Anda di halaman 1dari 14

Penerapan LOGISTIK

A R T I K 4.0
EL
Penerapan LOGISTIK 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasok
Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Application of LOGISTICTS 4.0 in Rice Supply Chain Management
at Perum BULOG: An Initial Idea
Tajuddin Bantacut1 dan Rahmat Fadhil2
1Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor

Email: bantacuttajuddin@gmail.com
2Departemen Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Email: rahmat.fadhil@unsyiah.ac.id

Diterima : 6 Maret 2018 Revisi : 10 Mei 2018 Disetujui : xx September 2018

ABSTRAK
Diantara masalah terbesar yang dihadapi Perusahaan Umum (Perum) BULOG saat ini
adalah pengendalian persediaan beras dan kinerja rantai pasok. Kedua persoalan ini
merupakan tugas utamanya dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan efisiensi nasional
dan mengurangi beban pemerintah dalam pengelolaan pangan nasional. Oleh karenanya
artikel ini bertujuan untuk merumuskan gagasan Logistik 4.0 yang dapat diaplikasikan pada
manajemen rantai pasok beras, khususnya pada Perum BULOG yang mendapat mandat
untuk dapat mengendalikan dan menjamin ketersediaan beras di Indonesia. Pengembangan
Logistik 4.0 beras mencakup perencanaan sumberdaya, sistem manajemen gudang, sistem
manajemen transportasi, sistem taransportasi cerdas, dan keamanan informasi. Berkaitan
dengan hal ini, Perum BULOG perlu mengembangkan sistem pengelolaan yang telah ada
mengikuti aspek tersebut dengan mengembangkan Sistem-Fisik-Cyber (Cyber-Physical-
Systems) sebagai basis Logistik 4.0. Untuk itu perlu digunakan berbagai teknologi, agar
kemampuan pengendalian dan rantai pasok beras Perum BULOG dapat memegang peranan
yang strategis dengan memenuhi kualitas pangan (food quality), responsif (responsiveness),
efisiensi (efficiency), dan fleksibelitas (flexibility). Diantara teknologi yang dapat digunakan
adalah teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Penggunaan teknologi seperti RFID,
diharapkan dapat menjadikan Perum BULOG lebih mampu menguasai pasar, dan mampu
mengendalikan rantai pasok beras sebagai perwujudan tanggung jawabnya sebagai penyedia
dan pengendali logistik beras secara nasional.
Kata kunci: industri cerdas, logistik cerdas, RFID, sistem-fisik-cyber
ABSTRACT
Among big problems that Perum BULOG encounters nowadays are rice stock management
and supply chain performance. Both problems are its main task in contributing to national
efficiency improvement and reducing government burden in national food management.
Therefore, this article is purposed to formulate Logistik 4.0 concept which can be applied in
rice supply chain management, particularly in BULOG which have the mandate to control and
ensure the availability of rice in Indonesia. The development of Logistik 4.0 of rice includes
resources plan, storage management system, transportation management system, smart
transportation system, and information security. In regard to this, Perum BULOG needs to
develop the existing management system to follow those aspects by developing Cyber-
Physical-System as the basis of Logistik 4.0. Therefore, it is necessary to use various
techniques so that the ability of Perum BULOG in management and supply chain of rice can
hold strategic role by fulfilling food quality, responsiveness, efficiency, and flexibility. Among
technology to be used is Radio Frequency Identification (RFID) technology. The use of
technology like RFID

Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
is expected to be able to make Perum BULOG more capable in dominating the market, and
able to control supply chain of rice as a manifestation of its responsibility as national supplier
and controller of rice logistic.
Keywords: smart industry, smart logistic, RFID, cyber-physical-system

I. PENDAHULUAN konsep terkini untuk menguraikan dan


menyelesaikan persoalan ini dengan
alam manajemen rantai pasok, strategi
mempertimbangkan kemudahan, efektifitas
D ideal yang terpenting
menekankan adanya efisiensi dan
kemampuan mengelola ketepatan
adalah
dan penggunaan berbagai teknologi
informasi terkini yang akan semakin
mendorong percepatan penyelesaian
untuk merespon permintaan konsumen
masalah ini, termasuk mempersiapkan
(Chopra dan Meindl, 2007). Strategi ini
berbagai kemungkinan perubahan yang
diwujudkan dengan aplikasi kebijakan
akan terjadi di masa depan.
perusahaan dalam menangani enam faktor
Salah satu aplikasi untuk menangani
pendorong kinerja rantai pasokan yaitu
kinerja rantai pasok adalah melalui
fasilitas, persediaan, transportasi, informasi,
pemanfaatan teknologi informasi berbasis
sumberdaya dan harga (Trisilawaty dkk.,
internet dan komputer. Teknologi ini telah
2011). Begitu pula halnya terhadap
mengubah cara manusia dalam
manajemen rantai pasok beras Perum
melaksanakan banyak pekerjaan mulai dari
(Perusahaan Umum) BULOG. Tugas utama
berkomunikasi, bertransaksi, berproduksi,
Perum BULOG meliputi pengadaan gabah
berinovasi dan berpergian. Banyak dari
beras dalam negeri, penyaluran beras untuk
kegiatan tersebut yang dapat diselesaikan
public service obligation, stabilisasi harga
melalui teknologi digital menggunakan
dan pemupukan stok beras nasional.
komputer dan telepon cerdas untuk
Namunpun demikian dalam menjalankan
mempercepat proses dan menghemat
aktivitasnya, Perum BULOG belum optimal
sumberdaya.
memberikan kontribusi dalam peningkatan
efisiensi nasional dan mengurangi beban Fenomena ini pertama kali disebutkan
pemerintah dalam pengelolaan pangan pada tahun 2011 dalam proposal untuk
nasional. Hal ini termasuk usaha komersial pengembangan konsep baru kebijakan
yang dijalankan belum sepenuhnya selaras ekonomi Jerman berdasarkan strategi
dalam mendukung serta bersinergi dengan teknologi tinggi (Mosconi, 2015). Industri
kegiatan publik. sebagai sektor kegiatan manusia yang
Trisilawaty, dkk. (2011) melaporkan banyak terkait dengan pergerakan,
bahwa rantai pasok beras dan penggunaan pengolahan, dan pemasaran bahan
gudang di Perum BULOG belum optimal. (material) serta transaksi dan pertukaran
Sebagian besar gudang BULOG saat ini informasi (data) banyak mengalami
dipergunakan untuk menyimpan beras perubahan yang akan terus terjadi,
namun kapasitas gudang per unitnya yang kemudian memasuki tahap baru revolusi
dipergunakan tidak maksimal, sehingga teknologi industri yang disebut dengan
menyebabkan banyak space gudang yang Industry 4.0 (smart industry) atau Industri
terbuang. Bahkan juga terdapat pula 4.0 (industri cerdas).
gudang yang tidak dipergunakan. Persoalan Zezulka, dkk. (2016) menggunakan
ini disebabkan adanya ketidakpastian terminologi Industri 4.0 dalam tiga faktor
perencanaan penggunaan gudang oleh yang saling terkait, yaitu: (i) digitalisasi dan
manajemen Perum BULOG dalam integrasi teknis sederhana -hubungan
menentukan pemanfaatan gudang untuk ekonomis dengan teknis yang rumit-
penyimpanan beras (tugas publik) maupun jaringan ekonomis yang kompleks, (ii)
untuk disewakan (tugas komersial). Oleh digitalisasi penawaran produk dan layanan,
karenanya manajemen Perum BULOG dan (iii) model pasar baru. Semua aktivitas
perlu terus menerus merumuskan konsep- manusia ini saling berhubungan dengan
banyak sistem komunikasi saat ini.
Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
Teknologi yang paling banyak digunakan pelanggan. Fokus logistik adalah aliran
adalah Internet of Things (IoT), Internet of barang atau jasa dengan tujuan
Service (IoS), dan Internet of People (IoP) menyediakan barang dengan jumlah yang
yang bertumpu pada Sistem-Fisik-Cyber tepat, waktu yang tepat, lokasi yang tepat,
(Cyber-Physical-Systems). Teknologi ini dan biaya yang tepat. Kegiatan utama
memungkinkan entitas komunikasi (dalam logistik adalah pengadaan, penyimpanan,
lingkungan Industri 4.0) untuk bertautan persediaan, pengangkutan, pergudangan,
satu sama lain dan memanfaatkan data dari pengemasan, keamanan, serta
produsen selama siklus kehidupan sistem penanganan barang dan jasa baik dalam
tanpa dibatasi oleh sekat perusahaan dan bentuk bahan baku, barang antara, dan
negara. Semua pihak yang terkait dapat barang jadi.
memperoleh informasi dan data yang
relevan setiap saat sehingga dapat Dengan pengertian tersebut, maka
mengetahui dengan lebih pasti peluang bahkan keharusan penerapan IoT,
perkembangan yang terjadi dalam pasokan, IoS dan IoP sangat besar sehingga setiap
pengolahan dan pengangkutan sebagai pergerakan barang dan informasi dapat
basis perencanaan, pengelolaan dan direncanakan dalam dimensi ruang dan
evaluasi usaha. Pola komunikasi juga waktu yang lebih pasti dan pemantauan
mengalami perubahan tidak hanya terbatas yang lebih mudah. Efisiensi dan kekuatan
antar manusia (Customer to logistik adalah pada penghematan
Customer/C2C) tapi juga antara manusia pergerakan dan penggunaan ruang dalam
dengan mesin (Costumer to Machine/C2M) satuan waktu tertentu. Preposisi ini
dan antara mesin ke mesin (Machine to digunakan untuk membangun sistem
Machine/M2M) (Cooper dan James 2009). Logistik 4.0 pangan pokok berbasis beras.
M2M dan produk cerdas tidak diperlakukan Oleh karenanya artikel ini ditulis bertujuan
sebagai bagian mandiri, tetapi pendukung untuk merumuskan gagasan Logistik 4.0
IoT. Produk pintar adalah sub-komponen yang diaplikasikan pada manajemen rantai
dari Sistem-Fisik-Cyber (Greengard, 2015). pasok beras, khususnya pada Perum
BULOG yang mendapat mandat untuk
Transformasi ini secara dramatis akan mengendalikan dan menjamin ketersediaan
mempengaruhi pengelolaan organisasi beras di Indonesia.
sesuai dengan insentif, konfigurasi
lingkungan dan konteks yang baru. Revolusi II. INDUSTRI 4.0 DAN LOGISTIK 4.0
ini menyebabkan perubahan besar, tidak Revolusi industri 4.0 telah membawa
hanya di industri tetapi juga di masyarakat, beberapa manfaat yang jelas dan relevan
dalam irama dan pandangan ekonomi, adalah peningkatan fleksibilitas, baku mutu,
dalam cara kerja direncanakan dan efisiensi dan produktivitas. Ini akan
dioperasionalkan, serta cara kerja yang memungkinkan kustomisasi massal bagi
harus berorientasi pada interaksi manusia- perusahaan untuk memenuhi permintaan
mesin, dan lain sebagainya. pelanggan, menciptakan nilai melalui
pengenalan secara terus menerus produk
Perubahan tersebut dengan
baru dan layanan pasar. Terlebih lagi,
sendirinya akan membentuk fitur baru
kolaborasi antara mesin dan manusia dapat
Logistik 4.0 yaitu implikasi dari Industri 4.0
mempengaruhi kehidupan pekerja secara
terhadap logistik yang efisien dan kuat.
sosial, terutama berkenaan dengan
Teknologi dan Sistem-Fisik-Cyber (CPS)
optimalisasi pengambilan keputusan.
digunakan untuk menjalankan semua
kegiatan yang berulang dan otomatis Roblek, dkk. (2016) dan Almada-Lobo
sehingga mengurangi keterlibatan manusia (2015) menyimpulkan bahwa transformasi
(Barreto, dkk., 2017). internet dari industri digital masih
berlangsung, tetapi kecerdasan buatan,
Logistik adalah aliran barang atau jasa
data besar, dan konektivitas menunjukkan
mulai dari sumber sampai tujuan yang
kepastian putaran baru revolusi digital.
meliputi proses perencanaan, pelaksanaan,
Industri 4.0 sedang dalam perjalanan dan
dan pengendalian aliran yang efisien dan
akan memiliki pengaruh penting pada
efektif dari barang atau jasa dan informasi
transformasi industri yang lengkap karena
terkait mulai dari titik asal sampai titik
itu mewakili kemajuan pada tiga poin, yaitu:
penggunaan untuk memenuhi keperluan
(i) Digitalisasi produksi - sistem informasi
Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
untuk manajemen dan perencanaan Cerdas dan Produk Pintar. Pendekatan
produksi; (ii) Otomatisasi - sistem untuk berbasis teknologi digunakan untuk
akuisisi data dari lajur produksi dan mendefinisikan "Produk Pintar" dan
menggunakan mesin; dan (iii) "Layanan Pintar" dapat diterapkan untuk
Menghubungkan situs manufaktur dalam mendefinisikan "Logistik Pintar". Produk dan
rantai pasokan yang komprehensif. layanan pintar dapat melakukan tugas-
tugas yang biasanya dilakukan oleh orang.
Logistik sebagai penopang industri 4.0 Hal ini memungkinkan untuk
harus beradaptasi dengan atau mengikuti mendelegasikan kegiatan sehingga
kemajuan dalam tiga pokok tersebut. karyawan dapat fokus pada tugas-tugas
Adaptasi ini menjadi keharusan untuk yang membutuhkan lebih banyak
betahan dan tumbuh berkembang dalam kecerdasan daripada proses otomatis atau
menjalankan fungsi logistik sehingga tetap kecerdasan yang dapat diberikan oleh
menjadi bagian penting dari pergerakan Produk Pintar atau Layanan Pintar.
barang, informasi dan mesin.
Logistik pintar adalah sistem logistik
Industri 4.0 berbasis pada IoT dan yang dapat meningkatkan fleksibilitas,
CPS yaitu sistem fisik dan rekayasa, yang penyesuaian terhadap perubahan pasar
operasinya dapat dipantau, terkordinasi, dan mendekatkan perusahaan dengan
terkontrol dan terintegrasi dengan sistem kebutuhan pelanggan. Ini akan
komputasi dan komunikasi. CPS melibatkan memungkinkan untuk memperbaiki tingkat
interaksi dengan dunia fisik yang tersususn layanan pelanggan, optimalisasi produksi
dari satu set agen berjaringan. Agen dan menurunkan harga penyimpanan dan
jaringan ini termasuk: sensor, aktuator, produksi. Sejalan dengan perkembangan
satuan-satuan kendali pemrosesan, dan teknologi, Logistik Pintar akan berubah dan
perangkat komunikasi (Cardenas, dkk., memiliki ketergantungan waktu dan
2008). paradigma baru. Paradigma ini adalah hasil
Konsep fundamental tersebut dari peningkatan penggunaan Internet yang
menjelaskan bahwa Industri 4.0 masih terus memungkinkan komunikasi antara M2M
berkembang menuju keadaan yang lebih dan C2M secara real time dan penggunaan
efisien dari aspek biaya, waktu dan tenaga apa yang disediakan oleh digitalisasi maju.
kerja untuk produksi dan pelayanan. Logistik 4.0 yang efisien dan kuat harus
Kelancaran produksi tidak lagi bertumpu mengandalkan dan menggunakan aplikasi
pada pasokan dan distributor tetapi teknologi: (i) Perencanaan Sumberdaya; (ii)
keduanya terintegrasi dengan sistem Sistem Manajemen Gudang; (iii) Sistem
logistik yang kuat dan efisien. Peran logistik Manajemen Transportasi; (iv) Sistem
menjadi bagian penting dari Industri 4.0 Transportasi Cerdas; dan (v) Keamanan
yang berbasis ICT, maka logistik yang Informasi. Berikut uraian yang disarikan dari
terkait dengannya harus berubah menjadi Barreto, dkk. (2017) seperti berikut:
Logistik 4.0. 2.1. Perencanaan Sumberdaya
Barreto, dkk. (2017) menjelaskan Teknologi memudahkan penyelarasan
bahwa implikasi Industri 4.0 terhadap dan intergrasi semua pelaku utama rantai
logistik sangat besar dan penting. pasok, peningkatan tingkat visibilitas dan
Permintaan produk dan layanan yang transparansi sehingga perkiraan
bersifat individual akan terus meningkat. sumberdaya akan lebih pasti. Hal ini
Dengan demikian, logistik di dalam dan di dimungkinkan karena perkembangan
luar sistem industri harus beradaptasi volume dan pergerakan barang dapat
dengan lingkungan yang terus berubah. diketahui setiap waktu. Prosedur
Sistem logistik akan semakin kompleks manajemen perencanaan sumberdaya,
sehingga tidak dapat ditangani dengan sesuai dengan penerapan paradigma
parktik perencanaan dan pengendalian Industri 4.0 dan penerapan CPS, akan
secara biasa. meningkatkan produktivitas, fleksibilitas dan
Logistik 4.0 merujuk pada kombinasi kelincahan secara keseluruhan terhadap
penggunaan logistik dengan inovasi dan perubahan yang mungkin terjadi dalam
aplikasi ditambahkan pada CPS sehingga rantai pasokan.
memiliki kondisi yang sama seperti Layanan
Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
Penyelarasan dan integrasi yang tepat dan mengirim data jejak-dan-penelusuran
antara para pelaku utama rantai pasokan, ke seluruh rantai pasok. WMS akan secara
dan peningkatan tingkat visibilitas dan otomatis menghubungkan ke ruang
transparansi akan memastikan perkiraan penyimpanan sesuai dengan spesifikasi
sumberdaya (manusia, barang dan pengiriman, meminta peralatan yang sesuai
peralatan) yang lebih tepat. Dengan untuk memindahkan barang ke lokasi yang
demikian, akan terjadi optimalisasi tepat secara mandiri.
sumberdaya, waktu pengadaan dan
Setiap pergerakan barang (per
pemasaran, dan peningkatan dayaguna
kemasan, per palet, atau per truk) dapat
peralatan.
diketahui dan tercatat (jejak digitalnya)
Tingkat kecanggihan yang dibutuhkan karena tag akan mengirimkan sinyal ke
akan meningkat secara substansial. Pada WMS untuk menyediakan tingkat
semua IoT akan membutuhkan tingkat persediaan real-time yang terbaca
spesialisasi sumberdaya manusia (SDM) (visibility), yang dapat mencegah biaya
yang lebih tinggi. Kompetensi SDM akan kekurangan stok yang mahal, serta
berubah secara dramatis dengan adopsi meningkatkan kemampuan manajemen
berkelanjutan paradigma Industri 4.0. keputusan terhadap penyesuaian yang
Peningkatan kebutuhan keterampilan mungkin diperlukan untuk meningkatkan
komputasi dan analitis, serta integrasi tingkat layanan.
sistem teknologi akan mengubah profil
2.3. Sistem Manajemen Transportasi
umum SDM di industri.
Penghubung simpul rantai pasok
2.2. Sistem Manajemen adalah transportasi logistik yang
Pergudangan memerlukan pengelolaan bersistem (Sistem
Mata rantai logistik berawal dari dan Manajemen Transportasi/TMS). Interaksi
berakhir di gudang yang sebelumnya dari antara sistem manajemen pesan (OMS) dan
pabrik dan setelahnya kepada konsumen. pusat distribusi (DC) dan gudang dapat
Oleh karena itu, gudang selalu menjadi dibangun melalui TMS. Pengendalian biaya
pusat penting arus barang dalam dan yang berlebih (sangat mahal) dapat
menetukan kinerja dari rantai pasokan. dikendalikan dengan mengintegrasikan
Industri 4.0 mengharuskan gudang TMS dengan rantai pasok lainnya (seperti
berfungsi sebagai sumber utama Sistem Manajemen Gudang dan Sistem
keunggulan kompetitif bagi penyedia Manajemen Perdagangan Global); dan
logistik. Adopsi paradigma Industri 4.0 akan menangani komunikasi elektronik dengan
memperkenalkan perubahan luar biasa pelanggan, mitra dagang, dan operator.
dalam cara kerja gudang saat ini. Sejalan dengan meluasnya cakupan yang
Pengenalan manajemen 'pintar' selama menambah kemampuan lainnya, TMS telah
adopsi dan penerapan Sistem Manajemen menjadi pilihan yang populer untuk
Gudang yang tepat (WMS) yang akan perusahaan dengan berbagai ukuran dan di
mengubah kegiatan gudang menjadi semua industri.
persyaratan masa depan logistik sesuai TMS, didukung dengan penggunaan
dengan paradigma Industri 4.0. IoT yang padat, adalah elemen yang sangat
Aktor dan pemangku kepentingan penting dalam konsep Logistik 4.0 karena
dalam rantai pasokan perlu dintegrasikan menggunakan data real-time dan in line
untuk menjamin koordinasi dan keselarasan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
menyeluruh antara semua fase rantai nilai. proses logistik yang lebih baik. Penerapan
Sebagai contoh, transportasi akan dapat teknologi GPS dapat mencari dan
mengomunikasikan posisi mereka dan menetapkan lokasi kendaraan dan alat
meramalkan waktu kedatangan kepada angkut secara akurat, memantau
sistem manajemen gudang cerdas, pergerakan barang, bernegosiasi dengan
sehingga dapat dapat memilih dan penyedia jasa, mengkonsolidasikan
menyiapkan slot docking, mengoptimalkan pengiriman, dan menggunakan platform
pengiriman just-in-time dan just-in- fungsional yang lebih maju, dan berinteraksi
sequence. Bersamaan dengan itu, Sensor dengan Sistem Transportasi Cerdas (ITS).
RFID (Radio Frequency Identification) akan Perkembangan terus terjadi untuk
mengungkapkan apa yang telah dikirimkan, perbaikan manajemen transportasi dan
Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
layanan pelanggan sejalan dengan untuk lalu lintas kendaraan, juga
pertumbuhan layanan cloud dan cloud menyediakan layanan lain dan dapat
computing, TMS berbasis cloud menjadi diimplementasikan dalam sistem navigasi,
standar. Perangkat lunak ini dengan cepat sistem transportasi udara, sistem
memindahkan solusi sehingga mengurangi transportasi air dan sistem kereta api.
secara drastis jumlah pemasangan premis
Generasi terbaru ITS, Generasi 4.0,
di masa mendatang.
memanfaatkan multimodal sistem yang
IoT dan TMS akan memainkan peran menggabungkan perangkat seluler pribadi,
yang semakin penting dalam industri kendaraan, infrastruktur, dan jaringan
transportasi dan logistik karena lebih informasi untuk sistem operasi serta solusi
banyak lagi benda fisik dilengkapi dengan kontekstual mobilitas pribadi. ITS
kode batang, tag RFID atau sensor, memainkan peran penting dengan sistem
sehingga perusahaan transportasi dan kooperatif teknologi, untuk mendukung dan
logistik dapat melakukan pemantauan real- meningkatkan proses logistik dan efektivitas
time terhadap pergerakan benda-benda armada untuk meningkatkan secara
fisik dari asal ke tujuan di seluruh rantai substansial hasil dari komunitas
pasokan termasuk manufaktur, pengiriman, transportasi, baik secara ekonomi maupun
dan distribusi. IoT juga menawarkan solusi keberlanjutan. Sebuah ITS menggunakan
yang menjanjikan untuk sistem transportasi real time dan in line data yang dikumpulkan
dan layanan mobil. Sejalan dengan melalui VANET (Vehicle ad hoc Network)
kendaraan memiliki penginderaan yang Systems, jaringan sensor, drone point dan
semakin kuat, jaringan, komunikasi, dan sistem intelijen bisnis, akan meningkatkan
kemampuan pemrosesan data, teknologi kualitas manajemen pengambilan
IoT dapat digunakan untuk meningkatkan keputusan serta menjadi lebih fleksibel dan
kemampuan dan berbagi sumberdaya yang efisien dalam waktu dekat, sehingga
kurang dimanfaatkan di antara kendaraan di memungkinkan untuk meningkatkan
tempat parkir atau di jalan. Misalnya, efisiensi logistik melalui konvergensi
teknologi IoT memungkinkan melacak teknologi komunikasi Machine to Machine
lokasi terkini setiap kendaraan, memantau (M2M) dan sistem kooperatif.
pergerakannya, dan memprediksi lokasi
Dalam perspektif Logistik 4.0, ITS
berikutnya.
yang beroperasi penuh dapat digunakan
2.4. Sistem Transportasi Cerdas (ITS) untuk: parkir truk cerdas dan manajemen
bidang pengiriman; kargo multimodal
Sistem Transportasi Cerdas
(perencanaan pendukung dan sinkronisasi
mengadopsi teknologi baru seperti
antara moda transportasi yang berbeda
perangkat keras perhitungan, sistem
selama berbagai operasi logistik); estimasi
pemosisian, teknologi sensor,
tapak dan pemantauan CO2; sarana
telekomunikasi, pengolahan data, operasi
kecepatan dan prioritas (menghemat
virtual dan teknik perencanaan. ITS
konsumsi bahan bakar, mengurangi emisi,
beroperasi pada berbagai sistem
dan keberadaan kendaraan berat di daerah
transportasi seperti manajemen
perkotaan); dukungan eco-drive
transportasi, kontrol, infrastruktur, operasi,
(mendukung pengemudi truk dalam
kebijakan dan metode kontrol. Integrasi
mengadopsi gaya mengemudi yang lebih
teknologi virtual di bidang transportasi
hemat energi untuk mengurangi konsumsi
penting untuk meningkatkan keamanan dan
bahan bakar dan emisi CO2.
keandalan, kecepatan perjalanan, arus lalu
lintas dan untuk mengurangi risiko, tingkat 2.5. Keamanan Informasi
kecelakaan, emisi karbon dan polusi udara.
Pertumbuhan cepat aplikasi berbasis
ITS menyediakan solusi untuk kerja sama
internet yang ditopang oleh kehadiran
dan platform yang dapat diandalkan untuk
sistem berbasis cloud, IoT, Data Besar,
transportasi. Pengumpulan Pulsa Elektronik
Industri 4.0, BYOD (Bring Your Own Device)
(ETC), Highway Data Collection (HDC),
dan tren CYOD (Choose Your Own Device)
Sistem Manajemen Lalu Lintas (TMS),
telah mengubah cara organisasi
Pengumpulan Data Kendaraan (VDC),
menjalankan bisnis. Organisasi sangat
Transit Signal Priority (TSP), Emergency
tertarik untuk menemukan inisiatif teknologi
Vehicle Preemption (EVP) adalah beberapa
baru dengan biaya operasi rendah, untuk
aplikasi ITS. Aplikasi ITS tidak terbatas
Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
menawarkan layanan yang lebih baik dan tahapan rantai pasok hingga titik akhir
inovatif dan dengan demikian memperoleh pangan itu sampai ke konsumen.
keunggulan kompetitif. Namun, dengan Pergerakan bahan pangan ini mengalir
meningkatnya ketergantungan pada secara berkesinambungan dari produsen ke
teknologi untuk mendapatkan keunggulan konsumen melewati proses produksi,
kompetitif, keamanan informasi menjadi pengolahan, distribusi, agen, ritel dan
salah satu persyaratan yang paling penting kemudian sampai ke konsumen (from farm
dan menantang dalam menjalankan bisnis to table). Kajian tentang rantai pasok
yang sukses. Bahkan, solusi teknologi baru pangan telah banyak dipelajari oleh
selalu membawa kerentanan, yang berbagai peneliti, seperti Handayati, dkk.
sebagian besar waktu mengungkapkan (2015), Jang dan Klein (2011), Dania, dkk.
risiko keamanan yang tidak terduga (2018), Topp-Becker dan Ellis (2017), Galal
(Goodrich dan Tamassia, 2014). Dalam dan El-Kilany (2016), Grimm, dkk. (2014),
konteks ini, organisasi harus memastikan Aubry dan Kebir (2013) serta Trienekens,
dan mengembangkan kemampuan mereka dkk. (2012), semuanya berusaha
untuk melindungi aset informasi dan menunjukkan berbagai solusi terhadap
infrastruktur TI secara aman. permasalahan-permasalahan rantai pasok
pangan yang terus berkembang hingga saat
III. RANTAI PASOK BERAS PERUM
ini.
BULOG
Perum BULOG yang merupakan
Rantai pasok (supply chain) adalah perusahaan milik negara di bidang logistik
sebuah rangkaian aktivitas meliputi pangan, memiliki tanggung jawab terbesar
sumberdaya, informasi, dan organisasi dalam pengendalian dan ketersediaan
yang terkait dengan pergerakan dan beras di wilayah Negara Kesatuan Republik
distribusi barang atau jasa dari produsen ke Indonesia. Ruang lingkup dalam urusan
konsumen. Aktivitas rantai pasok ini meliputi beras ini meliputi usaha
proses memperoleh bahan mentah beserta logistik/pergudangan, survei dan
bagian-bagiannya, manufaktur, pemberantasan hama, penyediaan karung
pergudangan, pencatatan inventaris, plastik, usaha angkutan, perdagangan
dokumentasi, pengelolaan pemesanan, komoditi pangan dan usaha eceran. Selain
distribusi, komunikasi, transportasi, itu, BULOG juga melakukan kegiatan
pengendalian persediaan serta sistem pengendalian harga beras
informasi yang diperlukan untuk (mempertahankan Harga Pembelian
memastikan bahwa seluruh rangkaian Pemerintah/HPP), stabilisasi harga
proses ini berjalan dengan optimal. Menurut khususnya harga pokok, menyalurkan
Global Supply Chain Forum, manajemen beras untuk orang miskin (beras
rantai pasok (supply chain management sejahtera/Rastra) dan pengelolaan stok
disingkat SCM) didefinisikan sebagai pangan (BPS, 2016). Sepanjang aktivitas
integrasi dari suatu proses bisnis dari inilah menjadi bisnis utama dari BULOG
pengguna akhir sampai pemasok-pemasok dalam memastikan ketersediaan beras di
awal untuk menyediakan produk, jasa, dan pasaran dan terjangkau untuk dibeli oleh
informasi yang memberikan nilai tambah masyarakat. Secara detil rantai pasok beras
bagi para pelanggan dan pihak-pihak terkait BULOG adalah seperti pada Gambar 1.
lainnya (Croxton, dkk., 2001). Nilai tambah Dimana unit Unit Pengelolaan Gabah Beras
dapat diperhitungkan sebagai penyediaan (UPGB) dan Gudang BULOG memegang
kebutuhan produk dengan jenis yang tepat, peran yang cukup penting dari
kuantitas dan kualitas yang sesuai, waktu pengumpulan gabah, pengolahan dan
yang tepat, tempat yang pasti, dan biaya penyimpanan beras, hingga distribusinya ke
yang sesuai. masyarakat (konsumen).
Beras sebagai salah satu bahan Dua masalah terbesar yang dihadapi
pangan memiliki perbedaan rantai pasok Perum BULOG saat ini adalah
dengan produk atau jasa lainnya. pengendalian persediaan beras (Sartika,
Perbedaan rantai pasok pangan ini karena 2014; Yun, 2014) dan kinerja rantai pasok
adanya perubahan sepanjang waktu pada (Ghozali, 2016; Muhandhis dan Suryani,
bahan tersebut yang akan mempengaruhi 2015; Sulistyowati dan Natawidjaja, 2010;
kualitas produk pangan pada seluruh

Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
Sa’id, 2010). Masalah persediaan beras, fleksibelitas (flexibility). Kualitas pangan
BULOG sering dikalahkan oleh mafia beras, berkaitan dengan pemenuhan segala
sehingga ketersediaan beras di pasaran persyaratan mutu dan karekterisrtik produk
sering kekurangan yang menyebabkan (ISO 9000), responsif merupakan kepekaan
kenaikan harga secara signifikan (Pratomo, dan kesigapan rantai pasok untuk
2015; Subandriyo, 2015; Jannah, 2018; menyediakan produk dan informasi kepada
Fakhrana, 2016). Akibatnya, daya beli pelanggan, efisiensi berkaitan dengan
masyarakat mengalami menurun dan dapat ukuran dari suatu hasil (output) yang dicapai
menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi. dengan masukan (input) yang digunakan
Belum lagi masalah-maslah lainnya seperti (indikatornya: biaya produksi, distribusi
ketidakmerataan distribusi, jumlah yang keuntungan, tingkat pengembalian investasi
berkurang dalam proses distribusi, dan persediaan), sedangkan fleksibilitas
kurangnya persediaan, ketidakpastian adalah tingkat kemampuan rantai pasok
perencanaan penggunaan gudang, dalam menghadapi perubahan pasar untuk
permintaan distribusi beras yang tidak tetap mendapatkan atau memelihara
beraturan dan tidak dapat diprediksi menjadi keunggulan kompetitifnya (Aramyan, dkk.,
unsur-unsur ketidakpastian pada rantai 2006). Oleh karena itu, kedua
pasokan beras pada Perum BULOG permasalahan tersebut perlu secara arif dan
(Trisilawaty dkk., 2016; Yun, 2014; Sartika, bijaksana dicarikan solusi yang optimal
2014; Firdaus, dkk., 2008). untuk menyelesaikannya, sehingga Logistik
4.0 dapat menjadi jawaban terhadap
Untuk itulah BULOG perlu
permasalahan tersebut.
mengembangkan strategi pengawasan
beras (supply and demand) dengan efektif IV. PENGEMBANGAN LOGISTIK 4.0
dan efisien. Kinerja rantai pasok, sebagai BERAS PERUM BULOG
aktivitas rutin, maka mesti terus dievaluasi
dari waktu ke waktu, karena saat ini atmosfir Pengembangan Logistik 4.0 dapat
pasar yang fluktuatif, kompetitif dan bahkan mengikuti aspek yang diusulkan oleh
distruptif. Barreto, dkk. (2017) yang mencakup
Aramyan, dkk. (2007) berpendapat perencanaan sumberdaya, sistem
bahwa suatu rantai pasok pangan mestilah manajemen gudang, sistem manajemen
memenuhi empat indikator kinerja, yaitu transportasi, sistem taransportasi cerdas,
kualitas pangan (food quality), responsif dan keamaanan informasi. Dalam perspektif
(responsiveness), efisiensi (efficiency), dan ini, Perum BULOG perlu mengembangkan

Gambar 1. Rantai Pasok Beras BULOG


(Sumber: Bahan Ajar Direktur Komersial 22 April 2016)

Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
sistem pengelolaan yang telah ada maupun waktu sehingga menjadi lebih
mengikuti aspek tersebut dengan efektif dan efisien. Semua alat angkut
mengembangkan CPS sebagai basis tersebut dilengkapi dengan tag RFID dan
Logistik 4.0. Kode Bar sehingga dapat dihubungkan
dengan CPS dan diakses secara mudah
Pertama, perencanaan Sumberdaya
oleh pihak yang berekepentingan terutama
Logistik 4.0 Perum BULOG. Penerapan
manajemen logsistik, konsumen dan
Logistik 4.0 memerlukan sarana dan
rekanan.
prasarana yang dihubungkan dengan
internet untuk memfasilitasi IoT, IoS dan Kelima, keamanan Informasi. Semua data
IoP. Semua fasilitas UPGB, gudang, dan informasi yang dihubungkan dengan
kendaraan pengangkut, dan fasilitas internet dan dapat diakses oleh publik
pendukung lainnya harus terintegrasi dalam secara luas rentan terhadap gangguan dan
CPS sehingga semua informasi, data dan penyalahgunaan. Perlindungan data dan
pergerakan bahan dapat dipantau. informasi pelanggan dan akses ke dalam
Perbaikan fasilitas melalui modernisasi dan sistem logistik secara keseluruhan perlu
peningkatan teknologi perlu dilakukan untuk diproteksi dengan azas keamanan yang
memungkinkan penerapan azas efektif, tinggi. Misalnya, pada transaksi pada
efisien dan akses yang tidak dibatasi waktu konsumen akhir tag RFID harus
dan ruang. Fasilitas dan barang dinonaktifkan sehingga kerahasian alamat
dihubungkan dengan basis data dan konsumen dapat dilindungi.
aplikasi untuk mengunggah dan
mengunduh data. Rancangan sistem yang
4.1. Aplikasi RFID
dibangun untuk memfasilitasi semua Salah satu teknologi yang dapat
transaksi, pengendalian dan pengaturan dipakai dalam pengendalian rantai pasok
melalui pengendali yang tersebar. beras Perum BULOG adalah menggunakan
Kedua, sistem Manajemen Pergudangan. teknologi Radio Frequency Identification
Gudang menerapkan manajemen bersistem (RFID). Teknologi ini adalah suatu metode
sehingga pengaturan bahan dalam gudang identifikasi menggunakan perangkat label
dan pergerakan barang masuk dan keluar RFID (transponder) yang berfungsi untuk
menyimpan dan mengambil data jarak jauh.
dari gudang mengikuti kaidah First in First
Out (FIFO). Pengaturan karung dalam Label atau perangkat RFID ini adalah benda
yang dapat dipasang, dimasukkan,
susunan pallet mengikuti urutan registrasi
barang sehingga pencatatan dan ditempatkan, disematkan pada produk baik
pembacaan informasi oleh sensor menjadi hewan, tumbuhan, bahkan manusia
lebih mudah dan teratur. Pembaharuan atau sekalipun sebagai alat untuk identifikasi
perbaikan gudang perlu dilakukan sehingga menggunakan frekuensi radio
memungkinkan penerapan prinsip elektromagnetik. Pengidentifikasian ini
pergerakan bahan secara efisien dan cepat menggunakan medan magnet yang
yang tercatat baik per pallet, per kemasan memancarkan sejumlah kode identifikasi
atau per truk. tertentu saat ditanyakan atau dipanggil oleh
perangkat pembacanya (reader). Sistem
Ketiga, sistem Manajemen Transportasi. pembaca RFID ini tidak memerlukan kontak
Pergerakan bahan bertumpu pada langsung antara alat pembaca dengan label
transportasi yang bersistem sehingga dapat RFID yang dipasang pada suatu benda, ini
diintegrasikan dengan manajemen berbeda dengan sistem pembaca kode
pemesanan (order management system) batang (barcode).
dan pusat distribusi. Manajemen
transportasi harus dikembangkan berbasis Tren penggunakan RFID di Indonesia
cloud untuk memfasilitasi pengelolaan terus meningkat. Hal ini tentu saja akibat
berbasis internet dengan penerapan IoT, dari perkembangan teknologi dan informasi
IoS dan IoP. yang semakin berkembang dan kompetitif
sehingga menuntut perusahaan-
Keempat, sistem Transportasi Cerdas. Alat perusahaan untuk turut juga meningkatkan
angkut seperti truk, kapal dan perahu kualitas pelayanan, termasuk proses bisnis
dilengkapi dengan teknologi GPS untuk yang terkait dengannya (Auto-ID, 2016).
memudahkan pemantauan, pengendalian Pemanfaatan teknologi RFID telah
dan pengaturan pergerakan baik arah, jalur menunjukkan peningkatan yang semakin
Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
efisien dan mendorong produktivitas dalam seperti kode produksi, kadaluarsa, kualitas,
menjalankan suatu program rantai pasok ukuran
barang secara otomatis, pengurangan dan sebagainya. Kemudian data ini
kehilangan persediaan, kecepatan proses disimpan dalam jaringan yang dapat
dan peningkatan akurasi informasi (Sarac, diakses baik oleh jaringan pusat distribusi
dkk. 2010). Sebut saja seperti sektor maupun ritel dengan persyaratan terbatas.
distribusi, retil, rumah sakit, manufaktur, Sistem ini menjamin pergerakan beras dari
penyimpanan dokumen, logistik, rantai satu tempat ke tempat lainnya terdeteksi
pasok, pergudangan dan sebagainya telah secara jelas, akurat dan pasti, bahkan bila
banyak dan berhasil mengaplikasikan terjadi kerusakan sekalipun, misalnya
teknologi RFID ini. kerusakan sistem RFID pada suatu karung
dapat diprediksikan karung yang mana dan
4.2. Manfaat RFID pada unit mana kerusakan itu terjadi.
Pada industri pangan, beberapa
manfaat penggunaan aplikasi RFID ini telah Keuntungan penggunaan RFID ini,
dilaporkan oleh berbagai peneliti, seperti termasuk bila digunakan pada rantai pasok
untuk pelacakan dan pengawasan produk beras Perum BULOG antara lain adalah (i)
pangan (Bibi, dkk., 2017), pelacakan pada menaikkan produktivitas dan menekan
rantai pasok pangan (Tian, 2016), berbagai biaya operasional; (ii) penurunan siklus
peluang aplikasi pada sektor pangan masa waktu dan biaya yang dikeluarkan; (iii)
depan (Kumari, dkk., 2015; Costa, dkk., mengurangi pengulangan pekerjaan; (iv)
2013), deteksi produk pangan cacat mengurangi risiko bisnis dan pengendalian
(Fiddes, dkk., 2014), pelacakan produk aset; (v) peningkatan keamanan dan
mudah rusak (perishable) yang layanan; (vi) peningkatan pemanfaatan
terkontaminasi (Piramuthu, dkk., 2013), sumberdaya; dan (vii) manajemen
analisis keamanan pangan dalam rantai exception (Auto-ID, 2016). Leung, dkk.
pasok (Zhang dan Li, 2012), dan lainnya. (2007) menyajikan manfaat RFID seperti
pada Gambar 3, dimana RFID berguna
Aplikasi pada rantai pasok beras dalam tiga kelompok utama; pendapatan,
Perum BULOG, secara umum dapat marjin operasi, dan efisiensi modal, serta
dijelaskan melalui Gambar 2. Mulai dari menyimpulkan bahwa ada beberapa
gudang BULOG sistem teknologi RFID manfaat teknologi RFID melalui
disematkan pada karung/kemasan beras peningkatan pendapatan, penurunan biaya
dengan referensi yang diinput secara detil

Gambar 2. Aplikasi RFID pada rantai pasok beras

Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
Gambar 3. Keuntungan penggunaan RFID (Leung, dkk., 2007)

operasi dan kemahalan, serta peningkatan perangkat lunak (software), biaya integrasi
modal melalui pengurangan biaya properti, sistem, biaya layanan instalasi, biaya
pabrikasi, peralatan dan biaya persediaan. personil dan biaya rekayasa ulang proses
bisnis (Gambar 4). Walaupun demikian,
Untuk implementasi sistem ini mengingat kepentingan dan manfaat yang
memerlukan biaya yang cukup signifikan, dicapai, pertimbangan biaya dapat menjadi
Banks, dkk. (2007) merincikan enam evaluasi tersendiri bagi pencapaian bisnis
kelompok biaya utama, yaitu biaya Perum BULOG secara optimal dimasa
perangkat keras (hardware), biaya depan. Apalagi bila dikaitkan dengan

Gambar 4. Biaya implimentasi RFID (Banks, dkk., 2007)

Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
kemampuan Perum BULOG dalam Book Chapter 5, Quantifying the agri-food
menguasai peredaran beras di pasaran, supply chain. Springer, Netherlands.
terutama beras yang berasal dari jalur rantai Aramyan, L.H., Lansink, A.G.J.M., van-der-
pasoknya sendiri. Vorst, J.G.A.J., van-Kooten, O. 2007.
Performance measurement in agri-food
V. PENUTUP
supply chains: a case study. Supply Chain
5.1. Kesimpulan Management, 12 (4): 304–315.

Berdasarkan uraian diatas, dapat Aubry, C., Kebir, L. 2013. Shortening food supply
chains: A means for maintaining
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
agriculture close to urban areas? The case
Pertama, perkembangan Industri 4.0 telah of the French metropolitan area of Paris.
dengan serta merta mendorong Food Policy, 41: 85–93.
penyesuaian-penyesuaian diberbagai AUTO-ID. 2016. Tren penggunaan RFID di
sektor lainnya, termasuk Logistik. Era Indonesia meningkat. Edisi 37/Desember
Logistik 4.0 saat ini telah mendorong 2016.
perusahaan-perusahaan untuk lebih dapat Banks, J., Hanny, D., Pachano, M.A.,
memberikan kecepatan proses, Thompson, L.G. 2007. RFID Applied.
peningkatan akurasi, produktivitas dan JohnWiley & Sons, Inc.
efisiensi yang siginifikan. Barreto, L., Amaral, A., Pereira, T. 2017.
Kedua, penggunaan teknologi seperti Industry 4.0 implications in logistics: an
RFID, diharapkan dapat menjadikan overview. Procedia Manufacturing,
BULOG lebih mampu menguasai pasar, dan 13:1245–1252.
mampu mengendalikan rantai pasok beras
Bibi, F., Guillaume, C., Gontard, N., Sorli, B.
yang merupakan tanggung jawabnya
2017. A review: RFID technology having
sebagai elemen negara untuk urusan sensing aptitudes for food industry and
logistik pangan ini. their contribution to tracking and
Ketiga, gagasan awal penerapan Logistik monitoring of food products. Trends in
Food Science & Technology, 62: 91–103.
4.0 dalam manajemen rantai pasok beras
Perum BULOG menjadi sebuah alternatif BPS [Badan Pusat Statistik]. 2016. Distribusi
yang penting untuk dipertimbangkan dalam Perdagangan Komoditas Beras Indonesia
mewujudkan kinerja perusahaan yang 2016. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
semakin kompetitif, berkelanjutan dan Cardenas, A., Amin, S., Sastry, S. 2008. Secure
senantiasa mempersiapkan antisipasi Control: Towards Survivable Cyber-
terhadap berbagai perubahan dimasa Physical Systems. The 28th International
depan. Conference on Distributed Computing
Systems Workshops, Beijing, 2008, 495–
5.2. Saran 500.
Para pengambil kebijakan perlu Chopra, V.S., Meindl, P. 2007. Supply Chain
mempertimbangkan sejumlah alternatif Management: Strategy, Planning, and
dalam mengimplementasikan kebijakan- Operation, 3nd ed, Pearson Prentice Hall.
kebijakan yang strategis dan diyakini dapat Cooper, J., James, A. 2009. Challenges for
menyelesaikan persoalan-persoalan yang database management in the Internet of
dihadapi saat ini, termasuk dalam things. IETE Technical Review, 26: 320-
mempertimbangkan berbagai strategi 329.
dalam pengendalian persediaan beras dan Costa, C., Antonucci, F., Pallottino, F., Aguzzi,
kinerja rantai pasok. J., Sarriá, D., Manesatti, P. 2013. A
Review on Agri-food Supply Chain
DAFTAR PUSTAKA Traceability by Means of RFID
Almada-Lobo, F. 2015. The Industry 4.0 Technology. Food and Bioprocess
revolution and the future of manufacturing Technology, 6 (2): 353-366.
execution systems (MES). Journal of Croxton, K.L., Garcia-Dastugue, J., Lambert,
Innovation Management, 3 (4): 16–21. D.M., Rogers, D.S. 2001. The Supply
Aramyan, L., Ondersteijn, C., van-Kooten, O., Chain Management Processes.
Lansink, A.O. 2006. Performance International Journal of Logistics
Indicators in Agri-Food Production Chains. Management, 12 (2): 13-36.

Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
Dania, W.A.P., Xing, K., Amer, Y. 2018. Kumari, L., Narsaiah, K., Grewal, M.K., Anurag,
Collaboration behavioural factors for R.K. 2015. Application of RFID in agri-food
sustainable agri-food supply chains: A sector. Trends in Food Science &
systematic review. Journal of Cleaner Technology, 43 (2): 144–161.
Production, 186: 851–864.
Leung, Y.T., Cheng, F., Lee, Y.M., Hennessy,
Fakhrana, R.S. 2016. Jaringan Mafia Besar di J.J. 2007. A Tool Set for Exploring the
Balik Kasus Beras Oplosan. CNN Value of RFID in a Supply Chain. Springer
Indonesia, diakses melalui Series in Advanced Manufacturing.
https://www.cnnindonesia.
Mawardi, D. 2017. Parah, Bias Media dalam
com/nasional/20161014064716-12-
Kasus Mafia Beras, Kompasiana.com,
165425/ jaringan-mafia-besar-di-balik-
daikses melalui
kasus-beras-oplosan?. [diakses 26 Feb
https://www.kompasiana.com/
2018]
penuliskreatif/598812ce88575a05145a38
Fiddes, L.K., Chang, J., Yan, N. 2014. d2/parah-bias-media-dalam-kasus-mafia-
Electrochemical detection of biogenic beras. [diakses 20 Maret 2018]
amines during food spoilage using an
Mosconi, F. 2015. The new European industrial
integrated sensing RFID tag. Sensors and
policy: Global competitiveness and the
Actuators B: Chemical, 202: 1298–1304.
manufacturing renaissance. London,
Firdaus, M., Baga, L.M., Pratiwi, P. 2008. England: Routledge.
Swasembada Beras Dari Masa Ke Masa,
Piramuthu, S., Farahani, P., Grunow, M. 2013.
Telaah Efektifitas Kebijakan dan
RFID-generated traceability for
Perumusan Strategi Nasional.IPB Press.
contaminated product recall in perishable
Bogor.
food supply networks. European Journal
Galal, N.M., El-Kilany, K.S. 2016. Sustainable of Operational Research, 225 (1): 253–
Agri-Food Supply Chain with Uncertain 262.
Demand and Lead Time. International
Pratomo HB. 2015. Lima masalah beras di
Journal of Simulation Model, 15 (3): 485–
Indonesia, mulai dari berkutu hingga
496.
palsu. Merdeka.com, diakses melalui
Ghozali, M.I. 2016. Rantai Pasok Beras Pada https://www.merdeka.com/uang/5-
Bulog Berbasis Neural Network. Jurnal masalah-beras-di-indonesia-mulai-dari-
Simetris, 7 (2): 743–752. berkutu-hingga-palsu.html [diakses 20
Feb 2018]
Goodrich, M., Tamassia, R. 2014. Introduction to
Computer Security, 2nd ed., Addison- Roblek, V., Meško, M., Krapež, A.2016 . A
Wesley Professional. Complex View of Industry 4.0. SAGE
Open April-June 2016: 1–11.
Greengard, S. 2015. The Internet of things.
Boston, MA: MIT Press. Sa’id, E.G. 2010. Manajemen Rantai Pasok
Global Dan Antisipasi Peningkatan Kinerja
Grimm, J.H., Hofstetter, J.S., Sarkis, J. 2014.
Manajemen Rantai Pasok Pangan Di
Critical factors for sub-supplier
Perusahaan Umum BULOG. Jurnal
management: A sustainable food supply
Pangan, 19 (1): 51–58.
chains perspective. International Journal
of Production Economics, 152: 159–173. Sarac, A., Absi, N., Dauzère-Pérès, S. 2010. A
literature review on the impact of RFID
Handayati, Y., Simatupang, T.M., Perdana, T.
technologies on supply chain
2015. Agri-food supply chain coordination:
management. International Journal of
the state-of-the-art and recent
Production Economics, 128 (1): 77–95.
developments. Logistics Research, 8 (1):
1–15. Sartika, R. 2014. Optimasi Persediaan Pada
Rantai Pasokan Beras Untuk Program
Jang, W., Klein, C.M. 2011. Supply chain models
Raskin (Studi Kasus Pada Perum Bulog
for small agricultural enterprises. Annals of
Subdivisi Regional Cianjur). Tesis,
Operations Research, 190 (1): 359–374.
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Jannah, S.M. 2018. Berantas Mafia Pangan, Bogor.
Buwas Pakai Jejaring TNI-Polri.
Subandriyo, T. 2015 Mafia Pangan antara Ada
Finance.Detik.com, diakses melalui
dan Tiada. Koran Sindo, diakses melalui
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
https://nasional.sindonews.com/read/103
bisnis/d-4012947/berantas-mafia-pangan-
9236/18/mafia-pangan-antara-ada-dan-
buwas-pakai-jejaring-tni-polri. [diakses 20
tiada-1441075271. [diakses 27 Feb 2018]
Maret 2018]

Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
Sulistyowati, S., Natawidjaja, R.S. 2010. Analisis
Rantai Pasok dan Rantai Nilai Beras di Biodata:
Jawa Barat. Jurnal Agrikultura, 21 (2): Tajuddin Bantacut, dilahirkan di Takengon
128–136. 9 Oktober 1960. Menyelesaiakn pendidikan
Tian, F. 2016. An agri-food supply chain S1 Teknologi Industri Pertanian IPB, tahun
traceability system for China based on 1985, S2 Environmental Engineering, Asian
RFID & blockchain technology. The 13th Institute of Technology, Bangkok - Thailand,
International Conference on Service tahun 1992 dan S3 Geographical Sciences
Systems and Service Management and Planning, The University of
(ICSSSM), 24–26 June 2016, Kunming- Queensland, Australia. Tahun 1997.
China.
Rahmat Fadhil, dilahirkan di Sigli, 24
Topp-Becker, J., Ellis, J.D.2017. The Role of November 1978. Menyelesaikan
Sustainability Reporting in the Agri-Food pendidikan S1 (S.TP) pada Jurusan Teknik
Supply Chain. Journal of Agriculture and Pertanian Unsyiah, pendidikan S2 (M.Sc) di
Environmental Sciences, 6 (1): 17–29. Department of Process and Food
Trienekens, J.H., Wognum, P.H., Beulens, Engineering Universitas Putra Malaysia
A.J.M., van der Vorst, J.G.A.J. 2012. (UPM), dan pendidikan S3 (Dr) di
Transparency in complex dynamic food Departemen Teknologi Industri Pertanian
supply chains. Advanced Engineering Institut Pertanian Bogor (IPB). Email:
Informatics, 26 (1): 55–65. rahmat.fadhil@unsyiah.ac.id

Trisilawaty, C., Marimin, M., Achsani, N.A. 2014.


Analisis Optimasi Rantai Pasok Beras dan
Penggunaan Gudang Di Perum BULOG
Divre DKI Jakarta. Jurnal Pangan, 20 (2):
177–197
Yun, Y. 2014. Pengendalian Persediaan
Terhadap Distribusi Beras Raskin Pada
Perum Bulog Divre Jabar. Proseding
Seminar Bisnis dan Teknologi,
SEMBISTEK 2014 IBI Darmajaya 15–15
Desember 2014.
Zezulka, F., Marcon, P., Vesely, I., Sajdl, O.
2016. Industry 4.0 – An introduction in the
phenomenon. IFAC-Papers OnLine, 49–
25 (2016) 008–012.
Zhang, M., Li, P. 2012. RFID Application
Strategy in Agri-Food Supply Chain Based
on Safety and Benefit Analysis. Physics
Procedia, 25: 636–642.

Penerapan LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil

Anda mungkin juga menyukai