BAB 5 Proses Pembentukan Logam Proses untuk mengubah benda kerja (work piece) dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis dan menjadi bentuk yang diinginkan. Contoh: rolling, forging, extrusion, wire drawing, tube drawing, cupping dll. Tujuan Utama Pembentukan Logam: mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan, memperbaiki sifat benda kerja dengan cara memperbaiki struktur mikro, kekuatan mekanik dll. Pembentukan Logam dikaji dalam tiga bidang: 1. Bidang teknologi proses : geometri, kondisi dan prosesnya. 2. Bidang mekanika : memperkirakan gaya, daya serta energi yang pembentukan. 3. Bidang metalurgi: menyelidiki perubahan-perubahan sifat material akibat proses pembentukan. Klasifikasi Proses Pembentukan Logam Pengklasifikasian bertujuan untuk mempermudah analisa dan pengkajian proses pembentukan logam pada berbagai aspek misalnya dalam segi temperatur pengerjaan, gaya pembentukan, maupun tahapan produk serta bentuk benda kerjanya. Pengklasifikasian dapat berdasarkan: 1. Temperatur pengerjaannya (di atas atau di bawah suhu rekristalisasi) 2. Bentuk benda kerjanya 3. Tahapan produk 1. Klasifikasi berdasarkan Temperatur Pengerjaan a. Proses pengerjaan panas (hot-working process) Proses pengerjaan dengan temperatur benda kerja di atas suhu rekristalisasi (TR ≈ 0.4 ∼ 0.5 T cair). Tcair = suhu cair (Kelvin) T R baja karbon=±537°C , TR aluminium=±250°C (Kelvin= °C +273) b. Proses pengerjaan dingin (cold-working process) Proses pengerjaan dengan temperatur benda kerja di bawah suhu rekristalisasi. Proses Pengerjaan Panas (Hot-working process, HWP) Karakteristik: - Perlu energi pembentukan < energi pada proses pengerjaan dingin. (logam melunak pada suhu tinggi) - Butuh peralatan tidak terlalu berat seperti pada proses pengerjaan dingin - Pembentukan dengan deformasi plastik yang besar tanpa menimbulkan retak dan strain hardening (pengerasan dengan regangan) - Digunakan pada proses-proses pembentukan primer misalnya slabs plates, blooms rails, billets bars - Memperhalus dan memperbaiki struktur butir logam akibat adanya pemanasan. - Dapat menghasilkan berbagai macam bentuk dengan mudah
Macam-macam HWP yang umum digunakan:
1. Pengerolan panas (Hot Rolling) Prinsipnya: melewatkan logam panas di antara roll yang berputar berlawanan dengan lebar celah < tebal logam Syarat pokok: 1. Suhu permukaan = suhu inti (±1204°C untuk Carbon Steel) 2. Suhu berhentinya hot working ±38~93 °C di atas suhu rekristalisasi Proses Pengerjaan Dingin (Cold-working process, CWP)