Anda di halaman 1dari 9

Kata pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Adapun
tujuan penulisan laporan ini untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam tugas mata
kuliah teknik pembentukan bahan di jurusan teknik mesin fakultas teknik universitas
mathlaul anwar banten. Disampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dan
permohonan maaf atas segala kesalahan kepada semua pihak, semoga amal baik kita
senantiasa diterima Allah SWT dan senantiasa memperoleh rahmat, perlindungan serta
ridho dari Allah SWT.

Pandeglang, November 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Berkebangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita rasakan saat ini
seolah-olah menuntut kita untuk dapat bekerja di berbagai bidang secara professional.
Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa Teknik Mesin harus ikut berperan aktif dalam
perkembangan teknologi tersebut.
Dalam dunia permesinan dikenal berbagai macam alat yang dapat membantu
pekerjaan manusia agar mempermudah dalam pelaksanaannya. Dengan adanya mesin-
mesin tersebut manusia hanya sebagai kontroler atau pengendali cara kerja dari mesin
itu, sedangkan mesinnya itu sendiri berfungsi sebagai motor atau penggerak. Untuk
seseorang yang memang berlatar belakang teknik mesin diwajibkan mengenal berbagai
jenis mesin-mesin seperti mesin bor, mesin bubut, gerinda dan lain sebagainya.
Salah satunya yaitu produk tempa (penempaan) PENEMPAAN adalah proses
pembentukan logam secara plastis dengan memberi gaya tekan pada logam untuk ubah
bentuk dana tau ukuran dari logam yang dikerjakan.
Proses penempaan dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu panas dan dingin,
pengerjaan proses panas dilakukan untuk bahan yang keras. Dan pengerjaan proses
dingin dilakukan untuk bahan yang lunak, pada proses pengerjaan ini tidak terjadi
kenaika tegangan lulur, kekerasan dan penurunan keuletan bahan. Penempaan dapat
dikerjakan dengan cara manual atau dengan mesin. (hidrolis yang menghasilkan tekana
tinggi. Jika menggunakan tegangan pneumatic tenaga yang dihasilkan kecil). Karena
proses penempaan membutuhkan tenaga yang besar.
1.2.Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan makalah tentang forging ini diharapkan dapat menambah wawasan terhadap
teknologi yang erat kaitannya dengan teknik mesin. Selain itu juga dapat menambah
kemampuan dan menguasai kerja tempa dengan baik dan benar.

1.3.2 Tujuan Khusus


 Untuk mengetahui defnisi dari forging
 Untuk mengetahui jenis-jenis forging

1.4.Rumusan masalah
 Apakah penempaan itu ?
 Macam-macam proses penempaan ?
 Apakah open-die-forging ?
 Apakah closed die forging ?
 Bagaimana cara pembuatan benda dengan cara penempaan ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerja Tempa


Kerja tempa adalah suatu proses pengerjaan logam yang paling tua. Prosesnya
terdiri dari atas pemukulan atau penekanan logam menjadi bentuk yang dikehendaki.
Hal ini dapat dikerjakan baik dalam keadaan panas maupun dingin, tetapi istilah
“TEMPA” umumnya menggunakan panas. Jadi yang dimaksud menempa adalah suatu
proses pengerjaan logam dalam keadaan panas dengan cara memukul dengan palu
diatas landasan.
Tempa pada umunya dilakukan pada temperature tinggi atau hot working,
terutama untuk benda kerja ukuran besar. Sebagian ooerasi tempa dilakukan pada
temperature rendah atau cold working untuk benda kerja berukuran relatif kecil. Untuk
dapat menjadi produk akhir, biasanya pembentukan dengan forging dilakukan secara
bertahap seperti ditunjukan pada gambar dibawah.

Skema tahapan forging pada proses pembentukan komponen automotive.


2.2 Jenis-jenis penempaan
Berdasarkan kecepatan pembentukanya, atau kecepatan pembebanannya, peralatan
atau mesin operasi tempa dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1. Penempaan cepat seperti forging hammer dan drop hammer.
2. Penempanan lambat seperti forging press
Berdasarkan jenis cetakan, atau dies yang digunakan, operasi tempa biasanya
dikelompokan menjadi Open Die Forging dan Closed Die Forging.
1. Open Die Forging, tempa dengan cetakan terbuka, atau tanpa cetakan
Open die forging adalah penempaan yang dilakukan dengan meletakkan benda
kerja diantara die yang berbentuk datar, atau flat die atau yang berbentuk
sederhana. Proses ini diguakan untuk produk yang berukuran besar dengan
produktivitas rendah.
Open die forging biasanya digunakan untuk memberikan bentuk awal benda
kerja yang akan dilanjutkan dengan peempaan yang menggunakan die tertutup,
atau closed die forging.
Beberapa contoh dari die forging adalah : upsetting, edging, fullering, drawing,
swagging, piercing dan punching.

Pabrik pembentukan dengan teknologi tempa panas, Open Die Forging Machine
2. Closed Die Forging, Tempa Dengan Cetakan Tertutup
Closed die forging adalah operasi penempaan yang menggunakan
sepasang die block yang secara presisi membentuk benda kerja yang
diinginkan. Die block dibuat melalui permesinan atau casting. Penempaan
dengan menggunakan die block ini akan menghasilkan produk yang memiliki
toleransi ukuran yang lebih presisi. Die block terdiri dari dua bagian, yaitu die
bagian atas, dan die bagian bawah. Close die forging umumnya diaplikasikan
untuk benda kerja berukuran relative kecil.
Closed die forging diterapkan secara bertahap dimulai dengan proses
fullering dan edging pada bahan baku untuk memberikan bentuk awal benda
kerja. Kemudian dilakukan penempaan kaasar dengan rough die block. Pada
tahapan ini terjadi perubahan bentuk yang relative besar. Tahap penempaan
akhir dilakukan dengan finishing die untuk memperoleh benda kerja yang
sesuai dengan bentuk dan ukuran dari rancangan produk akhir. Pada proses
tempa ini, volume benda kerja harus cukup untuk dapat mengisi seluruh rongga
cetakan dengan sempurna. Sulitnya menentukan volume benda kerja yang
relative lebih besar.
Kelebihan volume ini akan menyebabkan terjadinya aliran material
secara lateral yang melebar keluar dari rongga die dan membentuk pita logam
tipis yang biasa disebut sebagai sirip atau flash yang berlebihan, atau flash
terlalu besar, pada die block disediakan rongga penampung yang disebut flash
gutter. Setelah tahapan tempa terakhir, flash dipotong dengan menggunakan
trimming die.
Flash berfungsi sebagai penutup atau katup pengaman kelebihan logam pada
rongga cetakan tertutup dan selain itu berfungsi sebagai penghambat aliran logam
sehingga terjadi tekanan yang tinggi untuk memastikan logam akan mengisi rongga
cetakan yang masih kosong.

Pabrik pembentukan dengan teknologi tempa panas, Closed Hot Forging Machine
BAB III
PROSES PEMBENTUKAN

1. Proses Pembentukan
Proses pembentukan adalah proses pembentukan logam dengan
mempergunakan gaya tekan untuk mengubah bentuk dana tau ukuran dari logam yang
dikerjakan. Berdasarkan proses pengerjaan, dibagi 2 bagian :

1. HOT WORKING PROCESS


2. COLD WORKING PROCESS

A. Pengerjaan secara panas (Hot Working)


Pengerjaan panas adalah proses pembentukan logam yang mana proses
deformasinya dilakuan dibawah kondisi temperatur dan laju regangan dimana
proses rekritalisasi dan deformasi terjadi bersama.
Proses pengerjaan panas apat didefinisikan sebagai proses pembentukan yang
dilakukan pada daerah temperatur rekritalisasi logam yang di proses. (agar lebih
singkat daerah temperatur diatas temperatur rekritalisasi untuk selanjutnya disebut
sebagai daerah temperature tinggi). Dalam proses deformasi pada temperatur
tinggi terjadi peristiwa pelunakan yang terus menerus, khususnya akibat terjadinya
rekritalisasi. Akibat yang kongkrit ialah bahwa logam bersifat lunak pada
temperature tinggi. Kenyataan inilah yang membawa keuntungan-keuntungan
pada proses pengerjaan panas. Yaitu bahwa deformasi yang diberikan kepada
benda kerja dapat relative besar. Hal ini disebabkan karena sifat lunak dan sifat
ulet, sehingga gaya pembentukan yang dibutuhkan relative kecil, serta benda kerja
mampu menerima perubahan bentuk yang besar tanpa retak. Karena itulah
keuntungan proes pengerjaan panas biasanya digunakan pada proses-proses
pembentukan primer yang dapat memberkan deformasi yang besar, misalnya :
proses pengerolan panas, tempa dan ekstrusi.
Akibatnya adalah kurva tegangan – regangan sebenarnya secara garis besar
berupa garis mendatar pada regangan diatas titik luluh. Hal ini merupakan
perbedaan yang jelas apabila perbandingan dengan kurva tegangan – regangan
sebenarnya yang naik keatas pada deformasi dibawah temperatur rekritalisasi.
Dengan demikian proses pengerjaan panas secara drastic mampu mngubah
bentuk material tanpa akan timbulnya retak pembentukan yang berlebihan.
B. Pengerjaan secara dingin (Cold Working)
Proses pengerjaan dingin didefinisikan sebagai proses pembentukan yang
dilakukan pada daerah temperatur dibawah temperature rekritalisasi. Dalam
praktek memang pada umumnya pengerjaan dingin dilakukan pada temperature
kamar, atau dengan lain perkataan tanpa pemanasan benda kerja.
Agar lebih singkat, untuk selanjutnya daerah temperature dibawah temperature
rekritalisasi disebut saja sebagai daerah temperature rendah. Pada kondisi ini pada
logam yang di deformasi terjadi peristiwa pengerasan regangan. Logam akan
bersifat makin keras dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami deformasi.
Hal ini menyebabkan relative kecil deformasi yang dapat diberikan pada proses
pengerjaan dingin. Bila dipaksakan adanya suatu perubahan bentuk yang besar,
maka benda kerja akan retak abikat sifat getasnya.
Meskipun demikian, proses pengerjaan dingin tetap menempati kedudukan
yang khas, dalam rangkaian proses pengerjaan. Langkah deformasi yang awal
biasanya adalah pada temperature tinggi, misalnya proses pengerolan panas. Billet
ataupun slab di nol panas menjadi bentuk yang lebih tipis, misalnya pelat. Pada
tahapan tersebut deformasi yang dapat diberikan adalah relative besar. Namun
proses pengerolan panas ini tidak dapat dilanjutkan pada pelat yang relative lebih
tipis. Memang mungkin saja suatu gulungan plat dipanaskan terlebih dahulu pada
tungku sampai temperaturnya melewati temperature rekristalisasi. Akan tetapi bila
plat tersebut di rol, maka temperaturnya akan cepat turun sampai bawah
temperature rekristalisasi. Hal ini disebabkan oleh besarnya panas yang berpindah
dari pelat ke sekitarnya. Pelat yang tipis akan lebih cepat mengalami penurunan
temperature dari pada pelat yang tebal.
Dari uraian tersebut jelasslah bahwa proses deformasi yang dapat dilakukan
pada benda kerja ynag luas permukaan spesifikasinya besar hanyalah proses
pengerjaan dingin. Beberapa contohnya adalah proses pembuatan plat tipis dengan
pengerolan dingin, proses pembuatan kawat dengan pross penarikan (wire
drawing), serta seluruh proses pembentukan terhadap pelat (sheet metal forming).

Anda mungkin juga menyukai