Forging atau penempaan adalah proses deformasi di mana benda kerja ditekan di antara
dua die (cetakan). Penekanan dapat dilakukan dengan tekanan kejut atau tekanan berangsur-
angsur (perlahan). Proses penekanan tersebut akan menghasilkan bentuk benda kerja yang
sesuai dengan apa yang diinginkan.
Proses penempaan merupakan salah satu dari beberapa jenis pengerjaan logam yang paling tua.
Proses penempaan sudah dikenal dan dilakukan sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Ketika itu
penempaan dilakukan untuk membuat koin dan perhiasan.
Jenis-jenis Penempaan
Berdasarkan derajat pembatasan arah aliran benda kerja oleh cetakan, penempaan dibagi
menjadi tiga jenis. Ketiga jenis penempaan tersebut antara lain:
(1) Open-die forging.
Selain tiga jenis penempaan di atas, ada jenis penempaan lain yang mampu menghasilkan
produk yang lebih presisi. Jenis penempaan ini dikenal dengan sebutan precision forging.
Aplikasi Penempaan
Penempaan biasanya digunakan untuk membuat komponen-komponen berkekuatan tinggi.
Komponen tersebut meliputi: poros engkol (crankshaft), connecting rod, gear, die, hand tool,
baut, rivet, struktur pesawat terbang, kereta, mesin, dan masih banyak lagi. Material yang dapat
ditempa biasanya adalah logam.
Open-die Forging
Open-die forging adalah jenis penempaan (forging) yang paling sederhana. Proses penempaan
jenis ini dioperasikan dengan menekan benda kerja menggunakan dua buah die (cetakan)
berbentuk rata. Secara umum, open-die forging mampu mengerjakan benda-benda mulai dari
yang kecil hingga yang besar.
Proses open-die forging mirip dengan proses pengujian tekan pada uji material. Proses ini
dikenal dengan sebutan upsetting atau penempaan upset atau flat-die forging. Upsetting adalah
pengurangan tinggi suatu benda kerja yang berakibat pada meningkatnya dimensi penampang
benda kerja tersebut.
Pada beberapa aplikasi, permukaan die yang digunakan memiliki kontur yang tipis. Kontur
tersebut berfungsi untuk membantu pembentukan benda kerja. Bila perlu, benda kerja dapat
diputar atau diposisikan ke berbagai macam posisi supaya perubahan bentuk yang diinginkan
bisa tercapai. Keterampilan dari seorang operator menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan
dalam penempaan ini.
Open-die forging menghasilkan bentuk-bentuk yang masih kasar. Oleh karena itu, open-die
forgingmemerlukan proses lanjutan supaya bisa mencapai bentuk dan ukuran akhir yang
mendekati toleransi. Walaupun menghasilkan bentuk yang kasar, proses open-die forging tetap
dibutuhkan karena dapat menciptakan aliran butir dan struktur metalurgi yang baik pada logam.
Ada tiga jenis pengoperasian yang diklasifikasikan sebagai open-die forging. Ketiga jenis
pengoperasian tersebut antara lain:
Fullering
Fullering merupakan jenis pengoperasian untuk mengurangi dimensi penampang benda
kerja. Fullering menggunakan die dengan permukaan yang cembung. Die yang cembung
menyebabkan material terdistribusi menjauh dan membentuk cekungan.
Edging
Edging merupakan jenis pengoperasian yang mirip dengan fullering. Hal yang
membedakan edging dengan fullering adalah bentuk permukaan die-nya. Edging memiliki
permukaan die yang cekung. Dieyang cekung menyebabkan material berkumpul pada
suatu area tertentu dan membentuk cembungan.
Cogging
Cogging merupakan jenis pengoperasian yang terdiri dari sebuah rangkaian penekanan tempa
di seluruh panjang benda kerja untuk mengurangi dimensi penampang dan meningkatkan
panjang benda kerja tersebut. Cogging terkadang disebut sebagai incremental forging. Dalam
dunia industri, cogging digunakan untuk membuat bloom dan slab.
(4) Secara umum digunakan untuk mengerjakan benda-benda dengan jumlah sedikit.
(3) Memerlukan proses permesinan supaya dapat mencapai bentuk akhir yang sesuai.
Impression-die Forging
Impression-die forging (atau terkadang disebut closed-die forging) adalah proses penempaan
dengan cetakan tertutup yang langsung bisa menghasilkan bentuk benda kerja sesuai yang
diinginkan (sesuai gambar kerja) atau hampir sesuai yang diinginkan. Walaupun terkadang
disebut dengan closed-die forging, sebenarnya impression-die forging memiliki perbedaan
dengan closed-die forging. Hal tersebut karena impression-die forging masih
menghasilkan flash (tidak benar-benar tertutup). Di sisi lain, ada proses closed-die
forging yang benar-benar tertutup. Proses tersebut tidak menghasilkan flash dan dikenal
sebagai flashless forging.
Proses impression-die forging bisa digambarkan dalam tiga tahap. Pertama benda kerja
dan die (cetakan) saling bersentuhan lalu diberi tekanan. Tahap selanjutnya benda kerja
berubah bentuk akibat tekanan. Kedua proses ini mirip dengan open-die forging. Tahap
terakhir kedua buah cetakan sudah sangat dekat dan mencapai posisi akhir. Pada tahap akhir
ini, benda kerja sudah menyerupai bentuk cetakan. Selain itu, pada tahap terakhir juga terjadi
pembentukan flash. Flash merupakan sisa material yang terbentuk pada celah di antara kedua
cetakan. Nantinya, flash tersebut harus dihilangkan.
Beberapa langkah pembentukan sering dibutuhkan dalam proses impression-die forging.
Bentuk rongga cetakan yang berbeda pun juga dibutuhkan pada tiap langkah tersebut. Langkah
awal dirancang untuk mendistribusikan logam pada perubahan bentuk yang seragam. Langkah
berikutnya untuk menciptakan struktur metalurgi yang diharapkan. Langkah terakhir dirancang
untuk membentuk benda kerja sesuai dengan geometri final. Oleh sebab itu, bisa terjadi
kombinasi di mana open-die forging menjadi proses pembentukan awal yang selanjutnya
diteruskan oleh impression-die forging sebagai proses pembentukan akhir.
Dibandingkan dengan open-die forging, impression-die forging membutuhkan gaya yang lebih
besar. Hal ini karena impression-die forging menghasilkan flash. Flash yang terbentuk akan
bergesekan dengan permukaan cetakan. Gesekan pada flash bisa membatasi perubahan bentuk
benda kerja. Pada kasus penempaan panas, flash di celah cetakan akan cepat
dingin. Flash yang dingin juga membatasi benda kerja untuk berubah bentuk. Agar perubahan
bentuk benda kerja yang terhalang oleh fenomena pada flash tetap terjadi, diperlukan gaya
yang lebih besar. Selain karena flash, bentuk benda kerja yang kompleks pada impression-die
forging juga menyebabkan proses ini memerlukan gaya yang lebih besar.
Impression-die forging kerap kali diikuti dengan proses permesinan (machining). Proses
permesinan dibutuhkan agar dimensi benda kerja bisa lebih mendekati toleransi yang
ditentukan. Selain untuk finishing, proses permesinan juga digunakan untuk membuat lubang,
ulir, dan kebutuhan lain sesuai bentuk yang diinginkan. Di samping itu, flash yang terbentuk
pada benda kerja juga harus dibersihkan dengan proses trimming.
Beberapa langkah pembentukan juga sering dibutuhkan dalam closed die forging untuk
menghasilkan benda blankmenjadi bentuk yang diharapkan. Bentuk rongga yang berbeda
dibutuhkan dalam tiap langkah. Langkah awal dirancang untuk mendistribusikan logam pada
perubahan bentuk yang seragam. Langkah berikutnya untuk menciptakan struktur metalurgi
yang diharapkan. Langkah akhir dirancang untuk membentuk benda kerja sesuai dengan
geometri final.
Dibandingkan dengan open die forging, closed die forging membutuhkan gaya yang lebih
besar. Hal ini karena closed die forging menghasilkan flash. Ketika menekan benda
kerja, flash akan terbentuk. Flash yang terbentuk akan bergesekan dengan permukaan die.
Gesekan pada flash bisa membatasi perubahan bentuk benda kerja. Pada kasus penempaan
panas, flash di celah die akan cepat dingin. Flash yang dingin juga membatasi benda kerja
untuk berubah bentuk. Agar perubahan bentuk benda kerja yang terhalang oleh fenomena
pada flash tetap terjadi, diperlukan gaya yang lebih besar. Selain karena flash, bentuk yang
kompleks pada closed die forging juga menyebabkan proses ini memerlukan gaya yang lebih
besar.
Closed die forging kerap kali diikuti dengan proses permesinan (machining) atau cutting.
Proses permesinan dibutuhkan agar dimensi benda kerja bisa lebih mendekati toleransi yang
ditentukan. Selain untuk finishing, proses permesinan juga digunakan untuk membuat lubang,
ulir, dan kebutuhan lain sesuai bentuk yang diinginkan.
Proses flashless forging menggunakan cetakan yang tertutup. Karena cetakannya tertutup,
benda kerja yang dikerjakan harus masuk ke dalam cetakan tersebut secara menyeluruh.
Setelah benda kerja masuk secara utuh ke dalam cetakan, penempaan dapat dilakukan dengan
menggunakan gaya yang telah ditentukan.
Kontrol pada proses flashless forging tergolong lebih sulit dibanding dengan proses closed-die
forging yang menghasilkan flash. Bentuk cetakan yang tertutup dengan benda kerja yang
dimasukkan secara utuh menyebabkan kebutuhan gaya untuk flashless forging menjadi besar.
Selain itu, volume awal benda kerja dengan volume rongga cetakan juga harus diperhatikan
supaya memperoleh toleransi ukuran yang diinginkan. Hal penting yang harus diperhatikan
terkait dengan volume adalah benda kerja harus bisa mengisi seluruh rongga cetakan dengan
toleransi yang tipis. Apabila volume benda kerja awal terlalu besar, tekanan berlebih bisa
terjadi dan dapat merusak cetakan atau punch. Sebaliknya jika volume benda kerja awal terlalu
kecil, rongga di dalam cetakan tidak akan terisi penuh.
Kelebihan Flashless Forging
Berikut beberapa kelebihan dari flashless forging:
(1) Tidak menghasilkan flash.
(2) Volume awal benda kerja dengan volume rongga cetakan harus sama.
Precision Forging
Precision forging (dalam Bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi penempaan presisi)
adalah proses closed-die forging yang telah ditingkatkan teknologinya. Precision forging bisa
diterapkan pada logam secara umum. Aluminium dan titanium dapat ditempa dengan proses
ini.
Dibandingkan dengan closed-die forging, precision forging mampu menghasilkan produk
dengan geometri yang lebih kompleks dan kualitas dimensinya lebih baik. Precision
forging juga bisa mengurangi produksi flash. Bahkan pada beberapa pengoperasian, precision
forging mampu memroduksi produk tanpa flash. Dilihat dari tingkat
kebutuhan finishing dengan proses permesinan, precision forging dapat digolongkan sebagai
proses near net shape atau net shape.
Dibandingkan dengan jenis penempaan lain, precision forging memerlukan cetakan (die)
khusus dan lebih kompleks. Precision forging juga memerlukan kontrol secara presisi terhadap
volume dan bentuk bahan awal. Selain itu, pemosisian bahan awal pada rongga cetakan harus
akurat.
Kelebihan Precision Forging (The Advantages of Precision Forging)
Berikut beberapa kelebihan precision forging:
(1) Hasil mendekati toleransi ukuran.
(2) Pada penempaan panas, panasi benda kerja dengan dapur pemanas yang cocok. Bila perlu;
bersihkan kerak yang menempel dengan sikat kawat, water jet, atau uap. Terkadang, kerak juga
dapat terlepas selama proses deformasi.
(3) Pada penempaan panas (hot forging), lakukan pemanasan awal dan pelumasan pada
cetakan. Sedangkan pada penempaan dingin (cold forging), lakukan pelumasan pada benda
kerja.
(4) Tempa billet atau bahan baku dengan cetakan yang tepat dan tahapan yang benar. Bila perlu
bersihkan semua material berlebih pada billet (seperti: flash) dengan trimming, permesinan,
atau penggerindaan.
(5) Bersihkan hasil tempaan dan periksa ukurannya. Bila perlu lakukan proses permesinan
supaya mencapai ukuran yang lebih tepat.
(6) Lakukan pengoperasian tambahan seperti straightening dan perlakuan panas (untuk
meningkatkan sifat mekanis). Lakukan seluruh proses finishing yang dibutuhkan seperti
permesinan dan penggerindaan.
(7) Periksa seluruh cacat eksternal dan internal yang mungkin terjadi pada benda hasil tempaan.
Berbeda dengan proses penempaan lain, coining tidak menggunakan pelumas. Penggunaan
pelumas pada coining bisa menyebabkan pelumas tersebut terjebak di dalam rongga cetakan.
Pelumas yang terjebak bisa mengakibatkan benda kerja berbentuk tidak sesuai dengan cetakan
atau yang diharapkan. Selain itu, pelumas yang terjebak juga menyebabkan permukaan akhir
dari benda kerja menjadi kurang baik.
Aplikasi Coining
Coining digunakan untuk mencetak uang logam, koin, medali, atau perhiasan. Di samping
untuk mencetak uang logam, koin, medali, atau perhiasan; coining juga dapat digunakan untuk
menandai benda kerja dengan huruf dan angka. Pencetakan huruf dan angka pada suatu benda
kerja (komponen) dapat dilakukan dengan cepat menggunakan proses ini.
Heading
Heading atau dapat juga disebut upset forging merupakan proses penempaan yang dilakukan
untuk memperbesar luas penampang sebuah batang silinder atau kawat (pembesaran luas
penampang dikenal dengan sebutan upsetting). Pembesaran luas penampang biasanya
dilakukan pada bagian ujung benda kerja. Produk-produk yang dihasilkan dengan proses ini
antara lain seperti: paku, baut, sekrup, rivet, dan macam-macam pengikat lainnya.
Kecenderungan terjadi lengkungan atau tekukan pada batang merupakan sebuah pertimbangan
penting pada proses heading. Lengkungan dapat terjadi apabila perbandingan panjang dengan
diameter sebuah batang terlalu besar. Biasanya perbandingan tersebut dibatasi sebesar kurang
dari 3:1. Pada beberapa jenis cetakan (die) tertentu, perbandingan panjang dengan diameter
benda kerja dapat lebih besar lagi. Sebagai contoh, perbandingan yang tinggi dapat dikerjakan
bila diameter rongga cetakan tidak lebih dari 1,5 kali diameter benda kerja.
Berdasarkan suhu pengerjaannya, heading dapat dilakukan pada tiga jenis
kondisi. Heading dapat dilakukan pada kondisi dingin, hangat, maupun panas.
Heading dilakukan pada mesin yang disebut sebagai header. Header biasanya bekerja
otomatis dan dapat menghasilkan ratusan benda kerja berukuran kecil dalam waktu satu menit.
Proses hot heading pada benda kerja berukuran besar biasanya dilakukan
dengan upsetter horizontal (upsetter: mesin pembesar luas penampang atau mesin untuk
melakukan upsetting). Pengerjaan heading juga dapat dikombinasikan dengan proses ekstrusi
dingin untuk membuat beberapa jenis komponen.
Aplikasi Heading
Heading digunakan untuk membuat aneka kepala baut, kepala sekrup, kepala paku,
kepala rivet, dan lain-lain.
Piercing (Forging)
Piercing adalah proses mengindentasi permukaan benda kerja dengan
menggunakan punch dalam rangka untuk membuat sebuah rongga pada benda kerja
(mengindentasi: membuat lekukan atau cekungan). Pada proses ini benda kerja bisa ditahan
(dibatasi) di dalam sebuah wadah (cetakan) atau bisa juga tidak ditahan. Perubahan bentuk
yang terjadi pada benda kerja tergantung pada berapa banyak tahanan atau batasan diberikan.
Gambar 1. Piercing
Gaya merupakan salah satu faktor penting dalam piercing. Beberapa hal yang memengaruhi
gaya piercing antara lain: luas penampang punch, bentuk dari ujung punch, kekuatan material,
dan besarnya gesekan pada permukaan luncur. Besar tekanan pada piercing bisa berkisar
antara tiga hingga lima kali kekuatan material. Besar tekanan tersebut rata-rata mendekati
tingkat tegangan yang diperlukan untuk membuat sebuah lekukan pada uji kekerasan material.
Aplikasi Piercing
Salah satu aplikasi piercing dapat dijumpai pada pembuatan lubang segienam di kepala baut
tanam. Selain itu, piercing juga dilakukan untuk membuat lubang pada produk-produk tempa.
Hubbing
Hubbing adalah proses penekanan pada permukaan benda kerja dengan menggunakan
sebuah punch (atau dapat disebut hub) yang dikeraskan. Ujung punch tersebut memiliki
geometri tertentu. Hasil dari proses hubbing yaitu berupa rongga yang digunakan sebagai
cetakan plastik atau cetakan pada proses pembentukan bahan lainnya.
Pembuatan rongga dengan proses hubbing memiliki kedalaman yang terbatas. Rongga-rongga
produk hasil pengerjaan dengan hubbing biasanya dangkal. Pembuatan rongga-rongga yang
dalam umumnya dilakukan dengan proses pengefraisan. Proses hubbing sebenarnya dilakukan
karena bentuk yang rumit lebih mudah dibuat pada sebuah punch dibandingkan pada sebuah
rongga (perlu diperjelas bahwa rongga hasil pengerjaan hubbing nantinya digunakan sebagai
cetakan untuk proses pembentukan bahan lainnya, sehingga punch yang dibentuk tersebut
merupakan wujud dari geometri benda kerja yang diharapkan).
Gaya merupakan faktor penting dalam hubbing. Gaya hubbing yang digunakan yakni sebesar
tiga kali tegangan tarik puncak (UTS) bahan yang dikalikan dengan luas penampang punch.
Aplikasi Hubbing
Hubbing digunakan untuk membuat rongga dengan kedalaman yang relatif dangkal. Rongga
tersebut nantinya digunakan sebagai cetakan pada proses pengecoran atau proses pembentukan
lain.
Orbital Forging
Orbital forging adalah proses penempaan yang mirip seperti gerakan menumbuk. Penempaan
ini menggunakan cetakan atas yang bergerak dengan sebuah jalur orbit. Cetakan bawah
cenderung diam dan berfungsi sebagai bantalan. Jika diibaratkan proses penumbukan, cetakan
atas berfungsi sebagai penumbuk dan cetakan bawah berfungsi sebagai lesung.
Ada jenis orbital forging lain yang menggunakan cetakan atas berbentuk kerucut. Ketika
bidang miring pada kerucut ditempelkan pada bidang datar, sumbu dari kerucut tersebut akan
miring dan kedua permukaan bidang tidak akan bersentuhan seluruhnya sekaligus. Supaya
seluruh permukaan bidang terjadi kontak, perlu dilakukan gerakan mengorbit pada cetakan
atas. Ketika cetakan atas mengorbit dan menekan benda kerja sedikit demi sedikit, di situlah
terjadi penempaan.
Proses orbital forging menggunakan gaya yang relatif kecil. Hal ini karena kontak pada
cetakan dengan benda kerja hanya terkonsentrasi pada area yang kecil.
Aplikasi Orbital Forging
Orbital forging dapat digunakan untuk membuat produk-produk seperti: bentuk piringan,
bentuk konis, bentuk awal (blank) roda gigi, dan bentuk awal roda gigi payung. Untuk
membentuk bahan hingga jadi, cetakan atas biasanya mengorbit sebanyak 10 sampai 20
putaran.
Incremental Forging
Incremental forging adalah proses di mana cetakan menempa sebuah benda kerja menjadi
bentuk tertentu dalam beberapa tahap kecil. Proses penempaan incremental mirip
dengan cogging, di mana benda kerja ditempa sedikit demi sedikit dan menciptakan ketebalan
yang bertingkat (berbeda) di sepanjang benda kerja.
Incremental forging menggunakan gaya yang relatif kecil dibanding dengan impression-die
forging. Hal itu terjadi karena luas kontak cetakan dan benda kerja pada incremental
forging lebih kecil dibanding dengan impression-die forging. Selain itu, cetakan yang
digunakan juga lebih sederhana dan murah.
Aplikasi Incremental Forging
Incremental forging dapat digunakan untuk membuat benda-benda dengan ketebalan yang
bertingkat.
Isothermal Forging
Isothermal forging adalah proses penempaan di mana cetakan juga ikut dipanaskan hingga
mencapai suhu yang sama dengan suhu benda kerja. Karena cetakannya panas, maka
kemampuan benda kerja untuk berubah bentuk tetap terjaga selama proses penempaan. Selain
itu, suhu yang tinggi juga menyebabkan gaya penempaan menjadi rendah dan laju material di
dalam rongga cetakan menjadi lebih meningkat.
Isothermal forging atau juga dikenal sebagai hot-die forging, mampu menghasilkan produk
tempa dengan bentuk yang kompleks dan memiliki akurasi ukuran yang baik. Penempaan yang
menghasilkan bentuk kompleks hampir jadi (near-net shape) dapat dilakukan dengan satu
langkah penempaan menggunakan penekan hidrolik.
Karena cetakan dan benda kerja yang digunakan sama-sama panas, jenis material cetakan harus
diperhatikan. Untuk menempa logam paduan bersuhu tinggi, cetakan yang digunakan biasanya
berbahan nikel paduan atau molybdenum paduan. Nikel dan molybdenum paduan memiliki
ketahanan yang baik terhadap suhu tinggi. Sedangkan untuk menempa aluminium paduan,
cetakan dari bahan baja dapat digunakan.
Isothermal forging termasuk mahal dan memiliki produktivitas yang rendah. Meskipun begitu;
penempaan ini bisa menjadi ekonomis ketika digunakan untuk membuat bentuk-bentuk rumit
dengan material seperti aluminium, titanium, dan paduan super dengan quantitas tertentu.
Isothermal forging terkadang dilakukan di ruang vakum. Hal tersebut perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya oksidasi yang cepat pada bahan cetakan.
Aplikasi Isothermal Forging
Isothermal forging sangat cocok digunakan untuk membuat bentuk-bentuk benda yang rumit.
Rotary Swaging
Rotary swaging adalah proses penempaan pada silinder pejal atau pipa secara radial dengan
satu set cetakan tempa yang bergerak bolak-balik. Proses penempaan ini juga dikenal sebagai
penempaan radial atau rotary forging atau swaging. Berdasarkan jenis mesin yang digunakan
ada tiga jenis proses swaging.
Pertama adalah proses swaging di mana benda kerja statis dan cetakan yang digunakan
berputar. Cetakan tersebut mirip dengan roller bearing dan memiliki rancangan khusus
sehingga sembari berputar cetakan tersebut memukul benda kerja secara radial. Kecepatan
pemukulan pada swaging jenis ini mencapai 20 pukulan per detik. Proses ini dikenal
sebagai rotary swaging itu sendiri.
Jenis swaging kedua menggunakan mesin die-closing swaging. Gerakan radial dari cetakan
diperoleh dari gerak bolak-balik beberapa baji. Dibandingkan dengan rotary swaging, cetakan
pada swaging jenis kedua ini dapat terbuka lebih lebar. Oleh karena itu swaging jenis ini dapat
digunakan untuk benda kerja berdiameter besar.
Jenis yang ketiga adalah swaging di mana cetakannya tidak berputar namun hanya bergerak
secara radial. Jenis swaging ini digunakan untuk membuat bagian ujung alat penyolder dan
bagian ujung obeng. Proses ini dikenal dengan sebutan radial forging.
Secara umum swaging terbatas pada benda kerja dengan diameter maksimal sekitar 150 mm.
Untuk benda kerja yang kecil, proses ini terbatas pada pengerjaan dengan diameter 0,5 mm.
Toleransi ukuran yang dapat dicapai dengan swaging berkisar antara 0,05 hingga 0,5 mm.
Proses swaging memiliki kecepatan produksi menengah hingga tinggi. Kecepatan produksinya
kira-kira bisa mencapai 50 benda kerja per menit tergantung tingkat kerumitan benda kerja.
Percobaan Hot-twist
Percobaan hot-twist dilakukan dengan benda uji berpenampang lingkaran. Benda
berpenampang lingkaran tersebut dipuntir secara kontinu dengan arah yang sama hingga rusak
(tidak bolak-balik arah). Percobaan ini dilakukan dengan beberapa benda uji dan dilakukan
dengan suhu yang berbeda-beda. Ketika percobaan dilakukan, jumlah puntiran (putaran) penuh
yang terjadi pada benda uji dihitung hingga benda uji tersebut rusak. Hal tersebut dilakukan
pada tiap-tiap suhu yang telah ditentukan. Suhu di mana terjadi puntiran terbanyak selanjutnya
dijadikan suhu penempaan. Suhu tersebut merupakan suhu di mana sifat mampu tempa
maksimum dapat terjadi. Percobaan ini cocok diterapkan pada beberapa jenis baja.
Pertimbangan-pertimbangan yang Mendasari Sifat Mampu Tempa
Beberapa pertimbangan yang mendasari sifat mampu tempa antara lain:
(1) Kekuatan material.
Retak permukaan
Retak permukaan terjadi karena kesalahan penempaan dan rancangan cetakan.
Lipatan
Lipatan terbentuk karena terjadi tekukan (buckling) pada web ketika proses penempaan. Cacat
ini disebabkan oleh kurangnya volume bahan baku sehingga tidak mampu memenuhi rongga
cetakan.
Retak internal
Retak internal terjadi karena volume bahan baku terlalu banyak. Bahan baku yang terlalu
banyak mengakibatkan ukuran web terlalu tebal dan akan menyisakan beberapa volume bahan.
Sisa bahan tersebut kemudian mengalir melewati bagian yang telah terbentuk sehingga
menimbulkan retak internal. Selain karena masalah di atas, retak internal mungkin juga bisa
terjadi karena:
(1) Perubahan bentuk bahan yang tidak seragam ketika mengisi rongga cetakan.
(2) Perbedaan suhu pada benda kerja selama proses penempaan berlangsung.