Tugas : Akhir M5
Asal : SMKN2 Payakumbuh
1. Anda diminta membuat desain pola pelat pasangan dari kayu (ukuran pola,
kemiringan pola, bentuk serta ukuran inti dan sebagainya) untuk membuat produk
berbahan dasar aluminium seperti tampak pada gambar di bawah ini dengan proses
pengecoran menggunakan cetakan pasir.
(Permana, 2015)
2. Gambar di bawah ini adalah bodi cyclone dust colector yang terbuat dari pelat
galvanis. Identifikasi bagian-bagian dari benda tersebut yang memerlukan
sambungan. Rencanakan jenis sambungan dan metode penyambungan yang saudara
anggap tepat. Gambarkan dan jelaskan.
Jawab :
1. Gambar desain pola (meliputi ukuran pola, kemirinan pola, dan sebagainya) sesuai
gambar di atas adalah sebagai berikut:
Untuk membuat desain pola pengecoran logam Ukuran pola harus dibuat lebih
besar dari sebenarnya untuk antisipasi penyusutan dan penyelesaian akhir. Pola plat
pasangan biasanya dibuat dari logam. Bahan yang lazim dipakai untuk pola logam
adalah besi cor. Biasanya dipakai besi cor kelabu karena sangat tahan aus, tahan panas
(untuk pembuatan cetakan kulit) dan tidak mahal. Berikut ini akan dihitung ukuran
gambar pola dengan memperhatikan ukuran penyusutan, ukuran tambahan pemesinan
dan kemiringan pola.
Pola yang digunakan untuk pembuatan cetakan benda coran dapat
digolongkan menjadi pola logam dan pola kayu (termasuk pola plastik dan sterofom).
Pola logam dipergunakan agar dapat menjaga ketelitian ukuran benda coran, terutama
dalam masa produksi sehingga unsur pola bisa lebih lama dan produktivitas lebih
tinggi.
Pola kayu dibuat dari kayu, murah, cepat dibuatnya dan mudah diolahnya
dibandingkan dengan pola logam.Oleh karena itu pola kayu umumnya dipakai untuk
cetak pasir maupun pasir cetak CO2.
Karena bahan untuk pola plat pasangan adalah terbuat dari bahan besi tuang,
maka ukuran penyusutan yang terjadi untuk coran dengan bahan dasar aluminium
adalah 10/1000, sehingga ukuran pola untuk setiap dimensinya adalah sebagai
berikut:
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pola plat pasangan terbuat dari
bahan logam, maka untuk ukuran kemiringan pola diambil 1/200, maka ukuran
dimensi pola berdasarkan kemiringan adalah ditambahkan 0.3 mm
Maka ukuran desain pola = ukuran coran + ukuran penyusutan + ukuran
penambahan pemesinan + ukuran kemiringan
Karena pola plat pasangan polanya berada di bagian drag cetakan maka
ukuran pola yang dipakai adalah ukuran drag, dengan demikian dapat digambarkan
desain ukuran polanya sebagai berikut:
Untuk menghitung berat coran terlebih dahulu harus diketahui berat jenis
coran dan volume coran.
Untuk berat jenis aluminium dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Volume II = r². π .h
VII = 27,375 x 3,14 x 143,1
VII = 336.726,687 mmᶟ
1600-3200 75 60 x 60 70 x 15
hanya perbedaannya pola pasangan menggunakan plat yang berada ditengah-tengah pola.
Kadang-kadang salah satu belahan pola hanya berupa bidang datar. Seluruh sistem
pengecoran (saluran turun dan saluran penambah)yang diperlukan telah terpasang pada
plat pola. Tujuan pemasangan pola pada plat agar plat dapat menyangga pola terhadap
geseran dan getaran sehingga cetakan pasir yang dihasilkan dari jenis pola pasangan lebih
presisi.
2) Sebelum pemasangan pola pada plat, harus disiapkan dahulu pola yang akan digunakan.
Pola bentuk belahan terdiri 2 bagian dengan ukuran hampir sama besar.
3) Tempelkan pola belahan pada salah satu sisi plat dan gambarlah bentuk penampang pada
plat tersebut.
4) Selain itu aturlah tata letak penempatan pola agar pola bagian atas dan bawah berada pada
5) Hal yang sama juga dilakukan pada sisi sebaliknya plat. Dengan demikian, maka
kesesuaian pola yang ada diatas plat dengan dibawah plat bisa diatur sehingga berada
pada tempat yang simetri. Tujuannya agar cetakan pasir yang dihasilkan juga simetri.
6) Penempelan pola pada plat dilakukan dengan mengacu gambar penampang pola dan garis
7) Langkah selanjutnya adalah penempelan pola pada dengan lem yang diperkuat dengan
klem. Setelah pola dianggap cukup kuat pada plat,maka pengeboran dilakukan pada
bagian pola atas sampai menembus masuk pada plat, demikian juga pola bawah dibor
Pada proses ini drencanakan akan menghaslkan produk flange dengan ukuran
diameter atas 66 mm, panjang 116 mm, dan diameter bawah 105,50 mm. maka dari
itu dalam pembuatan pola flange harus lebih besar dari ukuran rencana yang
ditentukan, dikarenakan produk flange akan mengalami penyusutan saat proses
pengecoran dan penyusutan saat finishing.
Pola yang teruat dari kayu juga memiliki beberapa keuntungan antara lain :
1) Mudahnya pembuatan pola
2) Harga ekonomis
3) Dapat digunakan beberapa kali.
Pembuatan Cetakan Pasir CO2
Untuk menghubungkan antara pola dengan plat, ada 2 metode yang bisa digunakan.
1) Metode pertama dengan menggunakan pin pengikat dengan dibantu kekuatan
lem. Cara ini lebih praktik namun memiliki kelemahan yaitu tidak bisa dilepas
antara bagian pola dengan bagian plat.
2) Metode kedua dengan menggunakan mur baut. Penggunaan mur baut lebih
disukai karena pola bisa dilepaskan dari plat, walaupun pengerjaannya
membutuhkan waktu dan ketelitian yang lebih dari metode pertama. Pada
modul ini digunakan metode penempelan dengan mur baut, dengan tujuan
penggunaan mur baut untuk memudahkan pemasangan pola dengan plat dan
memudahkan pembuatan cetakan pada pasir cetak.
Peleburan Material
3. Pengecoran dan pembuatan spesimen yang akan dilakukanuji sifat Fisis dan sifat
mekanis dengan menggunakancetakan Pasir CO₂.