Anda di halaman 1dari 18

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur

Kerja Mesin

DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI ...........................................................................................................
1

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang................................................................................................2
I.2 Tujuan..............................................................................................................2
I.3 Rumusan Masalah...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Proses Pemotongan........................................................................................3
II.2 Mesin Bubut...................................................................................................3
II.3 Proses Pembubutan........................................................................................5
II.4 Pahat..............................................................................................................7
II.5 Pemasangan Benda Kerja..............................................................................9
II.6 Geram...........................................................................................................10
II.7 Coolant (Media Pendingin).........................................................................10
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan..........................................................................................13
III.2 Prosedur Kerja............................................................................................13
III.3 Gambar Benda Kerja Mesin.......................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
LAMPIRAN GAMBAR PRAKTIKUM................................................................19

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 1

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam dunia industri, dikenal banyak sekali proses produksi. Pada bidang
material dan metalurgi, proses produksi berkaitan dengan cara perlakuan terhadap
bahan terutama logam. Logam dapat diperlakukan khusus secara thermal maupun
dengan mesin (machining). Salah satu proses pemesinan yang paling banyak
dijumpai adalah membubut (turning) dan pengelasan (welding).
Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Di
bidang industri, keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri
permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam
pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros,
tromol dan lain sebagainya. Praktik di lapangan sangat diperlukan sehingga dapat
mengetahui cara yang benar di dalam proses kerja mesin bubut tersebut. Oleh
karena itu, diharapkan dengan diadakannya praktikum ini dapat membantu
memahami bagaimana prosedur kerja membubut dan mengoperasikan mesin
bubut itu sendiri.
I.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum proses produksi kerja mesin bubut ini
adalah :
1. Mengetahui fungsi mesin bubut dan cara mengoperasikannya
2. Mengetahui cara membuat spesimen uji tarik dengan standar yang sudah
ditentukan dengan menggunakan mesin bubut.

I.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam praktikum proses produksi kerja mesin bubut ini
adalah:
1. Bagaimana mengetahui penggunaan mesin bubut sesuai dengan fungsinya
?
2. Bagaimana cara membuat specimen uji tarik sesuai dengan ukuran yang
telah ditentukan ?

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 2

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Proses Pemotongan
Proses pemotongan logam adalah proses pembuatan yang menggunakan
mesin-mesin perkakas potong untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan dengan
membuang sebagian material, sedang perkaks potongnya dibuat dari bahan yang
lebih keras daripada logam yang dipotong. Contoh mesin perkakas antara lain
mesin bubut, mesin sekrap, mesin drill,mesin freis dll. Sedangkan mesin perkakas
potongnya antara lain dari jenis HSS, karbida dll.
Proses pemotongan ini dapat merupakan proses penyelesaian dari suatu
produk dan dapat juga merupakan proses yang masih memerlukan proses
pengerjaan lainnya. Dalam proses pemotongan logam dikenal beberapa jenis,
yakni :

Proses sekrap (Shaping, Planing)


Proses Bubut ( Turning)
Proses Gurdi (Drilling)
Proses Freis (Milling)
Proses Gerinda (Grinding), dll.

II.2 Mesin Bubut


Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat
maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal
ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 3

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Gambar 2.1 Mesin Bubut

Gambar 2.2 Mesin Bubut dan Bagiannya


Bagian-bagian Mesin Bubut dan Kegunannya :
1. Head Stock : tempat pengaturan kecepatan pemotongan (speed of cut).

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 4

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin

2. Spindel : bagian yang meneruskan putaran mesin ke benda kerja sehingga


benda kerja dapat berputar, serta tempat melekatnya benda kerja.
3. Chuck : pemegang benda kerja.
4. Dead Center : untuk menunjang ujung benda kerja, center ini tidak
berputar bersama benda kerja.
5. Tail Cock Spindel : tempat melekatnya dead center. Disamping itu dapat
juga untuk meletakkan drill chuck untuk drilling.
6. Tail Shock Spindel : bagian belakang (ekor) mesin bubut, untuk
menunjang ujung benda kerja dengan perantaraan dead center yang
diletakkan pada tail shock spindle.
7. Tail Shock Handwheel : untuk memajukan atau memundurkan posisi dead
center agar kedudukan benda kerja dapat diatur dengan baik. Disamping
itu apabila kedudukan tail stock dipasang mata bor, maka stock handwheel
dapat juga digunakan sebagai gerak pemakanan (feeding motion).
8. Bed : bagian yang memanjang head stock, tail stock. Sedangkan bagian
atas dari bed disebut ways.
9. Carriage : bagian yang dapat bergeser dengan arah longitudinal sepanjang
bed, memukul bagian lain-lain diatasnya yaitu cross side, dll.
10. Cross Side : apabila bagian yang melintang sumbu mesin bubut terletak di
atas carriage untuk mengadakan gerak pemakanan melintang (cross feed).
11. Compound rest : tempat melekatnya tool post.
12. Tool post : tempat melekatnya pahat (cutting tool).
II.3 Proses Pembubutan
Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan
pahat dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda
kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar
benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti
ini, maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang
berbentuk silindrik.

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 5

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
Benda kerja di tekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki
rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui
piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda
gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem
berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan
yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang
berbentuk ulir.
Ada 9 macam jenis proses bubut:
1. Pembubutan tepi (facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja.
2. Pembubutan silindris (turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik
pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong
pahtnya harus terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk
semua proses pemotongan pada mesin bubut.
3. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
4. Pembubutan tirus (chempering)
Adapun caranya sebagai berikut :
Dengan memutar compound rest
Dengan menggeser sumbu tail stock
Dengan menggunakan taper attachment.
5. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa
juga menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran,
biasanya untuk ulir-ulir standar.
6. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
7. Boring
Memperbesar lubang pad benda kerja.
8. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada
pegangan tang,obeng agar tidak licin.
9. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja.

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 6

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
II.4 Pahat
Sudut pahat yang besar memberikan kekuatan yang besar dan menghalau
panas dari mata pemotongnya.untuk mengerjakan bahan yang keras diperlukan
sudut pahat yang besar. Sudut yang kecil memberikan mata pemotong yang lemah
tetapi penyayatan lebih mudah. Pada logam yang lunak dan ukuran garis tengah
yang kecil,kelonggaran depan padat ditambah.

Gambar 2.3 Macam-macam Pahat


Berbagai jenis pahat bubut:
1 = pahat kikis tekuk kanan
2= pahat kikis luris kanan
3= pahat kikis lurus kiri
4= paha kikis samping kanan
5= pahat pucuk samping kanan
6 dan 7 = pahat poles pucuk
8. pahat poles lebar
9= pahat bubut samping kanan
10= pahat bubut samping kiri
11= pahat alur

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 7

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
12= pahat ulir pucuk
13= pahat penggal
14= pahat bubut bentuk
15= pahat bubut dalam
16= pahat sudut dalam
17 dan 18 = pahat kait
19 = pahat ulir dalam

Pahat berada dalam posisinya yang tepat dan cermat dengan garis tengah
benda, pemasangan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan merusak sudut
kelonggaran, supaya proses pengerjakan benda kerja sesuai dengan ukuran yang
telah ditentukan.
Sesuai dengan bentuk dan penggunaan pahat-pahat bubut dapat dinamakan
pahat sisi,pahat potong, pahat alur termasuk juga pahat ulir. Berikut adalah
uraiannya :
a. Pahat potong adalah pahat dipergunakan untuk memotong logam atau
memisahkan komponen yang selesai dari bahannya
b. Pahat ulir adalah pahat dipergunakan untuk ulir luar. Sudutnya diasah
sesuai dengan ulir yang dibubut
c. Pahat bor adalah pahat ini dipergunakan untuk kerja bor kasar dan
pembubutan muka permukaan dalam .
Pahat bubut juga digolongkan atas :
a. Pahat kanan memotong dari kanan kekiri
b. Pahat kiri memotong dari kiri kekanan

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 8

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
II.5 Pemasangan Benda Kerja

Gambar 2.4 Pemasangan Benda Kerja


Ada tiga cara pemasangan benda kerja pada mesin bubut:
1. Antara senter-senter.
Senter-senter mesin mesin bubut dikerjakan dengan mesin,dengan tirus
morse ditempatkan ke dalam spindel kepala tetap dan kepala lepas biasa disebut
senter mati dan senter hidup, senter mati masuk pada kepala lepas sedangkan
senter hidup ikut berputar dengan mesin masuk ke dalam kepala tetap, keduanya
mempunyai sudut 60 derajat pada mata titiknya.
2. Dalam pelat cekam kosentris tiga rahang.
Ketiga rahang bersama-sama bergerak ke dalam atau keluar di lengkapi
dengan seperangkat rahang yang dapat di balik pemasangannya untuk dapat
menjepit benda kerja kerja sesuai garis tengah, rahang-rahang ini tidak dapat
diukur, pemasangan ini hanya untuk benda kerja bulat.
3. Dalam cekam bebas empat rahang.
Keempat rahang bergerak secara bebas dan dapat di balik sehingga tidak
diperlukan seperangkat cadangan. Pelat cekam ini dipergunakan untuk menjepit
benda kerja segi empat yang tidak teratur. Pelat cekam harus di setel dengan
cermat untuk menghasilkan kekuatan jepit yang besar.

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 9

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
II.6 Geram
Pemotongan logam didasari dengan terbentuknya geram (chip) sebagai akibat
dari proses pemotongan. Pemotongan logam menyangkut beberapa faktor penting:
Sifat dari bahan benda kerja (work material)
Sifat dan bentuk geometry pahat
Hubungan antara pahat dan benda kerja
Terbentuknya geram merupakan hasil dari shear deformation (deformasi
geser) pada bagian terlemah dari benda kerja yang termakan oleh sisi potong dari
pahat. Gerakan relatif antara pahat dan benda kerja menyebabkan terjadinya gaya
kompresi didekat pahat yang mengakibatkan terjadinya deformasi geser.
Geram yang terbentuk pada proses pemotongan logam dapat diklasifikasikan
menjadi 3 macam yaitu:
1. Discontinuous Chips
Geram ini terputus putus dimana segmen segmennya tidak
terikat satu dengan lainnya disebabkan oleh karena distorsi pada logam
yang berdekatan dengan pahat menghasilkan crack (retak) dan terlempar
dari pahat
2. Continuous Chips
Geram ini terus tersambung dan membentuk gulungan geram yang

panjang seperti spiral atau lurus memanjang


Terjadi karena operasi mesin perkakas dengan kecepatan potong tinggi
dengan material yang ductile (lunak), contohnya baja lunak,

aluminium, dll.
3. Continuous with a Built Up Edge Chips
Geram ini terbentuk karena adanya panas lebih (over heating).
Pada proses ini terbentuk gumpalan didepan pahat yang akan ikut
mendorong bagian belakang geram, gumpalan tersebut adalah bagian dari
geram yang kecil, karena pada tool dan benda kerja terjadi panas yang
berlebih maka geram tersebut meleleh dan melekat pada ujung pahat
potong yang makin lama makin banyak.
II.7 Coolant (Media Pendingin)
1. Fungsi media pendingin
a. Mengurangi gesekan antara geram, pahat dan benda kerja
b. Mengurangi suhu pahat dan benda kerja
c. Membersihkan pahat dari geram
d. Memperbaiki penyelesaian permukaan
e. Menaikkan umur pahat

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 10

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
f. Menurunkan daya yang diperlukan
g. Mengurangi kemungkinan korosi pada benda kerja dan mesin
h. Membantu mencegah pengelasan geram pada pahat
2. Syarat media pendingin
a. Tidak menimbulkan penolakan secara fisiologis kepada operator
b. Tidak merusak mesin
c. Harus memiliki karakteristik perpindahan panas
d. Tidak menguap
e. Tidak berbuih
f. Melumasi dan mempunyai titik nyala tinggi
3. Bahan media pendingin
a. Bahan padat
Grafit dalam besi cor kelabu
b. Bahan cair
Larutan dasar air atau dasar minyak dengan bahan tambahan
tertentu
c. Bahan gas
Uap air, karbon dioksida dan udara tekan
d. Media pendingin kimia
Komponen kimia yang dihancurkan dalam air. Zat kimia yang
digunakan adalah:
Amina dan nitrit untuk mencegah karat
Nitrat untuk menstablkan nitrit
Fosfat dan borat untuk melunakkan air
Bahan sabun dan pembasah untuk pelumasan dan

mengurangi tegangan muka


Gabungan dari fosfor, chlorin dan belerang untuk

pelumasan kimia
Chlorin untuk pelumasan
Glikol sebagai bahan pengaduk dan pembasah
Germisida untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 11

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat

Mesin Bubut

1 set

Jangka Sorong

1 buah

Roll Meter

1 buah

Alat Penanda (TipeX)

1 buah

Kacamata Pelindung

1 buah

III.1.2 Bahan

Baja Karbon Rendah berbentuk Silinder (AISI 1020)

2 buah

Coolant

secukupnya

III.2 Prosedur Kerja


III.2.1 Tahap Preparasi

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Mengukur spesimen/workpiece dan menandai titik tengahnya.
3. Mengukur panjang area yang akan diproses machining dari titik tengah
tersebut.
III.2.2 Proses Pengaturan

1. Meletakkan benda kerja pada chuck.


2. Mengencangkan chuck assembly dengan kunci khusus chuck dan
memastikan kunci tersebut tidak tertinggal pada chuck
menghindari kunci terlempar saat mesin berputar

untuk

karena bisa

menyebabkan cidera serius atau bahkan kematian.


3. Menyalakan mesin untuk melihat perputaran workpiece.
4. Mengatur kembali chuck assembly jika perputaran workpiece kurang
sempurna.
5. Memilih tool dan melakukan setting pada tool bar assembly pada level
ketinggian dan setting sudut yang sesuai untuk pekerjaan yang akan
dilakukan.
III.2.3 Prosedur Pengerjaan Mesin

1. Melakukan proses set up untuk membuat tirus.

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 12

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
2. Melakukan sedikit proses facing untuk menemukan titik tengah ujung
benda kerja.
3. Membuat tirus sebagai pusat pembubut.
4. Melakukan proses set up ulang untuk memulai proses machining.
5. Membuat batas daerah bubutan dengan membubut sedikit benda kerja
pada daerah yang telah ditandai.
6. Melakukan proses bubut hingga diameter 12,5 mm.
7. Mengganti pahat dengan mata pahat untuk proses finishing dan
Melakukan proses set up ulang untuk memulai proses finishing.
8. Melakukan proses finishing dan pembentukan groove dengan mesin
bubut.
9. Mengulangi langkah dari awal untuk membubut benda kerja selanjutnya.
III.3 Gambar Benda Kerja Mesin
Benda kerja yang dibuat dalam praktikum kerja mesin ini adalah spesimen
uji tarik
Gambar 3.1 Dimensi Benda Kerja yang Akan Dibuat

BAB IV
PEMBAHASAN
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 13

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan
yang mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk membuang material
(geram) dari permukaan benda kerja yang berputar . Tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah mengetahui cara membuat spesimen dengan standar yang
sudah ditentukan dengan menggunakan mesin bubut.
Mild steel yang berbentuk silinder diukur panjang, diameter dan dicari titik
tengahnya. Untuk pengukuran diameter, diukur dengan jangka sorong di tengah
dan di kedua ujungnya, lalu dirata-rata. Spesimen uji tarik yang akan dibuat ada 2.
setelah dilakukan pengukuran, maka selanjutnya ialah pada ujung mild steel dibor
searah dengan panjang bajanya. Drill ini menggunakan mesin bubut ini sendiri.
Tujuan dari drilling ini ialah agar nantinya spesimen bisa dijepit pada mesin
bubut. Setelah dilakukan drill pada salah satu ujung mild steel, maka dimulalilah
proses pembubutan mild steel ini. Putaran yang digunakan ialah kecepatan
medium. Pada tahapannya dilakukan dengan dua operasi yaitu operator manual,
pembubutan dengan operaor otomatis.
Pada kerja mesin praktikan ditugaskan untuk membuat spesimen uji tarik,
dengan menggunakan jangka sorong dihasilkan diameter awal spesimen sebesar
19.7 mm dan panjang spesimen 325.0 mm. Pertama-tama dibuat lubang senter
pada kedua ujungnya dengan drill pada mesin bubut, agar dapat

dilakukan

penjepitan pada proses selanjutnya. Selanjutnya dilakukan proses pembubutan


untuk mengurangi diameter dari benda kerja hingga berdiameter 17.5 mm
sepanjang benda kerja kecuali pada ujung-ujungnya berjarak 1.0 mm dari ujung.
Dari diameter 19,7 mm hingga menjadi diameter 17,5 mm maka dilakukan
pengurangan dimensi sebanyak 2,2 mm. Pembubutan ini tidak dapat dilakukan
dalam satu kali langkah, langkah pertama mengurangi sebanyak 1,0 mm, kedua
sebanyak 1.0 mm, dan yang terakhir sebesar 0.2 mm. Hal tersebut dilakukan agar
hasil yang diperoleh halus dan tidak merusak mesin. Setelah didapatkan spesimen
dengan diameter sebesar 17.5 mm, selanjutnya dari titik tengah benda uji masingmasing diukur sepanjang 61.25 mm kemudian dilakukan proses pembubutan
untuk mengurangi diameter benda kerja dari 17.5 mm hingga diameternya 12.5
mm. Pada proses ini juga dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama karena

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 14

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
dimensi yang akan dikurangi terlalu besar, kedua karena dibutuhkan pengetrapan
pada sisi dalam dari 61.25 mm untuk mendapatkan cekungan dengan jari-jari
sebesar 10 mm.
Hasil akhir yang didapatkan sesuai dengan hasil yang ditentukan pada
modul praktikum, yaitu spesimen dengan panjang 325.0 mm, diameter luar 17.5
mm, dan diameter bagian tengah 12.5 mm untuk spesimen pertama dan untuk
spesimen kedua didapatkan benda kerja dengan panjang 323.0 mm dengan
diameter 12.5 mm. Pada praktikum ini sempat terjadi kesalahan dalam penafsiran
pengurangan dimensi, namun tidak berakibat fatal untuk mencapai ukuran yang
diinginkan.

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 15

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.

Praktikan mampu bekerja menggunakan mesin bubut


untuk membuat spesimen uji tarik yang sesuai standar. Dalam praktikum
kerja mesin ini, praktikan dituntut untuk menggunakan ketelitian yang
tinggi. Benda kerja hasil proses bubut yang mendekati standar yakni
benda kerja I memiliki panjang 325 mm, diamter 12,5 mm dan benda
kerja II memiliki panjang 323 mm, diameter 12,5 mm.

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 16

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin

DAFTAR PUSTAKA
_______. Prosedur Praktikum Proses Produksi, Jurusan Teknik Material dan
Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri , ITS. Surabaya. 2007.
Daryus, Asyar. Mesin Bubut. Proses Produksi II. Jakarta: Universitas Darma
Persada
Ir H Musaikan. Diktat Kuliah Teknik Las. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknologi Industri, ITS. Surabaya. 2002.

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 17

Laporan Resmi Praktikum Proses Manufaktur


Kerja Mesin

LAMPIRAN GAMBAR PRAKTIKUM

Hasil Benda Kerja


JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Page | 18

Anda mungkin juga menyukai