ROLLING MANUAL
Dalam dunia kerja, seorang Sarjana Teknik Industri harus memiliki jiwa seorang
manajer harus memahami kompetensi dasar dari proses manufaktur agar dapat
mengestimasi waktu serta biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang
produksi yang berkualitas tinggi.
1
1.2 Tujuan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Gambar 2.2 Flow chart for production of various finished and
semifinished steel shapes
Pada gambar 2, produk dasar dari proses rolling adalah slabs, blooms dan
billets. Bloom memiliki penampang persegi atau persegi panjang dengan
ketebalan lebih dari 15 cm (6 inch) dan lebar tidak lebih dari dua kali
ketebalan. Billet lebih kecil dari bloom dan memiliki penampang persegi atau
lingkaran. Billet diproduksi oleh beberapa bentuk proses deformasi seperti
rolling atau ekstrusi. Slabs berbentuk persegi panjang di mana lebarnya lebih
dari dua kali ketebalannya. Slabs dapat di-roll untuk menghasilkan plate,
sheet dan strip. Plates atau plat memiliki ketebalan lebih dari 6 mm (¼ inch),
4
sedangkan sheet dan strip memiliki ketebalan mulai dari 0,1 mm sampai 6
mm (0.004 inch sampai ¼ inch). (Black dan Kohser, 2008)
Secara umum, proses rolling dibagi menjadi dua sebagai berikut.
1. Hot Rolling
Hot rolling dilakukan dengan memanaskan logam terlebih dahulu. Setelah logam
panas, logam dimasukkan ke dalam mesin roll. Kelebihan dari proses hot rolling
yaitu energi yang digunakan tidak sebesar cold rolling dan bebas dari residual stress
karena dilakukan dengan temperatur tinggi sehingga logam lebih lunak. Kerugian dari
proses hot rolling adalah toleransi yang rendah dan karakteristik permukaan yang
oxide scale.
2. Cold Rolling
Cold rolling adalah proses pengerjaan logam dengan suhu kamar. Cold rolling
digunakan untuk mengurangi ukuran dan ketebalan logam. Proses ini juga
meningkatkan kekuatan dan kekerasan logam. Biasanya cold rolling merupakan
proses lanjutan dari hot rolling. Keuntungannya adalah kebalikan dari hot rolling,
yaitu meningkatkan toleransi dan bebas dari permukaan oxide scale.
Rolling selesai pada suhu kamar dan logam dilewatkan melalui dua atau
lebih roll yang diterapkan. Giling akan mengurangi ketebalan logam dan
proses ini juga akan meningkatkan kekuatan dan kekerasan logam. Ada
banyak aplikasi untuk logam yang telah selesai dengan proses rolling. Namun
biasanya dibuat menjadi tiga produk, yaitu lempang logam, lembar logam dan
foil. Jenis rolling lainnya yaitu thread roll, ring rolling dan roll piercing.
(Anonim, 2014)
1. Thread Rolling
Thread rolling biasanya dilakukan pada pembuatan ulir. Proses thread rolling
dilakukan dengan cara cold rolling, kecepatan produksi biasanya 8 unit per detik.
Keuntungan pada proses ini yaitu material yang terbuang sedikit, ulir yang dihasilkan
lebih kuat, permukaan ulir lebih rata dan tahan terhadap kelelahan.
5
3
2. Ring Rolling
Proses ring rolling dilakukan dengan hot rolling jika ring berdiameter besar dan
cold rolling jika ring berdiameter kecil. Contoh produk yang dihasilkan yaitu roda
kereta api, ring pipa dan benda lainnya yang berbentuk cincin.
6
3
3. Roll Piercing
Roll piercing biasanya digunakan dalam pembuatan pipa berdinding tebal yang
berasal dari logam. Biasanya disebut rotary tube piercing atau proses Mannesmann.
Roll piercing dilakukan pada keadaan hot rolling.
7
3
8
Zipper cracks terjadi karena perbedaan tekanan pada permukaan rolling,
tekanan lebih besar pada bagian tengah sehingga terjadi lubang.
c. Edge cracks
Edge cracks terjadi karena perbedaan tekanan pada permukaan rolling,
tekanan lebih besar pada bagian pinggir sehingga terjadi retak di pinggir
logam.
d. Alligatoring
Terlalu banyak tekanan pada bagian-bagian tertentu, sehinga terjadi tekanan
dan bagian dalam terbuka.
9
2.3.1 Rolling Plat
(a)
(a) (b)
(a)
(c)
10
ini mampu menggulung plat sehingga membentuk profil kurva lingkaran. Mesin
ini dalam aplikasinya banyak digunakan dalam industry manufaktur untuk
pembuatan beberapa alat industri seperti tangka,
ducting dan cerobong. (Anonim, 2020)
11
logam berkurang menjadi hf oleh sepasang roll yang berputar. Kedua roll
tersebut diputarkan oleh motor listrik. Kecepatan permukaan roll adalah Vr.
Kecepatan strip meningkat dari nilai masuknya Vo saat bergerak memasuki roll
gap, kecepatan tertinggi strip terjadi saat keluar dari roll gap dan kecepatan
tertinggi tersebut dimisalkan dengan Vf. Logam berakselarasi dalam roll gap
dengan cara yang sama seperti fluida yang incompressible flow yang mengalir
melalui saluran konvergen. (Kalpakjian dan Schmid, 2009)
Karena kecepatan permukaan pada rigid roll konstan, maka ada geseran
relative antara roll dan strip sepanjang busur kontak di celah roll (roll gap), L.
Pada satu titik sepnajang panjang kontak (disebut juga neutral point atau no-slip
point) kecepatan strip sama dengan kecepatan roll. Untuk ke titik kiri ini, roll
bergerak lebih cepat dari strip, sedangkan untuk ke titik kanan ini, strip bergerak
lebih cepat dari roll. Oleh karena itu, gaya gesek yang melawan pergerakan
antara dua bidang geser, beraksi pada strip seperti pada gambar 2.7c.
Roll menarik material ke dalam roll gap melalui net frictional force pada
material. Dengan demikian, net frictional force harus ke kanan seperti gambar
2.7b. Hal ini juga berarti bahwa gaya gesekan ke kiri dari titik netral harus lebih
besar dari pada gaya gesekan ke kanan. Meskipun gesekan diperlukan dalam
rolling materials, energi dihamburkan untuk mengatasi gesekan. Dengan
demikian, meningkatkan gesekan juga akan meningkatkan gaya rolling dan
kebutuhan daya. Selanjutnya, gesekan yang besar dapat merusak permukaan
produk hasil rolling. Dengan demikian, dalam praktik : gesekan rendah dan
terkontrol yang dipaksa dalam rolling harus menggunakan pelumas yang efektif.
Draft maksimum didefinisikan sebagai perbedaan ketebalan strip awal
dengan strip akhir atau (h0 – hf). Ini dapat ditunjukkan bahwa fungsi dari jari-jari
roll, R, dan koefisien gesekan, µ, antara strip dan roll dengan hubungan berikut.
ho – hf = µ2R
Dengan demikian, semakin besar gesekan dan jari-jari roll, maka semakin
besar kemungkinan draft maksimum.
12
Dalam rolling menerapkan prinsip tekanan untuk mengurangi ketebalan
strip. Oleh karena itu, dibutuhkan gaya untuk prinsip tekanan tersebut dengan
persamaan sebagai berikut.
F = LwYavgs
Di mana, L adalah panjang kontak roll-strip, w adalah lebar strip, dan Yavgs
adalah true stress rata-rata dari strip selama di dalam roll gap.
Torsi pada roll adalah hasil dari F dan a. Daya dibutuhkan setiap roll dapat
diestimasikan dengan asumsi bahwa F beraksi di tengah lekungan kontak dan
nilai a = L/2 seperti pada gambar 2.7b. maka total power untuk kedua roll
adalah.
2 πFLN
Power (in kW) =
60000
2 πFLN
Power (in hp) =
33000
13
Gambar 2.8 Mesin Rolling
Sumber : Laporan Praktikum Lab Sistem Manufaktur
Prinsip kerja mesin roll sangatlah sederhana, yaitu benda kerja berupa
plat atau logam berdiameter kecil dijepit di antara upper roll dan lower roll yang
diputar sehingga mencapai ukuran diameter yang diinginkan. (Prasetio dkk,
2014)
14
3. Rear Roll
Untuk mengatur radius benda dengan mengubah posisi
4. Lower Roll
Untuk menyesuaikan dengan ketebalan benda kerja
5. Roda Pengunci
Untuk mengatur dan mengunci kedudukan lower roll sehingga benda
kerja terjepit dengan erat
6. Roda Pengatur Diameter
Untuk mengatur diameter lingkaran hasil dengan merubah posisi
rear roll.
15
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
2. Kaca pelindung
Kaca pelindung berfungsi untuk melindungi wajah selama proses parktikum.
16
Sumber : https://www.tokopedia.com/find/kaca-pelindung-muka
3. Slop tangan
Slop tangan berfungsi untuk melindungi tangan selama proses praktikum.
4. Sepatu safety
Sepatu safety berfungsi untuk melindungi kaki selama praktikum berlansung.
17
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah plat hitam eser besi 1,5 mm.
18
BAB IV
OLAH DATA
4.1 Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum ini diilustrasikan oleh gambar 13 sebagai
berikut.
Dari gambar 4.1 dapat dilihat hasil dari proses rolling manual. Benda kerja yang
tadinya berupa plat rata berubah menjadi plat lengkung. Hal tersebut terjadi karena
benda kerja mengalami deformasi plastis selama proses rolling manual.
19
4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari gambar 4.2, proses perngerjaan rolling manual dilakukan secara
berkelompok. Sebelum proses rolling manual dilakukan, mesin rolling manual harus
dalam keadaan bersih dan sudah diberi pelumas. Plat hitam besi eser 1,5 mm yang
telah dipotong diletakkan di antara roll 1 dan roll 2 pada mesin rolling manual. Jarak
antara roll 1 dan roll 2 disesuaikan dengan ketebalan plat hitam besi eser 1,5 mm.
Selanjutnya melakukan pemutaran spindle pada benda kerja yaitu plat besi eser 1,5
mm secara perlahan dan dilakukan 2 sampai 3 kali agar benda kerja tersebut
mengalami perubahan bentuk dari plat lurus menjadi plat lengkung. Pada tahap
pemutaran spindle ini dilakukan 2 orang yang bertugas sebagai pemantau benda kerja
dan pemutar spindle. Setelah benda kerja menjadi plat lengkung sesuai dengan
keinginan, maka mesin rolling manual dibersihkan dan diberi pelumas agar tidak
cepat aus dan berkarat.
20
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.tokopedia.com/find/kaca-pelindung-muka
[Diakses tanggal 15 Maret 2020]
Prasetio, Ardian. 2014. Tugas Praktikum Proses Manufaktur I Jurusan Teknik Mesin.
Malang : Universitas Brawijaya
22