Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FORGING DAN ANALISANYA


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: TEK. PEMBENTUKAN & PENGECORAN

Oleh:

Permana Anugrah Putra

(2010630120014)

Kelas A

Prodi D3 Teknik Mesin

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Sholawat serta salam juga sampaikan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya. Dalam rangka
melengkapi tugas dari mata kuliah “Teknik Pembentukan dan Pengecoran”

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ratna Dewi Anjani ST, MT. , selaku Dosen
Mata Kuliah Teknik Pembentukan dan Pengecoran yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.

Dalam penulisan makalah, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri otomotif yang pesat saat ini menuntut industri perakitan mesin,
mobil dll untuk bersaing ditiap tingkatan market. Agar semakin bersaing faktor teknologi
desain, efisiensi pekerjaan dan penekanan harga (cost) menjadi sangatlah penting. Salah
satunya yaitu produk tempa ( forging ) FORGING adalah proses pembentukan logam
secara plastis dengan memberikan gaya tekan pada logam untuk mengubah bentuk dan
atau ukuran dari logam yang dikerjakan. Proses forging menurut saya dapat dikerjakan
dengan 2 cara pengerjaan panas (HOT WORKING PROCESS) dan pengerjaan dingin
(COLD WORKING PROCESS). Pengerjaan proses panas dilakukan untuk bahan yang
keras. Dan pengerjaan proses dingin dilakukan untuk bahan yang lunak, Pada proses
pengerjaan ini tidak terjadi kenaikan tegangan lulur, kekerasan dan penurunan keuletan
bahan. Forging dapat dikerjakan dengan cara manual atau dengan mesin.(hidrolis yang
menghasilkan tekanan tinggi. Jika mnggunakan tenaga pneumatk tenaga yang dihasilkan
kecil). Karena proses forging membutuhkan tenaga yang besar.

1.2 Tujuan

 Mahasiswa dapat mengerti tentang forging

 Mahasiwa dapat memahami tentang jenis forging

 Mahasiswa dapat mengerti tentang aplikasi benda yang dibuat dengan cara forging

 Mahasiwa dapat mengerti cara pembuatan dengan metode forging

1.2 Rumusan Masalah

 Apakah forging itu ?


 Ada berapa macam proses forging ?
 Apakah yang dimaksud open-die-forging ?
 Apakah yang dimaksud impression-die-forging ?
 Bagaimana cara pembuatan benda yang di forging ?
BAB 2
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Forging
Penempaan (Forging) adalah proses deformasi yang dilakukan dengan menekan
bendakerja diantara dua cetakan (die), baik menggunakan gaya kejut (impact) atau
ditekan secara gradual hingga diperoleh bentuk akhir bendakerja yang diinginkan.

2.2 Klasifikasi Tempa (Forging)


Forging dapat diklasifikasikan dengan berbagai macam cara, diantaranya berdasarkan
temperatur kerja :
1) Forging panas atau hangat; cara ini paling banyak digunakan bila diperlukan deformasi
yang cukup besar; dengan memanaskan kekuatan logam dapat dikurangi dan keuletannya
bertambah.
2) Forging dingin; cara ini juga sering dilakukan untuk pembuatan produk tertentu.
Keuntungan dari tempa dingin adalah dapat meningkatkan kekuatan yang dihasilkan dari
pengerasan regang.

Berdasarkan cara pemberian gaya untuk mendeformasikan bendakerja, tempa dapat


diklarifikasikan atas :
1) Forging dengan beban impak (impact),
2) Forging dengan beban gradual. Mesin tempa yang digunakan untuk penempaan
dengan beban impak disebut forging hammer, sedang yang digunakan untuk penempaan
beban gradual disebut forging press

2.3 Open-die Forging


Bendakerja ditekan diantara dua buah cetakan (die) yang datar (hampir datar)
sehingga logam mengalir dalam arah lateral tanpa dihambat oleh permukaan cetakan.
Operasi penempaan ini dikenal sebagai upset forging yaitu mengurangi tinggi
bendakerja dan menambah diameternya.

2.4 Impression-die forging

Benda kerja ditekan diantara sepasang cetakan yang tertutup, sehingga aliran logam
dalam arah lateral mendapat hambatan yang cukup signifikan Dalam operasi tempa
ini, sejumlah kecil logam kerja mengalir ke dalam celah diantara kedua cetakan
membentuk sirip (flash), seperti dapat dilihat dalam gambar 5.10(b). Flash yang
terbentuk diantara kedua cetakan tersebut harus dipotong dengan proses trimming.
Impression-die forging kadang-kadang juga disebut penempaan cetakan tertutup
(closed-die forging), dimana bentuk rongga cetakannya merupakan kebalikan bentuk
benda yang akan dibuat. Tahapan proses impression-die forging
Bahan baku bendakerja dalam gambar tersebut berbentuk silinder serupa dengan
bentuk bedakerja dalam operasi open-die forging.
Pada saat cetakan mendekati posisi akhirnya flash dibentuk oleh aliran logam
pada celah diantara cetakan.

Walaupun flash harus dipotong pada akhir operasi, tetapi sebenarnya juga
bermanfaat untuk menekan aliran logam menuju celah diantara cetakan, sehingga
logam akan mengisi seluruh rongga cetakan. Pada penempaan panas, aliran logam
menuju celah akan terhambat karena flash yang tipis lebih cepat menjadi dingin,

tekanan terhadap bendakerja akan bertambah dan mampu untuk mengisi seluruh
bagian dari rongga cetakan, sehingga diperoleh kualitas produk yang lebih baik.
Rumus gaya yang digunakan pada proses penempaan ini sama dengan rumus gaya
yang digunakan dalam open-die forging, tetapi dengan interpetasi sedikit berbeda
:

F  KfYf A
dimana : F = gaya maksimum, lb (N)
A = luas proyeksi termasuk flash, in2 (mm2)
Yf = tegangan alir material, lb/in2 (MPa)
Kf = faktor bentuk penempaan
Pada penempaan panas harga Yf = kekuatan mulur (yield) logam pada temperatur
tersebut. Harga Kf bertambah sesuai dengan bertambah kompleksnya bentuk/
geometri produk yang akan dibuat. Harga Kf untuk berbagai geometri produk
dapat dilihat dalam tabel 5.1.
Tabel 5.1 Harga Kf untuk berbagai geometri produk

Part shape Kf
Impression-die forging
Simple shapes with flash 6.0
Chomplex shapes with flash 8.0
Very chomplex shapes with flash 10.0
Flashless forging
Coining (top and bottom surfaces) 6.0
Complex shapes 8.0

Harga gaya maksimum dicapai pada akhir penempaan bila luas proyeksi terbesar
dan gesekan maksimum.
2.5 Keterbatasan impression-die forging

Dimensi produk yang dihasilkan kurang akurat. Bila diinginkan dimensi yang
lebih akurat, penyelesaian akhir dapat dilakukan dengan proses pemesinan.
Biasanya geometri dasar dari produk yang dibuat dilakukan dengan proses tempa,
dan bagian-bagian yang memerlukan ketelitian yang lebih baik dilakukan dengan
proses pemesinan, misalnya lubang, ulir, dan permukaan-permukaan yang akan
disatukan dengan komponen lainnya.
3.1 KLASIFIKASI PEMBUATAN BENDA YANG DITEMPA (FORGING)

1. Open-die-forging (penempaan terbuka)


Proses forging velg
Lantas, seperti apa velg forged? Velg forged mengandalkan metal
aluminium alloy yang terdiri campuran aluminium (Al), silikon (Si), besi (Fe),
tembaga (Cu), mangan (Mn), magnesium (Mg), krom (Cr), seng (Zn),
vanadium(V), titanium (Ti), bismut (Bi), galium (Ga), timbal (Pb) hingga
zirkonium (Zr). Nah, komposisi ini dimainkan untuk grade kualitasnya, ada seri
1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000 dan 8000. Salah satu yang diunggulkan
untuk velg forged adalah 6061 yang asalnya dipakai buat tulang pesawat terbang!
Selanjutnya, alloy 6061 ini masuk tahap tempa untuk dibentuk velg secara
kasar. Proses ini membutuhkan mesin forging raksasa dengan kekuatan tempa
beragam; dari 5.000, 8.000, 10.000 bahkan 15.000 ton. Metodanya beragam,
bahkan engineer pabrikan sampai mempatenkan caranya. Toh, umumnya
menggunakan closed-dies (cetakan/moulding khusus) secara presisi.
Maka di pasaran kita kenal istilah forging T6, dimana penempaan dijabani
pada temperatur 4000 Fahrenheit (2040C). Proses forging pun tidak berlangsung
sekali. Dapat bentuk kasar, dilanjutkan pembentukan melalui proses spin forging
agar didapat bentuk lebih presisi dengan kekonsentrisan yang tepat. Metoda
RM8000 bikinan Rays Wheels asal Jepang, menjabani spin forging hingga 10.000
ton pembebanan yang ditengarai standar JWL+R.
Penjelasan :
Pertama material di forging terus dipress sekuat mungkin dan menjadi
pada gambar first forging kemudian material dicetak dalam mesin tanpa adanya
hot working, yang terakhir material akan menjadi seperti di finishing.
2. Impressing-die-forging ( penempaan tertutup )
Pembuatan samurai jepang
a. Rough forging
mata pedang dibentuk melalui penempaan baja karbon kualitas tinggi
dalam suhu tinggi. Penempaan berulang-ulang menghasilkan dispersi
(penyebaran) ketahanan yang merata pada seluruh bagian mata pedang.
b. Rough shaping
Pada tahap ini mata pedang dibentuk secara kasar dengan
dimensi yang ditentukan. Pedang belum dibentuk melengkung
tetapi masih lurus.

c. Clay covering
Sebuah tanah liat khusus dibalurkan pada mata pedang
menggunakan tangan. Pada bagian yang tajam (mata pisau) tanah
liat dibalurkan tipis-tipis saja sedangkan pada punggung pedang
dan sisanya lebih tebal. Hal ini menghasilkan pendinginan yang
relatif cepat pada saat quenching serta menghasilkan mata pisau
yang kuat tapi lembut.
d. Quenching
Ini merupakan tahapan paling kritis. Pedang yang sudah
terbaluri dengan tanah liat dipanaskan pada suhu yang sudah
ditetapkan dan kemudian direndam dalam sebuah bak air. Bentuk
hamon (bentuk meliuk-liuk hiasan pada mata pisau), sori
(kelengkungan, dan tingkat kelurusan pisau benar-benar ditentukan
pada tahap ini.

e. Sizing
Tahap ini menentukan sori dan disesuaikan sesuai
kebutuhan serta mengatur titik keseimbangan dan ketepatan
ukuran.
f. Finishing
Memberikan sentuhan akhir pada mata pisau sehingga akan
dihasilkan bentuk hamon yang indah.
g. Saya
Saya ini diukir dari dua potongan kayu yang cocok dengan
panjang, lebar, ketebalan dan kelengkungan pisau selesai. Kedua
bagian tersebut kemudian dibungkus dalam beberapa kali kain
katun halus dan dicat.
h. Handle
Pegangan inti terdiri dari dua potong kayu berukir untuk
memperkokoh. Seluruh Pegangan kemudian dibungkus dengan
tenunan kapas kualitas tinggi.

e. Sageo
Sageo merupakan kayu khusus yang dibungkus dengan
kapas kualitas tinggi. Dalam beberapa kasus, sageo masih berupa
kayu. Proses ini membutuhkan berjam-jam dengan dikerjakan oleh
tenaga kerja ahli dengan tetap memperhatikan design yang akan
diterapkan pada sageo.

f. Assembly
Semua bahan akhirnya dapat dirakit dan disatukan dalam
sebuah karya seni yang indah, tajam, anggun dan mematikan.

Anda mungkin juga menyukai