmbanag Priambodo. 1995.
Teknologi Mekanik Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Bayuseno. A.P (2010). Kajian Pustaka
Tentang Keausan Pada Pahat Bubut.
Jurnal Rotasi Vol. 12 Nomor 2.
Hendri. B., dan Richard., 2007. Analisis
Umur dan Keausan Pahat Karbida

11

Anda mungkin juga menyukai