Disusun oleh:
Dosen pengampu:
Hendri Yanda, S. T., M. Sc., Phd
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah Sheet Metal
Forming ini. Adapun tujuan penulisan laporan ini untuk memenuhi sebagian
prasyarat dalam tugas mata kuliah Pemilihan bahan dan proses. Di Departemen
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Penulis sampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga laporan ini dapat terselesaikan. dan permohonan maaf atas segala
kesalahan kepada semua pihak, semoga amal baik kita senantiasa di terima Allah
SWT dan kita senantiasa memperoleh rahmat, perlindungan serta ridho dari Allah
SWT. Amiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Seperti yang telah diuraikan secara keseluruhan pada bab ini, ada banyak
macam proses yang dikerjakan untuk membentuk produk dari lembaran metal.
Biasanya, istilah pressworking atau pressforming biasa digunakan dalam industri
untuk uraian umum operasi pembentukan lembaran metal, Karena secara khas
lembaran metal dilakukan dengan cara ditekan menggunakan satu set dies.
Lembaran metal yang dibentuk dengan ditekan disebut stamping (istilah stamp,
pertama kali digunakan kira-kira sekitar tahun 1200-an, yang berarti menekan
kebawah atau memberikan beban/gaya). Dengan catatan istilah ini serupa dengan
forging atau casting yang biasa digunakan untuk membentuk produk dengan
prosess itu sendiri menggunakan dies atau mold, secara berturut-turut.
2.1 SHEARING
Sebelum produk dari lembaran plat logam dibuat, sebuah blank dari dimensi
awal yang akan dipotong dari lembaran yang besar (pada umumnya dari gulungan)
dengan metode shearing. Lembaran ini dipotong pada bagian pokoknya dengan
gunting tekan, pada umumnya menggunakan punch dan die. Ciri yang khas dari
dari tepi hasil potongan lembar material dan lembar yang terpotong (slug). Dengan
catatan bahwa tepi dari lembaran hasil potongan tidak halus dan tidak lurus.
Pada umumnya shearing dimulai dengan membuat retakan pada tepi bagian
atas dan bawah dari benda kerja retakan-retakan tersebut masing-masing akan cepat
bertemu dan menyelesaikan pemisahan yang terjadi. Kekasaran permukaan yang
patah (fracture surface) disebabkan dari retak-retak tersebut, bagian yang halus dan
berkilap (burnished surface) pada lubang dan dan hasil potong (slug) disebabkan
dari kontak dan gesekan dari tepi bagian yang dipotong dengan dinding punch dan
die, berturut-turut.
Gambar 2.2 (a) Pengaruh dari celah (c) diantara punch dan die pada daerah
deformasi pada shearing. Semakin besar celah, material cenderung akan tertarik ke
die disbanding ke shearing. Pada prakteknya celah biasanya antara 2%-10% dari
ketebalan plat (b) bentuk Microhardness (HV) untuk sebuah 6.4mm ( 0.25in) Thick
AISI 1020 hot-rolled stell pada daerah yang dipotong. Sumber: After H. P. Weaver
and K. J. Weinmann
Punch force (gaya potong/tekan). Gaya yang dibutuhkan punch pada dasarnya
ditentukan dari kekuatan potong lembaran metal dan total daerah yang akan
dipotong sepanjang batas terluar. Gaya maksimum punch, F, dapat diperkirakan
dari persamaan
F = 0.7TL(UTS) ...(2.1)
Gesekan antara punch dan benda kerja dapat meningkatkan gaya potong
dengan baik. Lagipula, sebagai tambahan gaya pada punch, sebuah gaya dibutuhkan
untuk melepaskan punch dari lembaran metal setelah punch memotong. Ini adalah
gaya kedua yang mana gaya itu adalah arah kebalikan dari gaya potong punch, hal
ini sulit untuk diperkirakan sebab banyak faktor yang terlibat dalam operasi.
Fine Blanking. Tepi yang halus dan siku dapat dihasilkan dengan proses fine
blanking. salah satu dasar desain die ditunjukan pada gambar. bentuk v dari rongga
penekan atau tempat tumbukan mengunci lembar logam dengan press pada
ukurannya dan mencegah jenis penyimpangan kekasaran pada material ditunjukan
pada gambar 2.3b dan 16.3. Proses fine blanking yang telah dikembangkan pada
tahun 1960-an, menggunakan clearance yang dianjurkan 1 % dari tebal material
dan mungkin batasnya kebanyakan antara 5 – 13 mm. tolransi ukuran yang diijinkan
kebanyakan diatas ± 0.05 mm dan kurang dari ± 0.025 mm dengan kedudukan tepi
yang tegak lurus.
Slitting. Operasi shearing bisa dilakukan oleh dua pasang pisau yang berbentuk
lingkaran seperti pembuka kaleng (gambar 2.5). pada proses slitting kedua pisau
saling mengikuti pada sebuah garis lurus, sebuah garis lingkaran, atau garis
berbelok. Tepi sliting memiliki punggung bukit atau bagian yaga melengkung tipis,
yang mungkin terbantuk diatas permukaan lembar logam karena tekanan
pengerolan diantara dua rol potong. Jika tidak dilakukan dengan baik, operasi
slitting bisa menyebabkan beberapa macam distorsi atau kekasaran pada tepi
pemotongan.
Gambar 2.3 (a) Punching ( piercing dan blanking) (b) contoh dari berbagai
macam operasi die-cutting dari lembaran plat logam
Steel rules. Logam yang tipis dan lentur (seperti kertas, kulit dan karet) dapat di-
blanking dengan sebuah steel-rule die. Die seperti itu terdiri dari sebuah pemotong
yang dikeraskan dan dibengkokan seperti bentuk produk yang akan dibuat
(konsepnya hamper sama dengan pemotong kue) dan dan menempatkan pemotong
tersebut pada dasar permukaan yang rata dan kaku. Die tersebut ditekan pada
lembar logam yang diletakan pada permukaan yang rata, dan lembar tersebut
dipotong seperti bentuk steel rule atau die nya.
Nibbling. Pada proses nibbling mesinnya disebut nibbler, menggerakan punch yang
lurus kecil ke atas dan ke bawah dengan cepat pada die . lembar logam diberi jarak
dan lubang dibuat banyak secara tumpang tindih. Menggunakan kontrol manual
atau otomatis, lembar logam dapat dipotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Sebagai tambahan untuk fleksibilitasnya, keuntungannya adalah dapat membentuk
bentukan yang sulit, Seperti yang ditunjukan pada gambar 2.4b, bisa diproduksi
menggunakan punch standar. Prosesnya ekonomi untuk produksi dalam jumlah
kecil karena tidak membutuhkan die khusus.
Scrap in shearing. Jumlah skrap (bagian yang dihilangkan) yang dihasilkan pada
proses shearing sangat penting dan dan bisa mencapai 30% pada beberapa stamping
yang besar. Skrap menjadi faktor penting dalam ongkos pembuatan. Dan hal
tersebut pada hakikatnya dapat dikurangi dengan mengefisiensi pengaturan bentuk
lembar logam yang akan dipotong. Teknik desain dengan bantuan computer telah
dikembangakn untuk mengurangi skrap pada dari opersi shearing.
• Mengurangi skrap
• Mengurangi kebutuhan las titik
• Memiliki ketepatan ukuran yang baik
• Meningkatkan produktivitas
Gambar 2.6 Produksi sebuah sisi luar panel body mobil dengan laser butt-
welding dan stamping. Sumber After M. Geiger and T. Nakagawa
Gambar 2.7 Contoh dari komponen body otomotif yang di butt-welding dan
stamping. Sumber : After M. Geiger
Variasi corak dan tipe die shearing akan dijelaskan pada bagian ini
Clearance. Karena sifat pembentukan dari part yang di shearing bisa
mempengaruhi kualitas pada tepi potong, kontol clearance sangat penting.
Penentuan clearance tergantung pada
• Tipe material dan hasil heattreatment nya
• Ketebalan dan ukuran dari blank material
• Kedekatan tepi material pada tepi potong shearing atau tepi origin material
Sebagai sebuah garis batas umum, (a) clearance untuk material yang lembut
kurang dari nilai material yang keras; (b) semakin tebal lembar logam, maka
clearance yang diberikan juga harus senakin besar; dan (c) perbandingan antara
diameter lubang dan ketebalan lembar kurang, maka clarance nya besar. Dalam
menggunakan clearance yang besar, harus memperhatikan harga kekakuan dan
kelurusan dari tekanan die, dan settinganya.
Bentuk punch dan die. Catatan pada gambar 2.7a permukaan punch dan die rata.
Karena seluruh ketebalan dipotong pada saat yang bersamaan, gaya pada punch
ditingkankan dengan cepat pada saat memotong. Dimanapun lokasi yang akan
menjadi daerah potong saat tertentu dapat dikontrol dengan mengarahkan sudut
(beveling) permukaan punch dan die (gambar 2.9). bentuk ini biasa digunakan pada
beberapa pemotong kertas , yang bisa kamu observasi dengan melihat ujung punch.
Pengaturan sudut dapat dilakuakn untuk memotong lembar yang tebal karena hal
tersebut dapat mengurangi gaya awal pemotongan. Hal tersebut juga dapat
mengurangi tingkat kebisingan operasi, karena operasinya lebih lembut.
Gambar 2.8 Ilustrasi skematik dari proses shaving . (a) shaving pada hasil tepian
shear. (b ) shearing dan shaving disatukan dalam satu proses
Gambar 2.9 Contoh dari penggunaan dari angle pada punch dan die
Pada gambar 2.9c ujung punch membentuk sudut simetri dan pada gambar
2.9d bentuk die yang membentuk sudut simetri. Oleh karena itu, tidak ada aksi gaya
lateral pada punch yang menyebabkan distorsi. Untuk lebih jelas , punch pada
gambar 2.9b memiliki satu sisi miring, dan pada punch berlaku gaya lateral. Dan
konsekuensinya, punch dan setting tekanannya pada belakngan ini keduanya harus
memiliki kekakuan lateral yang cukup maka kedua hal itu tidak dapat membuat
sebuah lubang jika penempatannya tidak sesuai juga membuat punch memukul tepi
die bawah (hal seperti itu mungkin terjadi pada titik B atau D pada gambar 2.9a),
dan menyebabkan kerusakan.
Compound dies. Beberapa operasi yang dilakukan pada lembar yang sama dibentuk
dengan satu kali tekanan pada tempat yang sama dengan menggunakan compound
dies (gambar 2.10). operasi yang dikombinasikan seperti itu pada umumnya
terbatas sebab prosesnya sedikit lambat dan dan produksi die-nya otomatis menjadi
lebih mahal dari pada operasi potong yang dilakukan sendiri-sendiri, terutama
untuk bentuk die yang rumit.
Gambar 2.10 ilustrasi skematik: (a) sebelum dan (b) sesudah blanking washer
pada compound die. Perhatikan gerakan terpisah die ( untuk blanking ) dan punch
( untuk puching lubang pada washer ) (c) skema die. Perhatikan bahwa part diikat
pada strip sampai operasi terkhir selesai.
Progressive dies. Part yang membutuhkan beberapa operasi untuk produksi bisa
dibuat dengan kapasitas produksi yang tinngi dengan menggunakan progressive
die. Lembar logam yang dimasukan berupa gulungan, operasi yang berbeda (seperti
punching, blanking, dan notching) dilakukan pada tempat yang sama pada mesin
dan setiap tekanan nya terdiri dari beberapa macam punch (gambar 2.10c). sebagi
contohnya sebuah part yang dibuat dengan progressive dies ditunjukan pada
gambar 2.10; part itu adalah bagian bulatan kecil sebagai tempat ujung plastic pada
alat penyemprot.
Transfer die. Pada settingan sebuah transfer die, lembar logam mengalami operasi
yang berbeda pada tempat yang berbeda pada mesin yang diletakan sejajar pada
garis lurus atau lingkaran. Setelah setiap lngkahnya selesai pada satu tempat, part
tersebut dipindahkan ke tempat berikutnya untuk operasi lainnya.
Tools and die material. Bahan dari alat dan die untuk memotong pada umumnya
terbuat dari baja (untuk tingkat produksi yang tinggi) dan karbida (lihat tabel 5.7).
pelumasan sangat penting untuk memperawet pemakaian alat dan die, dan juga
meningkatkan kualitas tepinya.
Pada umumnya sangat banyak metode pemotongan lembar logam terutama plat :
• Laser-beam cutting adalah proses penting biasanya digunakan dengan
peralatan yang dikontrol komputer untuk memotong variasi bentuk yang
konsisten, dalam beberapa macam ketebalan, dan tidak menggunakan die. Laser
beam cutting juga bisa dikombinasikan dengan shearing dan punching. Proses
ini berbeda dan merupakan proses pelengkap. Part yang memiliki bentuk
tertentu bisa diproduksi dengan baik oleh satu proses; beberapa bentuk lainnya
dapat diproduksi dengan baik oleh proses lainnya. Mesin kombinasi yang
memiliki kedua kemampuan telah didesain dan dibuat.
• Water jet cutting adalah sebuah prose pemotongan yang efektif digunakan untuk
macam-macam bahan logam dan sama baiknya dengan bahan non logam
• Memotong dengan sebuah band saw (pita gergaji); metode ini adalah proses
pemotongan dengan yang menghasilkan chip.
• Friction sawing mencangkup sebuah piringan atau mata pisau dengan mengikis
lembar atau plat dengan kecepatan yang tinggi.
• Flame cutting adalah metode umum lainnya, terutama untuk plat yang tebal;
metode ini kebanyakan digunakan pada pembuatan kapal dan komponen alat-
alat berat.
2.3 Karakteristik dan kemampuan pembentukan lembar logam
Setelah bentuk blank yang diinginkan dipisahkan dari lembar yang besar
atau gulungan, benda kerja tersebut dibentuk ke beberap variasi bentuk dengan
beberapa proses umum yang dijelaskan pada akhir judul ini. Sekarang kita akan me-
review secara singkat beberapa karakteristik dari lembar logam yang memiliki
beberapa efek pada beberapa operasi pembentukan, seperti yang dituliskan pada
tabel 16.2.
Gambar 16.12 (a) pemanjangan yield-point pada contoh sheet metal. (b)
kumpulan luders bands low carbon stell sheet. (c ) sisa mulur pada bagian bawah
baja dapat digunakan pada prduk rumah tangga.
Resistansi lekukan lembar logam. Lekukan-lekukan umumnya ditemukan
pada mobil, peralatan dan furniture kantor. Lekukan selalu disebabkan oleh gaya
dinamik dari objek yang bergerak menekan lembar logam. Untuk contoh, Pada
panel otomotif khusus, kecepatan kejut mencapai 45m/s. pada hal tersebut itulah
yang disebut dynamic yield stress (atau titik tegangan luluh dibawah nilai tertinggi
pempentukannya) daripada tegangan luluh statis yang hal tersebut adalah parameter
kekuatan yang penting.
Gambar 2.12 (a) Sebuah test kelengkungan ( erichsen test ) untuk menentukan
kemampuan bentuk dari sheet metal ( b ) Bulge-test pada plat baja pada kelebaran
bermacam-macam. Contoh yang palaing kanan adalah subjec simple tention.
Contoh yang paling kanan dengan equal biaxsial streching. Sumber : Courtesy of
inland stell company
Gambar 2.13 (a ) tegangan pada perubahan sirkular kisi. ( b) Forming limit
diagram ( FLD ) untuk bermacam sheet metal. Walaupun ketegangan mayor
selalu positif. (meregang ) ketegangan minor bisa saja positif atau negatif. R
adalah anistropy normal plat. Seperti yang digambarkan pada gambar 2.4 Sumber
: After S.S. Hecker
Gambar 2.14 Pola perubahan kisi dan butiran sheet metal selama perubahan,
Sumber mayor dan minor dari lingkaran digunakan untuk menentukan koordinate
pada forming- limit diagram pada gambar. Sumber : After S. P. Keeler
Hal itu sangat penting melihat bahwa pada diagram batas pembentukan
terdapat sebuah tekanan peregangan minor dari 20% hubungan peregangan
mayoryang lebih tinggi dari sebuah tarikan positif peregangan minor pada besaran
yang sama. Dengan kata lain hal tersebut sangat diinginkan bahwa peregangan
minor menjadi negatif (dengan makna, penyusutan pada arah minor). Pada
pembentuka part yang rumit, alat khusus dapat didesain untuk mendapatkan
keuntungan dengan memanfaatkan efek peregangan minor pada pembentukan.
Efek dari ketebalan lembaran pada diagram batas pembentukan adalah
menaikan kurva pada gambar 2.13b. semakin tebal lembar, kurva pembentukannya
semakin tinggi, dan lebih dapat dibentuk. Disisi lain, pada operasi pembentukan
aktual, benda yang tebal tidak mudah dibengkokan seperti pada plat tipis tanpa
retak. Gesekan dan pelumasan pada pertemuan antara punch dan permukaan lembar
logam juga faktor prnting pada hasil test. Dengan pengolesan pelumasan yang baik
peregangan pada lembar didistribusikan lebih tidak seragam pada punch. Juga
seperti yang diharapakan dan tergantung pada material dan sensitifitas potongnya,
kekasaran permukaan, dalamnya garis permukaan dan cacat hal itu dapat
mengurangi kemampuan bentuk secara signifikan dan menjurus ke arah perobekan
lebih awal dan kegagalan dari part tersebut.
Istilah yang digunakan pada bending sebuah lembar atau plat ditunjukan
pada gambar 2.15. bahwa bagian luar tekukan mengalami peregangan dan bagian
dalam tekukan mengalami pengkerutan. Karena ada efek poison, lebar dari part
(panjang bending, L) menjadi lebih kecil pada bagian luarnya dan dan lebih besar
pada bagian dalam daripada lebar. Fenomena ini dapat mudah diamati dengan
membengkokan sebuah penghapus karet kotak dan diamati perubahan bentuknya.
Gambar 2.15 Bending terminology. Ingat bahwa radius bending diukur pada
permukaan inner part
Gambar 2.16 (a) dan (b) adalah effect dari perpanjangan inklusi ( pengelupasan)
pada peristiwa crak, seperti fungsi tujuan dari proses benduig yang mengarah pada
proses asli pengerolan pada lembaran (c) crak pada lapisan luar pada potongan
alumunium membentuk bengkokan dengan sudut 90 0 , juga tercatat bagian yang
menyempit pada lapisan bawah pada bending area.
1
Lb = R + …(2.3)
2
1
e= …(2.4)
(2 R / T ) + 1
Demikian, sepetti R/T mengurangi ( ini adalah , seperti rasio pada radius
bending menjadikan luas permukaan semakin kecil), tegangan tarik pada bagian
luar serat meningkat, dan material akhirnya menghasilkan kracking. Radius
tekuk biasanya diperlihatkan ( berbanding terbalik) pada sebagai sarat pada luas
permukaan , seperti 2T, 3T, 4T dab seterusnya) demikian , sebuah 3T radius tekuk
minimum diindikasikan sebagai radius terkecil juga dimana lembaran dapat
dibengkokan tanpa retak tiga kali dari luas permukaannya.
Disana juga terjadi hubungan yang terbalik antara kemampuan benda
ditekuk dan pengurangan tarik pada area material, bending radius minimum R , itu
diperlukan
50
R=T −1 …(2.5)
r
Gambar 2.17 hubungan antara rasio R/T dan pengurangan kerenggangan area sheet
metal. Catat bahwa, sheet metal dengan pengurangan kerenggangan 50% dapat
melengkung dengan sendirinya seperti menekuk selembar kertas tanpa retak.
Sumber : After. J. Datsko and C. T. Yang.
Faktor lain yang nyata pada keretakan bagian tepi adalah banyaknya bentuk
dan kekerasan dari inklusi pada lembaran logam dan banyaknya dari perlakuan
dingin bagian tepi selama proses shearing (pemotongan), karena titik yang
terbentuk, inklusi bentuk pada pengupasan adalah lebih merusak dari pada inklusi
bentuk putaran (lihat juga gambar 2.23). Perlawanan pada retakan daerah tepi
selama proses tekuk dapat dilakukan dengan menghilangkan daerah cold-working
(perlawanan dingin) dengan mencukur atau proses machining pada bangun tepi,
atau dengan proses annealing untuk memperbaiki kegetasan.
Anisotropy dari lembaran adalah factor lain yang penting pada kemampuan
tlekuk hasil penggulungan dingin pada anisotropy dikarenakan orientasi yang
berlebih atau oleh penyeratan mekanikal, yang disejajarkan atau dibarengi dengan
beberapa imputities, inklusi dan kekosongan yang mungkin terjadi, seperti yang
terlihat gambar 1.13 mengutamakan daerah luar (seperti pada lembaran) the blank
yang akan dibentuk (sekumpulan, lihat Fig 16.51) yang harus diperlihatkan pada
pengujian pemotongan dengan tujuan yang tepat dari penggulungan logam, ini
pilihan yang tidak selalu mungkin di praktekkan.
Gambar 2.18 Spring back pada proses bending. Komponen cenderung kembali
setelah dibending. Dan menjadikan radius tekuk lebih besar. Pada kondisi
tertentu, hal ini memungkinkan sudut tekukan terakhir lebih kecil dari yang
sebenarnya ( negative spring back )
Bending Force. Bending force untuk lembaran dan plat dapat dihitung
dengan mengansumsikan proses jika proses ini salah satu dari bending sederhana
pada balok persegi panjang, seperti yang sebutkan pada teks on mechanic of solid.
Demikian, bendingforce adalah sebuah fungsi dari kekuatan dari metarial, lebar L,
dari bend, Ketebalah T, pada lembaran dan pembukaan die W, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 16.21, Friksi yang dikeluarkan, maksimum bending
force, P, adalah.
KYLT 2
P= ...(2.6)
W
Dimana faktor di dapat dari 0.3 dari penyekatan die, sekitar 0,7 untuk sebuah U-die
sekitar 1,3 untuk V-die dan Y adalah yield stress / tegangan tarik dari material.
Untuk sebuah V-die, Contoh (16.7) seringkali modifikasi seperti:
(UTS) LT 2
P= …(2.7)
W
2.6 Spinning
Ductilas yang sangat tinggi dan secara relatif rendah kekuatan campuran logam
superplastic menawarkan keuntungan berikut :
• bentuk kompleks dapat dibentuk ke luar dari sebuah potongan, dengan detail
bagus, menutup tolerances,dan penghapusan dari operasi sekunder.
• penggunaan material dan berat dapat direalisir oleh karena kelebihan
formabilas dari material.
• sisa material tidak ada atau sedikit menekankan pada komponen yang dibentuk.
• karena kekuatan rendah dari material pada membentuk temperatures, hiasan
yang dibuat mesin dapat dibuat dari material yang mempunyai menurunkan
stength dibanding mereka yang proses pabrik logam lain, karenanya hiasan
yang dibuat mesin biaya-biaya yang lebih rendah.
Gambar 2.22 Tipe dari struktur yang dibuat dengan diffusion bonding dan super
plastik forming sheet metal. Setiap stuktur memiliki kekakuan dan berat rasio yang
tinggi. Sumber Courtesy of Rockwell International Corp.
Gambar 2.23 ( a ) skema ilustrasi dari proses magnetik pulse forming digunakan
untuk membuat pipa diatas plug. ( b ) pipa alumunium terbentuk diatas hexagonal
plug dengan proses magnetik pulse forming
Mekanis dari proses ini diambil dari fakta kalau field magnetic dibuat oleh
gulungan. Melewati pipa metal (yang merupakan konduktor elektrik) dan
mencipytakan arus eddy di dalam pipa. Di perputaran, arus ini menghasilkan
Medan magnetiknua sendiri, tekanan dihasilkan oeh dua medan magnet yang saling
berlawanan. Repelling force (kekuatan tolak) biasanya antara koil dan pipa
kemudian meruntuhkan pipa sampai potongan bagian dalam konduktivitas elektrik
yang lebih tinggi pada benda kerja. Ini tidak dibutuhkan untuk material benda kerja
yang memiliki magnet properties.
Magnetic pulse forming digunakan untuk meruntuhkan dinding tipis pipa
sampai batang, kawat dan steker. Untuk melindungi pengurangan kerutan pada oli
otomotif filter conister: untuk operasi bulging dan flanging; dan untuk swanging
dan fitting mendapatkan torsi pipa untuk pesawat boing 777. Persis, coil magnetic
dapat dibuat untuk operasi seperti embossing dan sallow drawing pada lembar
metal.
Mikro forming, ini diproses yang terakhir dihasilkan dan digambarkan satu
jenis dari proses yang digunakan untuk memproduksi part dan komponen yang
sangat kecil. Contohnya produk miniature termasuk sebuah jam tangan dengan jam
digital didalamnya dan satu gigabyte componen penyusun computer, typical
komponen dibuat oleh mikroforming termasuk poros kecil untuk micro motor,
springs, screw dan sebuah jenis part. Cold-headed, extrusi, bending, embossing,
coining, puncing atau deepdrawing.Dimensinya bertipe ukuran sub millimeter dan
beratnya pada milligram.
Electrohidroulic forming, juga disebut underwaterspark atau electric-
dischage forming, sumber energi pada proses forming ini adalah spark antara
elektroda yang dihubungkan pada tembakan api kecil. Pemberhentian aliran energi
dari sebuah bank kapasitor melalui kawat pada umumnya berupa gelombang kejut,
seperti yang dihasilkan pada ledakan. Tingkatan energi rendah daripada ledakan
forming, selama tipikalnya sedikit KJ. Tegangan dihasilkan pada air biasa yang
cukup tinggi untuk mengisi part electrohydroulic forming adalah proses yang dapat
digunakan untuk membuat bermacam part kecil.
Gas mixture, seperti sebuah sumber energi pad proses ini, sebuah gas
mixture pada kotak tertutup yang dinyalakan. Tekanan pada umumnya cukup tinggi
untuk mengisi part lembaran logam, meskipun tidak digunakan pada prakteknya,
prinsip proses ini pada umumnya seperti pada tekanan dalam pembakaran internal
mesin.
3.1 Kesimpulan