PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Sumber : https://automatecnc.com/machining-handbook/chapter-7/page/3
Gambar 2.2 Mesin Bandsaw Horizontal
Sumber : https://automatecnc.com/machining-handbook/chapter-7/page/3
1. Kepala (head) berada di bagian atas mesin, berisi roda idler, saklar
motor penggerak, pengatur ketegangan bilah gergaji, selang udara
fleksibel yang berfungsi untuk meniupkan udara pembersih benda
kerja dari geram, dan dudukan (post) untuk pemandu bilah gergaji
bagian atas (upper saw guide). Dial pilihan kerja (selector job) juga
terletak di bagian kepala.
2. Tiang (column) berisi dial indikator kecepatan yang digerakkan
dengan kabel dari transmisi dan menjadi indikator kecepatan dalam
feet per minute (FPM). Mesin lasa penyambung Butt welder yang
berfungsi untuk menyambung bilah gergaji juga terpasang pada tiang.
3. Dasar (base) mesin gergaji Bandsaw berisi roda penggerak (drive
wheel), motor penggerak dan transmisi. Transmisi memiliki dua
rentang kecepatan potong, yaitu kecepatan rendah (50 - 375 FPM) dan
kecepatan tinggi (260 – 1.500 FPM). Tuas pengatur kecepatan di
bagian belakang dasar mesin dapat diatur pada posisi kecepatan
rendah, tinggi dan netral. Dasar mesin juga berfungsi mendukung
meja kerja dan memiliki pemandu pita gergaji bagian bawah (lower
saw guide). Mekanisme pemakanan dan handel pengaturnya terletak
di dalam dasar mesin. Pedal ditempatkan di bagian depan dasar mesin.
4. Unit Pengatur Kecepatan Unit pengatur kecepatan (variable Speed
Unit) berada di dalam dasar mesin. Unit ini memiliki dua pulley tipe-
V yang terpasang dalam bearing tube dan bekerja dengan sistem
variable speed. Salah satu puli digerakkan oleh motor melalui sabuk
sementara sabuk yang lain meneruskan daya dan putaran untuk
menggerakkan roda penggerak pita gergaji. Kedua bagian luar dari
kerucut puli terpasang tetap, tetapi bagian tengah kerucutnya akan
bergeser ketika roda berputar. Pergeseran di bagian tengah kerucut
akan mengakibatkan diameter dari salah satu puli akan bertambah
besar, sementara puli yang lain akan bertambah kecil. Perubahan rasio
secara perlahan antara dua puli ini akan menghasilkan peningkatan
atau penurunan kecepatan mesin secara gradual.
Bilah gergaji Bandsaw dibuat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk
roll 50 sampai dengan 500 feet untuk digunakan pada mesin yang memiliki
butt welder untuk menyambung pita gergaji sendiri. Bilah Bandsaw juga
dapat berbentuk pita kontinyu yang sudah tersambung dengan lasan untuk
mesin yang tidak memiliki kelengkapan untuk mengelas.
Bilah gergaji Bandsaw dibuat dari baja paduan khusus yang dibentuk agar
memiliki sifat lentur dengan proses annealing pada badan bilahnya dan proses
hardening hanya pada mata potongnya. Bilah gergaji Bandsaw juga ditekuk
dengan tiga macam pola seperti yang terlihat pada gambar 6.4 untuk
menghasilkan celah (kerf) seperti halnya bilah gergaji hacksaw. Pitch gergaji
berkisar antara 6 sampai dengan 32 gigi per inch. Gigi yang lebih kasar
digunakan untuk memotong logam yang besar dan lunak.( B.H. Amstead,
Phillip F. Ostwald, Myron L. Begeman, 1989)
Pemilihan bilah Bandsaw Bilah Bandsaw dipilih berdasarkan tipe
material yang akan dipotong, ketebalan dan jenis operasi penggergajian yang
akan dipakai. Gunakanlah pita gergaji yang lebih lebar dan lebih tebal. Tapi
pertimbangakan juga bentuk kurva yang akan dipotong, karena bilah gergaji
yang lebih lebar lebih sulit digunakan untuk membentuk kurva. Pola
penggaruk (raker) digunakan untuk penggergajian umum. Pola gelombang
(wave) digunakan untuk memotong bagian-bagian benda kerja yang tipis,
seperti pipa, sudut dan kanal.
Sumber : https://smithy.com/machining-handbook/chapter-7/page/5
Setidaknya tiga mata potong gergaji harus selalu kontak dengan benda
kerja selama proses penggergajian untuk mencegah getaran (chatter) dan
geseran (shearing) pada gigi mata potong. Gergaji dengan mata potong yang
halus digunakan untuk memotong pelat logam dan pipa. Jika pelat logam
terlalu tipis sehingga tidak memenuhi persayaratan kerapatan mata potong,
letakkan pelat logam tersebut diantara kayu, fiberboard, atau logam yang
lebih tebal.
METODOLOGI
a. Bandsaw
b. Jangka Sorong
P
Vf= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (1 )
t
4.2 Perhitungan
Diketahui :
P : 25 mm
t : 3 menit
Ditanya:
Vf :…………?(mm/menit)
Jawab:
P
Vf=
t
25 mm
Vf=
3 menit
V f =8,33 mm /menit
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mengenai pemotongan menggunakan
bandsaw maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Proses permesinan merupakan proses pemotongan atau pembuangan
sebagaian bahan dengan maksud untuk membentuk produk yang
diinginkan
b. Proses permesinan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pemotongan
(cutting), abrasi (abrasive process), seperti proses gerinda, dan proses
pemesinan non tradisional yang dilakukan secara elektrik
c. Penggergajian (sawing), yang itu adalah proses di mana benda kerja
dipotong oleh alat yang terdiri dari serangkaian gigi yang berjarak sempit,
yang disebut mata gergaji.
d. Proses pemotongan dengan menggunakan bandsaw harus memperhatikan
bentuk dan jenis material karena setiap bentuk dan jenis material yang
berbeda akan menggunakan mata gergaji yang berbeda pula.
5.2 Saran
Niemann, G., 1982. Elemen Mesin : Desain dan Kalkulasi dari Sambungan,
Bantalan, dan Poros. Penerjemah Bambang Priambodo. Erlangga,
Jakarta.