ROLLING (PENGEROLAN)
PROCESSES
SETELAH MEMPELAJARI ROLLING (PENGEROLAN) PROCESSES, DIHARAPKAN
MAHASISWA DAPAT:
1. Memahami fungsi pengerolan dalam proses pembentukan logam
2. memahami hubungan reduksi dan gaya pengerolan dihubungkan dengan
karakteristik bahan
3.Mengenal produk, aplikasi dilapangan dan mesin-mesin yang digunakan
3.Dapat menentukan aliran proses pengerolan
4.Dapat menentukan tahapan pengerolan dari berbagai bentuk produk
5.Dapat melakukan perhitungan dari bahan baku sampai produk jadi
6. Mengetahui proses nyata yang terjadi di Lapangan
Back to
Introduc.
E. Rolling
Merupakan proses pengubahan bentuk logam secara plastis dengan
melewatkannya diantara roll. Pada proses ini, benda kerja dikenakan tegangan kompresi
tinggi yang berasal dari gerakan jepit rol yang saling berhadapan dan tegangan gesek
permukaan sebagai akibat gesekan yang terjadi antara rol dan benda kerja. Pada
umumnya perkakas yang digunakan dalam prroses pengerolan sering disebut rolling mill.
Tujuan utama proses pengerolan terutama adalah untuk memperkecil tebal
logam. Biasanya terjadi sedikit pertambahan lebar. Karena itu penurunan tebal
mengakibatkan pertambahan panjang
Produk yang dibuat pada rolling mill ditunjukkan pada gambar 1
Home
Gambar 1. Beberapa produk yang dibuat dalam rolling Home
mill
Dari cetakan, ingot dipindahkan ke rolling mill untuk diroll menjadi satu diantara
tiga produk setengah jadi yang disebut dengan bloom, billet, dan slab. Bloom
memiliki ukuran permukaan bujur sangkar 6 x 6 in (150mm x 150 m) atau lebih
panjang. Billet dirool dari blomm dan memiliki penampang bujur sangkar dengan
sisi 1.5 in atau lebih. Slab adalah di roll dari ingot atau bloom, memiliki
penampang persegi dengan lebar 10 in (250 mm) atau lebih dan ketebalan 1.5 in
(38 mm) atau lebih. Kemudian bentuk setengah jadi tersebut selanjutnya diroll
menjadi bentuk produk akhir.
Blomm di roll menjadi bentuk-bentuk structural, dan bentuk rel untuk jalur
rel seperti rel kereta api. Billet diroll menjadi bars dan rods, bentuk inilah yang
menjadi bahan baku untuk proses permesinan, pembuatan kawat, penempaan dan
proses pengerjaan logam lainnya. Sedangkan slab diroll menjadi plate, sheet dan
strip.Pengerolan panas plat, biasanya digunakan untuk bangunan kapal, jembatan,
boiler, tabung dan pipa, dan banyak produk lainnya. Dan karakteristik
menggunakan pengerolan sheet strip, coil, idealnya untuk panel luar, untuk
automobil dan furniture kantor.
Home
Analisa flat rolling
.
Gambar 2. Tampak samping dari flat roll, yang memperlihatkan ketebalan
sebelum dan sesudah proses, kecepatan kerja, sudut kontak dengan
roll dan keretangan lainnya.
Pada flat rolling, reduksi ketebalan sering disebut draft dicari dengan rumus
tf = ketebalan akhir. in (mm)
Home
Draft juga kadang dinyatakan dalam bentuk pecahan dengan membandingkan dengan
ketebalan awal, disebut reduksi ( r )
Pada proses ini, volume yang keluar dari roll sama dengan volume masuk V o = Vf dapat
juga ditulis dengan rumus
wo dan w f adalah lebar sebelum dan sesudah pengerjaan, L o dan L f panjang sebelum
dan sesudah pengerjaan.
Hal yang sama, nilai volume aliran material sebelum dan sesudah proses harus sama,
oleh karena itu kecepatan sebelum dan sesudah proses bias dihubungkan sebagai berikut
to wo vo = tf wf vf
dimana vo dan vf adalah kecepatan masuk dan keluar kerja.
Sedangkan slip yang terjadi antara roll dan benda kerja yang disebut forward slip yaitu
Home
dimana s = forward slip, vf = final (exiting) velocity, ft/sec (m/s), dan vr = roll speed,
ft/sec( m/s )
Tegangan sebenarnya yang dialami oleh benda kerja pada roll berdasarkan ketebalan
sebelum dan sesudah pengerjaan , dinyatakan dalam rumus
Regangan nyata bias digunanakan untuk menghitung tegangan alir rata-rata yang
digunakan pada pengerjaan material pada flat rolling. Dihitung dengan rumus berikut:
Batasan dari draft maksimum yang mungkin pada flat rolling dengan memperhitungkan
koefisien gesekan dapat dihitung dengan.
dimana dmax = draft maksimum, in (mm), μ = koefisien gesekan, R = roll radius, in (mm)
Home
Tegangan alir rata-rata dapat digunakan untuk menghitung gaya dan tenaga pengerolan.
Gaya pengerolan (F) dihitung berdasarkan tegangan alir rata-rata dan material kerja
dalam celah rol sebagai berikut:
dimana w.L adalah luas bidang kontak antara roll dengan benda kerja. Panjang kontak
(L) dapat dicari dengan rumus
Karena kecepata angular dari roll adalah 2πN, dimana N = kecepatan rotasi roll.
Sehingga daya setiap roll adalah 2π NT.
Home
Dalam perhitungan daya rolling, karena pada kenyataannya pada rolling mill terdapat
dua roll yang kontak dengan benda kerja (dua tenaga roll), dan substitus rumus torsi,
maka daya pengerolan dapat dirumuskan sebagai berikut
Home
Dalam perhitungan daya rolling, karena pada kenyataannya pada rolling mill terdapat dua
roll yang kontak dengan benda kerja (dua tenaga roll), dan substitus rumus torsi, maka
daya pengerolan dapat dirumuskan sebagai berikut
Home
Home
Gambar 3. Tahapan Proses Pengerolan pada profilHome
H
Gambar 4. Ilustrasi dari ring rolling, reduksi ketebalan
menghasilkan
bertambahnya diameter benda
Home
Home
Gambar 5. Skematik proses pengerolan berdasar kecepatan
dari variasi model susunan roll
Home
Gambar 6. : Gambar proses rolling plat dengan dua roll dan bentuk
perubahan butiran pada proses metal rolling Home
Figure 7
Home
Gambar 8. Stages in Shape Rolling of an H-section part. Various other
structural sections such as channels and I-beams, are rolled by this kind of
process.
Home
Gambar 9. Production of Seamless Pipe & Tubing
Home
Gambar 10. Flat Rolling Process
Home
Soal-Soal Rolling
1. Suatu proses pembuatan plat stainless steel yang berukuran lebar 125cm,
panjang 215 cm dan tebal 0.5 cm, dengan proses pengerolan dengan bahan baku
lebar 125 cm panjang 107,5 cm dan tebal 2.5 cm menggunakan two powered
rolls, dengan diameter tiap roll 100 cm. Bila nilai K = 1200 MPa (1 MPa=
1.000.000 N/m2 ), n = 0,40 dan koefisien gesekan antara roll dan benda kerja
adalah 0,10.
a. Rencanakan berapa tahap pengerolan minimal yang dapat dilakukan dengan
aman
b. Hitung besar gaya pengerolan tahap akhir.( dengan reduksi tiap tahap sama
besar)
2. Sebuah strip alluminium alloy annealed dengan tebal 1 mm dan lebar 40 mm,
direncanakan dibuat lembaran dengan ketebalan 0.2mm dengan proses
pengerolan, bila lebar dianggap tetap, koefisien gesek antara roll dengan benda
kerja adalah 0.1dan roll yang digunakan adalah 2 roll yang saling berhadapan
dengan diameter masing-masing 42 mm.
Home
a. Berapa tahap pengerolan minimal yang diperlukan dan berapa besar
reduksi pada masing-masing tahap dalam proses tersebut?
b. Bila kecepatan masuk bahan baku 4 m/dt, berapa meter panjang produk
yang dihasilkan dalam 1 jam. (asumsi proses ideal)
c. Berapa daya pengerolan yang diperlukan pada akhir proses tersebut?
3. Sebuah plat dari bahan (Steel, alloy yang di annealing), dengan tebal 50 mm
dan lebar 60 mm dikerjakan dlm two-high rolling mill, menjadi produk
dengan ketebalan 40 mm (asumsi: tidak terjadi perubahan lebar). Diameter
roll = 400 mm dan koefifien gesek antara roll dan benda kerja adalah 0.1.
Hitunglah
a) jumlah tahapan minimum yang bias dikerjakan,
b) berapa besar gaya tiap tahapnya, bila reduksi tiap tahapnya sama.
Home
DAFTAR PUSTAKA
Home
Q1.
1. Diketahui silinder pejal, bahan stailess steel dengan tinggi 9 cm dan
berdiameter 4 cm, diproses dengan open die forging untuk mendpatkan produk
setinggi 5 cm, koefisien gesek benda kerja dan die adalah 0.1. Hitung
a. Berapa jumlah tahapan minimum yang diijinkan
b. Berapa besar gaya tahap akhir proses tersebut.
2. Produk berbentuk piringan (Disc) berdiameter 10 cm dan tebal 2 mm, dibuat
dengan closed die forging dari bahan plat stainless steel dengan ukuran 1 m x 2 m
dengan tebal 2.5 mm, diketahui lebar flash disekeliling benda kerja adalah sama
lebar. Maka hitung
a. Berapa jumlah tahapan minimum yang diijinkan
b. Berapa jumlah produk yang dapat dihasilkan.
c. Berapa besar gaya, bila dalam 1 kali proses dihasilkan 4 produk
Home