informasi dan pengetahuan sbagai bahan pertimbangan sbelum memesan Kusen Alumunium dan kaca. disini
akan dijelaskan tips mengenai bagaimana cara memperkirakan biaya kusen Aluminium dan kaca. Untuk harga
pemasangan kusen aluminium kami menggunakan harga /m¹(per meter lari) dan harga untuk kaca digunakan
harga /m² (per meter persegi) sedangkan harga untuk Pintu aluminium dan jendela aluminium kami
menggunakan harga /unit (per unit).
Setelah diketahui harga per-meternya dan per-unitnya maka Anda bisa memperkirakan biaya yang harus di
keluarkan dengan mengalikan ukuran lokasi yang telah Anda dapatkan.
Dari data diatas baru kita bisa melangkah ke perhitungan harga. Namun sebelum kita menghitung harga,
hendaknya kita harus memilih warna dan jenis Kusen aluminium begitu juga kaca kita juga harus memilih
warna dan jenisnya. Sebab beda warna dan jenisnya, beda pula harganya.
• Berikut ini list harga kusen Aluminium berdasarkan jenis, warna, merek dan tingkat harga nya :
Warna Aluminium :
1. Warna aluminium standar : Hitam (Black),Coklat (Dark Brown),Silver (CA -Netral)
Aluminium warna Coklat harga nya sama dengan aluminium warna hitam
Aluminium warna Coklat dan hitam lebih mahal dari aluminium warna silver
2. Warna lain aluminium :
Aluminium warna Powder Coating standar (merah,biru,crem,dll warna biasa)
Harga nya sekitar 40-50% lebih mahal dari Aluminium silver
• Berikut ini list harga kaca berdasarkan jenis,warna, merek dan tingkat harga nya :
Setelah jenis, warna, merk aluminium dan kaca sudah kita tentukan sekarang tinggal menentukan jenis
pintunya.
• Berikut ini list harga kaca berdasarkan jenis,warna, merek dan tingkat harga nya :
Pintu Aluminium:
Ada dua jenis , yaitu Pintu Aluminium Geser dan Pintu Aluminium Swing.
Harga Pintu Aluminium Geser sama dengan harga Pintu Aluminium Swing
Demikian sekilas tentang cara memperkirakan perhitungan harga pekerjaan Kusen aluminium kaca. Semoga
bermanfaat untuk bapak atau Ibu yang sedang membangun atau merenovasi atau yang berniat ingin
mengganti kusen kayunya dengan kusen berbahan aluminium.
Cara Menghitung Perkiraan Biaya Kusen Aluminium Kaca
Posted by Kusen-Aluminium-Kaca-Pintu pada Rabu, 27 Januari 2010
Jadi begini bapak..ibu... Untuk memperkirakan biaya pemasangan Kusen Aluminium dan
Kaca mesti tau dulu ukuran lokasi nya, dan ketika sudah mengetahui ukuran lokasi maka
berikut ini cara menghitung biaya Kusen Aluminium dan Kaca :
C . Pintu = 1 Bh
Dari data tsb... baru melangkah ke perhitungan harga. Sebelum kita menghitung harga, hendaknya
kita harus memilih warna Kusen aluminium dan warna kaca. Sebab beda warna dan jenisnya..beda
pula harganya. Dan disinilah kadang2 banyak konsumen awam yang terjebak dengan harga murah
tapi rendah kualitas nya.
Dan berikut ini list harga kusen berdasarkan jenis dan tingkat harga nya :
Warna aluminium standar(Anodised) : Hitam (Black),Coklat (Dark Brown),Silver (CA -Netral)
Aluminium warna Coklat harga nya sama dengan aluminium warna hitam
Aluminium warna Coklat dan hitam lebih mahal dari aluminium warna silver
Aluminium warna Powder Coating Urat kayu (berurat seperti Kayu Jati)
Harga nya sekitar 100-120% lebih mahal dari Aluminium silver
1. Kaca Tempered
2. Kaca Biasa
Kaca Diurutkan berdasarkan Warna nya sbb : ( termahal--->termurah ) 1. One way ( Dari dalam bisa
melihat keluar, dari luar tdk bisa lihat kedalam )
2. Reflektif stofsoll
3. Warna biasa (Biru , hijau , Grey)
4. Dark Grey (Riben gelap)
5. Polos/Bening/Clear
Pintu Aluminium:
Ada dua jenis , yaitu Pintu Aluminium Geser dan Pintu Aluminium Swing.
Harga Pintu Aluminium Geser sama dengan harga Pintu Aluminium Swing
Perhitungan Pintu aluminium adalah perunit dan sudah termasuk sbb :
- Rangka Pintu aluminium ( Bahan profil Swing door)
- Kunci Pintu aluminium standar ( Type 8128 dekson atau type 5128 Alpha )
- Handel aluminium standar ( Vebtuk Kotak dari bahan aluminium )
- Engsel 4 inchi standar ( Stainless merek alpha)
Jendela Aluminium
Demikian sekilas tentang cara memperkirkan perhitungan harga pekerjaan Kusen aluminium kaca.
Semoga bermanfaat untuk bapak atau Ibu yang sedang membangun atau merenovasi atau yang
berniat ingin menngganti kusen kayu nya dengan kusen berbahan aluminium.
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN LANTAI KAYU
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN MATERIAL LANTAI KAYU MULLER
Perhitungan luasan penutup lantai menggunakan lantai kayu berbeda caranya dengan
keramik yang berbentuk persegi karena lantai kayu berbentuk panel yang memanjang.
Agar tidak keliru, pelajari dulu cara menghitungnya karena biasanya lantai kayu tidak
dijual dalam satuan meter persegi melainkan per box. Dibutuhkan kelebihan (waste)
sebesar +/- 10% karena pada setiap pemasangan pasti terdapat buangan guna
penyesuaian dengan ukuran ruangan dan pola pasang lantai.
Contoh di bawah ini merupakan perhitungan kebutuhan lantai kayu untuk ruang
ukuran 3 x 4 m2 dengan menggunakan Lantai Kayu Muller.
Lantai Kayu Muller per panelnya berukuran 1215 x 195 x 8 mm dan dalam 1 box
terdapat 8 panel yang setara dengan ukuran 1.8954 m2.
= 6.4 box + 10 %
Menghitung kebutuhan keramik untuk rumah tinggal sebenarnya cukup mudah,tetapi jika
cara menghitungnya salah dapat berakibat pada pembengkakan biaya dan waktu pengerjaan.
Jika kita salah dalam menghitung keramik,misalnya kelebihan,akan mengakibatkan
pembengkakan biaya,dan juga jika kita kurang dalam menghitung kebutuhan keramik,akan
mengakibatkan pembengkakan pada biaya transportasi untuk membeli keramik tambahan.
Hal ini tentu akan memakan waktu dalam pengerjaan.
Dan juga ini akan berakibat pada warna keramik yang nantinya akan tidak seragam,jika kita
harus membeli kekurangan keramik.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/architecture/2298295-cara-menghitung-
kebutuhan-keramik/#ixzz20KePisHq
Cara menghitung kebutuhan Cat.
Rumus :
Kebutuhan Cat = Luas Dinding / luas 1 liter
Standard pemakaian cat (10 - 12) m2/liter, tiap pelapisan.
Catatan :
* Pelarutan atau pengeceran dengan menambahkan air bersih 5%-25% dari jumlah cat. Aduk hingga
rata sebelum digunakan.
* Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang sempurna, dibutuhkan minimum 2x pelapisan.
* Cara menghitung luas dinding yang akan di Cat, masih kasar, karena belum dikurangi dengan
lubang pada dinding seperti : pintu, jendela, lubang angin dsb.
Cara Menghitung Kebutuhan Lampu (update)
≈ 2 Komentar
Berawal dari ‘kewajiban’ untuk mendesain kebutuhan type dan qty lampu dalam ruangan
untuk mendapatkan approval dari ‘SANG OWNER’ (sengaja nulis dalam huruf kapital
sekedar untuk menggambarkan betapa ‘kuasanya’ kelompok mereka yang menyebit dirinya
sebagai owner . Mumpung masih anget.. mungkin ada manfaatnya untuk share sedikit apa
yang saya tahu mengenai cara menghitung tingkat kebutuhan luminaire.
N = (E x A) / (F x U x LLF)
dengan,
N = jumlah lampu
E = level illuminasi (Lux)
A = luas working plane (m2)
F = besarnya nilai lumens untuk sebuah lampu
U = utility factor
LLF = Loss Light Factor (beberapa referensi menulis sebagai maintenance index).
E ( level illuminasi) diperoleh dari standard kebutuhan masing-masing keperluan, bisa dicari
standardnya dari SNI atau IEC atau lembaga/organisasi laiinya. Misalnya, untuk toliet 100
lux, untuk main entrance 200 lux, untuk meeting room 350 lux (moggo googling untuk
referensi kebutuhan level Lux untuk ruangan lainnya).
F (nilai lumens untuk sebuah lampu), bisa diperoleh dari catalog lampu, sesuaikan pemilihan
lampu dengan desain ruangan (kalau beruntung cukup dengan googling, atau minta catalog
ke vendor/distributor untuk mendapatkan tabel lumens tiap lampu).
U (utility factor). Perlu beberapa langkah untuk mendapatkan nilai U (hanya perlu sedikit
tambahan energy).
Langkah pertama, menghitung RCR (room cavity factor) dengan persamaan, RCR = (5 x
tinggi ruang x (panjang ruang + lebar ruang))/(luas). Setelah ketemu besarnya RCR, tentukan
nilai reflektansi ruang ( ceiling, dinding dan lantai dalam persen), tergantung jenis dan warna
dinding dan jenis material dinding. Selanjutnya, dari tabel utility factor (dari catalog lampu)
bisa didapatkan nilai ‘U’ dengan dasar nilai RCR dan reflektansi ruang (%).
Catatan : untuk luas ruangan yang kecil dengan ceilling tinggi, akan ditemukan kesulitan
untuk mendapatkan nilai RCR yang bisa diprovide dari tabel secara umum. Sampai saat ini
untuk perhitungan manual, belum ketemu cara terbaik untuk menentukan nilai ulitity factor
untuk ruangan yang sempit dengan ceiling yang tinggi. Untuk mengakalinya, bisa diperoleh
dengan cara memanfaatkan chart tool di MS. Excel, trendline option pilih ‘exponential’ dan
pilih juga ‘display equation on chart’. Dari rumus yang diperoleh bisa digunakan untuk
mendapatkan nilai U yang tidak ada di tabel. Meski tidak tepat, setidaknya sedikit bisa
menolong.
Sebenarnya ada yang lebih mudah untuk mengestimasi kebutuhan lampu tiap ruang.
Sekarang bisa di download (gratis) software applikasi seperti Calculux atau Dialux. Maaf,
saya lupa link downloadnya, tetapi cukup mudah untuk ditemukan dengan sekali lagi bantuan
mbah google.
Semoga bermanfaat. Jika ada informsi yang kurang tepat, denga senang hati untuk dikoreksi.
Selamat malam
Cara Menghitung Kebutuhan Lampu
Dari hasil pembelajaran mata kuliah Fisika Bangunan, saya mau bagi-bagi ilmu pada teman-
teman semua tentang bagaimana caranya menghitung kebutuhan lampu pada sebuah ruang.
Perhitungan kebutuhan luminaire umumnya dengan metode lumens, dengan persamaan sbb :
Ket:
N = jumlah luminaire (rumah lampu)
E = kuat terang (Lux)
A = luas working plane (m2)
F = besarnya nilai lumens untuk sebuah lampu (lumen)
UF = utility factor
LLF = Loss Light Factor
Darimana parameter-parameter tersebut diperoleh ?
E/ kuat terang (lux) diperoleh dari standard kebutuhan masing-masing keperluan.
toliet 100 lux, untuk main entrance 200 lux, untuk meeting room 350 lux (moggo googling
untuk referensi kebutuhan level Lux untuk ruangan lainnya).
A (luas working plane m2), luas dari ruang yang akan diberi lampu.
F (nilai lumens untuk sebuah lampu), bisa diperoleh dari catalog lampu, sesuaikan pemilihan
lampu dengan fungsi dan desain ruang.
UF (utility factor). Perlu beberapa langkah untuk mendapatkan nilai U (hanya perlu sedikit
tambahan energy).
Untuk lebih mempermudah lihat tabel UF di bawah ini, sesuaikan dengan kebutuhan.
COEFFICIENTS OF UTILIZATION
(untuk pencahayaan langsung)
COEFFICIENTS OF UTILIZATION
(untuk pencahayaan tidak langsung)
Ket:
RCR = room cavity factor
t= tinggi ruang
p=panjang ruang
l=lebar ruang
L=luas ruang
Setelah ketemu besarnya RCR, tentukan nilai reflektansi ruang ( ceiling, dinding dan lantai
dalam persen), tergantung jenis dan warna dinding dan jenis material dinding. Selanjutnya,
dari tabel utility factor (dari catalog lampu) bisa didapatkan nilai ‘UF’ dengan dasar nilai
RCR dan reflektansi ruang (%).
Catatan : untuk luas ruangan yang kecil dengan ceilling tinggi, akan ditemukan kesulitan
untuk mendapatkan nilai RCR yang bisa diprovide dari tabel secara umum. Sampai saat ini
untuk perhitungan manual, belum ketemu cara terbaik untuk menentukan nilai ulitity factor
untuk ruangan yang sempit dengan ceiling yang tinggi. Untuk mengakalinya, bisa diperoleh
dengan cara memanfaatkan chart tool di MS. Excel, trendline option pilih ‘exponential’ dan
pilih juga ‘display equation on chart’. Dari rumus yang diperoleh bisa digunakan untuk
mendapatkan nilai U yang tidak ada di tabel. Meski tidak tepat, setidaknya sedikit bisa
menolong.
LLF ( loss light factor). Lihat tabel di bawah ini.
Saat ini sebenarnya ada software aplikasi seperti Calculux atau Dialux yang lebih mudah
membantu kita untuk mengestimasi kebutuhan lampu tiap ruang. Silahkan cari di google dan
download sendiri. =)
Dalam merencanakan rumah tnggal kita punya kecenderungan hanya berfokus kepada
tampilan fisiknya saja, yang hanya Nampak cantik, menarik, indah serta secara estetik baik.
Namun keika ditempati, rumah tersebtu tidak nyaan karena terlalu panas, tanpa menggunakan
pendingin udara (AC) rumah tersebut ridak layak untuk dihuni. Penghuni berkeringat seiap
waktu dan sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Bahka tidak jarang kita menggunakan AC
dengan kapasitas yang besar, konsekuaensinya biaya istrik melonjak tin atau dengan kata ain
tidak hemat energi.
Dibawah ini akan kita sampaikan angkah-langkah yang perlu dilakukan agar rumah tetap
indah tetapi tidak panas serta hemat istrik:
Prinsip utama menurunkan suhu (panas) didalam rumah adalah dengan nmengurangi
heat gain (perolehan panas) bangunan rumah. Pengurangan radiasi maahari ini dapat
dilakukan melalui “pembayangan” bangunan lain atau penanaman pohon besar diarea
sekitarya. Jika perolehan panas matahari dapat diminimalkan maka shu udara didalam
rumah pun menjadi lebh rendah. Meskipun ini bersifat relatf, artinya jika kondisi suhu
udara luar disekitar rumah udah cukup tinggi maka suhu udara didalam rumah juga
akan sulit mencapai suhu yang nyaman.
Usahakan agar ruangan dibawah atap antara p[enutup atap dan lanit-langit diberi
ventilasi semaksimal mungkin. Hal ni dimaksudkan aar udara panas karena radiasi
matahari yang terperankap dibawah penutup atap dapat dialirkan keluar.
Jika ruangan tidak menggunakan AC maka usahakan agar terjadi aliran udara yang
menerus didalam rumah. Hal ini disebut sebagai ventilasi silang.
Hindari penempatan ruang utama seperti suang tidur, ruang keluarga dan ruang
tamupada sisi barat kecuaki ada pembayangan pada sisi tersebt. Dinding ruang bagian
barat akan mendapatkan radiasi matahari siang dan sore yan sangat tinggi. Hal ini
menyebabkan ruagan menjadi panas. Gunakan sisi barat utuk ruangan-ruangan servis
seperti kamar mandi, gudang atau tangga.
Minimalkan penggunaan material keras seperti beton, aspal uuk menutup permukaan
halaman, taman, atau tempat-tempat parkr jka tak ada peneduh. Material keras jika
terkena matahari maka akan cepat meaikan suhu udara disekitar rumah dan akhirnya
akan membuat ruangan ddalam rumah menjadi panas.
Kebutuhan kita akan lampu biasanya terfokus kepada fungsinya sebagai sumber
pencahayaan. Padahal jika berkenan, efek cahaya buatan dapat meningkatkan kualitas
keindahan. Aplikasi tata cahaya pada rumah tinggal sebetulnya sangat tergantung pada selera
serta aktivitas sang penghuni rumah.
Permainan cahaya merupakan salah satu cara untuk memberikan suatu dimensi tekstural pada
sebuah ruangan. Cahaya dapat menghadirkan keseimbangan pada keseluruhan nuansa
ruangan. Para ahli tata cahaya biasanya menganjurkan agar kita menata lampu rumah kita
seapik mungkin. Anjuran ini muncul karena mereka tahu bahwa sebuah sumber cahaya
berpengaruh kepada suasana ruangan dan keadaan psikologis penghuninya. Ada dua faktor
yang harus diperhatikan pada saat anda mendesain pencahayaan pada hunian anda, yaitu
faktor manusianya atau individu yang sebagai penghuni rumah tersebut karena tiap-tiap
individu memiliki gaya hidup dan kebutuhan yang berbeda, serta faktor desai itu sendiri baik
desain lampu ataupun desain ruangannya.
.
Pengaruh pencahayaan akan memberikan
persepsi emosional yang berbeda bagi setiap individu. Kombinasi antara pendar cahaya dan
bayangan merupakan salah satu elemen penting. Keduanya dapat mengubah suasana ruangan.
Gunakan pencahayaan alam terlebih dahulu kemudian baru lengkapi menggunakan
pencahayaan buatan. Berdawsarkan teori pencahayaan, pencahayaan buatan didalam rumah
terbagi menjadi tiga, yaitupenerangan umum, local dan terarah. Ketiganya dibedakan
berdasarkan arah serta kekuatan cahaya lampu. Penerangan umum bertujuan untuk menerangi
ruangan secara merata. Sementara penerangan local atau terarah bertujuan untuk menerangi
sebuah objek atau lokasi tertentu. Penerangan buatan sebetulnya baru diperlukan apabila
penerangan alami tidak mampu lagi memenuhi syarat terang bagi sebuah ruangan. Hal ini
bias disebabkan karena factor ukuran ruangan yang terlalu luas, lubang cahaya alami yang
tidak efektif, cuaca mendung atau malam hari.
Oleh karena itu penataan cahaya hartus dipertimbangkan secara masak-masak pada saat
perancangan bahkan sejak awal bersamadengan proses pembangunan rumah.
Hal ini lebih mudah dan murah dari pada mesti mengubah
system pencahayaan standar yang telah terpasang. Bila anda ingin ruangan anda terlehat lebih
estetis, pecahlah titik lampu menjadi beberapa titik. Memecah lampu memberikan beberapa
keuntungan antara lain hasil pencahayaan lampu lebih merata, serta plafon akan Nampak
terlihat lebih elok.anda tidak perlu risau dengan energy listrik yang akan dipergunakan.
Memecah titik lampu belum tentu membuat pengguna energy listrik menjadi boros. Caranya,
bila dulu anda hanya memakai sebuah lampu 100watt dan sekarang anda memutuskan untuk
memakai empat lampu, maka masing-masing titik lampu bias menggunakan lampu berdaya
25watt. Energy yang disedot tetap sama, bahkan anda akan dapat lebih menghemat energy
apabila anda menggunakan lampu hemat energy yang ramah lingkungan.
Cukup mudah untuk menghitung kebutuhan lampu untuk penerangan merata. Hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah, luas ruangan, tata letak furniture, dan jenis lampu yang akan
dipergunakan. Berikut langkah-langkahnya:
Setelah tahu tentag denah rumah anda dan rencana tata letak furniture, anda dapat
memperkirakan kegiatan yang aka nada pada tiap ruangan. Berdasarkan data itu, anda dapat
memperkirakan tingkat keterangan pencahayaan yang akan dibutuhkan setiap ruangan.
TT x 0.5
TT: tingkat terang lampu (lumen/watt). 0l.5: koefisiensi efesiensi pemeliharaan, rumah
lampu, dan utilisasi.