Anda di halaman 1dari 7

BAB I INTRODUKSI

MANUFAKTUR Manufaktur adalah suatu proses dalam cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan media proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi baik untuk dipakai maupun untuk dijual. Manufaktur dapat didefinisikan dalam dua sudut pandang, yaitu secara teknologi dan secara ekomoni. Dilihat dari sudut pandang teknologi, manufaktur adalah penerapan proses fisik dan kimia untuk mengubah bentuk geometri, sifat dan atau tampilan dari suatu material atau benda kerja awal menjadi komponen atau produk. Manufaktur secara teknologi juga melibatkan proses perakitan beberapa komponen menjadi satu unit produk. Dilihat dari sisi ekonomi, manufaktur adalah transformasi material menjadi satu benda yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Kata kunci dari definisi manufaktur dilihat dari sisi ekonomi adalah penambahan nilai (added value) suatu material dengan cara mengubah bentuk atau sifatnya. Manufaktur melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk pembuatan dan perakitan komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen semikonduktor dan baja, juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa dan teknologi. Dalam sebuah sistem manufaktur akan berlansung pemanfaatan mesin (peralatan), perkakas dan tenaga kerja untuk membuat barang jadi. Manufaktur dapat dianggap sebagai tahapan kegiatan manusia, dari kerajinan sampai teknologi tinggi. Manufaktur diaplikasikan secara umum dalam industri, di mana bahan mentah diubah menjadi produk akhir pada skala besar. Seperti barang jadi yang dapat digunakan untuk manufaktur lain, produk yang lebih kompleks, seperti peralatan rumah tangga atau otomobil. Manufaktur berada di dalam berbagai jenis sistem ekonomi. Dalam pasar bebas ekonimi, manufaktur biasanya diterapkan untuk produksi masal, meliputi berbagai produk untuk konsumen dengan keuntungan tertentu. Dalam ekonimi kolektif, manufaktur sering terarah kepada kondisi untuk membangun ekonomi yang terencara secara terpusat. Dalam ekonomi pasar bebas, manufaktur berada di bawah beberapa derajat aturan pemerintah. Manufaktur modern mencakup semua porses antara (intermediate) yang dibutuhkan untuk produksi dan komponen sampai perakitan produk. Beberapa industri, seperti industri semikonduktor dan baja menggunakan istilah fabrikasi. Benda kerja atau produk manufaktur dapat dibuat dengan berbagai cara, baik melalui proses cutting maupun non-cutting

I-1

PROSES PEMESINAN (MACHINING) Proses pemesinan adalah salah satu metoda dalam proses produksi, yang berada di dalam suatu sistem manufaktur, dengan tujuan untuk membuat produk dengan cara mengambil dan membuang sebagian material benda kerja untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan, sementara sebagian material yang diambil dibuang dalam bentuk geram (chips). Proses pemesinan yang termasuk dalam proses produksi dengan metoda pemotongan (cutting) ini memiliki kelebihan dalam hal ketelitian dimensi dan kualitas permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan metoda non-cutting. Benda kerja yang belum terselesaikan akan memerlukan proses pemesinan untuk memotong material dan menghasilkan bentuk akhir. Produk akhir harus berupa benda kerja (komponen) yang memenuhi spesifikasi yang dirancang untuk produk yang bersangkutan sesuai dengan gambar teknik atau cetak biru. Contoh : benda kerja yang membutuhkan diameter luar yang spesifik dapat dikerjakan di atas mesin bubut, yaitu dengan memutar benda kerja logam, sehingga pahat dapat memotong logam tersebut, membentuk permukaan silindrik yang halus sesuai dengan diameter dan kehalusan permukaan akhir yang dibutuhkan. Proses gurdi dapat digunakan untuk membuang sebagian logam benda kerja untuk menghasilkan bentuk lubang silindrik. Perkakas lain yang dapat digunakan untuk berbagai tipe proses pembuangan sebagian material (metal removal) adalah mesin freis, gergaji dan mesin gerinda. Teknik yang sama juga dapat diterapkan untuk kerja kayu. Yang termasuk dalam proses pemesinan konvensional antara lain adalah proses bubut, freis, sekerap, gurdi dan gerinda. Disamping itu masih terdapat proses pemesinan non-konvensional, seperti : EDM (Elctric Dischrge Machining), ECM (Electrochemical Machining), WJM (Waterjet Machining), AJM (Abrasive Jet Machining), Ultrasonic Machining, Laser Beam Machining dan sebagainya. Proses pemesinan konvensional adalah proses produksi dengan metoda pembuangan seagian material yang paling penting, dengan penggerak motor listrik dan menggunakan pahat potong yang tajam untuk memotong benda kerja untuk mendapatkan bentuk dan ukuran produk yang diinginkan. Proses pemesinan ini banyak diterpakan untuk benda kerja dari logam. Tetapi dalam batas-batas tertentu, proses pemesinan juga dapat diterapkan pada material non-logam Tiga proses pemesinan dasar diklasifikasikan sebagai pembubutan, penggurdian dan freis. Operasi lain termasuk ke dalam katagori lain-lain, termasuk sekerap, sekerap meja, boring, broaching dan sawing. Operasi bubut adalah operasi pemesinan di mana benda kerja berputar melakukan gerak utama sehingga terjadi pembuangan sebagian logam ketika benda kerja yang berputar ini berinteraksi dengan pahat. Mesin yang dipakai untuk melakukan proses bubut (turning) adalah mesin bubut (lathe). Proses freis adalah operasi pemesinan di mana pahat berputar membawa mata potong untuk memotong benda kerja. Mesin freis (milling machine) adalah mesin perkakas utama yang digunakan untuk proses freis (milling). Proses gurdi adalah operasi pemesinan di mana dihasilkan lubang silindrik atau penghalusan lubang dengan cara membawa pahat

I-2

dengan mata potongnya berputar dan bergerak ke arah bawah hingga terjadi kontak dengan benda kerja. Operasi gurdi (drilling) terutama dilakukan pada mesin gurdi tekan (drill press). Operasi ini tidak ekonomis jika dilakukan pada mesin bubut atau mesni freis. Operasi lain yang juga sering dimasukkan ke dalam proses pemesinan karena operasi-operasi ini bekerja seperi tipikal mesin perkakas. Burnishing, polishing dan lapping adalah contoh dari operasi jenis ini. Burnishing tidak menghasilkan geram tapi dapat dilakukan pada mesin freis, bubut atau mesin gurdi. Teknik pemesinan yang lebih mutakhir, labih maju, misalnya Electrical Discharge Machining (EDM), Electro-Chemical Erosion, Laser, atau Water jet juga dapat digunakan untuk memotong logam dan membentuk benda kerja. Waterjet Cutting menggunakan air dengan tekanan tinggi 90,000 PSI dan dapat dipakai untuk memotong logam dan mencapai hasil akhir produk. Proses ini disebut pemotongan dingin, meningktakan efisiensi sebagai saingan dari laser cutting dan plasma cutting. Teknik pemesinan membutuhkan perhatian kepada detail yang banyak untuk benda kerja agar memenuhi tuntutan spesifikasi dalam gambar teknik atau cetak biru. Masalah yang sering muncul sehubungan dengan dimensi adalah masalah untuk mencapai bentuk akhir yang benar dan kehalusan permukaan benda kerja. Penghalusan yang lebih buruk yang ditemukan pada permukaan benda kerja hasil pemesinan diakibatkan karena kesalahan pemegangan benda kerja, pahat yang tumpul, atau penempatan pahat yang tidak benar. Kesalahan proses pemesinan dapat mengakibatkan permukaan benda kerja yang berombak (bergelombang) atau ireguler. GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI PEMESINAN Proses pemesinan bukan hanya terdiri dari satu proses; tapi merupakan gabungan dari beberapa proses. Ciri-ciri yang biasa terlihat pada prose pemesinan adalah penggunaan pahat potong untuk membentuk geram (chip) yang dibuang dari benda kerja disebut swarf . Untuk menghasilkan operasi proses pemotongan, diperlukan gerak relatif antara pahat dan benda kerja. Gerak relatif utama yang diperlukan untuk menghasilkan proses pemotongan disebut sebagai gerak primer. Gerak primer pada proses pemesinan terdiri dari dua macam gerak, yaitu gerak potong (Cutting Speed/Motion) dan gerak makan (feeding motion).

Gambar 1.1. Dasar proses pemesinan, pembentukan geram

I-3

Bentuk pahat yang dikombinasikan dengan penetrasi pahat ke dalam benda kerja akan menghasilkan bentuk benda kerja yang diinginkan. Berbagai jenis proses pemesinan Jenis-jenis proses pemesinan sangat banyak macamnya. Setiap jenis proses memiliki kemampuan untuk menghasilkan bentuk geometri dan tekstur permukaan yang spesifik Proses pembubutan (turning) berlangsung dengan menggunakan satu mata potong (single-point cutting tools) bertujuan untuk menghasilkan benda kerja yang berbentuk silindrik melalui gerak rotasi benda kerjanya dan gerak translasi dari pahatnya. Kecepatan gerak pada perputaran dihasilkan dari pemutaran benda kerja, dan gerak pemakanan dicapai dengan menggerakkan pahat dengan lambat pada arah sejajar dengan sumbu rotasi bendak kerja. Gurdi (Drilling) digunakan untuk menghasilkan lubang silindrik. Ini dihasilkan dengan cara memutar pahat yang tipikali memeiliki dua mata potong. Pahat digerakkan untuk pemakanan pada arah sejajar dengan sumbu putar pahat ke dalam benda kerja untuk membentuk lubang silindrik. Pada proses Bor (boring) , pahat digunakan untuk membesarkan lubang yang telah ada sebelumnya. Ini operasi penghalusan akhir digunakan pada tahap akhit dari produk manufaktur. Pada proses freis (milling), pahat yang berputar dengan mata potong banyak digerakkan denga lambat relatif terhadao benda kerja untuk menghasilkan permukaan yang rata atau lurus. Arah gerak pemakanan tegaklurus terhadap sumbu putar pahat. Kecepatan pemotongan dihasilkan dari putaran pahat freis. Dua bentuk dasar pengefreisan adalah Peripheral milling dan Face milling Pemesinan konvensional lain termasuk sekerap (shaping), sekerap meja (planing), parut (broaching) dan gergaji (sawing). Juga gerinda (grinding) dan operasi abrasif yang serupa sering dimasukkan ke dalam katagori pemesinan.

Gambar 1.2.a.

Berbagai proses pemesinan (A) bubut ; (B) Boring ; (C) Sekerap ; (D) sekerap meja

I-4

Gambar 1.2.b.

Berbagai proses pemesinan (lanjutan) (E) freis ; (F) gerinda ; (G) gurdi ; (H) parut

Pahat Potong Pahat potong memiliki satu atau lebih mata potong yang tajam dan dibuat dari material yang lebih keras dari material benda kerja. Mata potong digunakan untuk memisahlan geram dari logam induk. Mata potong adalah satu garis yang terjadi dari pertemuan dua bidang permukaan dari pahat, yaitu rake face; dan flank. Permukaaan punggung (rake face) adalah bidang permukaan di mana geram mengalir, berorientasi pada sudut tertentu yang disebut sebagai sudut miring punggung (rake angle ""). Sudut ini diukur relatif terhadap bidang yang tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Sudut miring punggung dapat positif dan negatif. Flank dari pahat memberikan kelonggaran antara pahat dan permukaan benda kerja yang baru terbentuk, sehingga permukaan terhindar dari abrasi akibat gesekan yang akan menurunkan kualitas hasil pemesinan. Sudut antara permukaan benda kerja dan permukaan flank disebut sudut bebas (relief angle).

I-5

Ada dua tipe pahat dasar, yaitu : a. pahat bermata potong tunggal (single point tool)

b. pahat bermata potong majemuk (banyak) (multiple-cutting-edge tool) .,


Pahat bermata potong tunggal (single point tool ) memiliki satu mata potong dan digunakan untuk proses pembubutan. Selama proses pemesinan, ujung mata potong masuk ke dalam permukaan awal dari benda kerja. Ujung mata potong biasanya membentuk lengkungan dengan radius tertentu, disebut radius ujung (nose radius). Pahat bermata potong banyak (Multiple-cutting-edge tools) memiliki lebih dari satu mata potong dan biasa menghasilkan gerak relatifnya terhadap benda kerja dengan cara berputar. Proses gurdi (Drilling) dan freis (milling) menggunakan pahat bermata potong banyak yang berputar. Walaupun bentuk dari pahat ini berbeda dari pahat bernata tunggal, tetapi banyak kesamaan pada elemen geometri pahatnya.

Kondisi pemotongan Gerak relatif antara pahat dan benda kerja menghasilkan operasi pemesinan. Gerak utama dalam proses pemesinan adalah gerak potong atau kecepatan potong (cutting speed). Di samping itu, pahat juga harus bergerak lateral memakan (across) benda kerja. Gerakan ini jauh lebih rendah daripada gerak potong, dan dikenal dengan gerak pemakanan (feed). Dimensi yang harus dibuang melalui penetrasi pahat potong ke dalam permukaan awal benda kerja, disebut sebagai kedalaman pemakanan (depth of cut). Kecepatan potong, pemakanan dan kedalaman pemakanan disebut sebagai kondisi pemotongan atau parameter pemotongan. Ketiganya adalah tiga dimensi dari proses pemesinan. Untuk proses tertentu, produk yang dihasilkan dari proses pemesinan dapat digunakan untuk menentukan kecepatan penghasilan geram (material rate removal) untuk proses yang bersangkutan. Kecepatan penghasilan geram (material removal rate) dalam mm3/s, (in3/s), Kecepatan potong (cutting speed) dalam m/s, (ft/min), Gerak pemakanan (feed) dalam mm, (in), Kedalaman pemakanan (depth of cut) dalam mm, (in).

Tahapan dalam proses pemotongan logam Operasi pemesinan basanya dibedakan menjadi dua katagori yang dibedakan dengan tujuan dari kondisi pemotongan, yaitu : pemotongan kasar atau pengasaran (roughing cut) dan pemotongan penghalusan (finishing cut). Pemotongan kasar atau pengasaran (Roughing) digunakan untuk membuang material dengan jumlah yang besar dari benda kerja awal secepat mungkin, dengan tujuan menghasilkan bentuk dan ukuran yang mendekati bentuk dan ukuran rancangan, tapi tetap menyisakan sedikit material untuk tahap penghalusan (finishing). Pengerjaan penghalusan (finishing) digunakan untuk menyelesaikan pembuatan benda kerja dan mendapatkan hasil akhir dengan bentuk dan ukuran, toleransi dan kekasaran permukaan yang diinginkan (sesuai rancangan).

I-6

Pada produksi pemesinan, satu kali atau lebih pengasaran biasanya dilakukan pada benda kerja, diikuti dengan satu atau dua pemotongan penghalusan. Pengasaran dilakukan pada kecepatan pemakanan yang tinggi dan kedalaman pemakanan yang besar - pemakanan 0.04-1.25 mm/rev (0.015-0.050 in/rev) dan kedalaman 2.5-20 mm (0.100-0.750 in) banyak dipakai. Finishing dilakukan pada pemakanan dan keadalaman pemakanan yang rendah pemakanan 0.0125-0.04 mm/rev (0.0005-0.0015 in/rev) dam kedalaman 0.75-2.0 mm (0.030-0.075 in) sangat sering digunakan. Kecepatan pemotongan pada pengasaran (roughing) lebih rendah daripada saat penghalusan (finishing). Cairan pendingin (cutting fluid) sering digunakan pada proses pemesinan untuk mendinginkan dan melumasi pahat potong. Penentuan apakah akan digunakan cairan pendingin, dan jika diperlukan, pemilihan cairan pendingina yang sesuai, biasanya termasuk di dalam penetuan kondisi pemotongan.

Daftar Pustaka Groover, Mikell P. (2007). "Theory of Metal Machining". Fundamentals of Modern Manufacturing (3rd ed ed.). John Wiley & Sons, Inc.. pp. 491504. ISBN 0471744859. From Wikipedia, the free encyclopedia

I-7

Anda mungkin juga menyukai