Anda di halaman 1dari 27

1.

Pendahuluan
Benda yang kita lihat sehari-hari seperti bodi mobil,lemari dokumen, meja
besi, peralatan, kereta gandeng, alat-alat masak, dan badan pesawat merupakan
barang-barang yang terbuat dari lembaran logam yang sangat banyak dipakai dan
dibuat di industri. Pembentukan barang dari lembaran telah dikenal sejak 5000
SM, ketika perkakas, keperluan rumah tangga dan barang-barang perhiasan dibuat
dengan menempa dan men-stamping emas, perak dan tembaga. Pembentukan
dengan lembaran metal lebih memberikan keuntungan dari berat material yang
lebih ringan dan banyaknya bentuk yang dapat dibuat dibandingkan dengan
penempaan (forging) dan pengecoran.
Biasanya lembaran logam di tekan menggunakan satu set dies, lembaran
logam yang ditekanan dinamakan stamp. Sedangkan proses penempaaan
(forging) dan pengecoran menggunakan dies dan mold (cetakan).
Material yang biasanya paling banyak digunakan pada lembaran plat
logam berupa baja dengan karbon rendah karena baja dengan kadar karbon rendah
umumnya memiliki kekuatan yang kuat, harganya yang murah serta mempunyai
karakterisrik yang mudah untuk di bentuk.

(a)
(b)

Gambar 1.1 contoh produk dari lembaran logam. a.part yang diproduksi
dengan Spinning b.stamped part ( a ) Sumber dari Williamsburg Metal
Spinning & Stamping

2. Isi

Sheet metal forming merupakan pembuatan lembaran logam yang di


proses secara fabrikasi untuk dibuat menjadi berbagai keperluan.

Berdasarkan suhu kerja proses sheet metal dibagi atas:

1. Cold Forming
Merupakan proses pengerjaan logam yang mana logam dibentuk
dibawah temperatur rekristalisasi yang temperaturnya mendekati
temperatur ruang. Logam dibentuk dengan tekanan dan kecepatan yang
tinggi ke alat baja atau dies yang terbuat dari karbida. Proses kerja ini
akan meningkatkan hasil/jumlah,kekeresan (hardeness),dan kekuatan
tarik (tensile strengths) pada benda kerja
Cold form machine

Biasanya cold forming menawarkan hasil kerja yang /proses yang sangat
baik. bahkan untuk pengerjaan part dengan kontur yang kompleks. Toleransi
dimensi yang dihasilkan sekitar  ± 2 (dua) mikron, dengan manfaat tambahan hasil
proses pada permukaan part sangat halus, baik pada bagian dalam (lubang) dan di
permukaan, sehingga tidak memerlukan proses machining tambahan atau
polishing.

Prinsip kerja cold forming sebenarnya sangat sederna,yaitu:

1. Upset
Merupakan prinsip kerja untuk membentuk bagian atas di pengencang,
yangmana dibentuk pada permukaan dies untuk mendapatkan bentuk
dan panjang tertentu.

2. Forward Extrusion
Merupakan prinsip kerja untuk mengurangi diameter,dimana
tergantung pada beberapa presentasi pengurangan, part mengalir
masuk kedalam rongga (cavity) yang berdiameter lebih kecil

3. Back Extrusion
Merupakan prinsip kerja untuk membentuk lubang yang bentuknya
cekungan. Pada prinsip ini part bergerak mundur pada area puncher
(penempa).

(a)

(b)
Gambar 2.1 (a) Cold forming proses (b) Cold forming produk

Proses pembentukan lembaran logam dengan pengerjaan dingin terbagi


atas besar:

1. Pembentukan dengan plate,sheet,strip (piringan,lembaran,mengupas)


Terbagi atas:
 Shearing
 Slitting
 Blanking
 Punching
 Notching
 Lanching
 Shaving
 Cut-off
2. Pembentukan dengan Wire (kawat)
Yaitu proses Bending four-slide forming
3. Pembentukan dengan Section (bagian)
Yaitu proses Bending
4. Pembentukan dengan Tube (tabung)
Terbagi atas :
 Necking
 Flanging
 Bending
 Hydroforming

2. Hot Forming

Merupakan proses pengerjaan logam yang mana logam dibentuk diatas


temperatur rekristalisasi yang memungkinkan material untuk mengkristal
ulang selama proses deformasi. Hal ini merupakan hal yang penting
karena rekristalisasi akan menjaga bahan dari pengerasan regangan, yang
pada akhirnya menjaga kekerasan dan kekuatan yang dihasilkan proses
rendah dan ductility (daktilitas) tinggi.

Gambar Hot forming machine

Didalam proses hot working (pengerjaan panas), temperatur selesainya


pengerjaan logam merupakan hal penting karena panas yang tertinggal setelah
bekerja membantu pertumbuhan butir. Peningkatan dalam ukuran butir ini terjadi
dengan proses penggabungan butir dan hal tersebut merupakan fungsi temperatur
dan waktu.

Pertumbuhan butir akan menghasilkan sifat mekanik yang kurang baik


atau rendah. Bila pengerjaan panas sudah selesai diatas temperatur rekristalisasi
maka hasil ukuran butir akan menjadi lebih baik. Kemudian proses pengerjaan
panas pada logam/metal harusnya dipanasi sampai temperatur dibawah temperatur
solidus,yang setelah selesainya pengerjaan panas, temperaturnya akan tetap
sedikit lebih tinggi dan sedekat mungkin terhadap temperatur rekristalisasinya.
(a)

(b)

Gambar 2.2 (a) Hot working proses (b) Hot working


produk

Proses pembentukan lembaran logam dengan pengerjaan dingin


terbagi atas besar:
1. Pembentukan dengan Section,Tube (potongan,tabung)
Yaitu proses Bending
2. Pembentukan dengan Sheet (lembaran)
Terdiri atas:
 Spinning
 Superplastic forming
 Drawing strench forming

Proses pengerjaan logam dapat diklasifikasikan berdasarkan 3 hal :

1. Shearing Proses

Merupakan proses pemotongan lembaran logam yang umumnya dari


gulungan. Lembaran ini biasanya di potong pada bagian utamanya dengan gunting
tekan biasanya mengunakan punch dan dies. Ciri khas dari pemotongan ini ialah
tepi hasil potongan lembar material dan lembar potongan (slug) tidak halus dan
lurus.

Retakan dari hasil pemotongan akan bertemu dan menyelesaikan


pemisahan yang terjadi. Kekerasan permukaan yang patah (frakture surface )
disebabkan oleh retak-retak pemotongan tadi. Bagian yang berkilap dan halus
(burnished surface) pada lubang dan hasil potongan (slug) disebabkan dari
interaksi tepi bagian dan gesekan yang di potong menggunakan dies dan punch

Ada beberpa hal yang menjadi parameter dari proses shearing ini:

 Bentuk dari punch dan dies


 Material yang akan di shearing
 Kecepatan punching (hantaman)
 Haus pada punch dan die
 Clearance (jarak tepi),antara punch dan die
 Pelumas

Clearance (jarak tepi) merupakan parameter utama untuk menentukan


kualitas hasil dan bentuk potongan. Saat Clearance meningkat (semakin besar)
maka daerah deformasi akan menjadi semakin besar, dan hasil potongan menjadu
semakin kasar. Lembaran tersebut cenderung tertarik ke dalam daerah clearance
dan daerah tepi atau garis keliling potongan menjadi kasar. Berbeda halnya jika
tepi-tepi tersebut dapat diterima pada produksinya.

Bagian tepi potongan akan mengalami tegangan pada pengerjaan dingin


karena mendapat potongan yang tinggi. Hal ini pada bagian tepi akan mengurangi
keuletan tepi sehingga meninbulkan pengaruh yang kurang baik pada kemampuan
lembaran plat ketika proses selanjutnya yg akan dilakukan seperti: streching dan
bending.

(b)
(c)

Gambar 2.4 (a) Ilustrasi skematik shearingdengan punchdan die,


menunjukkan macam proses.Karakteristik dari sebuah lubang puch (b)
Lubang punch (c) hasil potongan

Punch Force (Gaya potong/tekan)


Merupakan gaya yang dibutuhkan punch yang pada intinya ditentukan oleh
kekuatan potongan lembaran metal dan total daerah yang akan dipotong
sepanjang batas terluarnya. Gaya maksimum punch, dapat diperkirakan dengan
persamaan

F=0.7TL(UTS) (1)

Dimana:
T=ketebalan
L= total panjang (keliling)
UTS= Batas kekuatan tarik (maksimum) dari material
Ketika clearance meningkat gaya potong berkurang, dan gesekan antara
punch dan die juga berkurang. Efek dari pada bentuk punch dan die juga
berkurang.Efek dari pada bentuk punch dan die pada gaya potong.

Nantinya gesekan antara benda kerja dan punch akan meningkatkan gaya
potong dengan baik. Sebuah gaya dibutuhkan untuk melepaskan punch dari
lembaran metal setelah punch memotong. Ini adalah gaya kedua yang mana gaya
itu adalah arah kebalikan dari gaya potong punch, hal ini sulit untuk diperkirakan
sebab banyak faktor yang terlibat dalam proses tersebut.

Jenis operasi Shearing:


A. Blanking
Blanking merupakan proses pengepresan dengan mengunakan
punch dan die yang mana proses pemotongan logam yang terletak
di tengah logam induk dan merupakan produk yang diinginkan
dalam proses pekerjaan ini.
B. Punching
Punching merupakan proses pengepresan dengan mengunakan
punch dan die yang mana proses ini menghasilkan limbah yang
disebut slug dan lembaran yang tersisa menjadi bagian yang di
inginkan
(a)

(b)

Gambar 2.5 (a)Proses blanking (b) Proses Punching

C. Fine Blanking
Merupakan proses yang menghasilkan tepi yang sangat halus dan
persegi. Salah satu dies pada proses ini berbentuk V yangmana
menjadi mekanis mengunci lembaran dengan kuat di tempatnya
dan mencegah jenis distorsi material.

Gambar 2.6. Skematik proses fine blanking

D. Slitting
Merupakan proses shearing yang dilakukan oleh dua pasang pisau
yang berbentuk lingkaran seperti pembuka kaleng. Pada proses
slitting ini kedua pisau akan saling mengikuti pada sebuah garis
lurus, sebuah garis lingkaran, atau garis berbelok. Tepi sliting
memiliki punggung bukit atau bagian yaga melengkung tipis, yang
mungkin terbantuk diatas permukaan lembar logam karena tekanan
pengerolan diantara dua rol potong. Jika tidak dilakukan dengan
baik, proses slitting bisa menyebabkan berbagai distorsi atau
kekasaran pada tepi pemotongan.

Gambar 2.7. Slitting dengan pisau berputar. Proses ini


mirip dengan pembuka kaleng

E. Stell Rules
Merupakan Logam lunak (seperti halnya kertas, kulit, dan karet)
yang dapat blanking dengan steel rules die. Die tersebut terdiri dari
potongan tipis baja keras yang dibengkokkan ke dalam bentuk
yang akan diproduksi (konsep yang mirip dengan pemotong kue)
dan dipegang di tepinya di atas kayu datar atau dasar polimer. Mati
ditekan terhadap lembaran, yang bertumpu pada permukaan datar,
dan memotong lembaran sepanjang bentuk aturan baja.
F. Rubber Pad Blanking
Merupakan proses menggunakan suatu bantalan karet untuk
menekan benda kerja yang diletakkan pada logam dasar , sehingga
pembengkokan dan perobekan bahan terjadi.
G. Nibbling

Pada proses nibbling ini mesinnya disebut nibbler, yang akan


menggerakan punch yang lurus kecil ke atas dan ke bawah dengan
cepat pada die . lembar logam diberi jarak dan lubang dibuat
banyak secara bertumpuk-tumpuk. Menggunakan kontrol otomatis
atau manual, lembar logam dapat dipotong sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. Sebagai tambahan untuk fleksibilitasnya,
keuntungannya dapat membentuk bentukan yang sulit, hal ini bisa
diproduksi menggunakan punch standar. Prosesnya sangat
ekonomis untuk produksi dalam jumlah kecil karena tidak
membutuhkan die khusus.

H. Die Cutting
Die Cutting merupakan stilah-istilah yang diberikan untuk
berbagai jenis proses shearing meliputi:
 Perforatin: pelubangan banyak lubang pada lembaran
logam
 Parting : memotong lembaran logam menjadi 2 bagian
atau lebih
 Lancing : memisahkan sebagian tanpa membuang
bagiannya
 Notching : memotong sebagian dari sudut atau tepi lembar
logam

2. Proses Sheet Metal Forming


Proses forming menyebabkan lembaran logam mengalami
perubahan bentuk yang diinginkan tanpa kegagalan seperti necking
(robek).
Proses pembentukan meliputi:
 Bending
 Stretching
 Drawing / Deep Drawing
 Roll forming
.
A. Bending
Merupakan proses pada lemberan logam berupa deformasi
yang akan menyebabkan terjadinya penekanan pada serat-serat
sepanjang bagian sisi dalam dan pereganan pada serat bagian
lainnya, yangmana akan menimbulkan lukukan yang konstan
sepanjang dimensi benda kerja tersebut. biasanya proses ini
sering dilakukan pada industri. contohnya pada bodi otomitif,
peralatan, penjepit kertas, dan lainnya, berapa banyak part yang
dibentuk dengan bending. Lagipula, bending juga dapat
menambah kekakuan pada part dengan mengurangi momen
inersianya
Intinya bagian luar tekukan meningkat peregangan dan bagian
dalam tekukan bertambah pengkerutan. Karena ada efek racun,
lebar dari bagian (menjadi lebih kecil pada bagian luarnya dan
dan lebih besar pada bagian dalam lebar sebenarnya (bisa
dilihat juga pada gambar) fenomena ini dapat dengan mudah
dilihat dengan membengkokan penghapus karet kotak dan
mengubah bentuknya
Gambar 2.8 Bending Terminology

Seperti pada gambar kelonggaran plat jarak dari sumbu


netral pada penekukan dan digunakan untuk menentukan
panjang dari lembaran untuk bagian yang akan ditekuk,
posisi pada aksis netral, belum pada jari-jari dan derajat
penekukan

Rumus untuk kelonggaran bending diberikan dengan :

Lb = a (R + kt) (2)

Dimana sudut α adalah sudut tekuk ( radian) , T adalah luas


lembaran, R adalahRadius Bending dan R adalah konstan,
pada prakteknya R nilainya bermacam – macam dari 0,33
( untuk R < 2 T) sampai 0,5 (untuk R > 2T) , catatan untuk
kasus yang sesuai, netral axis adalah pusat dari luas
lembaran , k = 0,5 dan karena itu:

Minimum Bend Radius

Jari-jari di mana retakan muncul pertama kali pada serat


luar lembaran yang ditekuk disebut sebagai jari-jari
lengkung minimum. Dapat diperlihatkan bahwa regangan
rekayasa pada serat luar dan dalam dari suatu lembaran
selama pembengkokan dapat dihitung:

Sama halnya seperti R / T mengurangi (ini adalah, seperti


rasio pada jari-jari lentur menjadikan luas terkait semakin
kecil), tegangan tarik pada bagian luar serat meningkat, dan
bahan akhirnya menghasilkan kracking. Radius tekuk
biasanya diperlihatkan (berbanding terbalik) pada sarat
pada permukaan luas, seperti 2T, 3T, 4T terus menerus,
sebuah 3T radius tekuk minimum diindikasikan sebagai
jari-jari yang juga dapat diakses. luas permukaannya. Disana
juga terjadi hubungan yang terbalik antara kemampuan
benda ditekuk dan kompatibilitas tarik pada material area,
radius bending minimum R, itu diperlukan.

Tabel 2.1 Minimum Bend Radius

Disana juga terjadi hubungan yang terbalik antara


kemampuan benda ditekuk dan pengurangan tarik pada area
material, bending radius minimum R , itu diperlukan:
Gambar 2.10 Hubungan antara rasio R/T dan pengurangan
kerenggangan area sheet metal

Dimana R adalah ketegangan pengurangan pada area


lembaran plat logam. Demikian untuk r = 50, radius
bending minimum adalah nol. Jadi, lembaran dapat terlipat
dengan sendirinya (seperti menggulung) beberapa hal yang
sama seperti kertas yang tertekuk untuk menambahkan
kekuatan tekuk dari plat logam.

Spring back

Disebabkan semua material mempunyai sifat mekanik


modulus elastisitas yang terbatas maka deformasi plastik
biasanya diikuti oleh beberapa pengembalian elastis dimana
penekanan dihilangkan). Pada bending pengembalian ini
disebut spring back .Dimana dapat diamati dengan mudah
pada proses bending dan kemudian mengeluarkan bagian
potongan dari logam atau kawat. Spring back, terjadi tidak
hanya pada lembaran logam yang flat, tetapi juga pada
padatan atau lembah (cekungan) batang dan pipa dari
beberapa belahan yang bersilangan. Sudut tekuk akhir
setelah spring back, lebih kecil daripada sudut bagian yang
telah ditekuk dan derajat ahir bending lebih luas daripada
sebelum spring back terjadi
Gambar 2.12 Spring back pada proses bending

Analisa Spring back


Springback adalah pemulihan elastis dari material setelah
proses pembengkokan plastis. Springback dapat
diperkirakan dalam radius Ri dan Rf sebagai berikut :
Ri/Rf = 4(Ri Y / E / T )3 - 3(Ri Y / E /T) + 1
Dimana T adalah ketebalan, Y adalah yield strength, dan E
is modulus elastisitas.

Bending Force

Bending force untuk lembaran dan plat dapat dihitung


dengan mengasumsikan proses yang mana gaya ini
diperlukan untuk proses bending. Rumusnya:

Operasi – operasi proses bending:

 Press Brake Forming


Merupakan suatu mesin proses pembentukan yang
menggunakan panjang die (cetakan) berupa penekan
mekanikal atau hidrolik untukmelakukan berbagai
operasi bending.
Gambar 13. Jenis Proses Bending pada Press Brake

 U-Bending
Lembaran logam dibentuk sehingga nantinya
membentuk seperti huruf U.
 Air Bending
 Roll Bending
Gambar 2.15 Beberapa proses bending

 Beading
Pada beading, keliling dari lembaran logam
dibentuk kedalam sebuah dies
 Flanging
Merupakan proses dari pembentukan bagian tepi
dari lembaran metal, biasanya
mencapai 90 derajat

Gambar 16. (c) Beading, (d) Flanging

 Hemming/flatenning
Pada proses heaming ( juga disebut perataan), tepi
dari lembar dilipat di atas bagian itu sendiri
Gambar 19. Hemming proses

 Dimpling
Sebuah lubang pertama dibentuk, kemudian
diperluas menjadi flange atau suatu punch yang
mempunyai bentuk tertentumenembus lembaran
logam dan memperluas lubang.

 Rotary Bending

Gambar 18. Dimpling proses

 V-Bending
Lembaran logam dibentuk sehingga nantinya
membentuk seperti huruf V.
Gambar 15. V – Bending proses

 Flanges on flat sheet


Proses menekuk tepi lembaran logam, biasanya
membentuk seperti tabung

Gambar 17. Flanges of The Tube

 Slide Machine
Bending terhadap potongan relatif pendek material
dilakukan oleh sebuah mesin dengan perlengkapan
multiple sliding. Multiple slide memungkinkan
membuat beberapa bentuk yang sangat komplek
dalam suatu operasi tanpa harus memposisikan
benda kerja
Gambar 21. Slide Maching

B. Stretching
Pada stretch forming, lembaran logam dijepit disepanjang
lingkar cetakan dan suatu bentuk dibuat oleh peregangan
material dibawah tegangan die. Die bergerak ke atas,
mengarah ke bawah atau jalan sisi yang tergantung pada desain
tertentu dari mesin pembentukan peregangan digunakan
terutama untuk membuat pesawat terbang, panel kulit
pesawat ,badan pesawat terbang, dan sarung kapal.
Stretch forming ini akan menurunkan ketebalan material
dan volume bagian permukaan akan meningkat.

(a)
(b)

Gambar 2.17 (a) skematis dari proses peregangan (b)


aluminium untuk pesawat dapat dibuat dengan metode
stretchideep ng

C. Drawing / Deep Drawing


Banyak bagian yang terbuat dari lembaran logam berbentuk
silinder atau kotak, seperti pot dan wajan, semua jenis wadah
untuk makanan dan minuman wastafel dapur stainless steel,
tabung, dan tangki bahan bakar otomotif. Bagian-bagian seperti
itu biasanya dibuat dengan suatu proses di mana pukulan
memaksa suatu lembaran logam yang datar kosong ke dalam
rongga cetakan.
Meskipun proses umumnya disebut deep drawing (karena
kemampuannya untuk menghasilkan bagian dalam), ia juga
digunakan untuk membuat bagian yang dangkal atau memiliki
kedalaman sedang. Ini adalah salah satu proses pengerjaan
logam yang paling penting karena penggunaannya yang luas.
Dalam proses deep-drawing dasar, lembaran-logam bulat
kosong ditempatkan di atas bukaan lingkaran bundar dan
ditahan di tempatnya dengan dudukan kosong, atau cincin
penahan
Gambar 2.20 Proses metal forming berkelanjutan dalam
dua bahan alumunium

Pukulan bergerak ke bawah dan memaksa yang kosong ke


dalam rongga die, membentuk cangkir. Variabel penting
dalam deep drawing adalah sifat lembaran logam, rasio
diameter kosong, Do; diameter pukulan, Dp; jarak, c, antara
pukulan dan mati; jari-jari pukulan, Rp; radius sudut mati,
Rd; kekuatan pemegang kosong; dan gesekan dan
pelumasan antara semua permukaan yang berkontak.

(a)
(b)

Gambar 2.21. (a) skema proses deep drawing pada sheet


metal (b) proses dalam deep drawing

D. Roll Forming
Proses ini, yang juga disebut contour-roll forming atau cold-
roll forming ,digunakan untuk pembentukan lembaran logam
yang lebar dan produksi besar. dimana melalui suatu satuan
gulungan, potongan plat logam dibengkokkan dalam langkah
yang berurutan .potongan yang dibentuk kemudian adalah
potongan panjang yang khusus dan panjangnya spesifik secara
terus-menerus.

Gambar 2.23 Roll forming proses

Anda mungkin juga menyukai