PENDAHULUAN
1|PROSES MANUFAKTUR
1.3 Manfaat Praktikum
2|PROSES MANUFAKTUR
BAB II
LANDASAN TEORI
Produksi dalam pengertian sederhana adalah seluruh proses dan operasi untuk
memproduksi barang atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang
saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output
produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan
informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya.
Kata “Manufacture” dalam bahasa inggris atau manufaktur (dalam bahasa Indonesia)
berasal dari bahasa latin, yaitu : manus = tangan ( hand ), factus= membuat (make). Pada
abad-abad yang lalu dalam bahasa inggris manufacture berarti made by hand atau dibuat
dengan tangan. Namun pada masa modern kata manufaktur lebih sering dikaitkan dengan
bantuan permesinan dan kontrol komputer. (Groover manufacturing ) Proses manufaktur
adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik maupun kimia untuk merubah bentuk
geometri bahan atau penampilan permukaan dalam pembuatan komponen suaytu produk.
3|PROSES MANUFAKTUR
(drilling) , proses pembubutan (turning), proses penyayatan/frais (milling), proses gergaji
(sawing), proses broaching, dan proses gerinda (grinding).
Proses pemesinan seperti proses bubut, pengeboran, frais atau pemesinan baut pada
dasarnya merupakan suatu proses pembuangan sebagian bahan benda kerja dimana pada
proses pemotongannya akan dihasilkan geram (chip) yang merupakan bagian benda kerja
yang akan dibuang. Pahat potong bergerak sepanjang benda kerja dengan kecepatan V dan
kedalaman pemotongan Doc. Pergerakan pahat ini mengakibatkan timbulnya geram ( chip)
yang terbentuk akibat proses pergeseran (shearing) secara kontinu pada bidang geser.
4|PROSES MANUFAKTUR
2.2 Peralatan
2.2.1 Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat,digergaji,di tap,di sney,dan lain lain.
Dengan memutar tangkai (handle) ragum,Maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga
jangan sampai rusak akibat terpahat,terkikir dan lain sebagainya.
Memilih tinggi ragum yang sesuai
Cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi badan anda :
1. berdiri tegak di ragum
2. tempelkan kepalan tangan pada dagu
3. sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan,sikut jangan
sampai menyentuh bibir mulut ragum.
5|PROSES MANUFAKTUR
2.2.2 Kikir
Adapun bentuk kikir itu dibuat bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan
kebutuhannya.Berikut ini bentuk kikir dan fungsinya :
1. Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah ujungnya menirus
kikir.Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan tegak lurus.
2. Kikir blok lebar kikir seluruhnya sama,lebar kikir bagian ujungnya berkurang.
Fungsinya membuat rata, sejajar dan menyiku antara bidang satu dengan bidang
lainnya.
3. Kikir segi empat (square) , fungsinya membuat rata dan menyiku antara bidang satu
dengan bidang lainnya.
4. Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga,segitiga kikir pada bagian ujungnya
mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk sudut 60
atau lebih besar.
5. Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau,fungsinya untuk meratakan dan
menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih kecil.
6. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan,meratakan dan
membuat bidang cekung.
7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang cekung,dan membuat
bidang cekung.
8. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin mengecil.Fungsinya untuk
menghaluskan dan menambah diameter bidang bulat.
6|PROSES MANUFAKTUR
Gambar 2.2.2 spesifikasi kikir
7|PROSES MANUFAKTUR
Gambar 2.2.3.a jenis jenis tapping
Alat Bantu yang dipakai untukmenggunakan tap, supaya dalam pemakainannya lebih mudah.
Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada 3 macam (
Gambar 2.1.3b ), yaitu:
1. tipe batang,
2. tipe penjepit,
3. tipe amerika.
Berikut ini beberapa macam alat lukis/gambar benda kerja yang umum digunakan dalam
kerja bangku :
A. Mistar baja
Mistar baja mempunyai panjang 30 cm sampai dengan 100 cm dalam skala satuan mm dan
inchi, digunakan untuk mengukur panjang dan alat bantu menggores serta sebagai acuan
ukuran.
8|PROSES MANUFAKTUR
Gambar A. mistar baja
Busur derajat (Gambar B) pada umumnya terbuat dari bahan stainlessteel dengan tujuan agar
supaya tahan terhaqdap karat. Spesifikasi yang umum digunakan di bengkel adalah 180 x
100.
C. Mal radius
Mal radius terbuat dari bahan baja pelat dan digunakan untuk memeriksa radius, baik radius
luar maupun radius dalam. Pada alat ini terdapat angka ukuran yang menyatakan besarnya
radius, misalnya angka 8, berarti mal ini digunakan untuk memeriksa radius benda berukuran
8 mm. Dalam satu set mal radius terdiri dari beberapa buah dengan
masing-masing beda ukuran. Satu set mal radius dalam satu tangkai
(Gambar C a) dan satu set mal radius dalam satu ikatan cincin (Gambar C b)
Gambar C. a set mal radius dalam gambar C. b set mal radius dalam
tangkai cincin
9|PROSES MANUFAKTUR
D. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat untuk mengukur diameter, panjang, tebal dan kedalaman suatu
benda dengan ketelitian sampai dengan 0,01 mm atau 0,01 inch.
E. Palu
Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan memahat, mengeling,
membengkok dan sebagainya. Menurut bentuknya palu dibedakan dalam beberapa jenis yaitu
palu pen (Gambar E.a) mukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu
konde (Gambar E.b) bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu pen muka segi
empat dan puncaknya lancip (Gambar E.c) serta palu tembaga (Gambar E.d).
Gambar E. palu
Untuk dapat dipergunakan palu tersebut diberi tangkai yang terbuat dari bahan kayu liat dan
berurat lurus.
Palu lain yang digunakan pada pekerjaan kerja bangku atau kerja plat dapat dilihat pada
Palu lunak terbuat dari bahan kulit biasanya untuk pengerjaan penyetelan atau pengepasan.
Palu karet/plastik yang dikeraskan untuk penggunaan yang sama seperti palu kulit. Palu kayu
digunakan untuk memukul bahan lunak/lembek seperti seng, plat logam tipis dan sebagainya
10 | P R O S E S M A N U F A K T U R
F. Gergaji Tangan
gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya
terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun
gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS
high speed steel) dan baja tungsten (tungsten steel).
11 | P R O S E S M A N U F A K T U R
2.3 Proses Pembubutan
Merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan
cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur
perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi
penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi
pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai
dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
a) Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi
penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh
permukaan yang halus dan rata.
12 | P R O S E S M A N U F A K T U R
b) Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan
sepanjang garis sumbunya. Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau dengan
permulaan kasar yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing.
c) Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan menggunakan pahat ulir.
13 | P R O S E S M A N U F A K T U R
d) Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja berbentukkonis.
Dalam pelaksanaan pembubutan tirus dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu
memutar eretan atas (perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock), dan
menggunakan perlengkapan tirus (tapper atachment).
14 | P R O S E S M A N U F A K T U R
g) Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk
membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat
khusus (kartel).
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses
kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai
alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses
produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada
prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada
spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan
pada benda kerja yang berputar.
15 | P R O S E S M A N U F A K T U R
(A), (C) dan (F). Roda (Pully V) bertingkat ini biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah keping
dengan sumbu yang berbeda dan diputar oleh sebuah motor listrik.
Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran lambat. Putaran
cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk membubut benda dengan sayatan tipis
sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk membubut dengan tenaga besar dan
pemakananya tebal (pengasaran). Arah putaran mesin dapat dibalik menggunakan tuas
pembalik putaran (C), hal ini diperlukan dengan maksud misalnya untuk membubut ulir atau
untuk membubut dengan arah berlawanan sesuai dengan sudut mata potong pahat.
Meja mesin bubut ( Gambar 2) berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan.
Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya
mempunyai ketinggian tertentu. Permukaannya halus dan rata sehingga gerakan kepala lepas
dan lain-lain di atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan jalannya
eretan tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau kurang
presisi.
Eretan (Gambar ) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak
sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin
dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan d atas eretan
melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat
diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat
16 | P R O S E S M A N U F A K T U R
pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara otomatis
ataupun manual.
Gambar 3. eretan
4. Kepala Lepas (tail stock)
Kepala lepas sebagaimana (Gambar 4) digunakan untuk dudukan senter putar sebagai
pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor
sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang
tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan
tinggi senter tetap. Kepal lepas ini terdiri dari terdapat dua bagian yaitu alas dan badan, yang
diikat dengan 2 baut pengikat (A) yang terpasang pada kedua sisi alas kepala lepas sekaligus
berfungsi untuk pengatur pergeseran badan kepala lepas untuk keperluan agar dudukan senter
putar sepusat dengan senter tetap atau sumbu mesin, atau tidak sepusat yaitu pada waktu
membubut tirus diantara dua senter.
Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga terdapat dua lagi lengan pengikat yang satu (C)
dihubungkan dengan alas yang dipasang mur, dimana fungsinya untuk mengikat kepala lepas
terhadap alas mesin agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari
kedudukannya. Sedangkan yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter
putar, bila dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu
membubut.
17 | P R O S E S M A N U F A K T U R
5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar 5, digunakan untuk mengatur kecepatan poros
transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan
kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter
kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan
pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off). Besarnya kecepatan setiap mesin
berbeda-beda dan dapat dilihat pada plat tabel yang tertera pada mesin tersebut.
Pelat tabel (B) pada gambar 7, adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin
bubut yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam kotak
roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (head stock).
Tabel ini sangat berguna untuk pedoman dalam pengerjaan sehingga dapat dipilih kecepatan
yang sesuai dengan besar kecilnya diameter benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan
yang dikerjakan.
Tuas pembalik putaran (C) pada gambar 7, digunakan untuk membalikkan arah putaran
sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran,
pengkartelan, ataupun membubut permukaan.
18 | P R O S E S M A N U F A K T U R
8. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama
Plat tabel kecepatan sumbu utama (E) pada Gambar 8, menunjukkan angka-angka besaran
kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan pekerjaan pembubutan.
Tuas pengatur kecepatan sumbu utama (Gambar 9) berfungsi untuk mengatur kecepatan
putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran.
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada
beberapa macam diantaranya seperti ditunjukkanpada gambar 10. Jenis ini sangat praktis dan
dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila
memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel
19 | P R O S E S M A N U F A K T U R
sekaligus.
Eretan atas sebagaimana gambar 11, berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus
berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus,
champer (pingul) dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.
Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual.
Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360°, biasanya digunakan
untuk membubut tirus dan pembubutan ulir dengan pemakanan
menggunakan eretan atas.
Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada benda kerja yang
sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga
dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil bubutannyapun halus.
20 | P R O S E S M A N U F A K T U R
Gambar 2.3.1. Mesin Bubut
Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki
rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan
pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
21 | P R O S E S M A N U F A K T U R
2.4 Proses Pengeboran
Mesin bor adalah salah satu mesin perkakas yang gerak utamanya berputar , dimana alat
potong berputar dan bergerak naik turun sedangkan benda kerja terikat pada meja . digunakan
untuk lubang bulat logam atau non logam , ada beberapa jenis pengerjaan yang lain dapat
dilakukan oleh mesin ini yaitu : Memperbesar lubang agar tepat (Reaming), Pembuat tempat
kedudukan kepala baut ( Countersinking ), pengasahan atau menghaluskan ( Honing ) ,
pemolesan (Lapping) , membuat ulir bagian dalam ( Tapping )
A. Countersink
Pada proses ini dapat dibentuk lubang untuk kedudukan suatu baut pershank,
countersink ini mempunyai beberapa macam sudut yaitu :
22 | P R O S E S M A N U F A K T U R
B. Spot facing
Proses meratakan / membersihkan permukaan pada pekerjaan benda tuang atau tempa
dapat dilakukan dengan mesin bor , misalnya untuk penempatan kepala baut agar diam pada
posisinya dengan baik
C. Reamer
Reamer digunakan untuk memperbesar lubang yang lebih akurat jika dibandingkan
dengan mata bor, pertama –tama lubang dibor dan dibuat lebih kecil dari ukuran akhir yang
diinginkan, setelah selesai baru dilakukan reaming sesuai ukuran. Reamer di putar pada
kecepatan lambat dengan menggunakan cairan pendingin ( cutting oil )
23 | P R O S E S M A N U F A K T U R
Gambar : reamer
D. Taping
Pada mesin bor juga dapat digunakan untuk mengetap, yaitu dengan menggunakan
alat bantu taping attachment yang dipasang pada spindel, dan jika pengetapan sudah sampai
kedalaman yang diinginkan maka dengan menaikan hadel putaran spindel akan berputar
kearah berlawanan. Bila mengetap menggunakan mesin bor radial maka tidak diperlukan
alat bantu, karena pada mesin ini dapat diputar searah maupun berlawanan dengan jarum
jam
24 | P R O S E S M A N U F A K T U R
2.4.1 Mesin Bor Beserta Bagian-Bagiannya
Motor
Sebagai penggerak mesin dan umumnya menggunakan motor listrik 1 phase
atau motor listrik 3 phase
Puli
Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari motor listrik dan puli ini juga
dapat digunakan sebagai pengatur kecepatan dari putaran spindel mesin bor
Penutup
Berfungsi untuk menutupi belt dan puli agar tidak membahayakan
25 | P R O S E S M A N U F A K T U R
Tuas penghantar
Digunakan untuk menekan mata bor saat melakukan pengeboran
Pilar ( column)
Berfungsi untuk menyangga bagian-bagian mesin
Meja
Digunakan untuk menempatkan benda kerja baik di klem langsung maupun
di ikat dengan ragum
Kunci meja
Digunakan untuk mengunci meja agar tidak bergerak saat mengebor
26 | P R O S E S M A N U F A K T U R
BAB III
GAMBAR KOMPONEN DAN PRODUK JADI
27 | P R O S E S M A N U F A K T U R
4
5
28 | P R O S E S M A N U F A K T U R
3.2 Produk Jadi
29 | P R O S E S M A N U F A K T U R
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
30 | P R O S E S M A N U F A K T U R
4.3 Proses Pengerjaan Komponen 3
31 | P R O S E S M A N U F A K T U R
4.6 Proses Assymbling
Setelah membuat komponen 1-5, kemudian dirakit dengan menggunkan mur, ring, dan baut
sebagai komponen penghubungnya.
Dengan menggunakan kunci pas agar terkunci dengan rapat.
32 | P R O S E S M A N U F A K T U R
Alumunium persegi Aluminium tabung
start start
cutting cutting
Sudah
ok? No Sudah
ok? No
Yes
Yes
drilling
turning
tapping
Yes No
Apakah
ok?
finishing
assymbling
No
Check
ok?
Yes
finish
33 | P R O S E S M A N U F A K T U R
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pemesinan yang biasa dilakukan di industri manufaktur adalah proses
penyekrapan (shaping), proses penggurdian (drilling) , proses pembubutan (turning),
proses penyayatan/frais (milling), proses gergaji (sawing), proses broaching, dan
proses gerinda (grinding).
2. Mesin Turning merupakan mesin konvensional yang digunakan untuk pengerjaan
benda-benda silindris yang memiliki gerak utama yaitu gerak putar dan gerak
pemakanan.
3. Mesin milling merupakan mesin pemotong logam yang bekerja berdasarkan prinsip
bahwa pahat berotasi dan benda kerja bergerak secara translasi dengan menggunakan
bebbagai macam pisau frais
4. Mesin drilling merupakan mesin yang diunakan untuk membuat lubang pada benda
kerja, dimana pahat akan berotasi dan benda digerakkan keatas dan kebawah untuk
mendapatkan diameter lubang sesuai dengan diameter pahat 3.
5. Proses Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam
mengerjakan benda kerja
6. Peralatan kerja bangku berupa palu, mistar, ragum, tap, gergaji tangan, jangka sorong,
kikir, mal radius, busur.
7. Bahan yang digunakan pada uji praktikum adalah aluminium, dengan bentuk tabung
dan persegi.
8. Produk yang dibuat berupa mainan kereta dengan 5 komponen dengan ukuran yang
berbeda.
B. Saran
Dari hasil praktikum yang dilakukan, ada beberapa saran yang diberikan antara lain :
1. Saat praktikum, praktikan harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja agar
meminimalkan resiko kecelakaan.
2. Praktikan harus konsentrasi sehingga dapat mempercepat dan meminimalkan
kesalahan.
3. Sebelum praktikum, praktikan harus mengetahui mengenai permesinan agar mampu
mengetahui tentang mesin-mesin.
34 | P R O S E S M A N U F A K T U R
DAFTAR PUSTAKA
35 | P R O S E S M A N U F A K T U R