Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMBENTUKAN DASAR

“FORGING”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Pembentukan Dasar

Dosen pengampu : Marko Ayaki Lumbatobing, S.Pd., M.Pd

Di Susun Oleh:

Kelompok 4

Rifanor (223020210025)
Ervan Zelino (223030210038)
Javier Asyher (223020210019)
Berkat Andreano (223030210046)
Rubar Praza (223030210042)
Wayan Agus (223020210032)

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan tepat waktu yang berjudul “ FORGING”.

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu


pengetahuan untuk pembaca dan khususnya penulis. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang berperan dan ikut serta dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkahi segala usaha kita.

Palangka Raya, 01 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Forging
B. Klasifikasi Forging Berdasarkan Proses dan Cetakan
C. Kelebihan Dan Kekurangan Forging

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tempa/Forging adalah proses pembentukan logam dalam keadaan panas
ataupun dingin dengan sistem pukulan. Bentuk dan ukuran logam di ubah sesuai
kebutuhan, dikerjakan secara konvensional atau bantuan mesin tempa dengan
suhu pengerjaan tertentu. Pembentukan yang dilakukan dengan penempaan tidak
terjadi pemotongan, sehingga jumlah logam yang hilang atau terbuang akan lebih

sedikit.

Pemakaian mesin tempa pada sistem dapur pandai besi itu sangat penting
untuk menunjang produktivitas sesuai kemajuan zaman, pengembangan pandai
besi ini sesuai amanat Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa sebagai
bagian intergral dari program pembangunan nasional yang berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Forging ?
2. Apa Saja Proses Forging ?
3. Apa Saja Kelebihan Dan Kekurangan Forging ?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat Memahami dan Mengetahui Forging .
2. Dapat Memahami dan Mengetahui Proses Forging .
3. Dapat Memahami dan Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan
Forging
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan dari tujuan penulisan adapun manfaat penulisan adalah:
Untuk menambah wawasan dan juga ilmu pengetahuan para penulis dan
pembaca. Dan bermanfaat bagi para pembaca sebagai sarana untuk
menambah pengetahuan mengenai FORGING sehingga aspek-aspek yang
menunjang kelancaran makalah dapat lebih diperhatikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Forging
Forging adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan
memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang
diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (hidrolis ataupun
pneumatis). Proses forging bisa dikerjakan pada pengerjaan dingin maupun
pengerjaan panas.
B. Jenis Jenis Forging
Forging dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Hammer Forging
Proses ini merupakan forging yang paling sederhana. Pada
umumnya landasan (ANVIL) dan palu yang dipakai berbentuk
datar. Sehingga prosesini diprioritaskan untuk membuat benda
kerja yang sederhana dan skala produksi kecil. Prosesnya lama dan
hasilnya tergantung dari skill operator.

b. Drop Forging
Prinsip dari drop forging adalah memaksa logam panas yang
plastis memenuhi dan mengisi bentuk die dengan cara penempaan.
Proses ini yang diperlengkapi dengan die. Die umumnya dibagi dua
bagian dimana satu bagian diletakkan pada hammer, yang lainnya pada
anvil.
Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap
beban impact ,keausan, dan temperatur umumnya terbuat dari campuran
baja dengan krom, molibdenum dan nickel. Faktor yang penting dan
harus diperhatikan adalah tenaga pneumatis dan tenaga hidrolis sehingga
mesin-mesin tipe steam hammer maupun air hammer mampu bekerja
sangat cepat,mudah dikontrol dan otomatis.

c. Press Forging
Pada hammer forging maupun drop forging energi yang
diberikan pada saat penempaan sebagian besar terserap oleh anvil,
pondasi mesin dan permukaan luar benda kerja sedangkan bagian
dalam benda kerja belum terdeformasi. Karena itu untuk benda
kerja dengan penampang tebal dan besar digunakan press forging.
Prinsip press forging adalah dilakukannya penekanan
secara perlahan-lahan pada benda kerja sampai menghasilkan
aliran logam yang uniform.Press forging biasanya dikerjakan tanpa
die dan hammer maupun anvilnya berbentuk datar.
d. Upset Forging
Proses forging yang dikhususkan untuk pembesaran
diameter pada ujung batang logam ditekan dalam arah memanjang.
Pada dasarnya benda kerja yang diupset berupa bar bulat, wire
ataupun benda kerja berbentuk silindris.
Ada 3 hal yang diperhatikan saat melakukan Upset Forging:

1. Panjang benda yang diupset tidak lebih dari 3 kali diameter


batang.
2. Diameter upset tidak lebih dari 1,5 kali diameter batang.
3. Panjang benda kerja yang tidak ditumpu oleh die tidak
lebih daridiameter batang.
e. Roll Forging
Proses forging untuk mengurangi ketebalan dari bar yang
berbentuk bulat atau datar sehingga mengalami perpanjangan ke
arah sumbu axisnya. Roll forging biasanya memproduksi poros,
batang taper dan pegas daun.Roll forging terdiri dari dua roll semi
silindris dengan bentuk groove sebesar 25-75 % sumbu putaran.
f. Swaging
Swaging adalah proses pengurangan diameter benda kerja
yang berbentuk bulat baik solid meupun berongga dengan cara
penempaan berulang kali.
Disini die berfungsi sebagai hammer. Proses swaging juga
dapat membentuk bentuk kerucut dan mengurangi diameter dalam
maupun diameter luar penampang

C. Klasifikasi Forging Berdasarkan Proses dan Cetakan

Pada Proses Forging,Forging dibedakan berdasarkan proses dan cetakan


yaitu :

1. Open Die Forging

Tempa melalui pemakaian die terbuka, merupakan proses


tempa sederhana yaitu dengan menggunakan die blok sederhana.hasil
proses daritempa biasanya hanya berupa bakalan untuk memperkecil
proses permesinan.

2. Blocker Die Forging


Tempa melalui die blocker hanya menghasilkan bentuk
yang mirip dari bentuk yang diinginkan, ukuran masih jauh dari
benda kerja, bahkan kadang” proses ini dilakukan untuk
memperkecil ongkos pada proses permesinan. Toleransi ukuran
hasil tempa tidak di tentukan hasil teliti.
Secara umum toleransi tempa bloker dapat di peroleh 2-3 kali
toleransi ukuran melalui tempa konventional, sudut buangan
sekitar 7° atau lebih dari ukuran benda jadi.

3. Convetional Die Forging


Pembentukan melalui tempa konventional lebih terperinci,
toleransi ukuran lebih teliti dan sudut buang sekitar 5-7°
di bandingkan dengan tempamelalui die bloker.

4. Close Die Forging


Tempa dengan die tertutup merupakan perubahan untuk
bentuk yang sangat komplek, sehingga meliputi analisa teknik
aspek logam fisik dan logam mekanik, seperti aliran
logam,perpindahan panas, antara logam yangdi bentuk dan die
yang terus menerus selama operasi.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Forging

A. Kelebihan Forging
1. High-Working Efficiency:
Mesin press dengan crank memiliki efisiensi kerja tinggi
2. Elastisitas Tinggi:
Bagian yang ditempa memiliki elastisitas tinggi dan ketahanan
besar terhadap benturan
3. Kemudahan dalam Pengelasan:
Bagian yang ditempa dapat dengan mudah dilas
4. Kekuatan Tarik Tinggi:
Piston jenis forging memiliki kekuatan tarik 26% lebih tinggi
daripada piston casting biasa
B. Kekurangan Forging
1. Biaya Investasi Tinggi:
Proses forging memerlukan peralatan mahal dan kompleks,
seperti pemanas induksi dan peralatan tekanan tinggi

2. Keterbatasan pada Bentuk yang Rumit:


Proses ini lebih cocok untuk produk dengan bentuk
sederhana hingga menengah, tidak efisien untuk bentuk yang
sangat rumit atau berkontur kompleks
3. Kerja Tambahan untuk Finishing:
Meskipun dapat menghasilkan permukaan yang cukup
mulus, beberapa produk memerlukan finishing tambahan untuk
mencapai permukaan yang benar-benar halus dan presisi
4. Pengaruh Suhu:
Proses penempaan memerlukan kontrol suhu yang ketat;
kesalahan dalam mengendalikan suhu dapat menghasilkan
produk cacat atau struktur mikrologi yang tidak ideal
5. Tidak Cocok untuk Logam Lunak:
Beberapa logam yang sangat lembut atau mudah teroksidasi
mungkin tidak cocok untuk proses forging karena dapat
menjadi tidak efektif

.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan pemahaman ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun
proses forging memiliki kelebihan dalam kekuatan dan elastisitas
material, namun juga memiliki keterbatasan terutama dalam hal biaya
investasi dan keterbatasan pada bentuk produk yang rumit.
DAFTAR PUSTAKA

https://taufiqurrokhman.wordpress.com/2018/11/13/forging-
penempaan/

Anda mungkin juga menyukai