PENDAHULUAN.
Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengubah
bentuk suatu produk (komponen mesin) dari logam dengan cara memotong.
Berdasarkan pada cara pemotongannya, proses pemotongan logam dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok dasar, yaitu:
Prinsip pemotongan dengan las/gas adalah memotong besi atau baja dengan
menggunakan panas yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas. Proses
pemotongan logam dengan las/gas adalah memotong dengan cara memanaskan logam
sampai mendekati titik lumer (cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada
tekanan tertentu sehingga logam yang akan mencair tersebut terbuang sehingga
logam terpotong.
Proses pemotongan cepat, berbagai bentuk dapat dipotong dengan hasil baik. Proses
dapat dilakukan secara otomatis dengan mesin atau secara manual dengan tangan.
Memerlukan alat dan perlengkapan yang khusus, harganya mahal. Pada sisi bekas
pemotongan akan terjadi perubahan struktur yang mengakibatkan perubahan sifat
logam yang dipotong.
Prinsip kerja mesin frais adalah alat potong berputar pada spindel, kemudian benda
kerja digerakan sesuai dengan perintah yang di inginkan untuk membentuk profil
sesuai dengan gambar bentuk benda kerja tersebut. Disini terjadi 2 gerakan pada meja
mesin yaitu melintang dan membujur. Sedangkan spindel gerakannya hanya naik
turun.
-Cutter Milling
Cutter milling digunakan untuk proses milling seperti kontur, poket, sloting, dll.
Dilihat dari prosesnya cutter milling terdiri dari 2 macam yaitu cutter roughing dan
finishing.
-Twist Drill
Twist drill digunakan untuk pembuatan lubang. Adapun standart besar point angle
meliputi : 118,130,140,dll sesuai dengan jenis material yang akan di lubangi.
Alat yang digunakan untuk memperbesar lubang dengan ukuran yang lebih presisi.
Suatu proses pemotongan logam atau benda kerja dengan cara memutar benda kerja,
kemudian disayatkan dengan alat potong atau pahat potong yang bergerak.
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan oleh pahat yang bergerak tadi.
Dalam aplikasi, operasi pemesinan dapat dibagikan dua operasi dasar yaitu:
penerusan melalui pelubangan (through hole machining) dan pemesinan rongga
(cavity machining). Sebelum pemesinan dimulai, elektroda (anoda) dan benda kerja
(katoda) ditempatkan didalam cairan dielektrik dan diasingkan pada jarak yang
tertentu dengan mekanisme servo. Tenaga denyut yang berfrekwensi tinggi digunakan
dan disambungkan kepada motor DC, sehingga menghasilkan kapasitas voltan pada
ruang diantara elektroda dan benda kerja. Setiap kali voltasi di nyalakan, bunga api
(discharge) dihasilkan di kawasan antara elektroda dan benda kerja yang akan
mengikis permukaan benda kerja. Sisa benda kerja yang terkikis akan berada
disekitar ruang antara elektroda dan benda kerja sebelum dipancurkan keluar oleh
pancuran cairan dielektrik.
Bila ruang diantara elektroda dan benda kerja menjadi lebih besar (setelah
penyingkiran bahan), mekanisme servo bertindak dengan merendahkan elektroda.
Bentuk akhir pemotongan lazimnya berbentuk bayangan elektroda.
PROSES PEMOTONGAN
Proses pemotongan hingga saat ini masih tetap merupakan proses yang paling banyak
digunakan (60% sampai dengan 80%) di dalam membuat suatu komponen-komponen
mesin yang lengkap. Dengan demikian tidak mengherankan jika sampai kini berbagai
penelitian mengenai proses pemotongan tetap dilakukan untuk berbagai tujuan.
Penggolongan dari proses pemotongan dapat ditinjau dari jenis pahat yang
digunakan. Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan
geram dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk
menjadi komponen yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis
mesin perkakas dan dapat merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas
potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Untuk itu,
kita klasifikasikan dua jenis pahat yaitu :
Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Gerak Relatif dari Pahat terhadap Benda
Kerja
Gerak relatif dari pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam
gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding
movement). Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan gerak makan, maka
proses pemotongan dikelompokkan menjadi tujuh macam proses yang berlainan,
yaitu :
Selain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan, proses pemotongan
dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi
permukaan). Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar
yaitu :
2. Generasi permukaan rata lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.
Elemen proses pemotongan tersebut (v, vf, a, tc, dan Z) dihitung berdasarkan dimensi
benda kerja dan/atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin
perkakas yang dapat diatur bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas.
Oleh karena itu rumus yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses
pemotongan dapat berlainan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. http://blackorwhite537.blogspot.co.id/2014/09/proses-pemotongan-logam.html
2 http://slametbudiarto.weebly.com/proses-manufaktur.html
3. https://jalaktua.wordpress.com/2015/02/11/proses-pemotongan-logam-2/
4. http://blackorwhite537.blogspot.co.id/2014/09/proses-pemotongan-logam.html
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31451/5/Chapter%20I.pdf