Anda di halaman 1dari 24

Metalurgi Pembentukan Logam

Dengan cara memberikan gaya luar


sehingga terjadi deformasi plastis
pada benda kerja.
 UTS 2, hari Selasa tgl 26 nov 2013
 Ruangan 20401, gedung elektro
 Ujian jam : 15.00 wib.
 Waktu ujian 1 jam
 Yang terlambat, tidak boleh masuk.
 Materi : sama dengan yang UTS1
Proses Produksi
 Ada 4 jenis….
• Proses pemesinan , proses pemotongan (ada pahat)
 Tidak merubah sifat sifat dari logam
• Proses Pengecoran, pencairan bahan baku kemudian di tuang
kedalam cetakan
 Dapat merubah sifat sifat logam
• Proses pengelasan, proses penyambungan logam dengan
menggunakan panas
 Dapat merubah sifat-sifat logam
• Proses pembentukan, proses pemberian gaya pada benda
kerja sehingga terrjadi deformasi plastis.
 Dapat merubah sifat sifat logam
Proses Produksi
 Proses Pengecoran (casting)
 Proses Pembentukan (Forming)
 Proses Pemesinan (Machining)
 Proses Pengelasan (welding)
Tujuan
 Tujuan yang utama ada dua hal yaitu :
• Mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang di
kehendaki
• Memperbaiki sifat logam dengan jalan memperbaiki
struktur mikronya, misal dengan menghomogenkan dan
menghaluskan butir, mencegah rongga-rongga cacat,
serta memperkuat logam dengan mekanisme Strain
Hardening
Klasifikasikan
Berdasarkan :
 Temperatur Pengerjaan
 Jenis gaya pembentukan
 Bentuk benda kerja
 Berdasarkan tahapan Produk.
Temperatur Pengerjaan
Diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar :
 Proses Pengerjaan Panas (Hot Working)
 Proses Pengerjaan Dingin (Cold Working)

Sebagai batasan antara dua pengerjaan tersebut adalah


temperatur Rekristlisasi dari benda kerja.

 Pengerjaan panas di lakukan di atas temperatur Rekritalisasi


 Pengerjaan dingin di lakukan pada temperatur di bawah
temperatur rekristalisasi dari benda kerja.
TRekristalisasi = ½ Tc (K)
Proses Pengerjaan Panas
(Hot Working)
 Deformasi pada temperatur tinggi ini terjadi peristiwa
pelunakan terus menerus, akibat terjadinya rekristalisasi.

• ini sangat menguntungkan di mana beban atau gaya yang di


butuhkan menjadi kecil dan persentase deformasi yang terjadi
lebih besar tanpa mengalami retak.

 Biasanya di gunakan pada proses-proses pembentukan


primer yang dapat memberikan deformasi yang cukup
besar, misalnya proses Pengerolan panas, Tempa dan
Ektrusi.
Proses Pengerjaan Dingin (Cold Working)
 Dalam praktek biasanya proses ini dilakukan pada temperatur
kamar atau dengan kata lain tanpa adanya pemanasan pada benda
kerja.

 Dibutuhkan beban yang sangat besar untuk mendeformasi

 Tingkat deformasi yang terjadi relatif rendah,

 Faktor mampu bentuk dari benda kerja sangat mempengaruhi


hasil akhir.

 Sifat mekanik dari benda kerja hasil pengerjaan ini akan


mengalami pengerasan dan meningkatnya kekuatan.
Dampak
Terjadinya penguatan dan pengerasan,
• Proses pembentukan bertingkat atau bertahap maka di
perlukan beban atau gaya pembentukan yang semakin besar.

• Tingkat deformasi yang terjadi relatif kecil. Apabila tingkat


deformasi di paksakan besar, maka benda kerja akan retak.

• Hasil mengalami bersifat getas apabila terjadi pengerasan


yang berlebih
Keunggulan
Keunggulan dari proses pengerjaan dingin
adalah antara lain :
• Kondisi permukaan benda kerja yang lebih baik dari
pada pengerjaan panas, hal ini disebabkan oleh tidak
adanya proses pemanasan yang dapat menimbulkan
kerak pada permukaan benda kerja.

• Naiknya kekerasan dan kekuatan akibat terjadi


pengerasan regangan.
Klasifikasi berdasarkan Gaya Pembentukan
Gaya pembentukan perlu di tinjau sebagai
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk
(peninjauan di lihat dari tegangan-tegangan
yang bekerja pada daerah deformasi plastis)
antar lain :
• Pembentukan dengan Tekanan
• Pembentukan dengan tekanan dan tarikan
• Pembentukan dengan tarikan
• Pembentukan dengan tekukkan
 Pada dasarnya tujuan pengklasifikasikan
proses pembentukan ini adalah untuk
mempermudah terhadap berbagai aspek,
misalnya dalam hal temperatur pengerjaan,
gaya pembentukan dan tahapan produk.
 Semuanya adalah untuk mendapatkan hasil
akhir yang sesuai dengan yang di harapkan.
Pembentukan dengan Tekanan
Pada daerah deformasi bekerja tegangan-tegangan tekan

a. Proses Tempa (forging)


b. Pengerolan (rolling)
c. Ekstrusi (ekstruding)
d. Pukul Putar (Swaging)
Pembentukan dengan Tekanan dan tarikan
Tegangan yang bekerja pada daerah deformasi adalah tegangan tekan dan tegangan tarik

a. Penarikan kawat (Wire Drawing)


b. Penarikan Pipa (Tube Drawing)
c. Penarikan dalam (Deep Drawing)
Pembentukan dengan tarikan
Perubahan bentuk didaerah deformasi di sebabkan oleh tegangan tarik pada permukaan deformasi

a. Proses Tarik Regang (Stretch Forming)


Pembentukan dengan Tekukan

Proses penekukan (bending)


Proses Pembentukan berdasarkan Klasifiasi
tahapan produk
 Dapat di bagi dua didasarkan kepada peranan proses dalam meghasilkan
produk, dimana klasifiasi ini adalah :

• Proses pembentukan primer.


menghasilkan produk-produk setengah jadi, misalnya plat dan profil dari bahan baku
berupa ingot, slab atau billet.
 Pengerolan yang meghasilkan pelat ataupun batang kawat
 Ektrusi yang menghasilkan batang kawat.

• Proses pembentukan secunder.


Proses lanjutan dari proses pembentukan primer menjadi bentuk yang lebih akhir, seperti :
 Penarikkan kawat dimana memproses batang kawat menjadi kawat yang memiliki
diameter yang lebih kecil
 Penarikan dalam memproses pelat menjadi bentuk tabung
 Proses pembuatan pipa dari bahan yang berbentuk pelat, yaitu dengan proses rol tekuk
dan disusul dengan pengelasan.
 DISKUSI….

Anda mungkin juga menyukai