Anda di halaman 1dari 31

THEORY OF METAL

MACHINING
Dosen : Pak Akhmad Hafizh Ainur R. ST. MT.
ANGGOTA KELOMPOK 2

071 078 079

Wisnu Rachmad Z. Derbyocta Putra P. Randy Aditya D.S

087 089 100

Ariya Aditama Raihan Fari’ A. M. Gilang Aditya


THEORY OF METAL MACHINING
15.1 Overview of Machining Techonology

15.2 Theory of Chip Formation in Metal Machining

• 15.2.1. The Orthogonal Cutting Model

• 15.2.2. Actual Chip Formation

15.3 Force Relationship and The Merchants Equation

• 15.3.1. Force in Metal Cutting

• 15.3.2. The Merchant Equation

15.4 Power and Energy Relationship in Machining

15.5 Cutting Temperature

• 15.5.1. Analytical Method to Compute Cutting Temperature

• 15.5.2. Measurement of Cutting Temperature


15.
1
Overview of Machining
Techonology
Gambaran Umum Teknologi Permesinan
Teknologi permesinan adalah teknologi yang berkaitan dengan mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi barang
atau menghasilkan suatu bentuk kerja. Berikut ini adalah gambaran umum teknologi permesinan:

 Teknologi permesinan meliputi berbagai jenis mesin, seperti mesin bubut, mesin frais, mesin gerinda, mesin bor, dan
lain sebagainya. Setiap jenis mesin memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda.
 memproduksi berbagai jenis produk, mulai dari produk kecil seperti suku cadang mesin hingga produk besar seperti
pesawat terbang.
 Teknologi permesinan juga meliputi penggunaan teknologi komputer, seperti CNC (Computer Numerical Control) yang
digunakan untuk mengontrol mesin-mesin tersebut.
 Dalam penggunaannya, teknologi permesinan juga memerlukan keahlian dan keterampilan khusus, seperti
pemrograman mesin dan pengoperasian mesin.
 Teknologi permesinan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar. Salah satu
contohnya adalah penggunaan mesin-mesin yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
 Teknologi permesinan juga memiliki peran penting dalam berbagai sektor industri, seperti industri otomotif, pesawat
terbang, dan lain sebagainya.
15.
2
Theory of Chip
Formation in Metal
Machining
Theory of Chip Formation in Metal Machining
Pembentukan chip merupakan bagian dari proses pemotongan bahan secara mekanis, menggunakan alat seperti gergaji,
mesin bubut, dan pemotong frais. Pemahaman terhadap teori dan rekayasa formasi ini merupakan bagian penting dalam
pengembangan mesin tersebut dan alat pemotongnya.

Studi formal tentang pembentukan chip didorong sekitar Perang Dunia II dan segera setelahnya, dengan peningkatan
penggunaan mesin pemotong yang lebih cepat dan bertenaga, terutama untuk pemotongan logam dengan pemotong baja
berkecepatan tinggi yang baru.
15.2.1. The Orthogonal
Cutting Model
Selama pemotongan saat pahat menyentuh material kerja,
deformasi plastis yang parah terjadi di dalam material benda
kerja dan kelebihan material mulai mengalir di atas permukaan
rake alat potong dalam bentuk chip. Zona deformasi plastis yang
dikenal sebagai bidang geser terletak di antara chip dan
pekerjaan yang tidak berbentuk bahan. Berdasarkan posisi mata
potong, proses pemotongan dapat diklasifikasikan sebagai
pemotongan orthogonal dan pemotongan miring. Dalam
pemotongan ortogonal, juga dikenal sebagai pemotongan dua
dimensi, mata potong tegak lurus terhadap vektor kecepatan
potong. Di sisi lain, pada pemotongan miring, mata potong
miring dengan kecepatan potong dengan sudut tertentu yang
disebut sudut kemiringan.
15.2.1. The Orthogonal
Cutting Model
β = Sudut bidang geser yang didefinisikan sebagai sudut antara
bidang geser (bidang pemisahan serpihan dari bahan kerja yang
tidak terdeformasi) dan pemotongan vektor kecepatan.

γ0 = Sudut garu alat pemotong


φp = Sudut potong utama
λ = Sudut kemiringan
d = Kedalaman potong (mm)
Vc = Kecepatan potong (m/menit)
t0, b0, l0, ketebalan, lebar dan panjang (mm) dari ketebalan chip
yang belum dipotong
tc, bc, lc, ketebalan, lebar dan panjang (mm) dari ketebalan chip
yang dideformasi
15.2.2. Actual Chip Formation
Terdapat perbedaan antara model ortogonal dan proses pemesinan sebenarnya. Pertama, proses deformasi geser tidak
terjadi sepanjang bidang, melainkan dalam suatu zona. Jika geseran terjadi pada bidang dengan ketebalan nol, hal ini
berarti bahwa aksi geser harus terjadi seketika saat melewati bidang tersebut, bukan dalam periode waktu yang terbatas
(walaupun singkat). Agar material berperilaku realistis, deformasi geser harus terjadi dalam zona geser tipis. Eksperimen
pemotongan logam menunjukkan bahwa ketebalan zona geser hanya seperseribu inci. Karena zona geser sangat tipis,
dalam banyak kasus tidak ada kehilangan akurasi yang besar dengan menyebutnya sebagai bidang.
15.2.2. Actual Chip Formation
Discontinous chip
Ketika bahan yang relatif rapuh (misalnya besi tuang) dikerjakan dengan kecepatan potong rendah,
serpihan sering kali terbentuk menjadi segmen-segmen terpisah (terkadang segmen-segmen tersebut
dipasang secara longgar). Hal ini cenderung memberikan tekstur yang tidak teratur pada permukaan mesin.
Gesekan pahat-chip yang tinggi dan pemakanan yang besar serta kedalaman pemotongan mendorong
pembentukan jenis chip ini.

Continous chip
Ketika material kerja yang ulet dipotong dengan kecepatan tinggi dan pemakanan serta kedalaman yang
relatif kecil, maka akan terbentuk kepingan yang panjang dan terus menerus. Permukaan akhir yang baik
biasanya dihasilkan ketika jenis chip ini terbentuk. Ujung tajam pada pahat dan gesekan pahat-serpih yang
rendah mendorong terbentuknya serpihan yang terus-menerus. Serpihan yang panjang dan terus-menerus
(seperti pada putaran) dapat menyebabkan masalah sehubungan dengan pembuangan serpihan dan/atau
kekusutan pada alat.
15.2.2. Actual Chip Formation
Continuous chip with built-up edge
Saat mengerjakan material ulet pada kecepatan potong rendah hingga sedang, gesekan antara pahat dan serpihan cenderung
menyebabkan sebagian material kerja menempel pada permukaan rake pahat di dekat tepi potong. Formasi ini disebut
built-up edge (BUE). Pembentukan BUE bersifat siklus; terbentuk dan tumbuh, lalu menjadi tidak stabil dan putus.
Sebagian besar BUE yang terlepas terbawa bersama chip, terkadang membawa bagian permukaan rake pahat bersamanya,
sehingga mengurangi masa pakai pahat pemotong. Bagian BUE yang terlepas dan tidak terbawa bersama chip akan
tertanam di permukaan kerja yang baru dibuat, menyebabkan permukaan menjadi kasar
15.
3
Force Relationship and
The Merchants Equation
15.3.1. Force in Metal Cutting
Hubungan Gaya pada Pemotongan Miring:

Gambar 9.31 menunjukkan proses pembubutan pada pemotongan miring.


Pada pemotongan miring, ujung potong utama (ab) membentuk sudut
dengan arah pemakanan. Karena logam sedang dipotong maka harus ada
gaya potong (R). Gaya potong (R) ini dapat diselesaikan dalam tiga arah
yang saling tegak lurus. Oleh karena itu, hubungan gaya pada
pemotongan miring bersifat kompleks.

A. Gaya potong (R)


a) Dalam arah pengumpanan pahat (Fd)
b) Pada arah tegak lurus arah umpan (Fr)
c) Dalam arah vertikal (FC)

B. Hubungan Kekuatan dalam Pemotongan Ortogonal


Gambar 9.32 menunjukkan proses pemesinan ortogonal. Dalam proses ini
gaya potong hanya mempunyai dua komponen. Satu pada arah umpan
(Fd) dan satu lagi pada arah pemotongan (Fc).
Hubungan Gaya dalam Pemotongan Ortogonal

Alat pemotong bergerak sepanjang arah pengumpanan. Logam mengalami deformasi plastis sepanjang bidang geser.
Keripik bergerak di sepanjang permukaan penggaruk alat. Kepingan yang kasar mendapat hambatan dalam
pergerakannya dan oleh karena itu terdapat gaya gesek F dari pahat yang bekerja pada keping tersebut.

A. berbagai gaya yang bekerja adalah:


a) Kekuatan F
b) Kekuatan N
c) Kekuatan F
d) Paksa Fn

Diagram benda bebas chip dengan gaya yang bekerja


padanya ditunjukkan pada Gambar 9.33

B. Diagram Tubuh Bebas dari Chip


e) Kekuatan R
f) Kekuatan R'

Apakah resultan gaya F dan N. Karena keping berada dalam kesetimbangan, gaya resultan R dan R’ sama besarnya tetapi
berlawanan arah dan segaris. Untuk geometri alat pemotong yang tetap, terdapat hubungan yang pasti antara gaya-gaya
ini. Komponen gaya potong dapat diukur dengan dinamometer dan semua gaya lainnya dapat dihitung.
15.3.2. The Merchant Equation
Persamaan Merchant adalah persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan umum antara sudut rake, gesekan tool-
chip, dan sudut bidang geser. Persamaan ini digunakan dalam model pemotongan ortogonal Merchant, yang merupakan
metode untuk menganalisis gaya pemotongan dan pembentukan chip dalam proses pemesinan

Persamaan tersebut diberikan oleh:

φ M = sudut bidang geser


α = sudut rake
λ = sudut gesekan

Persamaan Merchant menyatakan bahwa sudut bidang geser meningkat ketika sudut rake meningkat dan sudut gesekan
menurun. Persamaan ini didasarkan pada prinsip energi minimum, yang berarti bahwa sudut akan mengambil nilai
sedemikian rupa sehingga total kerja yang dilakukan dalam pemotongan adalah minimum
Persamaan Merchant digunakan untuk mengoptimalkan proses pemesinan dengan memilih nilai sudut rake dan sudut
gesek yang sesuai untuk meminimalkan gaya pemotongan dan meningkatkan permukaan akhir
15.
4
Power and Energy
Relationship in
Machining
Power and Energy Relationship in Machining
Hubungan Daya dan Energi Dalam pemesinan, energi spesifik didefinisikan sebagai rasio daya pemesinan terhadap laju
pemindahan. Ini berarti bahwa jumlah energi yang digunakan dalam pemesinan secara langsung berkaitan dengan jumlah
daya yang digunakan untuk menghilangkan material dari benda kerja.

1. Efisiensi Energi: Mengoptimalkan konsumsi energi merupakan pertimbangan penting dalam pemesinan untuk
mengurangi biaya dan dampak lingkungan. Pemahaman yang komprehensif tentang konsumsi energi diperlukan untuk
mencapai pemesinan yang hemat energi

2. Daya Pemotongan: Daya potong merupakan parameter penting dalam pemotongan logam, terutama dalam operasi yang
kasar. Hal ini memungkinkan pemilihan dan investasi pada mesin yang dapat menangani daya yang dibutuhkan

3. Energi Pemindahan Material: Energi pemindahan material adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satuan
volume material dari benda kerja. Ini adalah faktor kunci dalam konsumsi energi selama pemesinan

Singkatnya, hubungan antara daya dan konsumsi energi merupakan pertimbangan penting dalam pemesinan Energi
spesifik didefinisikan sebagai rasio daya pemesinan terhadap laju pemindahan, dan mengoptimalkan konsumsi energi
diperlukan untuk pemesinan hemat energi. Daya pemotongan dan energi pemindahan material juga merupakan faktor
penting dalam konsumsi energi selama pemesinan.
15.
5
Cutting Temperature
5.15.1. Analytical Method to Compute Cutting
Temperature
Metode analitis untuk menghitung suhu pemotongan

Metode analitis adalah cara yang efisien untuk menghitung suhu pemotongan. Dalam artikel ini, kita
akan membahas metode analitis, pengukuran suhu dan kecepatan gesekan, perhitungan suhu
pemotongan dan aplikasinya dalam industri manufaktur.
15.5.1. Analytical Method to Compute Cutting
Temperature
Deskripsi Metode Analitis

• Keuntungan Metode Analitis


Metode ini memiliki keuntungan untuk menghitung suhu dengan mudah dan cepat. Metode ini
juga dibandingkan dengan metode numerik dapat dengan cepat menghitung suhu pemotongan.

• Prosedur
Metode analitis melibatkan pengukuran kecepatan gesekan, panjang kontak dan perbedaan
temperatur pada kedua permukaan. Kemudian, suhu kontak dapat diperkirakan menggunakan
model matematika sederhana.

• Aplikasi
Metode analitis sangat sering digunakan dalam industri manufaktur, khususnya dalam produksi
bajak potong, frese, tap, konstruksi mesin, dan teknologi bahan.
15.5.1. Analytical Method to Compute Cutting
Temperature
Deskripsi Metode Analitis

• Pengukuran dan Pengamatan


Mesin uji tarik dan mesin uji impak dapat digunakan untuk mengukur suhu pemotongan dengan
metode analitis. Tetapi cara yang paling akurat untuk mengukur suhu pemotongan dengan metode
analitis adalah dengan menggunakan pyrometer infra merah karena melakukan pengukuran tanpa
harus mengkontak benda yang diukur.

• Perbandingan Suhu dan Kecepatan Gesekan


Suhu dan kecepatan gesekan bergantung satu sama lain ketika digunakan dalam proses
pemotongan. Semakin tinggi suhu dan kecepatan gesekan, semakin besar kemungkinan terjadinya
deformasi dan kegagalan alat pada waktu yang singkat. Oleh karena itu, penting untuk membatasi
suhu pemotongan dan kecepatan gesekan pada tingkat yang rendah.
15.5.1. Analytical Method to Compute
Cutting Temperature
15.5.2. Measurement of Cutting Temperature

Pengukuran Suhu Potong


Mengetahui suhu potong adalah kunci untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi. Dalam
presentasi ini, kita akan menjelajahi metode pengukuran suhu potong, faktor-faktor yang
memengaruhinya, serta teknologi terbaru yang dapat digunakan.

Pengertian Suhu Potong


Suhu potong merupakan suhu yang terjadi selama proses pemotongan. Hal ini penting untuk
dipahami dalam industri manufaktur karena suhu yang tepat dapat mempengaruhi kekuatan dan
umur alat potong, kualitas permukaan yang dihasilkan, dan kecepatan produksi.
15.5.2. Measurement of Cutting Temperature

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suhu Potong

• Kecepatan potong
• Tekanan pendinginan
• Materi kerja
• Pemilihan alat potong
• Teknik pemotongan
15.5.2. Measurement of Cutting Temperature

Tantangan dalam Pengukuran Suhu Potong

1. Sensitivitas
Pengukuran yang akurat membutuhkan sensor yang sangat sensitif untuk mendeteksi perubahan
suhu yang sangat kecil.

2. Aksesibilitas
Beberapa area potongan yang sempit dapat sulit dijangkau oleh sensor pengukuran suhu.

3. Kompatibilitas
Alat pengukur suhu yang digunakan harus kompatibel dengan bahan kerja dan kondisi
pemotongan yang berbeda.
Review
(21.1) Apa saja tiga kategori dasar dari proses pemindahan material? Seperti yang disusun dalam teks ini, tiga kategori
dasar proses pemindahan material adalah (1) pemesinan konvensional, (2) proses abrasif, dan (3) proses nontradisional.

(21.2) Apa yang membedakan pemesinan dari proses manufaktur lainnya? Dalam pemesinan, material dihilangkan dari
benda kerja sehingga material yang tersisa adalah geometri benda kerja yang diinginkan.

(21.3) Identifikasi beberapa alasan mengapa pemesinan penting secara komersial dan teknologi. Alasan-alasan tersebut
meliputi hal-hal berikut: (1) dapat diterapkan pada sebagian besar material; (2) dapat menghasilkan berbagai macam
geometri pada suatu bagian; (3) dapat mencapai toleransi yang lebih dekat dibandingkan dengan kebanyakan proses
lainnya; dan (4) dapat menghasilkan permukaan akhir yang baik.

(21.4) Sebutkan tiga proses pemesinan yang paling umum. Tiga proses pemesinan yang umum adalah (1) pembubutan, (2)
pengeboran, dan (3) penggilingan.

(21.5) Apa saja dua kategori dasar alat potong dalam pemesinan? Berikan dua contoh operasi pemesinan yang
menggunakan masing-masing jenis perkakas. Dua kategori tersebut adalah (1) perkakas satu titik, yang digunakan dalam
operasi seperti pembubutan dan pengeboran; dan (2) perkakas potong bermata banyak, yang digunakan dalam operasi
seperti penggilingan dan pengeboran.
Review
(21.6) Apa saja parameter operasi pemesinan yang termasuk dalam cakupan kondisi pemotongan? Kondisi pemotongan
meliputi kecepatan, pemakanan, kedalaman potong, dan apakah cairan pemotongan digunakan atau tidak.

(21.7) Jelaskan perbedaan antara operasi pengasaran dan finishing dalam pemesinan. Operasi pengasaran digunakan untuk
menghilangkan material dalam jumlah besar dengan cepat dan untuk menghasilkan geometri terpisah yang mendekati
bentuk yang diinginkan. Operasi finishing mengikuti operasi pengasaran dan digunakan untuk mencapai geometri akhir
dan permukaan akhir.

(21.8) Apa yang dimaksud dengan alat mesin? Perkakas mesin dapat didefinisikan sebagai mesin yang digerakkan oleh
tenaga yang memposisikan dan menggerakkan pahat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk menyelesaikan pemesinan
atau proses pembentukan logam lainnya.

(21.9) Apa yang dimaksud dengan operasi pemotongan ortogonal? Pemotongan ortogonal melibatkan penggunaan pahat
berbentuk baji yang ujung potongnya tegak lurus terhadap arah gerak kecepatan ke dalam material kerja.

(21.10) Mengapa model pemotongan ortogonal berguna dalam analisis pemesinan logam? Pemotongan ortogonal berguna
dalam analisis pemesinan logam karena menyederhanakan situasi pemesinan tiga dimensi yang rumit menjadi dua dimensi.
Selain itu, perkakas pada model ortogonal hanya memiliki dua parameter (sudut rake dan sudut relief), yang merupakan
geometri yang lebih sederhana dibandingkan dengan perkakas satu titik.
Review
(21.11) Sebutkan dan jelaskan secara singkat empat jenis chip yang terjadi pada pemotongan logam Keempat jenis tersebut
adalah (1) terputus-putus, di mana chip dibentuk menjadi beberapa segmen yang terpisah; (2) kontinu, di mana chip tidak
bersegmen dan dibentuk dari logam yang ulet; (3) kontinu dengan built-up edge, yang sama dengan (2) kecuali bahwa
gesekan pada interface tool-chip menyebabkan adhesi sebagian kecil material kerja pada permukaan rake tool, dan (4)
bergerigi, yang semi-kontinu dalam artian memiliki tampilan seperti gigi gergaji yang dihasilkan oleh pembentukan chip
secara siklikal dengan regangan geser tinggi yang bergantian yang diikuti oleh regangan geser yang rendah.

(21.12) Identifikasi empat gaya yang bekerja pada chip pada model pemotongan logam ortogonal tetapi tidak dapat diukur
secara langsung dalam suatu operasi. Empat gaya yang bekerja pada chip adalah (1) gaya gesekan, (2) gaya normal
terhadap gesekan, (3) gaya geser, dan (4) gaya normal terhadap gesekan

(21.13) Identifikasi dua gaya yang dapat diukur pada model pemotongan logam ortogonal. Dua gaya yang dapat diukur
pada model pemotongan logam ortogonal adalah (1) gaya potong dan (2) gaya dorong.

(21.14) Apa hubungan antara koefisien gesekan dan sudut gesekan pada model pemotongan ortogonal? Hubungannya
adalah koefisien gesekan adalah garis singgung dari sudut gesekan) μ= tanβ.
Review
(21.15) Jelaskan dengan kata-kata apa yang dikatakan oleh persamaan Merchant kepada kita. Persamaan Merchant
menyatakan bahwa sudut bidang geser meningkat ketika sudut rake dinaikkan dan sudut gesek diturunkan.

(21.16) Bagaimana daya yang dibutuhkan dalam operasi pemotongan berhubungan dengan gaya pemotongan? Daya yang
diperlukan dalam operasi pemotongan sama dengan gaya pemotongan dikalikan dengan kecepatan pemotongan.

(21.17) Apa yang dimaksud dengan energi spesifik dalam pemesinan logam? Energi spesifik adalah jumlah energi yang
diperlukan untuk menghilangkan satu satuan volume material kerja.

(21.18) Apa yang dimaksud dengan istilah efek ukuran dalam pemotongan logam? Efek ukuran mengacu pada fakta bahwa
energi spesifik meningkat seiring dengan berkurangnya luas penampang chip (pemotongan orthogonal toxwin atau
pembubutan fxdin).

(21.19) Apa yang dimaksud dengan termokopel chip-pahat? Termokopel chip pahat terdiri dari pahat dan chip sebagai dua
logam berbeda yang membentuk sambungan termokopel; saat antarmuka chip pahat memanas selama pemotongan,
tegangan kecil dipancarkan dari sambungan yang dapat diukur untuk menunjukkan suhu pemotongan
THANKS Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai