Anda di halaman 1dari 7

ABSTRAK

Seiring perkembangan dan kebutuhan, industri pemotongan logam


menghadapi suatu paradigma dalam peningkatan produktivitas. Selain itu muncul
satu masalah utama lagi yang harus menjadi perhatian, yaitu dampak lingkungan
akibat proses produksi. Untuk itu industri pemotongan logam mencoba
mengimplementasikan metode pemotongan yang bersahabat dengan lingkungan dan
juga kesehatan. Tujuan yang ingin dicapai dari implementasi metode tersebut adalah
perbaikan efisiensi, mereduksi biaya produksi, peningkatan produktifitas dan
meminimalkan siklus waktu serta secara bersamaan pula memberikan kenyamanan
terhadap lingkungan maupun kesehatan kerja.

PENDAHULUAN.

Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang digunakan untuk


mengubah bentuk suatu produk dari logam (komponen mesin) dengan cara
memotong. Selain itu Proses pemotongan logam merupakan kegiatan terbesar yang
dilakukan pada industri manufaktur, proses ini mampu menghasilkan komponen yang
memiliki bentuk yang komplek dengan akurasi geometri dan dimensi tinggi. Prinsip
pemotongan logam dapat defenisikan sebagai sebuah aksi dari sebuah alat potong
yang dikontakkan dengan sebuah benda kerja untuk membuang permukaan benda
kerja tersebut dalam bentuk geram. Meskipun definisinya sederhana akan tetapi
proses pemotongan logam adalah sangat komplek.Salah satu proses pemesinan yang
digunakan pada pemotongan logam adalah proses bubut. Proses ini bertujuan untuk
membuang material dimana benda kerja dicekam menggunakan sebuah chuck atau
pencekam dan berputar pada sebuah sumbu, alat potong bergerak arah aksial dan
radial terhadap benda kerja sehingga terjadi pemotongan dan menghasilkan
permukaan yang konsentris dengan sumbu putar benda kerja. Ada tiga parameter
utama yang berpengaruh terhadap gaya potong, peningkatan panas, keausan, dan
integritas permukaan benda kerja yang dihasilkan. Ketiga parameter itu adalah laju
pemotongan (V), laju pemakanan (f),
EMPAT KELOMPOK DASAR PEMOTONGAN LOGAM

Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengubah
bentuk suatu produk (komponen mesin) dari logam dengan cara memotong.
Berdasarkan pada cara pemotongannya, proses pemotongan logam dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok dasar, yaitu:

1. Proses pemotongan dengan mesin las

2. Proses pemotongan dengan mesin press


3. Proses pemotongan dengan mesin perkakas

4. Proses pemotongan non-konvensional (Electrical Discharge Machining)

Chemical Milling, dsb.).

Dari keempat prosespemotongan tersebut, proses pemotongan dengan menggunakan


pahat potong yang dipasang pada mesin perkakas dan, khususnya mesin EDM
(Electrical Discharge Machining). Dalam istilah teknik, proses ini sering disebut
dengan nama Proses Pemotongan Logam (Metal Cutting Process) atau Proses
Pemesinan (Machining Process). Oleh karena itu, untuk menghindari
kesalahpahaman tentang istilah maka selanjutnya dipilih nama yang terakhir yaitu
proses pemesinan.

A. PROSES PEMOTONGAN DENGAN MESIN LAS

Prinsip pemotongan dengan las/gas adalah memotong besi atau baja dengan
menggunakan panas yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas. Proses
pemotongan logam dengan las/gas adalah memotong dengan cara memanaskan logam
sampai mendekati titik lumer (cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada
tekanan tertentu sehingga logam yang akan mencair tersebut terbuang sehingga
logam terpotong.

Keuntungan memotong logam dengan gas :

Proses pemotongan cepat, berbagai bentuk dapat dipotong dengan hasil baik. Proses
dapat dilakukan secara otomatis dengan mesin atau secara manual dengan tangan.

Kerugian memotong logam dengan gas :

Memerlukan alat dan perlengkapan yang khusus, harganya mahal. Pada sisi bekas
pemotongan akan terjadi perubahan struktur yang mengakibatkan perubahan sifat
logam yang dipotong.

B. PROSES PEMOTONGAN DENGAN MESIN PRESS (FRAISS/MILLING)

Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja


menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses
penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa
menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk
datar, menyudut, atau melengkung.Proses ini merupakan suatu proses untuk mengikis
permukaan agar diperoleh permukaan benda kerja menjadi rata.

Prinsip kerja mesin Frais :

Prinsip kerja mesin frais adalah alat potong berputar pada spindel, kemudian benda
kerja digerakan sesuai dengan perintah yang di inginkan untuk membentuk profil
sesuai dengan gambar bentuk benda kerja tersebut. Disini terjadi 2 gerakan pada meja
mesin yaitu melintang dan membujur. Sedangkan spindel gerakannya hanya naik
turun.

Alat- alat potong pada mesin frais :

-Cutter Milling

Cutter milling digunakan untuk proses milling seperti kontur, poket, sloting, dll.
Dilihat dari prosesnya cutter milling terdiri dari 2 macam yaitu cutter roughing dan
finishing.

-Twist Drill

Twist drill digunakan untuk pembuatan lubang. Adapun standart besar point angle
meliputi : 118,130,140,dll sesuai dengan jenis material yang akan di lubangi.

- Boring Head Arbor

Alat yang digunakan untuk memperbesar lubang dengan ukuran yang lebih presisi.

C. PROSES PEMOTONGAN DENGAN MESIN PERKAKAS (BUBUT)


Gambar 2.1. Skematis Proses Bubut

Suatu proses pemotongan logam atau benda kerja dengan cara memutar benda kerja,
kemudian disayatkan dengan alat potong atau pahat potong yang bergerak.

Prinsip kerja pada mesin bubut adalah :

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan oleh pahat yang bergerak tadi.

D. PROSES PEMOTONGAN DENGAN MESIN NON KONVENSIONAL


(ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING/EDM)

Electrical Discharge Machining (EDM) adalah proses pemotongan logam yang


dilakukan dengan penciptaan ribuan kotoran per detik. listrik mengalir di antara
elektroda dan benda kerja dalam cairan dielektrikum. Pada saat proses pemotongan,
akan muncul uap logam yang sangat kecil pada wilayah erosi. EDM dapat digunakan
pada bahan yang konduktif listrik, termasuk bahan-bahan eksotis seperti Waspaloy
atau Hastaloy, yang sangat sulit dikerjakan mesin dengan menggunakan metode
konvensional.

Dalam aplikasi, operasi pemesinan dapat dibagikan dua operasi dasar yaitu:
penerusan melalui pelubangan (through hole machining) dan pemesinan rongga
(cavity machining). Sebelum pemesinan dimulai, elektroda (anoda) dan benda kerja
(katoda) ditempatkan didalam cairan dielektrik dan diasingkan pada jarak yang
tertentu dengan mekanisme servo. Tenaga denyut yang berfrekwensi tinggi digunakan
dan disambungkan kepada motor DC, sehingga menghasilkan kapasitas voltan pada
ruang diantara elektroda dan benda kerja. Setiap kali voltasi di nyalakan, bunga api
(discharge) dihasilkan di kawasan antara elektroda dan benda kerja yang akan
mengikis permukaan benda kerja. Sisa benda kerja yang terkikis akan berada
disekitar ruang antara elektroda dan benda kerja sebelum dipancurkan keluar oleh
pancuran cairan dielektrik.

Bila ruang diantara elektroda dan benda kerja menjadi lebih besar (setelah
penyingkiran bahan), mekanisme servo bertindak dengan merendahkan elektroda.
Bentuk akhir pemotongan lazimnya berbentuk bayangan elektroda.

PROSES PEMOTONGAN

Proses pemotongan hingga saat ini masih tetap merupakan proses yang paling banyak
digunakan (60% sampai dengan 80%) di dalam membuat suatu komponen-komponen
mesin yang lengkap. Dengan demikian tidak mengherankan jika sampai kini berbagai
penelitian mengenai proses pemotongan tetap dilakukan untuk berbagai tujuan.

Klasifikasi Proses Pemotongan

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Jenis Pahat

Penggolongan dari proses pemotongan dapat ditinjau dari jenis pahat yang
digunakan. Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan
geram dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk
menjadi komponen yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis
mesin perkakas dan dapat merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas
potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Untuk itu,
kita klasifikasikan dua jenis pahat yaitu :

1. Pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools)

2. Pahat bermata potong jamak (multiple points cutting tools)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Gerak Relatif dari Pahat terhadap Benda
Kerja
Gerak relatif dari pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam
gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding
movement). Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan gerak makan, maka
proses pemotongan dikelompokkan menjadi tujuh macam proses yang berlainan,
yaitu :

1. Proses membubut (turning)

2. Proses menggurdi (drilling)

3. Proses mengefreis (milling)

4. Proses menggerinda rata (surface grinding)

5. Proses menggerinda silindris (cylindrical grinding)

6. Proses menyekrap (shaping, planing)

7. Proses menggergaji atau memarut (sawing, broaching)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Proses Generasi Permukaan

Selain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan, proses pemotongan
dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi
permukaan). Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar
yaitu :

1. Generasi permukaan silindris atau konis

2. Generasi permukaan rata lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.

Elemen Dasar Proses Pemotongan

Berdasarkan gambar teknik, di mana dinyatakan spesifikasi geometris suatu produk


komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemotongan yang telah
disinggung di atas harus dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang
digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif
ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran
obyektif tersebut dicapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan
penampang geram (sebelum terpotong) dan selain itu setelah berbagai aspek
teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu
pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Situasi seperti ini timbul pada setiap
perencanaan proses pemotongan. Dengan demikian dapat dikemukakan lima elemen
dasar proses pemotongan, yaitu :

1. Kecepatan potong (cutting speed) : v (m / min)

2. Kecepatan makan (feeding speed) : vf (mm / min)

3. Kedalaman potong (depth of cut) : a (mm)

4. Waktu pemotongan (cutting time) : tc (min)

5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) : Z (cm3 / min)

Elemen proses pemotongan tersebut (v, vf, a, tc, dan Z) dihitung berdasarkan dimensi
benda kerja dan/atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin
perkakas yang dapat diatur bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas.
Oleh karena itu rumus yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses
pemotongan dapat berlainan.

KESIMPULAN

Pemotongan logam adalah merupakan suatu proses yang digunakan untuk


menghilangkan sebagian dimensi dari benda kerja dengan mempergunakan mesin
perkakas potong dan pahat potong sehingga terbentuk komponen seperti yang
dikehendaki. Dalam istilah teknik, proses pemotongan ini sering disebut dengan nama
metal cutting process.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://blackorwhite537.blogspot.co.id/2014/09/proses-pemotongan-logam.html
2 http://slametbudiarto.weebly.com/proses-manufaktur.html
3. https://jalaktua.wordpress.com/2015/02/11/proses-pemotongan-logam-2/
4. http://blackorwhite537.blogspot.co.id/2014/09/proses-pemotongan-logam.html
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31451/5/Chapter%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai