Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pembentukan koin ini telah ada sejak 700 SM hingga zaman romawi
kuno, yunani kuno dan sampai zaman modern sekarang ini. Pada proses
pembuatannya pun terus berkembang mulai dengan cara pemotongan pahat, proses
casting ataupun dengan proses pressing. Namun berdasarkan ketiga proses tersebut
pada saat ini proses pembentukan koin lebih banyak menggunakan proses pressing,
karena proses pressing lebih mudah dilakukan dan menghasilkan produk lebih baik.
Berdasarkan perkembangan selama ini koin tentunya masih sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari sperti contoh uang logam, medali dan tombol. Aplikasi dari
produk koin ini paling banyak digunakan adalah pembuatan uang logam dan medali.
Dimana kedua produk ini memiliki sifat ketelitian yang tinggi dan ukuran yang tepat
dan dapat membentuk permukaan yang sangat rumit sehingga proses ini sangat dapat
diandalkan. Berdasarkan aplikasi dari proses pembentukan koin ini, pembentukan
koin dapat dilakukan pada berbagai jenis logam yaitu alumunium, baja, kuningan,
tembaga, perak, emas, nikel dan paduan lainnya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembentukan koin yaitu :
a. Membentuk logam dari lembaran menjadi bentuk diameter atau bentuk lainnya
dan motif tertentu pada permukaan
b. Menghasilkan produk dengan bentuk sangat rumit sekalipun dan ketelitian tinggi
baik dimensi ataupun motif sesuai dengan cetakan yang di tentukan

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Sejarah

Proses coining erat kaitannya dengan proses pembentukan uang logam,


bermula pada zaman 700 tahun sebelum masehi yang bertempat di pulau aegina,
proses pembentukan coin hanya dengan memahat potongan logam. Hingga pada 650
tahun sebeleum menyebar hingga ke kerajaan Lydia, Ephesus dan India kuno.

1.1 Gambar Coin dari Pulau Aegina

Pulau aegina dan kerajaan Lydia dan sebagainya merupakan pelopor dalam
penggunaan coin sebagai alat tukar, logam pertama yang digunakan untuk dalam
zaman ini adalah emas dan paduan perak, dan dikembangkan terus-menerus hingga
pengrajin pada zaman itu dapat membentuk ukiran pada paduan tembaga. Itu semua
terus berlanjut hingga pada zaman yunani kuno, roma kuno dan kerajaan-kerajaan
yang berkuasa. Selain itu, cina kuno pun memiliki teknik pembuatan coin. Namun di
cina kuno menggunakan logam perunggu dan kuningan, dengan menggunakan teknik
pembentukan yang sama, yaitu diukir langsung pada logamya.
Gambar 2.2 Koin pada Zaman Roma Kuno

Gambar 2.3 Koin Cina Kuno

Hingga pada abad ke 7 pada masa kemunculan islam hingga keemasannya


tetap menggunakan coin sebagai alat tukar yang dikenal sebagai dengan nama dinar
dan dirham.

Seiring berkembangnya material yang diproses untuk proses coining, maka


proses yang di gunakannya pun semakin berkembang, dari semula hanya memahat
langsung pada benda kerja, hingga sekarang yang mengggunakan cetakan yang
langsung di hentakan pada benda kerja sehingga dapat memproses lebih banyak coin.

Orang-orang Cina kuno yang mempelopori pembentukan cetakan untuk uang


koin mereka. Namun pengembangan teknik ini dilakukan oleh orang-orang Prancis
dan Jerman pada awal abad ke 19, dan dengan cepat teknik ini menular pada negara-
negara sekitar nya, termasuk inggris.
Pada jaman modern ini, coining tidak hanya berkaitan dengan proses
percetakan uang koin saja, namun kegunaannya telah melebar, seperti pembuatan
medali, cindera mata (seperti perth mint) dan lain sebagainya.

Gambar 2.4 Perth Mint

2.2 Definisi

Coining adalah proses penempaan tertutup ataupun terbuka dengan temperatur


rendah atau tanpa pemanasan karena deformasi terjadi akibat adanya tekanan yang
sangat tinggi sehingga terjadi deformasi plastis dengan bentuk mengikuti cetakan
yang digunakan. Proses ini mengakibatkan terjadinya reduksi ketebalan dari material.
Coining dapat menjadi prosedur yang sangat efektif biaya untuk memproduksi bagian
presisi tahan lama dengan fitur fungsional kritis. Kelebihan dari proses coining yaitu
dapat menghasilkan produk dengan bentuk sangat rumit dan akurat sedangkan
kekurangannya membutuhkan gaya yang besar untuk mendeformasi material dan
dapat mengakibatkan aus pada cetakan atau dies. Proses ini terutama dilakukan untuk
membuat koin, medali, kunci dan cap logam kecil. Tekanan yang diberikan lebih dari
1500 N/mm2 adalah berguna untuk mendapatkan bekas tekanan yang tajam dan
batasan benda kerja.

2.3 Metode Proses Coining

a. Open Dies Coining


Metode ini dilakukan pada logam lembaran yang dilakukan pembentukan
dengan pressing dan membentuk pola berdasarkan rongga cetakan atau punch.
Hasil dari produk ini tidak membutuhkan ketelitian tinggi. Metode ini merupakan
metode konvensional.

b. Closed Dies Coining

Metode ini dialkukan dengan cara benda kerja di press pada cetakan lalu
punch dimasukan ke dalam rongga cetakan, kemudian punch ditekan dengan gaya
tertentu hingga terbentuklah benda kerja seperti bentuk rongga cetakan dan
punch tersebut. Sebuah fitur yang bermanfaat adalah bahwa dalam beberapa
logam, aliran plastik mengurangi ukuran butir permukaan, dan bekerja mengeras
permukaan, sedangkan materi yang lebih dalam di bagian mempertahankan
ketangguhan dan keuletan. Hasil dari metode ini yaitu memiliki bentuk dan motif
lebih akurat dan hasil permukaannya lebih halus.

Dies benar-benar tertutup digunakan untuk proses ini. Tekanan tinggi


diterapkan pada die tertutup yang berisi benda kerja logam. Akibat dari tekanan
tinggi untuk mendeformasi benda kerja sehingga mengasilkan bentuk yang
permanen. Coining menghasilkan desain halus dan permukaan akhir yang halus
benda kerja logam.

Coining dapat dilakukan dengan menggunakan gear driven press,


hydraulic press, mechanical press. Pelumas tidak digunakan dalam coining karena
menimbulkan penumpukan. penekanan diperlukan untuk proses coining dengan
tekanan tinggi untuk menghasilkan deformasi plastik pada benda kerja.

Faktor penting lain yang perlu dipertimbangkan dalam rekayasa proses


coining sukses meliputi:
 Desain alat dan bahan untuk biaya-efektif perkakas, apakah program
ini untuk 500 ribu atau sepuluh juta
 Stabilitas proses dalam rangka mempertahankan proses yang kokoh
 Operasi sekunder, seperti pasca-koin perawatan permukaan
 Hilir proses manufaktur: integrasi komponen diciptakan dengan
operasi perakitan berikutnya dan peralatan
 Perencanaan siklus hidup untuk memastikan sistem dan proses di
tempat akan berlangsung selama kehidupan

Gambar 2.5 Proses Coining Metode Closed Dies Coining


Gambar 2.6 Proses Coining Metode Open Dies Coining

Gambar 2.7 Contoh Permukaan Punch

2.4 Keuntungan dari Coining

 Menghasilkan permukaan akhir lebih halus


 Memberikan bengkokan akurat dan permanen
 Tidak memerlukan mesin mahal
 Permukaan yang dikeraskan dapat menahan dampak abrasi
 Menghilangkan kebutuhan untuk proses finishing yang kompleks
 Aliran plastik mengurangi ukuran butir permukaan dan bekerja mengeraskan
permukaan.

2.5 Aplikasi Industri

 Membuat koin dan medali


 Pembuatan perhiasan
 Membuat lencana, tombol, Precision-Energy Springs
 Membuat bagian-bagian elektronik yang komplek
 Membuat bagian-bagian presisi yang memerlukan permukaan akhir halus
2.6 Gambar Produk Coining
Gambar 2.8 Perhiasan
Gambar 2.9 Button

Gambar 2.10 Precision-Energy


Springs
Gambar 2.11 Lencana

Gambar 2.12 Uang Koin


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Skema Proses Coining


Proses Melting pada tungku pemanasan

Roller Machine

Closed Dies Coining Open Dies Coining

Roller Punch Machine

Smoothnes

Mesin Ronde

Proses Pressing

QC

Produk Koin

Gambar 3.1 Skema Proses

3.1.1 Penjelasan Skema Proses

1. Proses pembuatannya dimulai dari proses melting. Jadi material(logam)


ditempatkan pada tungku pembakaran, setelah itu disimpan di permukaan datar
sehingga menjadi slab.
2. Kemudian, material ini dimasukkan ke roller machine untuk mendapatkan
ketebalan yang kita inginkan atau penipisan ketebalan.
3. A. Closed dies Coining :
o Setelah itu dimasukkan ke mesin yang sering disebut roller punching
machine sehingga menjadi koin tanpa angka atau sering disebut blank
coin.
o Setelah proses ini baru ada proses smoothness dan juga pelicinan koin
agar tidak lengket, melihat kembali bentuk yang tidak rata, ataupun
pinggiran yang masih tajam. Ada mesin yang disebut mesin ronde.
Mesin ini berkerja untu menghaluskan permukaan.

B. Open Dies Coining

o Sheet metal tanpa dilakukan blanking langsung di press untuk


menghasilkan produk

4. Proses Pressing, bertujuan untuk menghasilkan permukaan koin yang


diinginkan berdasarkan cetakan yang dibuat.
Tidak hanya itu, koin-koin ini juga menjalani Quality Control, mencakup
uji materialnya (membahayakan lingkungan atau tidak), uji diameternya, uji
ketebalan, uji kedataran, bending test, sampai vision test untuk melihat
adanya defect atau tidak.

3.2 Rumus Reduksi Dalam Proses Coining


Untuk menentukan besarnya beban yang diperlukan dalam proses coining,
harus diperhatikan beberapa parameter dalam proses coining terlebih dahulu, seperti
luas area yg dilakukan proses blanking, ketebalan, dan kekuatan geser dari material
yang akan diproses. Dalam rumus bisa dituliskan sebagai berikut :

P = L x t x Ss
Dimana P : Pressure (tekanan yg dibutuhkan)
L : luas area yang dilakukan proses
t : Ketebalan material
Ss : Kekuatan geser material

3.3 Cacat yang Dihasilkan


 Pada proses coining, biasanya laju cacat yang terjadi sebesar 10%, namun untuk
proses pada benda kerja yang berdiameter dan ketebalan besar laju cacatnya dapat
bertambah menjadi 50%
 Cacat flash line yang sering muncul, yaitu berupa goresan-goresan yang terdapat
pada permukaan
 Cacat bawaan benda kerja, seperti bur

3.4 Penyebab Terjadinya Cacat


 Pola dies, dan keadaan dies (sudah lama, sudah tidak presisi, sudah tidak sesuai
dengan diameter dan lainnya)
 Tegangan permukaan
 Cacat bawaan proses sebelumnya, seperti blanking

3.5 Solusi Menaggulangi Cacat


 Surface treatment pada dies
 Mengganti dies yang tidak layak pakai
 Modifikasi desain dies
 Dan solusi lainnya bergantung pada pengalaman dari insinyur tersebut

3.6 Parameter Proses Coining


 Diameter,
 Besarnya gaya penekanan
 Tebal
 Posisi dies
 Keadaan benda kerja sebelum proses (hasil blanking)

3.7 Bahan pembuatan uang logam rupiah dari aluminium, kuningan, dan nikel
 Aluminium

Logam yang satu ini mempunyai penampakan warna abu-abu perak metalik. Meski
bukan tergolong logam berat, tapi mempunyai sifat kuat meski berbobot ringan. Uang logam
rupiah paling banyak dicetak dengan bahan aluminium. Dari koin yang pertama Negara bikin,
sampai keluaran yang saat ini masih beredar pun terbuat dari bahan ini.

Berikut beberapa pecahan uang logam rupiah yang dibikin dengan bahan unsur kimia dengan
nomor atom 13 ini:

Nominal / Pecahan Emisi / Tahun diterbitkan

1 sen 1952

5 sen 1951, 1954

10 sen 1951, 1954, 1957

25 sen 1952, 1955, 1957

50 sen 1958, 1959, 1961

1 rupiah 1970

2 rupiah 1970

5 rupiah 1970
Nominal / Pecahan Emisi / Tahun diterbitkan

5 rupiah 1974, 1995, 1997

10 rupiah 1979

25 rupiah 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996

50 rupiah 1999, 2001, 2002

100 rupiah 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005

200 rupiah 2003

500 rupiah 2003

 Nikel

Dibanding bahan alumunium, uang logam bahan nikel mempunyai bobot lebih berat dan
terlihat lebih padat. Penampakan duit dengan bahan ini berwarna perak metalik.

Dalam keadaan murni, sifat nikel sebenarnya lembek. Namun jika dicampur bahan lain
menghasilkan logam yang keras dan anti karat. Jumlah koin rupiah yang tercetak dengan
bahan ini lebih sedikit.

Beberapa uang logam Indonesia yang dicetak dengan bahan nikel, adalah:

Nominal /Pecahan Emisi / Tahun diterbitkan

50 sen seri Diponegoro 1952, 1954, 1955, 1957

10 rupiah 1971

25 rupiah 1971

50 rupiah 1971

100 rupiah tebal 1973

100 rupiah tipis 1978

1.000 rupiah 2010

 Kuningan

Logam kuningan merupakan paduan dari tembaga dan logam seng. Uang koin yang
terbuat dari bahan ini memiliki penampilan kuning keemasan.

Pecahan-pecahan koin rupiah yang terbuat dari bahan ini adalah:

Nominal / Pecahan Emisi / Tahun diterbitkan

10 rupiah 1974
Nominal / Pecahan Emisi / Tahun diterbitkan

50 rupiah 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998

100 rupiah 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998

500 rupiah 1991, 1992

500 rupiah 1997, 2000, 2001, 2002, 2003

 Bimetal

Uang logam bimetal adalah uang koin yang tercetak dari 2 bahan. Pada uang Indonesia,
contohnya adalah pecahan 1.000 rupiah emisi 1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 2000. Lihat
gambar di atas untuk lebih jelasnya.

Pada bagian cincin (luar), terbuat dari bahan nikel. Sedangkan dalamnya yang berwarna
keemasan dibikin dengan bahan kuningan.

3.8 Proses Pembuatan Uang Logam


1. Molding
Adalah bagian paling awal dari percetakan uang logam molding sendiri merupakan tahap
pencetakan dasar dari uang logam, molding sendiri dikerjakan mengunakan kuas,alat cungkil
dan kaca pembesar,gambar yang diukir sudah ditentukan terlebih dahulu oleh BI sebagaii
bank sentral negara kita, pengukiran cetakan dilakukan diatas gyps.

2. Editing
Adalah proses dimana cetakan yang sudah diukir tadi di transfer ke komputer dan dibuat
bentuk 3Dnya,bagian ini butuh ketelitian apalagi dibagian tepi luar dan titik-titik pada ukiran.

3.Master Cetak
Adalah proses dimana design 3D yang sudah selesai dimasukan ke alat cetak inu untuk
dijadikan logam pencetak, uang logam yang masih polos atau blank coin akan dimasukan
kedalam master cetakan ini agar didapatkan bentuk uang logamnya. akana ada dua kali
pencetakan didi atas dan baewah koin.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
 Menghasilkan produk bermotif timbul pada permukaannya
 Metode proses coining ada dua yaitu open dies coining dan closed dies
coining
 Proses coining dilakukan pada temperatur rendah
 Proses coining dapat membuat pemukaan yang rumit dan hasil akhirnya
presisi
 Cacat yang dihasilkan yaitu flash line,
 Produk hasil proses coining uang logam dan medali, perhiasan, lencana,
tombol, precision-energy springs, bagian-bagian elektronik yang kompleks,
bagian-bagian presisi yang memerlukan permukaan akhir halus.
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=9612 Diakses Tanggal 20


November 2015
 http://sheetmetal.me/tooling-terminology/coining/ Diakses Tanggal 20
November 2015

 https://en.wikipedia.org/wiki/Coining_(metalworking) Diakses Tanggal 20


November 2015

Anda mungkin juga menyukai