Anda di halaman 1dari 19

TUGAS LAPORAN

MANUFAKTUR DARI ASPEK TEKNOLOGI & EKONOMI

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses Manufaktur I

Oleh:

Marihot Tumpal HotBen Doloksaribu

061001700054

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga
kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual.
Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri sebuah negara.
Perkembangan industri manufaktur disebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat
perkembangan industri secara nasional dinegara itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek
kualitas produk yang dihasilkan maupun kinerja industri secara keseluruhan.

Arti manufaktur sendiri asalnya adalah membuat barang dengan tangan (manual). Jadi
manufaktur itu bukanlah sekedar “ilmu“, tapi sekaligus menyangkut “laku“ (practice). Dalam manufaktur
berlaku “ilmu tanpa laku: kosong“ (science without practice: no fruit) tetapi “laku tanpa ilmu: kerdil”
(practice without science: no root). Laku dalam manufaktur cepat kadaluwarsa dan cepat berubah
karena berkembangnya ilmu pengetahuan, yang berarti juga berkembangnya teknologi. Sekalipun pada
prinsipnya tetap meliputi proses-proses material “-forming, -shaping and -cutting”, namun produk-
produk manufaktur akan selalu berubah sifat/spesifikasi yang harus dipenuhinya, sesuai dengan
perkembangan kebutuhan pemakaian. Pemakaian untuk apapun adalah manusia yang
menginginkannya, dan manusia selalu makin meningkat tuntutannya.

Manufaktur tidak dapat hanya dengan berandai-andai. Hanya praktek kuncinya, yang
sekaligus didasari kaidah-kaidah ilmu pengetahuan. Praktek berarti teknologi, dan itulah yang
harus kita cari, kuasai dan kembangkan. Kegiatan itu harus kita lakukan terus menerus tanpa
jemu, sehingga terjadi akumulasi ketrampilan – pengalaman – dan pengetahuan untuk
menghadapi perubahan tuntutan.
Faktor-Faktor yang mendukung proses manufaktur
1.2. Tujuan

1. membuat komponen dengan mempergunakan material tertentu yang memenuhi persyaratan


bentuk dan ukuran serta struktur yang mampu melayani kondisi lingkungan tertentu.

2. memahami proses-proses manufaktur seperti pengecoran, pencetakkan, pemesianan, pengelasan,


dan lain sebagainya hinggaproses finishing.

3. mahasiswa dapat menghitung estimasi waktu dan biaya yang diperlukan


untuk menyelesaikan sebuah produk.

4. mahasiswa dapat menganalisa segala macam proses yang dilakukan pada


praktikum proses manufaktur.

1.3. Manfaat
 Setiap mahasiswa teknik mesin mengetahui berbagai macam mesin dan alat produksi
secara umum

 Setiap mahasiswa teknik mesin mengetahui fungsi, kegunaan dan cara pengoperasian mesin
dan alat-alat tersebut.
 Setiap mahasiswa teknik mesin mampu menciptakan rasa tanggung jawab dan kekompakan
dalam tim
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Produksi dalam pengertian sederhana adalah seluruh proses dan operasi untuk memproduksi
barang atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi
dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini
dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi
merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

Kata “Manufacture” dalam bahasa inggris atau manufaktur (dalam bahasa Indonesia) berasal dari
bahasa latin, yaitu : manus = tangan (hand), factus = membuat (make). Pada abad-abad yang lalu
dalam bahasa inggris manufacture berarti made by hand atau dibuat dengan tangan. Namun pada
masa modern kata manufaktur lebih sering dikaitkan dengan bantuan permesinan dan kontrol
komputer.

(Groover manufacturing)

Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik maupun kimia untuk merubah
bentuk geometri bahan atau penampilan permukaan dalam pembuatan komponen suatu produk.
Proses manufaktur membutuhkan komponen-komponen sedrehana untuk diproses sehingga menjadi
barang yang lebih kompleks. Misalnya kompoen seperti baut, mur, plat besi dan lain-lain yang meripakan
komponen dasar yang dapat dirakit menjadi komponen lebih rumit dan mempunyaoi nilai yang lebih besar
dan berguna. Proses permesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagaian bahan dengan
maksud untuk membentuk produk yang diinginkan. Proses pemesinan yang biasa dilakukan di industri
manufaktur adalah proses penyekrapan (shaping), proses penggurdian ( d r i l l i n g ) , proses
pembubutan (t u r n i n g ) , proses penyayatan/frais (milling), proses gergaji (sawing), proses
broaching,
dan proses gerinda (grinding).

Proses pemesinan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu;

1. Proses pemotongan (cutting), yaitu proses pemesinan dengan menggunakan pisau


pemotongan dengan bentuk geometri tertentu.
2. Proses abrasi (abrasive process), seperti proses gerinda.
3. Proses pemesinan non tradisional yaitu yang dilakukan secara elektrik

Proses pemesinan seperti proses bubut, pengeboran, frais atau pemesinan baut
pada dasarnya merupakan suatu proses pembuangan sebagian bahan benda kerja dimana
pada proses pemotongannya akan dihasilkan geram ( chip ) yang merupakan bagian benda
kerja yang akan dibuang. Pahat potong bergerak sepanjang benda kerja dengan kecepatan
V dan kedalaman pemotongan. Pengerakan pahat ini mengakibatkan timbulnya geram
(chip) yang terbentuk akibat proses pergeseran (shearing) secara kontinu pada bidang
geser.
2.2. Kerja Turning

1. Definisi

Pekerjaan memotong, yang paling utama terhadap benda kerja adalah membubut. Dalam hal
ini benda kerja bergerak berputar, sedangkan pahat-pahatnya bergerak lurus. Oleh sebab itu
benda kerja disebut melakukan gerak potong sedangkan pahatnya melakukan gerak berjalan.

Mesin bubut merupakan suatu mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris. Mesin
bubut mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran
benda dengan jalan menyayat benda kerja dengan pahat . posisi benda kerja berputar sesuai
dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan atau ke kiri searah dengan sumbu mesin
bubut menyayat benda kerja. Kegunaan lain dari mesin bubut adalah membuat pusat (center),
mengebor.

2. Prinsip Kerja Turning


Prinsip-prinsip kerja bangku yaitu :
1. Benda Kerja yang berputar.
2. Menggunakan pahat bermata tunggal (single point-cutting tool).
3. Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga
membuang permukaan / surface turning adalah proses bubut rata, tetapi arah gerakan
pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda.
4. Proses bubut permukaan / surface turning adalah proses bubut yang identik dengan
proses bubut rata, tetapi gerakan arah permukaan tegak lurus terhadap sumbu benda.
5. Proses bubut identik dengan proses bubut rata diatas, hanya pada yang dijalankan.
Horizontal

o Vertikal
o Otomatis
2.3. Bagian-Bagian Mesin Bubut
1. Kepala Tetap
Mempunyai sumbu utama dengan gerak utama berputar. Sumbu utama merupakan poros
transmisi dengan pully bertingkat atau roda gigi bertingkat, sehingga pada kepala tetap mesin
bubut terdapat lemari roda gigi dengan handle-handle pengatur putaran sumbu utamanya.
Pengaturan putaran dapat menggunakan pully bertingkat yang dihubungkan dengan motor
penggerak dan roda gigi bertingkat yang berada pada lemari roda gigi.

2. Kepala Lepas
Bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mendapatkan senter kepala lepas, bor, senter bor,
tap atau reamer. Untuk membubut benda kerja yang panjang, biasanya benda kerja ini dipasang
diantara dua senter kepala lepas dan kepala tetap. Kepala lepas juga berfungsi agar benda kerja
tetap berputar pada sumbunya.
3. Alas Mesin
mempunyai bentuk profil memanjang yang berfungsi untuk mendapatkan kedudukan eretan
kepala lepas dan bril atau penyangga. Bed mesin harus dilumasi supaya eretan dapat digeserkan
kekiri dan kekanan dengan lancar dan terhindar dari korosi. Alur yag mempunayi profil
digunakan sebagai jalan dari eretan dan kepala lepas.

4. Eretan
Bagian mesin yang digunakan untuk penyetelan, pemindahan posisi pahat kearah memanjang,
yang dapat dilakukan dengan gerakan kekiri atau kekanan secara manual maupun otomatis.
Eretan ditempatkan diatas bed mesin yang dapat di gerakkan manual mau pun otomatis.
a. Eretan memanjang biasanya digunakan untuk menggerakkan atau menyetel posisi pahat
kearah sumbu memanjang pada saat mesin sedang berjalan maupun saat mesin dalam keadaan
mati.
b. Eretan melintang ditempatkan memanjang dan gunanya untuk mengatur posisi pahat kearah
melintang. Pahat bubut dapat diatur mendekati atau menjauhi operator. Jika roda pemutar
diputar kekiri maka gerakan atau posisi pahat akan mendekati operator dan jika diputar
kekanan maka akan menjauhi operator.
c. Eretan atas, antara eretan melintang dan eretan atas dipasang support yang dilengkapi dengan
skala derajat.
5. Penyangga
Penyangga digunakan pada saat membubut batang ulir yang panjang,dapat juga berfungsi
sebagai penahan gaya sentrifugal akibat putaran tinggi.
a. Penyangga tetap, penyangga ini dikunci pada bed mesin agar benda kerja dapat berputar
tetap pada sumbunya.
b. Penyangga jalan, dipasang pada eretan yang dikunci dengan baut. Fungsinya untuk menahan
atau menyangga benda kerja dari lengkungan akibat gaya tekan dari pahat saat pemotongan
atau penyayatan berlangsung.

a. Penyangga Tetap b. Penyangga Jalan

6. Batang transportur dan batang pengantar


Batang transportur dan batang pengantar berfungsi untuk menggerakkan eretan secara
otomatis kekiri atau kekanan saat operasi pembubutan berlangsung.batang transportur tidak
berulir tetapi mempunyai alur pasak yang berfungsi untuk memutarkan roda gigi yang berada
pada eretan sehingga dapat bergerak kekiri atau kekanan dengan teratur. Putaran pada poros
transportur ini dapat diatur sesuai dengan posisi putaran pada lemari roda gigi yang tersedia
sehingga kecepatan sayatnya dapat diatur.
7. Penjepit Paha
Penjepit pahat yaitu rumah pahat yang dipasang diatas eretan. Penjepit pahat berfungsi
sebagai penjepit pahat bubut agar posisi mata pahat benda tetap kuat sejajar dengan sumbu benda
kerja. Penjepit pahat ada yang mempunyai tempat pahat lebih dari satu sehingga untuk
pembubutan tertentu dapat dipasang beberapa macam pahat sekaligus pada penjepit pahat dan
digunakan sesuai dengan urutan operasi pembubutannya.

2.4. Operasi Mesin Bubut

Operasi yang dapat dilakukan mesin bubut terdapat beberapa jenis yang dapat dikerjakan seperti
berikut:

a) Pembubutan
b) Pengobaran
c) Pengerjaan tepi
d) Penguliran
e) Pembubutan Tirus
f) Meluaskan luang

2.5. Pengerjaan Tepi

Pengerjaan tepi dilakukan apabila permukaan harus dipotong pada pembubutan. Benda
kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam. Tetapi bisa juga pengerjaan di
tepi dilakukan dengan benda kerja diantara pusatnya karena pemotongan tegak lurus terhadap
sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah
gerakan aksial.

Pembubutan Tirus

Terdapat beberapa standart ketirusan dalam praktek komersil. Adapun penggolongan yang
biasanya digunakan adalah:

1. Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi leher dan pusat pembubutan. Ketirusan
adalah 0,0502 mm (5,02%).
2. Tirus Brown dan sharp. Terutama digunakan memfrais spindel mesin, 0,0417 mm ( 0,166 %).
3. Tirus Sarno dan Reed. Digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan
penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan (0,05 mm/mm) ( 5.00 %) tetapi diameter
benda.
4. Pena tirus. Pena tirus digunakan sebagai pengunci ketirusan 0,0208 mm ( 2,083 %).

Ketirusan luar yang diteliti dapat dipotong pada sebuah pembubut dalam beberapa cara:

1. Mesin kendali numeris yang dapat memotong kerucut sbagai hal yang biasa.
2. Dalam perlengkapan membubut tirus , perlengkapan yang diperhatikan pada gambar
disebelah. Dibuatkan pada punggung mesin bubut dan mempunyai batang pemandu yang
dapat dikunci pada sudut maupun ketirusan yang diinginkan. Ketika kereta luncur bergerak
masuk dan keluar, sesuai dengan penguncian pada batang.
3. Peletakan majemum pada kereta luncur mempunyai dasar bulat dan dapat diputar ke
sembarang sudut yang diinginkan pada benda kerja.

Pembubutan Ulir
Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin bubut konvensional
(manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengulangan pemotongan harus
dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi.

Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien
dan efektif, karena sangat memungkin membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bevariasi
dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi. Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal
atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir
yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir
metris sudut ulir adalah 60o, sedangkan ulir Whitwoth sudut ulir 55o. Identifikasi ulir
biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir. Misalnya ulir M5x0,8
berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm

Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut ulir 55o).
Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi .Misalnya
untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625”). Ulir ini biasanya
digunakan untuk membuat ulir pada pipa mencegah kebocoran fluida).

Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat (Gambar 2). Ulir segi
empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada dasarnya
sama dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan sudut
helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk
(diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat
ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.

Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut ulir 55o).
Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi .Misalnya
untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625”). Ulir ini biasanya
digunakan untuk membuat ulir pada pipa mencegah kebocoran fluida).

Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat (Gambar 2). Ulir segi
empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada dasarnya
sama dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan sudut
helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk
(diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat
ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.

Drilling
Pengeboran (drilling) pada mesin bubut adalah pembuatan lubang dengan alat potong mata bor.
Proses pengeboran pada mesin bubut, pada umumnya dilakukan untuk pekerjaan lanjutan
diantaranya akan dilanjutkan untuk diproses : pengetapan, pembesaran lubang (boring), rimer,
ulir dalam dll. Masing-masing proses tersebut memiliki ketentuan sendiri dalam menetapkan
diameter lubang bornya, maka dari itu didalam menentukan diameter bor yang akan digunakan
untuk proses pengeboran pada mesin bubut harus mempertimbangkan beberapa kepentingan
diatas.
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam proses pembuatan benda kerja pada Mesin Bubut adalah
adalah:
1. Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang , lebar dan tinggi dari benda kerja.

2. Kunci tool holder


Kunci tool holder digunakan utuk menguatkan dan melonggarkan tool post

3. Kunci kombinasi 8 mm
Kunci ini digunakan untuk mengencangkan pahat dan melonggarkan pahat.
4. Tool holder

Tool holder berfungsi sebagai tempat kedudukan pahat.


5. Kunci Toll Post
Kunci tool post digunakan untuk mengunci dan melonggarkan tool post dari kedudukannya.
6.Kunci L
Kunci L digunakan untuk menyeting atau mengatur Tool pada Tool Post terhadap ujung center.

7. Pahat
Pahat bubut digunakan untuk memotong menyayat benda kerja.
8. Kuas
Kuas digunakan untuk membersihkan mesin dari geram-geram dari sayatan benda kerja.

9. Senter
Alat ini digunakan untuk memegang titik sumbu dari kedua ujung benda kerja dibor runcing
sedikit untuk menempatkan ujung senter tersebut.

10.Chuck Drill
Kunci chuck chuck drill dugunakan untuk mengunci chuck drill.

Anda mungkin juga menyukai