Anda di halaman 1dari 57

KERJA PLAT

Zuingli Santo Bandaso


Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui defenisi kerja pelat dan kegunaannya.
2. Mengetahui Jenis-jenis dan fungsi peralatan yang
digunakan pada kerja pelat.
3. Mengetahui dan memahami jenis – jenis operasi
pengerjaan pada kerja pelat.

Oleh: Zuingli Santo B


Apa yang dimaksud lembaran pelat logam?
Logam (baja,Aluminium,steinless dll) yang telah dirol
menjadi lembaran yang memiliki ketebalan antara foil
dan plat.
Antara 0.4 mm(1/64 inci) – 6mm (1/4 inci)
• 1. Ukuran Panjang 1800 mm x Lebar 900 mm dengan tebal bervariasi
• 2. Ukuran Panjang 2400 mm x Lebar 1200 mm dengan tebal Bervariasi

Oleh: Zuingli Santo B


Defenisi Kerja Plat
Def :
Pekerjaan Membentuk dan atau menyambung
lembaran pelat logam sehingga sesuai dengan ukuran
dan bentuk yang telah direncanakan

Oleh: Zuingli Santo B


Kegunaan lembaran pelat logam yang sudah
dibentuk
Lembaran pelat logam banyak digunakan pada :
kendaraan, perabot kantor, perpipaan, alat pertanian dll.

Oleh: Zuingli Santo B


Operasi pengerjaan dalam Kerja pelat :
Pengerjaan pelat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan
tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macam –
macam pengerjaan, diantaranya:

1. Operasi Pemotongan (Cutting)


2. Operasi Penekukan (Bending)
3. Operasi penarikan (Drawing)
4. Operasi pengerolan

Oleh: Zuingli Santo B


1. Pemotongan (Cutting)

Defenisi : Proses pemotongan diantara dua sisi sudut tajam pemotong


Hasil pemotongan pelat yang baik dan sesuai menurut kelonggarannya
(suaian) yang diizinkan dapat dilihat pada gambar berikut.
Operasi pemotongan dibagi menjadi 3
yakni :
 Shearing ( pengguntingan)
 Blanking
 Punching
Shearing (Pengguntingan)
Merupakan proses pemotongan plat baik itu lurus maupun kurva
melalui Dua Sisi potong.
Pengguntingan dapat dilakukan secara manual dan dengan
Mesin
Manual : Dengan Gunting plat ( tangan)
Mesin : Dengan Mesin Pemotong
Jenis-jenis Gunting plat (tangan)

Gunting tangan dirgantara (Aviation)


Gunting tangan dirgantara terdiri atas tiga bentuk,
yakni : lurus, kiri dan kanan. Dapat memotong pelat
yang relatif tebal (± 0,8 mm). Penggunaan gunting
kanan adalah untuk memotong arah kiri, sedang gunting
kiri sebaliknya.

Gunting tangan Lingkaran.


Gunting tangan lingkaran digunakan untuk pemotong
bentuk lingkaran karena sisi potongnya lengkung.

Gunting tangan kombinasi.


gunting tangan kombinasi memungkinkan untuk
memotong lengkung dan lurus, sehingga dapat
digunakan untuk memotong bentuk-bentuk yang tidak
beraturan
Mesin penggunting

Mesin Penggunting, biasanya untuk pengguntingan lurus


dan panjang
Blanking and Punching
Blanking – proses pemotongan plat yang mengambil hasil
pemotongan dan menyisakan plat sekelilingnya
 Potongan yang dihasilkan merupakan bentuk yang
diinginkan
Punching – proses pemotongan plat dengan membentuk
lubang
 Plat sisa merupakan hasil yang diinginkan

(a) Blanking and (b) punching


Clearance pada pemotongan plat
Jarak antara pemotong (Punch) dan cetakan (die)
 Berkisar antara 4% dan 8% dari tebal plat
II. Proses Penekukan (Bending)
Merupakan proses penekukan plat pada sumbu axisnya

(a) Penekukan plat (b) Terjadi proses kompresi dan


pemanjangan pada saat bersamaan
Tipe Penekukan (Bending) Plat
 V-bending
 Edge bending
V-Bending
V-bending, merupakan metode penekukan dimana plat
ditekuk diantara Cetakan (dies) berbentuk V dan penekan
(Punch)
Edge Bending
Menghitung Set Back Lipatan 90 Derajat
BR= Bend Radius
MT = Material Thickness
SB = Set Back
= MT + BR
Band Allowence (BA) lipatan 90 derajat

RN = Radius Sumbu netral


= BR + 0,5MT
Keliling lingkaran sumbu netral
KN = 2π ( BR + 0,5T)

Karena yang dibutuhkan hanya ¼


lingkaran maka :

BA = 2π/4 ( BR + 0,5T)
Perhitungan Manual:
Dik: MT= 0.8 mm BR = 1.2 mm

SB = Set Back
= MT + BR
= 0.8 + 1.2 = 3 mm

BA = Bending allowence
BA = 2π/4 ( BR + 0,5T)
= 2π/4 ( 1.2 + 0,5(0.8))
= 2.512 mm

Panjang total plat yang dibutuhkan


L = 37 + 57 + 2.512
= 96.512 mm
Perhitungan Manual:
Dik: MT= 0.8 mm BR = 1.2 mm

SB = Set Back
= MT + BR
= 0.8 + 1.2 = 3 mm

BA = Bending allowence
BA = 2π/4 ( BR + 0,5T)
= 2π/4 ( 1.2 + 0,5(0.8))
= 2.512 mm

Panjang total plat yang dibutuhkan


L = 37 + 57+ 94 + 2.512 +2.512
= 193,024 mm
Springback dalam proses penekukan
 Springback = Gaya balik yang ditimbulkan akibat
pengaruh elastisitas bahan pelat yang mengalami
proses pembentukan
 Pentingnya springback:
◦ Ketika gaya tekan penekukan dihilangkan, ada sisa
energi elastik yang tersimpan dalam daerah tekukan,
yang menyebabkan gaya kembali dari plat
Formula menentukan besarnya springback

αi: sudut tekukan sebelum springback


αf: sudut tekukan setelah springback
Ri: Radius tekukan sebelum springback
Rf: Radius tekukan setelah springback
Y : Yield strength (kekuatan lelah)
E : Modulus young bahan
T : tebal plat
III. Proses penarikan (Drawing)
Def: Proses pembentukan plat lembaran menjadi produk
bentuk cup, box dan produk berongga
MECH152-L21 (1.0) - 29

Drawing

Initial step bending of edge straightening of side wall

Thinning and drawing final cup shape


MECH152-L21 (1.0) - 30

Drawing Defects

a) Kerutan Pada Flange- Gaya Pemegang kecil


b) Kerutan di dinding- Gaya Pemegang kecil, kerutan
awalnnya terbentuk dari kerutan pada flange
c) robek – gaya tekan yang besar,sudut tekukan tajam
d) Earing – ketidaksamaan struktur dalam material
e) Goresan permukaan- Punch/die tidak memiliki permukaan
yang halus, pelumasan yang kurang
IV. Proses pengerolan
Bentangan Roll
 Bentangan roll dihitung berdasarkan
diameter dan tebal plat

Dn = Dd + t
Dd = Diameter dalam
T = Tebal Plat

Jadi
Bentangan plat = π.Dn
Langkah proses pengerjaan plat manual

 Mengukur, Menandai dan melukis


(menggambar plat)
 Proses Pemotongan Plat
 Proses Penekukan Plat
 Proses Penyambungan Plat
PROSEDUR MENGUKUR,
MENANDAI DAN MELUKIS PELAT
Kualitas atau ketelitian suatu hasil pekerjaan diantaranya
ditentukan oleh bagaimana cara melakukan pengukuran, menandai
serta melukis pada saat pembuatan benda kerja.
Mengukur

a. Patokan ujung b. Patokan garis ukur


Ilustrasi penandaan plat
PEMOTONGAN PELAT

 Pemotongan dengan Gunting


 Pemotongan dengan Pahat
 Pemotongan dengan Mesin Potong (
Shearing Machine )
 Gergaji Tangan
 Gerinda Potong
Pemotongan dengan Gunting
Hasil pemotongan dengan menggunakan gunting sangat ditentukan oleh :
pemahaman tentang jenis dan fungsi gunting dan penguasaan teknik-teknik
menggunakan gunting.
Pemotongan dengan Mesing Potong
( Shearing Machine )

 Gilotin Pedal/ Injak


Gilotin jenis ini mampu memotong sepanjang 1050 mm dengan ketebalan
pelat  1,5 mm.
Cara memotongnya dapat dilaksanakan dengan memberi tanda (garis) pada
pelat atau dengan menggunakan mistar pembatasan yang ada di depan
maupun dibelakang pisau potongnya.

 Gilotin Elektris ( Power Guillotine )


Mesin potong ini digunakan secara luas untuk pelat-pelat yang relafif tebal
(antara 2 - 3 mm) yang tidak mampu dilakukan oleh tenaga manusia.
Tenaga untuk memotong digerakkan oleh motor listrik yang kemudian
dilanjutkan oleh kopling mekanik atau hidrolik, sehingga dalam
pengoperasiannya tidak membutuhkan tenaga yang besar.

Memotong dengan Mesin Potong
(Guilotine)
PENEKUKAN PELAT
Dilakukan dengan 2 cara:
1. Palu dan landasan
2. Mesin Penekuk (Bending)
Adapun dasar bentuk-bentuk tekukan pada pengerjaan pelat adalah
sebagai berikut :
 Tekukan searah atau berlawanan arah
 Tekukan satu atau dua sisi
 Tekukan lebih dari dua sisi
Bentangan dan tekukan
Prinsip gambar bentangan adalah mengembalikan suatu
hasil tekukan kepada bentuk awalnya (
pelat/rata ) melalui teknik-teknik proyeksi garis dan bidang.
Bentangan(bukaan)
Dengan software Bukaan Elbow Duct

Bukaan perubahan\
penampang duct
Metode Penekukan
 Penekukan dengan Palu dan Landasan
Penekukan dengan Mesin Tekuk
PENYAMBUNGAN PELAT

a. Sambungan Keling ( Rivet )


b. Sambungan Lipat
c. Sambungan Las Titik
Sambungan Keling ( Rivet )
Sambungan Keling ( Rivet )
Cara kerja pengeling pop :
Sambungan Lipat (seaming)
Sambungan Lipat
Contoh Penerapan Perhitungan Sambungan :
 Sebuah silinder dengan Ø 120mm tinggi 150mm,tebal 0,5
mm, dibuat dengan sambungan lipat tunggal (grooved seam )
lebar 6mm, bahan yang digunakan adalah pelat BJLS 50, maka
bahan minimal yang diperlukan adalah :

sambungan lipat
Sambungan Las Titik
Mesin Las Titik Standar
Mesin las titik standar ( pedestal spot welding ) mempunyai ukuran dan
kapasitas lebih besar dari mesin las titik portabel, sehingga perlu
diperhatikan beberapa hal bila menggunakan mesin las titik standar, yaitu :
 Diameter penampang elektroda = 4 x tebal pengelasan
 Permukaan elektroda harus bersih dan tidak ada lapisan yang
memungkinkan tidak mengalirnya arus listrik.
 Lama pengelasan harus disesuaikan dengan tebal bahan yang disambung.
 Sirkulasi air pendingin harus berjalan selama proses pengelasan.
Proses Pengelasan las titik

Keterangan :
 Pelat dijepit antara dua elektroda ( atas dan bawah )
 Saat jepitan sempurna terjadi pengelasan yang lamanya
diatur oleh timer
 Pelat telah tersambung
 Elektroda kembali pada posisi semula.

Anda mungkin juga menyukai