Anda di halaman 1dari 24

Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.

1
BAB 9. SISTEM DAYA GAS

Bab 8: Sistem Daya Uap: fluida kerja diuapkan dan dikondensasikan
berulang-ulang. Contoh: PLTU.
Bab 9: Sistem Daya Gas: fluida kerja selalu dalam fasa gas. Contoh: Motor
Bakar Torak (PLTD untuk Diesel) dan Turbin Gas (PLTG).

Motor Pembakaran Dalam:
A. Motor Bakar Torak (analisis massa atur):
i. Bensin: penyalaan akibat loncatan api (SI Engine)
ii. Diesel: penyalaan akibat tekanan (CI Engine)
B. Turbin Gas (analisis volume atur)

A. MOTOR BAKAR TORAK

1. SIKLUS SEBENARNYA:
Tata nama:
a. Torak (piston)
b. Silinder
c. Katup Isap & Katup Buang
d. Busi/Injektor
e. Batang Penghubung (connecting rod)
f. Poros Engkol (crank shaft)
g. Langkah (stroke)
h. Diameter (bore)
i. Volume langkah (displacement volume): V
L

j. Volume sisa (clearance volume): V
s

k. Titik Mati Atas (TMA)
l. Titik Mati Bawah (TMB)

Perbandingan kompresi:

Motor Bakar Torak Empat Langkah:
Langkah: pergerakan torak dari TMA ke TMB atau sebaliknya.

Diagram Indikator: Langkah-langkah:
a. Langkah isap: TMA-TMB: 0
o
180
o

b. Langkah tekan: TMB-TMA: 180
o
360
o

c. Langkah kerja: TMA-TMB: 360
o
540
o

d. Langkah buang: TMB-TMA: 540
o
720
o

Diesel) motor (untuk 25 - 15 bensin), motor (untuk 10 8
sisa Volume
total Volume
= =
+
= =
S
T
S
S L
V
V
V
V V
r
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.2
Diagram Indikator Motor 4 Langkah:











Siklus ini merupakan siklus Mekanik (gerakan), bukan siklus Termodinamika
(massa tidak tetap).

Parameter prestasi:
Tekanan efektif rata-rata (mep: mean effective pressure):
Untuk dua motor bakar dengan volume langkah yang sama, mep yang lebih
besar menyatakan kerja netto yang lebih besar, dan untuk rpm yang sama
menyatakan daya yang lebih besar pula.

2. SIKLUS UDARA IDEAL - ANALISIS UDARA STANDAR:
Digunakan hanya untuk analisis kualitatif/sederhana.
Analisis siklus sebenarnya memerlukan pengetahuan mengenai proses
pembakaran (Bab 13) dan modeling secara numerik dengan komputer.

Asumsi:
a. Fluida kerja adalah udara dengan jumlah tetap dan gas ideal.
b. Proses pembakaran diasumsikan sebagai perpindahan panas dari
sumber luar.
c. Tidak ada langkah (terutama langkah isap dan langkah buang).
d. Seluruh proses adalah terbalikkan dalam.
e. Untuk analisis udara standar dingin, k, c
p
dan c
v
adalah
konstan pada temperatur udara lingkungan.

Jenis-jenis Siklus Udara Standar:
a. Siklus Otto (volume konstan), 1876
b. Siklus Diesel (tekanan konstan), 1893
c. Siklus Dual/Gabungan (tekanan terbatas)

S T
siklus
V V
W

= =
langkah volume
V) - p kurva dalam di (luas siklus satu netto kerja
mep
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.3
a. Siklus Udara Standar Otto:
Mensimulasikan proses pemasukan panas yang terjadi secara cepat di
TMA pada motor bensin sebenarnya.

p-v:
a-2-1-b: kerja masuk
a-3-4-b: kerja keluar

T-s:
b-2-3-a: panas masuk
b-1-4-a: panas keluar

Luas dalam kurva: Kerja keluar netto =
panas masuk netto.

Proses-proses pada Siklus Otto (2s-2v):
Perhatikan semua adalah proses, bukan langkah. Analisis massa atur.
1-2: Proses tekan (isentropik): Q
12
=0, W
12
=m (u
2
u
1
)
2-3: Proses pemasukan panas (isokhorik): W
23
=0, Q
23
=m (u
3
u
2
)
3-4: Proses ekspansi (isentropik): Q
34
=0, W
34
=m (u
3
u
4
)
4-1: Proses pembuangan panas (isokhorik): W
41
=0, Q
41
=m (u
4
u
1
)

Asumsi: KE dan PE dapat diabaikan.

Kerja Netto Siklus:
W
siklus
=W
34
W
12
=m [(u
3
u
4
) - (u
2
u
1
)]
=Q
23
Q
41
=m [(u
3
u
2
) - (u
4
u
1
)]

Efisiensi:
Untuk udara dan gas ideal, gunakan Tabel A-22 untuk mencari nilai u.

Untuk proses-proses isentropik (proses 1-2 dan proses 3-4):
Dimana: r = V
1
/V
2
= V
4
/V
3
= perbandingan kompresi
Gunakan Tabel A-22 untuk mencari v
r

) (
) (
1
) (
) ( ) (
2 3
1 4
2 3
1 4 2 3
23
u u
u u
u u
u u u u
Q
W
siklus


= =
r v
V
V
v v
r
v
V
V
v v
r r r
r
r r
.
3
3
4
3 4
1
1
2
1 2
=

=
=

=
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.4

Nilai tekanan, bila diperlukan, dapat diperoleh dari persamaan gas ideal dan dari
perbandingan tekanan sebagai berikut:
Untuk proses 1-2 yang isentropik:

Untuk proses 2-3 dan 4-1 yang isokhorik:

Bila dianggap siklus udara standar dingin (k, c
p
dan c
v
konstan) lihat Sub-
Bab 6.7:

Untuk kompresi:


Untuk ekspansi:


Dapat dilihat pula bahwa: T
4
/T
3
=T
1
/T
2
, sehingga T
4
/T
1
=T
3
/T
2
.

Efek perbandingan kompresi terhadap prestasi:
(dengan asumsi udara standar dingin, k =1,4):

Untuk c
v
=konstan:

Sehingga dapat dilihat bahwa untuk efisiensi
tinggi, perbandingan kompresi harus tinggi.
Batasan pada Motor Bensin sebenarnya:
fenomena ketukan (knocking).

Mep dapat diperoleh dari:
1
1
4
3
3
4
1
1
2
1
1
2
1

=
=

=
k
k
k
k
r V
V
T
T
r
V
V
T
T
1
2
1
2 3
1 4
2
1
2 3
1 4
1
1 1
1 /
1 /
1
) (
) (
1

= =

=
k
v
v
r T
T
T T
T T
T
T
T T c
T T c

=
r
v
m W
r
V
W
V
V
V
W
V V
W
mep
siklus siklus siklus siklus
1
1
/
1
1
1
1 1
1
2
1
2 1

=
1
2
1 2
2 1
1 2
1 2
atau,
r
r
p
p
p p
V T
V T
p p

=
3
4
3 4
1
4
1 4
2
3
2 3
atau,
r
r
p
p
p p
T
T
p p
T
T
p p
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.5
Massa dapat diperoleh dari:


b. Siklus Udara Standar Diesel:
Mensimulasikan proses pemasukan panas yang lambat akibat injeksi bahan
bakar yang lama pada motor Diesel sebenarnya.

p-v:
a-2-1-b: kerja masuk
a-2-3-4-b: kerja keluar

T-s:
b-2-3-a: panas masuk
b-1-4-a: panas keluar

Luas dalam kurva: Kerja keluar
netto =panas masuk netto.

Proses-proses pada Siklus Diesel (2s-1p-1v):
1-2: Proses tekan (isentropik): Q
12
=0, W
12
=m (u
2
u
1
)
2-3: Proses pemasukan panas (isobarik): W
23
=p
2
(v
3
v
2
), Q
23
=m (h
3
h
2
)
3-4: Proses ekspansi (isentropik): Q
34
=0, W
34
=m (u
3
u
4
)
4-1: Proses pembuangan panas (isokhorik): W
41
=0, Q
41
=m (u
4
u
1
)

Pada proses 2-3, terjadi perpindahan energi sebagai kerja dan panas:
Kerja (proses isobarik):

Panas masuk: diperoleh dari kesetimbangan energi:


Sehingga:






) (
3
2

2 3
2
23
v v
p dv p
m
W
=

=

) ( ) (
) ( ) (
) (
2 3
2 2 3 3
2 3 2 3
23
23
23 2 3
h h
v
p
u v
p
u
v v
p
u u
m
Q
W
Q u u m
=
+ + =
+ =
=
1
1 1
) / ( T M R
V p
m =
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.6
Persamaan untuk proses 1-2, 3-4 dan 4-1, sama seperti pada Siklus Otto.

Kerja Netto Siklus:
W
siklus
=W
23
+W
34
W
12
=m [(p
2
(v
3
v
2
) +(u
3
- u
4
) (u
2
- u
1
)]
=Q
23
Q
41
=m [(h
3
- h
2
) (u
4
u
1
)]
Efisiensi:

Kerja netto dan efisiensi di atas dapat dihitung dengan mengetahui nilai h dan u
dari Tabel A-22. Untuk itu, diperlukan nilai-nilai T yang dapat dicari sebagai
berikut:

Untuk T
1
dan r tertentu, maka:
Sehingga dapat diperoleh T
2
dan h
2
. Tekanan dapat diperoleh dari:

Untuk mencari T
3
, perhatikan bahwa untuk proses isobarik: p
3
=p
2
, sehingga:

Dimana: r
c
= V
3
/V
2
adalah perbandingan cut off.

Karena V
4
=V
1
, maka untuk proses isentropik 3-4:

Untuk analisis udara standar dingin:
v
r
r
V
V
v v
r
r
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
r
c
r
c
3
3
4
r3 4
3
2
2
1
3
2
2
4
3
4

: Sehingga
;
=

=
= = =

2 2
2
3
3 T r T
V
V
T c
= =

r1
1
2
r1 2
r
v
V
V
v vr
=

=

1 -
1
2
1
1
2
r
V
V
T
T
k
k
=

=

2 3
1 4
23
41
23
41 23
23
1 1
h h
u u
Q
Q
Q
Q Q
Q
W
siklus

= =

= =

=
1
2
1 2
2 1
1 2
1 2
,
r
r
p
p
p p atau
V T
V T
p p
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.7

T
4
diperoleh dari:



Efek r pada prestasi dengan asumsi udara standar dingin:

Dengan asumsi udara standar dingin, efisiensi termal siklus Diesel dapat
diturunkan sebagai:

Dimana r =V
1
/V
2
=perbandingan kompresi, dan
r
c
=V
3
/V
2
=perbandingan cut-off.



c. Siklus Udara Standar Gabungan:
Lebih mendekati keadaan sebenarnya.



( )

=

1
1

1
1
c
1
r
k
r
r
k
c
k


1
c
1
4
3
3
4

=
k
k
r
r
V
V
T
T
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.8

Proses-proses pada Siklus Gabungan (2s-1p-2v):
1-2: Proses tekan (isentropik): Q
12
=0, W
12
=m (u
2
u
1
)
2-3: Proses pemasukan panas (isokhorik): W
23
=0, Q
23
=m (u
3
u
2
)
3-4: Proses pemasukan panas (isobarik): W
34
=p
3
(v
4
v
3
), Q
34
=m (h
4
h
3
)
4-5: Proses ekspansi (isentropik): Q
45
=0, W
45
=m (u
4
u
5
)
5-1: Proses pembuangan panas (isokhorik): W
51
=0, Q
51
=m (u
1
m
5
)

Efisiensi:


Dimana r =V
1
/V
2
=perbandingan kompresi
r
p
=P
3
/P
2
=perbandingan tekanan
r
c
=V
3
/V
2
=perbandingan cut-off.

( )
( ) ( )
( )
bensin) motor untuk 1 (
Diesel) motor untuk 1 (
dimana
1 ) 1 (
1
1
1
: diturunkan dapat dingin, standar udara Untuk
-
2
4
3
4
2
4
2
3
1
1


1
3
4 2 3
1 5
34 23
51
= = =
= = =

+

=

+

=
+
=

V
V
V
V
r
P
P
P
P
r
r r k r
r r
r
h
h u u
u u
m
Q
m
Q
m
Q
-
c
p
c p p
k
c p
k

Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.9


B. Siklus Daya Turbin Gas

Siklus Turbin Gas =Siklus Brayton

Analisis Udara Standar (analisis volume atur):
Asumsi: a. fluida kerja adalah udara sebagai gas ideal
b. kenaikan temperatur pada pembakaran diperoleh dari luar
(tidak langsung)



Proses-proses pada Siklus Brayton (2p-2s):
1-2: Proses kompresi (isentropik):
k
W h h m W Q


= = = ) ( , 0
1 2 12 12

2-3: Proses pemasukan panas (isobarik):
in
Q h h m Q W


= = = ) ( , 0
2 3 23 23

3-4: Proses ekspansi (isentropik):
t
W h h m W Q


= = = ) ( , 0
4 3 34 34

4-1: Proses pengeluaran panas (isobarik):
out
Q h h m Q W


= = = ) ( , 0
1 4 41 41


Analisis dapat menggunakan Tabel A-22 bila fluida kerja dianggap gas ideal
dengan c
p
dan c
v
bervariasi. Bila c
p
dan c
v
dapat dianggap konstan, maka h =
c
p
.T.

Efisiensi termal siklus Brayton:
) (
) ( ) (
/
/ /
2 3
1 2 4 3
h h
h h h h
m Q
m W m W
in
c t



Perbandingan kerja balik (back work ratio), umumnya 40-80% untuk PLTG:
4 3
1 2
/
/
h h
h h
m W
m W
bwr
t
c

= =



Efek perbandingan tekanan pada efisiensi untuk udara standar dingin:
k
k
p
p
1
1
2
1
1

=

Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.10

Irreversibilitas dan rugi-rugi pada siklus Brayton sederhana:









Kerugian yang mengakibatkan penurunan tekanan pada proses 2 3 dan
4 1 biasanya diabaikan.

Efisiensi isentropik turbin:
s ts
t
ts
h h
h h
m W
m W
4 3
4 3
/
/

= =


Efisiensi isentropik kompresor:
1 2
1 2
/
/
h h
h h
m W
m W
s
c
cs
cs

= =



Perbaikan-perbaikan Siklus Brayton Sederhana:
1. Turbin gas dengan regenerator
2. Turbin gas dengan pemanas ulang (reheater)
3. Turbin gas dengan pendingin antara (intercooler)
4. Siklus kombinasi (PLTGU)

TURBIN GAS DENGAN REGENERATOR










Panas masuk persatuan massa fluida kerja :
x in
h h m Q =
3
/


Efektivitas regenerator (60-80%) :
2 4
2
h h
h h
x
reg

=
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.11
TURBIN GAS DENGAN PEMANAS ULANG (REHEATER)











Daya yang dihasilkan lebih tinggi karena kurva isobarik yang divergen.



KOMPRESI DENGAN PENDINGINAN ANTARA (INTERCOOLER)
























Daya yang dibutuhkan berkurang, oleh karena itu daya total yang dihasilkan
akan bertambah
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.12
TURBIN GAS DENGAN REGENERATOR, PEMANAS ULANG, DAN
PENDINGINAN ANTARA





















SIKLUS KOMBINASI (PLTU + PLTG = PLTGU)


Daya total:
uap gas
W W

+
Efisiensi mendekati 60%
(paling tinggi untuk sebuah
siklus daya)
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.13
TURBIN GAS DI INDUSTRI

Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.14
PLTGU di Industri:
Turbin Gas:
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.15
Turbin Gas Mitsubishi












Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.16
Rotor Turbin:

Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.17
TURBIN GAS UNTUK PROPULSI PESAWAT TERBANG

TURBOJET:

















Seluruh gaya dorong
diperoleh dari nosel.




TURBOJET DENGAN AFTER BURNER:












Menggunakan efek reheat Gaya dorong menjadi lebih besar.
Api dapat keluar nosel
Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.18
TURBOPROP, TURBOFAN DAN RAMJET:
















(a) Turboprop, (b) Turbofan, (c) Ramjet










PEMAKAIAN TURBOJET, TURBOFAN DAN TURBOPROP:













Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.19
Turbin Gas Pada Pesawat


















Turbin Gas Pada Kapal Laut:



Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.20
Turbin Gas Rolls Royce (Triple Shaft):

Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.21



Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.22
Thrust Reversal:


Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.23
SIKLUS GAS LAINNYA
A. SIKLUS ERICSSON (2T 2p)
Siklus yang menggunakan pendingin antara dan pemanas ulang yang banyak serta
regenerator dengan efektivitas 100%.
Mempunyai efisiensi yang sama dengan efisiensi Siklus Carnot.


B. SIKLUS STIRLING (2T 2v)
Mempunyai efisiensi yang sama dengan efisiensi Siklus Carnot.


Motor Stirling: Motor Pembakaran Luar
Satu silinder, kerja tunggal, Kerja ganda, silinder banyak
dengan mekanisme Rhombic (Popular Science, 1974)
(Popular Science, 1974)

Bab 9: Sistem Daya Gas hal.: 9.24

C. SIKLUS ATKINSON (2s, 1v, 1p)
Efisiensi lebih besar dari Otto



D. SIKLUS LENOIR (1p, 1v, 1s)
Tanpa langkah kompresi, gas alam dan udara diisap.

Anda mungkin juga menyukai