Anda di halaman 1dari 30

ROLLING (PENGEROLAN)

PROCESSES
Made Wijana
A.A. Alit Triadi
Dari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:
● Memahami fungsi pengerolan dalam proses
pembentukan logam
● Memahami hubungan reduksi dan gaya pengerolan
dihubungkan dengan karakteristik bahan
● Mengenal produk, aplikasi lapangan dan mesin
● Dapat menentukan tahapan pengerolan
● Dapat melakukan perhitungan sampai produk jadi
● Mengetahui proses nyata di lapangan
Rolling
01
Proses pengubahan bentuk logam
secara plastis dengan
melewatkannya diantara roll
Untuk memperkecil tebal TUJUAN UTAMA
logam. ROLLING
Gambar 1. Beberapa produk yang dibuat dalam rolling mill
Blomm di roll menjadi bentuk-bentuk structural, dan bentuk rel
untuk jalur rel seperti rel kereta api. Billet diroll menjadi bars dan
rods, bentuk inilah yang menjadi bahan baku untuk proses
permesinan, pembuatan kawat, penempaan dan proses pengerjaan
logam lainnya. Sedangkan slab diroll menjadi plate, sheet dan
strip.Pengerolan panas plat, biasanya digunakan untuk bangunan
kapal, jembatan, boiler, tabung dan pipa, dan banyak produk
lainnya. Dan karakteristik menggunakan pengerolan sheet strip,
coil, idealnya untuk panel luar, untuk automobil dan furniture
kantor.
Dari cetakan, ingot dipindahkan ke rolling mill untuk diroll
menjadi satu diantara tiga produk setengah jadi yang disebut
dengan bloom, billet, dan slab. Bloom memiliki ukuran permukaan
bujur sangkar 6 x 6 in (150mm x 150 m) atau lebih panjang. Billet
dirool dari blomm dan memiliki penampang bujur sangkar dengan
sisi 1.5 in atau lebih. Slab adalah di roll dari ingot atau bloom,
memiliki penampang persegi dengan lebar 10 in (250 mm) atau
lebih dan ketebalan 1.5 in (38 mm) atau lebih. Kemudian bentuk
setengah jadi tersebut selanjutnya diroll menjadi bentuk produk
akhir.
Analisa flat rolling

Gambar 2. Tampak samping dari flat


roll, yang memperlihatkan
ketebalan sebelum dan sesudah
proses, kecepatan kerja, sudut
kontak dengan roll dan
keretangan lainnya.
Pada flat rolling, reduksi ketebalan
sering disebut draft dicari dengan rumus
d= to-tf

dimana
d = draft, in (mm) ,
to = ketebalan awal, in (mm)
tf = ketebalan akhir. in (mm)
Draft juga kadang dinyatakan dalam bentuk pecahan dengan
membandingkan dengan ketebalan awal, disebut reduksi ( r )

Pada proses ini, volume yang keluar dari roll sama dengan volume masuk
Vo = Vf dapat juga ditulis dengan rumus

wo dan w f adalah lebar sebelum dan sesudah pengerjaan, L o dan L f


panjang sebelum dan sesudah pengerjaan.
Hal yang sama, nilai volume aliran material sebelum dan sesudah proses
harus sama, oleh karena itu kecepatan sebelum dan sesudah proses bias
dihubungkan sebagai berikut
to wo vo = tf wf vf

dimana vo dan vf adalah kecepatan masuk dan keluar kerja.


Sedangkan slip yang terjadi antara roll dan benda kerja yang disebut
forward slip yaitu
dimana s = forward slip, vf = final (exiting) velocity, ft/sec (m/s), dan vr = roll speed,
ft/sec( m/s )
Tegangan sebenarnya yang dialami oleh benda kerja pada roll berdasarkan ketebalan
sebelum dan sesudah pengerjaan , dinyatakan dalam rumus

Regangan nyata bias digunanakan untuk menghitung tegangan alir rata-rata yang
digunakan pada pengerjaan material pada flat rolling. Dihitung dengan rumus berikut:

Batasan dari draft maksimum yang mungkin pada flat rolling dengan memperhitungkan
koefisien gesekan dapat dihitung dengan.

dimana dmax = draft maksimum, in (mm), μ = koefisien gesekan, R = roll radius, in (mm)
Tegangan alir rata-rata dapat digunakan untuk menghitung gaya dan tenaga pengerolan.
Gaya pengerolan (F) dihitung berdasarkan tegangan alir rata-rata dan material kerja
dalam celah rol sebagai berikut:

dimana w.L adalah luas bidang kontak antara roll dengan benda kerja. Panjang kontak
(L) dapat dicari dengan rumus

Torsi yang terjadi pada setiap rolldapat dirumuskan dengan

Karena kecepata angular dari roll adalah 2πN, dimana N = kecepatan rotasi roll.
Sehingga daya setiap roll adalah 2π NT.
Dalam perhitungan daya rolling, karena pada
kenyataannya pada rolling mill terdapat dua roll
yang kontak dengan benda kerja (dua tenaga
roll), dan substitus rumus torsi, maka daya
pengerolan dapat dirumuskan sebagai berikut
Gambar 3.
Tahapan Proses
Pengerolan pada
profil H
Gambar 4. Ilustrasi dari ring rolling, reduksi ketebalan
menghasilkan bertambahnya diameter benda
Gambar 5. Skematik proses pengerolan berdasar
kecepatandari variasi model susunan roll
Gambar 6. : Gambar proses rolling plat dengan dua roll dan bentuk
perubahan butiran pada proses metal rolling
Figure 7
Gambar 8. Stages in Shape Rolling of an H-section part. Various other structural
sections such as channels and I-beams, are rolled by this kind of process .
Gambar 9. Production of
Seamless Pipe & Tubing
Gambar 10. Flat
Rolling Process
Soal-Soal Rolling
1. Suatu proses pembuatan plat stainless steel yang berukuran lebar 125cm,
panjang 215 cm dan tebal 0.5 cm, dengan proses pengerolan dengan bahan baku
lebar 125 cm panjang 107,5 cm dan tebal 2.5 cm menggunakan two powered
rolls, dengan diameter tiap roll 100 cm. Bila nilai K = 1200 MPa (1 MPa=
1.000.000 N/m2 ), n = 0,40 dan koefisien gesekan antara roll dan benda kerja
adalah 0,10.
a. Rencanakan berapa tahap pengerolan minimal yang dapat dilakukan dengan
aman
b. Hitung besar gaya pengerolan tahap akhir.( dengan reduksi tiap tahap sama
besar)
2. Sebuah strip alluminium alloy annealed dengan tebal 1 mm dan lebar 40 mm,
direncanakan dibuat lembaran dengan ketebalan 0.2mm dengan proses pengerolan,
bila lebar dianggap tetap, koefisien gesek antara roll dengan benda kerja adalah
0.1dan roll yang digunakan adalah 2 roll yang saling berhadapan dengan diameter
masing-masing 42 mm.
a. Berapa tahap pengerolan minimal yang diperlukan dan berapa besar
reduksi pada masing-masing tahap dalam proses tersebut?
b. Bila kecepatan masuk bahan baku 4 m/dt, berapa meter panjang produk
yang dihasilkan dalam 1 jam. (asumsi proses ideal)
c. Berapa daya pengerolan yang diperlukan pada akhir proses tersebut?
3. Sebuah plat dari bahan (Steel, alloy yang di annealing), dengan tebal 50
mm dan lebar 60 mm dikerjakan dlm two-high rolling mill, menjadi produk
dengan ketebalan 40 mm (asumsi: tidak terjadi perubahan lebar). Diameter
roll = 400 mm dan koefifien gesek antara roll dan benda kerja adalah 0.1.
Hitunglah
a) jumlah tahapan minimum yang bias dikerjakan,
b) berapa besar gaya tiap tahapnya, bila reduksi tiap tahapnya sama.
Q1.
1. Diketahui silinder pejal, bahan stailess steel dengan tinggi 9 cm dan berdiameter
4 cm, diproses dengan open die forging untuk mendpatkan produk setinggi 5 cm,
koefisien gesek benda kerja dan die adalah 0.1. Hitung
a. Berapa jumlah tahapan minimum yang diijinkan
b. Berapa besar gaya tahap akhir proses tersebut.
2. Produk berbentuk piringan (Disc) berdiameter 10 cm dan tebal 2 mm, dibuat
dengan closed die forging dari bahan plat stainless steel dengan ukuran 1 m x 2 m
dengan tebal 2.5 mm, diketahui lebar flash disekeliling benda kerja adalah sama
lebar. Maka hitung
a. Berapa jumlah tahapan minimum yang diijinkan
b. Berapa jumlah produk yang dapat dihasilkan.
c. Berapa besar gaya, bila dalam 1 kali proses dihasilkan 4 produk
DAFTAR PUSTAKA
• Groover, M.P., (1999), Fundamentals of Modern
Manufacturing, John Wiley and sons, New York

• Kalpakjian, S., Schmid, S.R., (2001), Manufacturing


Engineering and Technolody, 4th edition, Prentice Hall,
New Jersey.

• Kalpakjian, S., Schmid, S.R., (2003), Manufacturing


Process for Engineering Material, 4th edition, Prentice
Hall, New Jersey

• Schey, J.A., (2000), Introduction to Manufacturing


Process, 4th edition, McGraw Hill, New York

Anda mungkin juga menyukai