Anda di halaman 1dari 19

SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA LEMBAR INFORMASI : KONSTRUKSI DAN

UTILITAS GEDUNG
TEKNIK KONSTRUKSI DAN Gambar Denah Gedung ALOKASI WAKTU : 2 JP
PROPERTI
DESAIN PEMODELAN DAN SEMESTER ; 3 (TIGA)
INFORMASI BANGUNAN

A. TUJUAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
− Memahami prosedur pembuatan gambar denah gedung
− Menganalisis prosedur pembuatan gambar denah gedung
− Membuat gambar denah gedung
− Menyajikan gambar denah gedung

B. INFORMASI
GAMBAR DENAH BANGUNAN GEDUNG

Denah adalah gambar tampak atas dari suatu bangunan yang terpotong secara horizonta l
dengan berjarak 1 M dari ketinggian 0.00, dimana pada bagian atas bangunan tersebut
dihilangkan. Gambar denah akan memberi penjelasan tentang pemisahan antara
ruangan yang satu dan yang lainnya termasuk seluruh elemen yang terdapat pada setiap
ruangan.

Denah dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu;


a. Denah Arsitektural
Denah Arsitektural adalah denah yang menunjukkan penataan atau tata letak
furnitur, meubilier dan tata ruang interiornya seperti gambar dibawah ini.
Gambar. Denah Arsitektural

Yang harus diperhatikan pada saat menggambar denah arsitektural yaitu:


a) simbol-simbol furnitur yang akan di gambar
b) ukuran dan keterangan nama gambar
c) simbol dinding arsitektural
d) luas bangunan dan luas ruang
e) skala gambar
f) proporsi gambar terhadap kertas
g) simbol-simbol arsitektural (kendaraan, pohon)
h) rendering (warna, bayangan)
b. Denah Struktural
Denah Struktural adalah denah yang tidak menunjukka n penataan atau tata letak
furnitur, meubilier dan tata ruang interiornya seperti gambar dibawah ini.

Gambar. Denah Struktural

Yang harus diperhatikan pada saat menggambar denah struktural yaitu:


a) ukuran dan keterangan nama gambar
b) simbol dinding struktural
c) luas bangunan dan luas ruang
d) skala gambar
e) proporsi gambar terhadap kertas
f) modul/grid ruang
Merencanakan Dan Menggambar Denah Bangunan
a. Merencanakan Denah
Pada saat merencanakan dan menggambar denah bangunan hal hal yang perlu
dipertimbangkan adalah:
• Fungsi ruang
• Susunan ruang
• Sirkulasi ruang
• Letak pintu dan bukaan
• Isi ruang
• Fungsi utilitas (closed,bak mandi,sink,dll)

b. Menggambar Denah
Uraian elemen-elemen yang konsisten diperlihatkan pada gambar denah adalah :
• Informasi umum yang berkaiatan dengan proyek (Legenda/Layout)
• Judul dan skala gambar
• Tebal tipis dan type garis yang digunakan
• Arah mata angin ( North arrow )
• Nama ruang
• Nomer ruang
• Elevasi/ketinggian lantai
• Garis as kolom
• Ukuran dimensi panjang, lebar setiap ruangan bangunan
• Ukuran dimensi panjang, lebar keseluruhan bangunan
• Gambar simbol tampak dan potongan bangunan gedung
• Referensi pemotongan, detail khususnya pemotongan dinding (wall section)
• Simbol pintu, dinding, kolom, tanaman
• Simbol floor drain, roof drain
• Type partisi
• Referensi detail ruang
TABEL. MATRA RUANG UNTUK RUMAH TINGGAL

NO JENIS RUANG LEBAR TINGGI LUAS


BERSIH BERSIH MINIMUM
HUNIAN PERLENGKAPAN MINIMUM MINIMUM (M2)
(CM) (CM)
1. R. Tidur Besar - 240 240 9
2. R. Tidur Kecil - 190 240 6
3. R. Duduk - - 240 9
4. R. Makan - - 240 6
5. - Dapur 140 240 4
6. - Kamar Mandi +Kakus 90 190 2
7. - Kamar Mandi 75 190 1,5
8. - Kakus 75 190 1,2
9. - R. Cuci 100 190 1,5
10. - R. Setrika 100 190 1,5
11. - Gudang 75 190 2,5
MATERI TAMBAHAN

SIMBOL-SIMBOL DALAM GAMBAR TEKNIK BANGUNAN

Arsiran maupun simbol-simbol bahan bangunan yang lajim dipakai adalah sebagai berikut :
Pendukung Denah
1. Dinding
Dinding bisa terbuat dari bahan batu bata, batako, hebel dll yang direkatkan dan dilind ungi
oleh adukan/spesi 1,5 – 2 cm, dengan perbandingan 1 pc : 5 Ps, tetapi untuk ruangan
yang lembab harus menggunakan adukan yang kedap air/trasraam, dengan
perbandingan 1pc : 2 ps atau 1pc : 3ps

a. Batu Bata:
Panjang bata = bujur = b, panjangnya ± 23 – 25 cm
Lebar bata = kepala = k, lebarnya ± 11 – 12 cm
Tebal bata ± 5 – 5.5 cm.

b. Batako
- Ukuran 20 x 20 x 40 cm berlubang digunakan untuk pasangan dinding tebal 20cm
- Ukuran 20 x 20 x 40 cm berlubang digunakan untuk sudut-sudut dan pertemuan-
pertemuan dinding tebal 20 cm
- Ukuran 10 x 20 x 40 cm berlubang dugunakan untuk dinding pemisah tebal 10 cm
dan dinding tipis lainnya.
Gambar:

c. Hebel
Ukuran Hebel Standar
• ACC Block Hebel 60 x 20 x t (ukuran 7,5 / 10 / 12,5 / 20 cm).
• ACC Jumbo Block 60 x 40 x t (ukuran 7,5 / 10/ 12,5 / 20 cm).
2. Balok dan Kolom
Dimensi Balok dan Kolom dan Sloof
Dimensi balok, kolom dan sloof, ditetapkan berdasarkan perhitungan struktur oleh ahli,
yaitu untuk ukuran lebar (b) dan tinggi (h) penampang balok/kolom.

Contoh perhitungan struktur balok dan kolom yang sederhana berikut ini:
a. Dimensi Balok
Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain
itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi
pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan
posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga
hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.

Balok Induk
Balok Induk, adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar
bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom.

Contoh perhitungan sederhana : Sebuah balok dengan bentangan 6m, maka ukuran
baloknya adalah:
Tinggi = 1/12 x bentangan = (1/12) x 6 m = 0,5 m = 50 cm
Lebar = 1/2 x tinggi balok = 1/2 x 50 cm =25 cm
Jadi Dimensi balok (b x h) = 25 cm x 50 cm

(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur
sehingga untuk perhitungan detail perlu menggunakan orang yang ahli)

Balok Anak
Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok induk,
digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan
Contoh perhitungan sederhana :
Sebuah balok dengan bentangan 6m, maka ukuran baloknya adalah:
Tinggi = 1/15 x Bentangan = (1/15) x 6 m = 0,4 m = 40 cm
Lebar = 1/2 x Tinggi balok = 1/2 x 40 cm = 20 cm
Jadi Dimensi balok (b x h)= 20 cm x 40 cm

(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur
sehingga untuk perhitungan detail perlu menggunakan orang yang ahli)

Balok Tinggi Berdasarkan PBI ’71, balok tinggi (deep beam) adalah balok dengan
perbandingan antara tinggi dan bentang lebih dari 2/5 untuk balok menerus dan lebih
dari 4/5 untuk balok atas 2 tumpuan

b. Dimensi penampang kolom


Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya suatu bangunan.

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan


yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang
tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Kolom
termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti
beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

Contoh Perhitungan Sederhana :


Penampang Kolom b = Lebar balok + (2x5cm) = 25+(2x5cm) = 35 cm
Jadi ukuran lebar kolom untuk menumpu balok dengan bentang 6 m : 35 cm = 35 cm
x 35 cm

(perhitungan ini hanya digunakan untuk propose space pada tahap design arsitektur
sehingga untuk perhitungan detail perlu menggunakan orang yang ahli)

Kolom dengan Sengkang Berdasarkan PBI ’71, Dalam segala hal kolom strukturil
dengan sengkang tidak boleh mempunyai ukuran melintang kurang dari 15 cm
Untuk semua jenis baja tulangan, diameter batang tulangan balok tidak boleh
diambil kurang dari 12 mm, dan sedapat mungkin dihindarkan pemasangan tulanga n
balok dalam lebih dari 2 lapis 3) Pada balok yang lebih tinggi dari 90 cm, pada bidang
samping harus dipasang tulangan samping dengan luas 10% dari luas tulangan pokok.

Pada balok harus senantiasa dipasang sengkang dengan jarak tidak boleh lebih dari
30 cm. Pada bagian balok dimana sengkang bekerja sebagai tulangan geser, jarak
sengkang tersebut tidak boleh lebih dari 2/3 dari tinggi balok

Dimensi Tulangan Kolom


a. Dalam segala hal, luas tulangan memanjang kolom tidak boleh diambil kurang
dari 1% dari luas penampang beton, dengan minimum 1 batang tulangan di
masing- masing sudut penampang.
b. Diameter tulangan memanjang tidak boleh diambil kurang dari 12 mm.
c. Tulangan kolom sedapat mungkin harus dipasang simetris terhadap masing-
masing sumbu utama penampang. Pada kolom yang memikul gaya normal
dengan eksentritas terhadap titik berat penampang kurang dari 10% dari ukuran
kolom di arah eksentritas itu, tulangan memanjangnya harus disebar merata
sepanjang keliling teras kolom
d. Tulangan memanjang kolom senantiasa harus diikat oleh sengkang dengan jarak
maksimum sebesar ukuran terkecil penampang, 15 kali diameter batang tulanga n
memanjang terkecil atau 30 cm. Diameter tulangan batang sengkang tidak boleh
diambil kurang dari ¼ diameter tulangan memanjang yang terbesar.

Untuk rumah 1 lantai dimensi sloof rata-rata 15/20, dimensi balok 15/15 atau
15/20, ukuran kolom minimum 15/15 cm. diameter tulangan pokok balok dan
kolom minimum Ø 12 mm dan untuk sengkang/cincin Ø8 mm. untuk selimut
beton/lindungan beton minimum 20 mm.
3. Pintu dan Jendela
Ukuran standar pintu dibedakan menurut tata letak dan kegunaannya. Adapun ukuran pintu
dan jendela menurut tata letak dan kegunaannya adalah sebagai berikut:
a. Pintu utama, yaitu pintu di depan rumah merupakan pintu awal untuk kita masuk
kedalam rumah memiliki ukuran standar 90cm x 210cm.
Fungsi dari pintu utama adalah tempat awal kita memasukkan barang dengan ukuran
besar dan tempat keluar masuk seluruh penghuni rumah maka dari itu ukuran pintu
ini lebih besar dari ukuran pintu yang lain
b. Pintu kamar, ukuran standar 80cm x 190cm. Fungsi dari pintu kamar hanya untuk
masuk penghuni kamar tersebut dan ukuran barang yang dimasukkan kedalam kamar
relatif lebih kecil ukurannya
c. Pintu kamar mandi, Ukuran pintu kamar mandi standar 70cm x 180cm. Pintu kamar
mandi merupakan pintu dengan ukuran lebih kecil dari ukuran pintu yang lain, karena
fungsi pintu ini di sesuaikan dengan ukuran kamar mandi yang standarnya adalah
150cm x 200cm dan tidak berfungsi seperti pintu-pintu lain yang di gunakan untuk
memasukkan barangbarang dengan ukuran besar
d. Pintu lipat (Folding door), Untuk ukuran standart folding doors biasanya standar
adalah lebar 65cm x tinggi 238 cm. Namun ada juga standar lainnya adalah lebar
60 cm minimumnya dan maximalnya 70 cm dan tingginya 200 cm minimum dan
400 cm maximal
e. Jendela utama, Jendela utama adalah jendela yang terletak didepan atau lebih
tepatnya berhadapan langsung dengan ruang tamu ataupun ruang utama keluarga
memiliki ukuran 80cm x 120cm. Jendela ukuran ini memiliki fungsi yang sangat
besar untuk pencahayaan ruangan dalam rumah dan sumber pertukaran udara.
Ketinggian jendela dari lantai biasanya dibuat antara 70-80 cm. Karena tinggi jendela
dari lantai adalah tinggi pintu dikurangi tinggi jendela. Biasanya tinggi pintu
kurang lebih 190cm - 200cm, (200 – 120 = 80cm)
f. Jendela kamar, Jendela kamar berukuran 60cm x 80cm. Jendela Kamar adalah
jendela ini memiliki ukuran lebih kecil dari jendela utama dikarenakan letak jendela
ini hanya ada dikamar yang memiliki pencahayaan dan pertukaran udara yang kurang

4. Konstruksi Penutup Atap


Atap merupakan perlindungan terhadap ruangan yang ada dibawahnya, yaitu terhadap
panas, hujan, angin, binatang buas dan keamanan lainnya. Bentuk dan macamnya
tergantung dari pada sejarah peradabannya serta perkembangan segi arsitekturnya maupun
teknologinya.
Besarnya kemiringan atap tergantung dari pada bahan yang dipakainya misalnya

▪ Genteng biasa miring 30o -35o


▪ Genteng istimewa miring 25o -30o
▪ Sirap miring 25o -40o
▪ Alang-alang atau umbia miring 40o
▪ Seng miring 20 – 25o
▪ Semen asbes gelombang miring 15 – 25o
▪ Beton miring 1 – 2o
▪ Kaca miring 10 – 20o
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan penutup atap adalah :

▪ rapat air serta padat


▪ letaknya mantap tak mudah tergiling-guling - tahan lama ( awet )
▪ bobot ringan
▪ tidak mudah terbakar
Atap Genteng
Atap genteng ini banyak digunakan diseluruh Indonesia, karena relatif murah, awet,
memenuhi syarat terhadap daya tolak bunyi, panas maupun dingin disamping tidak banyak
perawatannya. Yang banyak dipakai adalah genteng yang berbentuk S, karena genteng ini
berpenampang cekung dalamnya 4 – 5 cm dan tepi kanan menekuk cembung. Tebal
genteng 8 – 12 mm. Pada bagian bawah tepi atas dibuatkan hubungan ( tonjolan ) sebagai
kait untuk reng yang berjarak 21-25 cm tergantung ukuran genteng. Pada sudut bawah
kiri serta sudut kanan atas dipotong serong untuk mendapatkan kerapatan dalam
pemasangan dan sebagai tanda batas saling tumpang tindihnya genteng. Lebar tutup
genteng adalah lebar genteng dikurangi serongan. Begitu juga panjang tutup sehingga
mendapatkan luas tutup.
Ukuran Genteng

Pada genteng yang disempurnakan, penampang genteng seperti genteng biasa hanya
hubungannya sehingga lebih rapat. Ukurannya lebih besar dari genteng biasa. Ukurannya
ialah 26 x 34 cm, luas tutup 22 x 28 cm, tiap luas 1 m2 dibutuhkan genteng ± 18 buah.
Jarak reng 28 cm bobot 1m2 38 kg.
Gambar
Genteng Silang
Genteng silang disebut juga genteng kodok karena tepi bawahnya ada yang menonjol
melengkung bundar. Genteng ini berbentuk datar tetapi tidak secara keseluruha n
bermaksud untuk mendapatkan hubungan yang lebih rapat. Cara meletakkannya diatas
reng tidak lurus tetapi berselang-seling seolah-olah menyilang. Jarak reng 22 – 25 cm.
Ukuran genteng :

Genteng Bubungan
Genteng bubungan sering disebut juga genteng kerpus. Genteng ini ada yang
berpenampang bundar, trapesium, segitiga tebal ± 1 cm. Tiap 1 m dibutuhkan 3 – 4
buah. Lebar genteng bubungan 22 – 25 cm tinggi ± 10 cm.
Langit-Langit

Bahan konstruksi langit- langit, plin dan penutupnya dikenali. Karakter dari asbes, kayu
lapis, lambrisering dan gypsum
Berbagai macam bahan konstruksi langit – langit yang sering digunakan antara lain adalah:

a. Balok kayu
b. Baja profil
c. Alumunium
Berbagai macam bahan material untuk plin dan penutup rangka langit – langit yang sering
digunakan antara lain:
a. Semen eternit (asbes)
b. Kayu lapis / triplek
c. Lambrisering
d. Gypsum
e. Alumunium
f. PVC

Karakter penggunaan panel penutup rangka langit – langit yang umum digunakan sebagai
berikut :
a. Asbes
Merupakan langit – langit dengan ukuran standar adalah 1.00 m x 1.00 m dan 0.50 m
x 1.00 m. Cara pemasangan menggunakan kasau 4/6 atau 5/7. Keunggulannya selain
mudah didapat dipasaran, proses pengerjaan pun mudah sehingga tidak menemui
kendala. Bahannya yang ringan memudahkan pengguna untuk dapat mengga nti
apabila terjadi kerusakan. Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan
terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses
pemasangan plafon supaya tidak patah atau retak.
b. Kayu lapis
Kayu lapis atau yang sering disebut tripleks merupakan langit – langit dengan ukuran
standar adalah 122 cm x 244 cm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm.
Pemasangan plafon ini dapat dipasang lembaran tanpa dipotong-potong maupun dapat
dibagi menjadi empat bagian supaya lebih mudah dalam penataan dan
pemasangannya.
Rangka plafon dapat menggunakan kasau 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka
kayu 60 cm x 60 cm. Keunggulan jenis plafon tripleks proses pengerjaannya lebih
mudah dan dapat dilakukan oleh tukang kayu sehingga Anda tidak kesulitan dalam
pengerjaannya. Material tripleks mudah didapatkan di pasaran dengan harga yang
relatif murah dan bahan yang ringan memudahkan pengguna dalam perbaikan apabila
terjadi kerusakan untuk menggantinya. Kelemahan bahan tripleks tidak tahan terhadap
api sehingga mudah terbakar dan apabila sering terkena air atau rembesan maka akan
mudah rusak
c. Lambrisering
Merupakan langit – langit yang menggunakan bahan lat kayu yang disusun sejajar
yang diperuntukkan untuk membuat suasana natural. Penggunaan materil utama
adalah kayu olahan yang dibuat bentuk menjadi lembaran- lembaran ( 1 x 9 cm ) dan
kemudian dikeringkan dengan oven untuk mengurangi kadar airnya agar saat
pemasangan nanti tidak ada penyusutan lagi. Finishing akhir plafon lamberser ing
lazimnya dicat kayu supaya kelihatan natural (warna kayu). Biasanya digunakan untuk
plafon bagian luar bangunan. keunggulannya lebih artistik dan cenderung menciptaka n
suasana ruangan menjadi klasik.
Kekurangannya plafon lambersering pengerjaan lebih sulit dan lama. Harga lebih
mahal dibanding dengan jenis plafon lainnya
d. Gypsum
Merupakan langit – langit dengan ukuran standar adalah 122 cm x 244 cm dengan
rangka menggunakan kasau kayu maupun besi hollow. Keunggulan, pada saat
terpasang plafon gypsum memiliki permukaan yang terlihat tanpa sambunga n
sehingga banyak diminati masyarakat. Proses pengerjaanya pun lebih cepat. Mudah
diperoleh, diperbaiki serta diganti. Kelemahan, tidak tahan terhadap air sehingga
mudah rusak ketika terkena air atau rembesan air.

Anda mungkin juga menyukai