Anda di halaman 1dari 23

DRAWING DAN ROLLING

Dosen pengampu:

Widya Aryadi, S.T., M.Eng.


KRISWANTO, S.Pd., M.T.

Disusun oleh:

1. Achmad Rizal Firmansyah (5211418029)


2. George David Aloysius (5211418044)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering menggunakan ataupun melihat hal hal
seperti mobil, jembatan, pipa, tabung gas, peralatan rumah tangga. Semua itu merupakan
benda benda yang biasa kita temui di dalam kehidupan kita. Semua benda tersebut
dibentuk sesuai kegunaannya masing-masing. Untuk membentuk material menjadi
produk sesuai dengan kebutuhannya seperti contoh diatas, biasa dilakukan dengan
beberapa proses. Diantaranya bisa dilakukan dengan proses rolling dan drawing. Proses
rolling banyak digunakan untuk membuat berbagai macam profil. Sedangkan proses
drawing adalah proses pembentukan logam dari lembaran logam ke dalam bentuk tabung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan fungsi proses drawing ?
2. Apa saja proses yang terjadi dalam drawing ?
3. Apa saja komponen die set pada proses drawing ?
4. Apa saja variabel yang mempengaruhi proses drawing ?
5. Apa pengertian dan fungsi proses rolling ?
6. Apa saja bahan dasar produk proses rolling ?
7. Apa saja jenis-jenis proses rolling ?
8. Bagaimana proses dasar rolling terjadi ?
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses rolling ?
10. Bagaimana konfigurasi mesin rolling ?
11. Apa saja variasi proses rolling ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa spengertian dan fungsi proses drawing.
2. Untuk mengetahui apa saja yang terjadi pada proses drawing.
3. Untuk mengetahui komponen die set pada proses drawing.
4. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi proses drawing.
5. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi proses rolling.
6. Untuk mengetahui apa saja bahan dasar proses rolling.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis dari rolling.
8. Untuk mengetahui proses dasar rolling.
9. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi proses rolling.
10. Untuk mengetahui apa saja konfigurasi mesin rolling.
11. Untuk mengetahui apa saja variasi proses rolling.
BAB II

ISI

1.1 Pengertian dan Fungsi Proses Drawing


Drawing adalah salah satu jenis proses pembentukan logam, dimana bentuk pada
umumnya berupa silinder dan selalu mempunyai kedalaman tertentu, sedangkan definisi
menurut P.CO Sharma seorang professor production technology drawing. Proses drawing
adalah proses pembentukan logam dari lembaran logam ke dalam bentuk tabung (hallow
shape) (P.C. Sharma 2001 : 88)
Drawing pada intinya merupakan satu jenis proses produksi namun terdapat beberapa ahli
yang membedakan dengan indek ketinggian, proses deep drawing mempunyai indek
ketinggian yang lebih besar dibandingkan dengan drawing.Selain itu terdapat proses
praduksi yang berbeda dengan proses drawing tetapi juga diberi istilah drawing, proses
tersebut berupa penarikan, seperti pada pembuatan beberapa jenis bentuk kawat, untuk
membedakan kedua proses tersebut (penarikan dan pembuatan bentuk silinder) beberapa
ahli memberikan istilah yang lebih khusus, yaitu rod drawing atau wire drawing untuk
proses pembentukan kawat. Bahan dasar dari proses drawing adalah lembaran logam
(sheet metal) yang disebut dengan blank, sedangkan produk dari hasil proses drawing
disebut dengan draw piece, (gambar 1)

Gambar 1
Sumber : D. Eugene Ostergaard ;1967 : 131
1.2 Proses Drawing
Proses drawing dilakukan dengan menekan material benda kerja yang berupa
lembaran logam yang disebut dengan blank sehingga terjadi peregangan mengikuti
bentuk dies, bentuk akhir ditentukan oleh punch sebagai penekan dan die sebagai
penahan benda kerja saat di tekan oleh punch. pengertian dari sheet metal adalah
lembaran logam dengan ketebalan maksimal 6 mm, lembaran logam (sheet metal) di
pasaran dijual dalam bentuk lembaran dan gulungan. Terdapat berbagai tipe dari
lembaran logam yang digunakan, pemilihan dari jenis lembaran tersebut tergantung dari :
1. Strain rate yang diperlukan
2. Benda yang akan dibuat
3. Material yang diinginkan
4. Ketebalan benda yang akan dibuat
5. Kedalaman benda

Pada umumnya berbagai jenis material logam dalam bentuk lembaran dapat
digunakan untuk proses drawing seperti stainless steel, aluminium, tembaga, perak, emas,
baja, dan titanium. Gambaran lengkap proses drawing dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2.: Proses drawing

Sumber : D. Eugene Ostergaard ;1967 : 128


Kontak Awal

Pada gambar 2.A, punch bergerak dari atas ke bawah, blank dipegang oleh nest
agar tidak bergeser ke samping, kontak awal terjadi ketika bagian-bagian dari die set
saling menyentuh lembaran logam (blank) saat kontak awal terjadi belum terjadi gaya-
gaya dan gesekan dalam proses drawing.

Bending

Selanjutnya lembaran logam mengalami proses bending seperti pada gambar 2.B,
punch terus menekan kebawah sehingga posisi punch lebih dalam melebihi jari-jari (R)
dari die, sedangkan posisi die tetap tidak bergerak ataupun berpindah tempat, kombinasi
gaya tekan dari punch dan gaya penahan dari die menyebabkan material mengalami
peregangan sepanjang jari-jari die, sedangkan daerah terluar dari blank mengalami
kompresi arah radial. Bending merupakan proses pertama yang terjadi pada rangkaian
pembentukan proses drawing, keberhasilan proses bending ditentukan oleh aliran
material saat proses terjadi.

Straightening

Saat punch sudah melewati radius die, gerakan punch ke bawah akan
menghasilkan pelurusan sepanjang dinding die (gambar 2.C), lembaran logam akan
mengalami peregangan sepanjang dinding die. Dari proses pelurusan sepanjang dinding
die diharapkan mampu menghasilkan bentuk silinder sesuai dengan bentuk die dan
punch.

Compression

Proses compression terjadi ketika punch bergerak kebawah, akibatnya blank


tertarik untuk mengikuti gerakan dari punch, daerah blank yang masih berada pada
blankholder akan mengalami compression arah radial mengikuti bentuk dari die.
Tension

Tegangan tarik terbesar terjadi pada bagian bawah cup produk hasil drawing,
bagian ini adalah bagian yang paling mudah mengalami cacat sobek (tore), pembentukan
bagian bawah cup merupakan proses terakhir pada proses drawing.

1.3 Komponen Die Set


Proses drawing mempunyai karateristik khusus dibandingkan dengan proses
pembentukan logam lain, yaitu pada umumnya produk yang dihasilkan memiliki bentuk
tabung yang mempunyai ketinggian tertentu, sehingga die yang digunakan dalam juga
mempunyai bentuk khusus, proses pembentukan berarti adalah proses non cutting logam.
Produk yang dihasilkan dari drawing bervariasi tergantung dari desain die dan punch,
gambar 2.4 menunjukkan beberapa jenis produk (draw piece) hasil drawing.

Sumber : D. Eugene Ostergaard ;1967 : 127


Gambar 3 : Beberapa macam bentuk draw piece

Dalam satu unit die set terdapat komponen utama yaitu :

1. Punch
2. Blankholder
3. Die

Sedangkan komponen lainnya merupakan komponen tambahan tergantung dari jenis die
yang dipakai.

Bentuk dan posisi dari komponen utama tersebut dapat dilihat pada gambar 4

Sumber : http://www.thefabricator.com/

Gambar 4 : Bagian Utama Die Drawing

Punch

Punch merupakan bagian yang bergerak ke bawah untuk meneruskan gaya dari
sumber tenaga sehingga blank tertekan ke bawah, bentuk punch disesuaikan dengan
bentuk akhir yang diiginkan dari proses drawing, letak punch pada gambar 2. berada di
atas blank, posisi dari punch sebenarnya tidak selalu diatas tergantung dari jenis die
drawing yang digunakan.
Blankholder

Berfungsi memegang blank atau benda kerja berupa lembaran logam, pada
gambar diatas blankholder berada diatas benda kerja, walaupun berfungsi untuk
memegang benda kerja, benda kerja harus tetap dapat bergerak saat proses drawing
dilakukan sebab saat proses drawing berlangsung benda kerja yang dijepit oleh
blankholder akan bergerak ke arah pusat sesuai dengan bentuk dari die drawing. Sebagian
jenis blankholder diganti dengan nest yang mempunyai fungsi hampir sama, bentuk nest
berupa lingkaran yang terdapat lubang didalamnya, lubang tersebut sebagai tempat
peletakan dari benda kerja agar tidak bergeser ke samping.

Die

Merupakan komponen utama yang berperan dalam menentukan bentuk akhir dari
benda kerja drawing (draw piece), bentuk dan ukuran die bervariasi sesuai dengan bentuk
akhir yang diinginkan, kontruksi die harus mampu menahan gerakan, gaya geser serta
gaya punch. Pada die terdapat radius tertentu yang berfungsi mempermudah reduksi
benda saat proses berlangsung, lebih jauh lagi dengan adanya jari-jari diharapakan tidak
terjadi sobek pada material yang akan di drawing.

1.4 Variabel yang Mempengaruhi Proses Drawing


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses drawing,
variabel yang mempengaruhi proses drawing antara lain :
1. Gesekan
Saat proses drawing berlangsung gesekan terjadi antara permukaan punch, dies
drawing dengan blank, gesekan akan mempengaruhi hasil dari produk yang
dihasilkan sekaligus mempengaruhi besarnya gaya yang dibutuhkan untuk proses
pembentukan drawing, semakin besar gaya gesek maka gaya untuk proses drawing
juga meningkat, beberapa faktor yang mempengaruhi gesekan antara lain :
a. Pelumasan
Proses pelumasan adalah salah satu cara mengontrol kondisi lapisan tribologi
pada proses drawing, dengan pelumasan diharapkan mampu menurunkan
koefisien gesek permukaan material yang bersinggungan.
b. Gaya Blankholder
Gaya blank holder yang tinggi akan meningkatkan gesekan yang terjadi, bila gaya
blank holder terlalu tinggi dapat mengakibatkan aliran material tidak sempurna
sehingga produk dapat mengalami cacat.
c. Kekasaran Permukaan
Kekasaran permukaan blank mempengaruhi besarnya gesekan yang terjadi,
semakin kasar permukaan blank maka gesekan yang terjadi juga semakin besar.
Hal ini disebabkan kofisien gesek yang terjadi semakin besar seiring dengan
peningkatan kekasaran permukaan.
d. Kekasaran Permukaan Punch, Die dan Blankholder
Seperti halnya permukaan blank semakin kasar permukaan punch, die dan blank
holder koefisien gesek yang dihasilkan semakin besar sehingga gesekan yang
terjadi juga semakin besar.
2. Bending dan Straightening

Pada proses drawing setelah blank holder dan punch menempel pada permukaan
blank saat kondisi blank masih lurus selanjutnya terjadi proses pembengkokan
material (bending) dan pelurusan sheet sepanjang sisi samping dalam dies
(straightening).

Variabel yang mempengaruhi proses ini adalah :

a. Radius Punch
Radius punch disesuaikan dengan besarnya radius die, radius punch yang tajam
akan memperbesar gaya bending yang dibutuhkan untuk proses drawing.
b. Radius Die
Radius die disesuaikan dengan produk yang pada nantinya akan dihasilkan, radius
die berpengaruh terhadap gaya pembentukan, bila besarnya radius die mendekati
besarnya tebal lembaran logam maka gaya bending yang terjadi semakin kecil
sebaliknya apabila besarnya radius die semakin meningkat maka gaya bending
yang terjadi semakin besar.
3. Penekanan
Proses penekanan terjadi setelah proses straghtening, proses ini merupakan proses
terakhir yang menetukan bentuk dari bagian bawah produk drawing, besarnya gaya
tekan yang dilakukan dipengaruhi oleh :
a. Drawability
Drawability adalah kemampuan bahan untuk dilakukan proses drawing,
sedangkan nilainya ditentukan oleh Limiting drawing ratio ( maks β ), batas
maksimum maks β adalah batas dimana bila material mengalami proses penarikan
dan melebihi nilai limit akan terjadi cacat sobek (craking).
b. Keuletan Logam
Semakin ulet lembaran logam blank semakin besar kemampuan blank untuk
dibentuk ke dalam bentuk yang beranekaragam dan tidak mudah terjadi sobek
pada saat proses penekanan, keuletan logam yang kecil mengakibatkan blank
mudah sobek.
c. Tegangan Maksimum Material
Material blank yang mempunyai tegangan maksimum besar mempunyai kekuatan
menahan tegangan yang lebih besar sehingga produk tidak mudah mengalami
cacat, material dengan tegangan maksimum kecil mudah cacat seperti sobek dan
berkerut.
d. Ketebalan Blank
Ketebalan blank mempengaruhi besar dari gaya penekanan yang dibutuhkan,
semakin tebal blank akan dibutuhkan gaya penekanan yang besar sebaliknya bila
blank semakin tipis maka dibutuhkan gaya yang kecil untuk menekan blank.
e. Temperatur
Dengan naiknya temperatur akan dibutuhkan gaya penekanan yang kecil hal ini
disebabkan kondisi material yang ikatan butirannya semakin meregang sehingga
material mudah untuk dilakukan deformasi.
4. Diameter Blank
Diemeter blank tergantung dari bentuk produk yang akan dibuat, apabila material
kurang dari kebutuhan dapat menyebabkan bentuk produk tidak sesuai dengan yang
diinginkan, namun bila material blank terlalu berlebih dari kebutuhan dapat
menyebabkan terjadinya cacat pada produk seperti kerutan pada pinggiran serta sobek
pada daerah yang mengalami bending.
5. Kelonggaran

Kelonggoran atau cleaerence adalah celah antara punch dan die untuk
memudahkan gerakan lembaran logam saat proses drawing berlangsung. Untuk
memudahkan gerakan lembaran logam pada waktu proses drawing, maka
besarclearence tersebut 7 % - 20 % lebih besar dari tebal lembaran logam, bila celah
die terlalukecil atau kurang dari tebal lembaran logam, lembaran logam dapat
mengalami penipisan(ironing) dan bila besar clearence melebihi toleransi 20 % dapat
mengakibatkanterjadinya kerutan. (Donaldson,1986:73)

6. Strain Radio
Strain ratio adalah ketahanan lembaran logam untuk mengalami peregangan, bila
lembaran memiliki perbandingan regangan yang tinggi maka kemungkinan terjadinya
sobekan akan lebih kecil.
7. Kecepatan Drawing
Die drawing jenis punch berada diatas dengan nest dapat diberi kecepatan yang
lebih tinggi dibandingkan jenis die yang menggunakan blank holder, kecepatan yang
tidak sesuai dapat menyebabkan retak bahkan sobek pada material, masing – masing
jenis material mempunyai karateristik berbeda sehingga kecepatan maksimal masing
– masing material juga berbeda. Tabel berikut adalah kecepatan maksimal beberapa
jenis material yang biasa digunakan untuk sheet metal drawing.
Tabel 1 : Jenis material dan kecepatan maksimal draw dies

Sumber : D. Eugene Ostergaard ;1967 : 131


2.1 Pengertian dan Fungsi Proses Rolling

Rolling atau biasa disebut pengerolan logam adalah proses untuk mengurangi
ketebalan atau luas penampang pada suatu logam atau benda kerja, cara kerjanya adalah
dengan melewatkan benda kerja pada sepasang roll yang berputar dengan arah putaran
yang berlawanan.

Celah yang ada diantara dua roll yang berputar lebih kecil dari benda kerja yang
akan dimasukkan. Benda kerja tersebut terjepit diantara dua roll, sehingga menghasilkan
gaya gesek yang diperlukan untuk menggigit atau menjepit dan menarik benda kerja agar
dapat melewati roll tersebut. Benda kerja yang melewati roll berputar akan mengalami
tekanan dan tegangan geser permukaan. Efek dari proses ini akan menyebabkan benda
kerja bertambah panjang, sedangkan luas penampang atauketebalannya berkurang.

Proses pengerolan biasanya merupakan proses pertama untuk mengubah material


menjadi produk. Material yang awalnya tebal di roll kemudian menjadi blooms, billets
atau slab, atau bentuk-bentuk lainnya. Produk seperti blooms, billets atau slab merupakan
produk setengah jadi dan harus dibentuk lagi pada proses selanjutnya.
2.2 Bahan Dasar Produk Proses Rolling

Bentuk bahan dasar dan produk proses pengerolan ini dapat dibedakan sebagai
berikut :

- Bloom : mempunyai penampang melintang segiempat atau bujur sangkar.


- Bilet : biasanya ukurannya lebih kecil dari bloom, penampang lintangnya
berupa bujur sangkar atau lingkaran.
- Slab : segi empat utuh, slab dapat diproses lebih lanjut menjadi plate, sheet atau
s
t
r
i
p

2.3 Jenis-Jenis Proses Rolling

a) Proses pengerolan panas (Hot Rolling)


Hot rolling merupakan pengerolan yang dilakukan pada temperature yang lebih
tinggi. Biasanya bahan kerja yang digunakan berupa potongan besar logam dalam bentuk
slab atau bloom, sehingga pada akhirnya diperoleh bentuk batang, plat, atau lembaran.

Pada proses pengerolan ini, deformasi tidak menyebabkan terjadinya penguatan


logam. Tegangan alir bahan semakin kecil dengan semakin tingginya temperature. Energi
yang dibutuhkan menjadi lebih kecil pada temperature tinggi.

Keuntungan dari pengerolan panas adalah :

1. Bebas dari tegangan sisa


2. Sifat-sifatnya lebih homogeny

Sedangkan kekurangannya adalah :

1. Dimensi kurang akurat


2. Terjadinya oksidasi pada permukaan rolan

b) Proses pengerolan dingin (cold rolling)

Cold roling mrupakan proses pengerolan yang dilakukan pada temperature


dibawah temperature rekristalisasi benda kerjanya. Proses pengerolan ini menghasilkan
kualitas permukaan yang baik dan kesalahan dimensional yang lebih kecil dibandingkan
pengerolan panas. Bahan baku yang digunakan dalam proses pengerolan ini biasanya
adalah hasil dari proses pengerolan panas.

Proses pengerolan ini akan menyebabkan terjadinya mekanisme penguatan pada


benda kerja yang diikuti dengan turunnya keuletan. Benda kerja menjadi lebih kuat, lebih
keras, dan lebih rapuh. Pada proses pengerolan ini, alir benda kerja menjadi semakin
meningkat.

Pada saat benda kerja mengalami pengerolan ini, terjadi perubahan pada struktur
butir dan pergeseran atom-atom. Untuk pengerolan ini diperlukan tekanan yang lebih
besar dibandingkan pengerolan panas, karena material akan mengalami deformasi plastis
bila tegangan melebihi batas elastis.

Keuntungan dari proses pengerolan dingin :


1. Produknya lebih tipis daripada produk pengerolan panas
2. Benda kerja menjadi lebih kuat dan keras

Sedangkan kekurangannya adalah :

1. Membutuhkan proses pengerjaan panas setelah pengerolan untuk


menyeimbangkan lagi sifat mekanik produk

2.4 Proses Dasar Pengerolan

Logam dilewatkan diantara dua roll yang berputar berlawanan arah, dengan celah
antar rollnya kurang dari ketebalan material yang akan dimasukan. Roll yang berputar
dengan kecepatan permukaan melebihi kecepatan benda kerja yang masuk
mengakibatkan gesekan sepanjang kontak antar muka bereaksi memajukan logam.

Jumlah deformasi yang bisa dicapai pada sekali pengerolan tergantung kondisi
friksi (gesek) disepanjang permukaan. Bila terlalu banyak yang diinginkan roll tidak
dapat memproses material dan terjadinya slip diatas permukaan. Namun jika terlalu
sedikit deformasi untuk sekali lewat pengerolan, maka akan mengakibatkan biaya
produksi yang dibutuhkan lebih mahal.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Proses Rolling

Control suhu sangat mempengaruhi keberhasilan proses pengerolan. Idealnya,


sebelum melakukan proses pengerolan, benda kerja dipanaskan suhunya agar menjadi
seragam. Apabila temperature benda tidak seragam, maka deformasi atau efek yang
terjadi selanjutnya juga tidak seragam.
Contohnya apabila material temperaturnya belum seragam, maka saat dilakukan
proses pengerolan, bagian luar benda kerja yang lebih panas akan mengalir terlebih
dahulu. Atau bila material telah mengaami pendinginan sebelumnya maka dapat
menyebabkan retak atau sobek dikarenakan interior yang panas dan lemah mencoba
mengalir.
2.5 Konfigurasi Mesin Rolling
a) Mesin roll dua tingkat (two-high roll mill)
Mesin roll ini mepunyai diameter sekitar 0,6-1,4 meter. Roll ini dapat bekerja bolak
balik (reversing) ataupun searah (nonreversing). Roll yang searah selalu berputar
pada arah yang sama, dan benda kerja selalu dimasukan dari sisi yang searah. Roll
yang bolak-balik, arah putaran roll dapat dibalik sehingga benda kerja dapat
dimasukan dari sisi yang lain.
Keuntungan mesin roll dua tingkat :
1. Dapat mereduksi luas penampang dalam berbagai ukuran.
2. Dapat diaturbkemampuannya sesuai dengan ukuran batangan dan laju reduksi.

Sedangkan kekurangannya adalah:

1. Ukuran panjang batangan terbatas.


2. Pada setiap pembalikan siklus pembalikan gaya, kelembaman harus diatasi.

b) Mesin roll tiga tingkat (three-high roll mill)


Keuntungan dari mesin roll ini :
1. Tidak diperlukan pembalikan arah putaran roll, sehingga tidak ada gaya
kelembaman yang harus diatasi.
2. Biaya lebih murah, dan mempunyai keluasan yang lebih tinggi dari mesin roll
bolak-balik.

Sedangkan kekurangan dari mesin roll ini adalah :

1. Diperlukan adanya mekanisme elevasi.


2. Terdapat sedikit kesulitan dalam mengatasi kecepatan roll.
c) Mesin roll empat tingkat (four-high roll mill)
Mesin ini menggunakan dua roll dengan diameter lebih kecil yang langsung
bersentuhan dengan benda kerja dan dua roll pendukung untuk menahan roll yang
berdiameter lebih kecil. Biasa digunakan untuk lembaran yang lebih besar.

d) Mesin roll kluster


Mesin ini menggunakan empat roll pendukung dengan dua roll yang berhubungan
langsung dengan benda kerja, dimana diameternya lebih kecil dibandingkan dengan
mesin roll empat tingkat. Penggunaan mesin roll kluster ini sama dengan mesin roll
empat tingkat.
2.6 Variasi Pengerolan

a) Shape Rolling

Shape rolling atau profile rolling merupakan proses pembentukan material dimana
benda kerja dilewatkan pada roll untuk mendapatkan bentuk profil tetap yang
diinginkan. Contoh produk dari shape rolling adalah rel kereta api.

b) Roll forging

Roll forging merupakan sebuah proses dimana sebuah benda kerja berupa lingkaran
ataupun plat dikurangi ketebalannya sehingga panjangnya bertambah. Roll forging
menggunakan 2 buah roll silinder ataupun roll semisilinder yang setiap rollnya
mempunyai satu atau lebih alur bentuknya.
c) Skew Rolling

Skew rolling adalah sebuah proses pembentukan logam yang menggunakan dua buah
roll yang berputar berlawanan yang di desain khusus dan berputar terus menerus.
Skew rolling ini digunakan untuk membuat bola logam dari benda kerja.

e) Thread Rolling
Thread rolling merupakan salah satu proses yang digunakan untuk pembuatan ulir.

f) Ring Rolling
Pada proses pengerolan cincin, satu roll ditempatkan melalui lubang dari cincin yang
tebal dan roll kedua menekan dari luar. Sejalan dengan penjepitan roll dan berputar,
ketebalan dinding cincin direduksi dan diameter ring bertambah besar. Hasilnya
adalah cincin tanpa sambungan untuk roket, turbin, pesawat terbang, jalur perpipaan,
dan ketel tekanan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Proses drawing adalah proses pembentukan logam dari lembaran logam ke dalam
bentuk tabung. Proses drawing dilakukan dengan menekan material benda kerja yang
berupa lembaran logam yang disebut dengan blank sehingga terjadi peregangan
mengikuti bentuk dies, bentuk akhir ditentukan oleh punch sebagai penekan dan die
sebagai penahan benda kerja saat di tekan oleh punch. Proses drawing mempunyai
karateristik khusus dibandingkan dengan proses pembentukan logam lain, yaitu pada
umumnya produk yang dihasilkan memiliki bentuk tabung yang mempunyai ketinggian
tertentu, sehingga die yang digunakan dalam juga mempunyai bentuk khusus, proses
pembentukan berarti adalah proses non cutting logam. Produk yang dihasilkan dari
drawing bervariasi tergantung dari desain die dan punch. Terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi proses drawing, yaitu gesekan, bending dan straightening, penekanan,
diameter blank, kelonggaran, strain radio, dan kecepatan drawing.
Rolling atau biasa disebut pengerolan logam adalah proses untuk mengurangi
ketebalan atau luas penampang pada suatu logam atau benda kerja, cara kerjanya adalah
dengan melewatkan benda kerja pada sepasang roll yang berputar dengan arah putaran
yang berlawanan. Bentuk bahan dasar dari prosess rolling, yaitu bloom, bilet, dan slap.
Proses rolling dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu hot rolling dan cold rolling. Faktor
yang mempengaruhi proses rolling adalah temperature benda kerja. Untuk mendapatkan
hasil pengerolan yang baik, benda kerja haruslah mempunyai temperature yang seragam.

2. Saran

Dari uraian yang telah kami sampaikan, bias kita lihat banyak sekali jenis dan
kegunaan dari proses rolling dan drawing yang bias kita temui di dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya kalau kita mempelajari lebih dalam lagi tentang
proses-proses tersebut, disamping menambah ilmu pengetahuan kita.

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
DAFTAR PUSTAKA

Affiz, Fuad. September 2012. Pengaruh Pengerolan Pra Pemanasan Dibawah Temperatur
Rekristalisasi dan Tingkat Deformasi Terhadap Kekerasan dan Kekuatan Tarik Serta Struktur
Mikro Baja Karbon Sedang Untuk Mata Pisau Permanen Sawit. Jurnal e-Dinamis. Volume II,
No. 2.

Eugene, D, Ostergaard . 1967. Advanced Die Making; Prentice Hall, New Jersey.

harma, P.C.. 2002. A Textbook of Production Engineering; S. Chand & Company Ltd, New
Delhi.

Halmos, T., George. 2006. Roll Forming Handbook. Taylor & Fracis Group. New York.

Dieter, T., George. 1998. Metalurgi Mekanik. Jakarta. Erlangga

http://www.teledometalspinning.com : September 2005

http://www.thefabricator.com : September 2005

http://gnatchung.tripod.com; September 2005

Anda mungkin juga menyukai