Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan


dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi
barang jadi untuk dijual. Proses manufaktur memiliki hubungan yang sangat erat dengan
produksi suatu barang yang menggunakan mesin maupun perkakas. Secara umum bentuk
dari proses manufaktur merupakan proses input berupa bahan baku material dan design,
proses produksi output berupa barang jadi dari design yang dapat di nilai maupun di
analisa.
Dalam dunia kerja, seorang Sarjana Teknik Industri harus memiliki jiwa seorang
manajer harus memahami kompetensi dasar dari proses manufaktur agar dapat
mengestimasi waktu serta biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang
produksi yang berkualitas tinggi. Untuk lebih mendalami luwes dalam pengetahuan
tentang proses manufaktur, tidaklah cukup hanya mendapat materi atau teori-teori yang
berasal dari buku atau diberikan oleh dosen. Praktikum proses manufaktur sangat
membantu mahasiswa dalam memahami dan menerapkan atau mengaplikasikan ilmu-
ilmu atau materi yang telah didapat.
Melalui praktikum proses manufaktur, mahasiswa diharapkan dapat merancang
design suatu barang atau produk, maupun melakukan pemlihan bahan baku atau material
yang tepat untuk membuat barang produksi, maupun melakukan pengukuran,
menggunakan perkakas, serta mampu mengoprasikan mesin-mesin yang digunakan pada
proses manufaktur.
Pada praktikum proses manufaktur 2017 ini, mahasiswa diharapkan dapat merancang
design dan memproduksi kereta dengan bahan terbuat dari alumunium.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum proses manufaktur ini adalah :


1. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan mengoperasikan berbagai macam mesin
dan alat produksi secara umum, seperti mesin bubut, mesin drilling dan
sebagainya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi, kegunaan dan cara pengoperasian mesin dan
alat-alat tersebut.
3. Mahasiswa dapat mendesain dan membuat sebuah benda/produk buatan sendiri.
4. Mahasiswa dapat menganalisa segala macam proses yang dilakukan pada
praktikum proses manufaktur.

1|PROSES MANUFAKTUR
1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum proses manufaktur ini adalah :


1. Mengetahui dan mengoperasikan berbagai macam mesin dan alat produksi secara
umum, seperti mesin bubut, mesin drilling, tapping dan sebagainya.
2. Mengetahui fungsi, kegunaan dan cara pengoperasian mesin dan alat-alat tersebut.
3. Dapat mendesain dan membuat sebuah benda/produk buatan sendiri.

2|PROSES MANUFAKTUR
BAB II
LANDASAN TEORI

Produksi dalam pengertian sederhana adalah seluruh proses dan operasi untuk
memproduksi barang atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang
saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output
produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan
informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

Gambar 2. Input-Output Sistem Produksi

Kata “Manufacture” dalam bahasa inggris atau manufaktur (dalam bahasa Indonesia)
berasal dari bahasa latin, yaitu : manus = tangan ( hand ), factus= membuat (make). Pada
abad-abad yang lalu dalam bahasa inggris manufacture berarti made by hand atau dibuat
dengan tangan. Namun pada masa modern kata manufaktur lebih sering dikaitkan dengan
bantuan permesinan dan kontrol komputer. (Groover manufacturing ) Proses manufaktur
adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik maupun kimia untuk merubah bentuk
geometri bahan atau penampilan permukaan dalam pembuatan komponen suaytu produk.

Laporan Praktikum Proses Manufaktur membutuhkan komponen-komponen


sedrehana untuk diproses sehingga menjadi barang yang lebih kompleks. Misalnya kompoen
seperti baut, mur, besi dan lain-lain yang merupakan komponen dasar yang dapat dirakit
menjadi komponen lebih rumit dan mempunyai nilai yang lebih besr dan berguna. Proses
permesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagaian bahan dengan maksud
untuk membentuk produk yang diinginkan. Proses pemesinan yang biasa dilakukan di
industri manufaktur adalah proses penyekrapan (shaping), proses penggurdian

3|PROSES MANUFAKTUR
(drilling) , proses pembubutan (turning), proses penyayatan/frais (milling), proses gergaji
(sawing), proses broaching, dan proses gerinda (grinding).

Proses pemesinan seperti proses bubut, pengeboran, frais atau pemesinan baut pada
dasarnya merupakan suatu proses pembuangan sebagian bahan benda kerja dimana pada
proses pemotongannya akan dihasilkan geram (chip) yang merupakan bagian benda kerja
yang akan dibuang. Pahat potong bergerak sepanjang benda kerja dengan kecepatan V dan
kedalaman pemotongan Doc. Pergerakan pahat ini mengakibatkan timbulnya geram ( chip)
yang terbentuk akibat proses pergeseran (shearing) secara kontinu pada bidang geser.

2.1 Proses Kerja Bangku


Proses Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam
mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku penekanan pada pembuatan benda kerja
dengan alat tangan, dan dilakukan dibangku kerja. Praktik kerja bangku melatih mahasiswa
agar mampumenggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda
kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini
dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan
tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
Pekerjaan kerja bangku meliputi menggambar, mengikir,mengebor,mengetap.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Mahasiswa dituntut selalu mengembangkan segala potensi yang ada pada
dirinya guna membentuk keterampilan yang berkualitas, professional, dan berwawasan luas.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan
perintah kerja.Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja
bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi :tingkat ketrampilan dasar
penguasaaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil
kerja. Kerja bangku tidak hanyamenitik beratkan pada pencaapaian hasil kerja, tetapi juga
pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja
yangmeliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan
ke pengerjaan yang menggunakan mesin ± mesin produksi.

Gambar 2.1.a peralatan kerja bangku

4|PROSES MANUFAKTUR
2.2 Peralatan

2.2.1 Ragum

Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat,digergaji,di tap,di sney,dan lain lain.
Dengan memutar tangkai (handle) ragum,Maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga
jangan sampai rusak akibat terpahat,terkikir dan lain sebagainya.
 Memilih tinggi ragum yang sesuai
Cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi badan anda :
1. berdiri tegak di ragum
2. tempelkan kepalan tangan pada dagu
3. sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan,sikut jangan
sampai menyentuh bibir mulut ragum.

 Menjepit benda kerja pada ragum


Bila kita menjepit bernda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut
ragum janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila bahan benda kerja itu terbuat dari
logam tipis.Bila memungkinkan perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus
lebih kecil daripada bagian yang terjepit.
Gunakan pelat pelapis untuk menjepit benda kerja, hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan akibat dari jepitan gigi ragum.Pelat pelapis bisa dibuat
dari bahan plat tipis yang rata, plat siku dll.
 Posisi badan dan kaki
Posisi badan dan kaki Kikir ditekan dan pada waktu didorong ke depan dengan tekanan
dari tangan kiri yang seimbang,sedangkan pada waktu kikir ditarik ke belakang harus
bebas dari tekanan namum tidak berarti kikir harus diangkat dari permukaan benda kerja.
Kedudukan kaki pada pada saat mengikir kedua telapak kaki seolah-olah
membentuk sudut kurang lebih 45.

Gambar 2.2.1 Ragum

5|PROSES MANUFAKTUR
2.2.2 Kikir

Kegunaan kikir pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan menghaluskan


suatu bidang,membuat rata dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya.
membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk dan sebagainya.

Adapun bentuk kikir itu dibuat bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan
kebutuhannya.Berikut ini bentuk kikir dan fungsinya :
1. Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah ujungnya menirus
kikir.Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan tegak lurus.
2. Kikir blok lebar kikir seluruhnya sama,lebar kikir bagian ujungnya berkurang.
Fungsinya membuat rata, sejajar dan menyiku antara bidang satu dengan bidang
lainnya.
3. Kikir segi empat (square) , fungsinya membuat rata dan menyiku antara bidang satu
dengan bidang lainnya.
4. Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga,segitiga kikir pada bagian ujungnya
mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk sudut 60
atau lebih besar.
5. Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau,fungsinya untuk meratakan dan
menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih kecil.
6. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan,meratakan dan
membuat bidang cekung.
7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang cekung,dan membuat
bidang cekung.
8. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin mengecil.Fungsinya untuk
menghaluskan dan menambah diameter bidang bulat.

Menurut kasarnya gigi, kikir dibagi atas:


(1). Gigi kasar (bastard) dipakai untuk pengerjaan awal.
(2). Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang benda kerja.
(3). Gigi halus (smooth cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang benda kerja.

Gambar 2.2.2 bagian bagian Kikir

6|PROSES MANUFAKTUR
Gambar 2.2.2 spesifikasi kikir

Gambar 2.2.2 spesifikasi kikir bedasarkan penampangnya

2.2.3 Tap dan Snei


Tap adalah untuk membuat ulir dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar
(baut).
 Tap ( Membuat ulir dalam )
Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan “TAP” dalam hal ini
disebut saja “tap tangan” untuk membedakan penggunaannya dengan yang dipakai mesin.
Bahannya terbut dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan.
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus
digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper
tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk
penyelesaian ( Gambar 1)

7|PROSES MANUFAKTUR
Gambar 2.2.3.a jenis jenis tapping
Alat Bantu yang dipakai untukmenggunakan tap, supaya dalam pemakainannya lebih mudah.
Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada 3 macam (
Gambar 2.1.3b ), yaitu:
1. tipe batang,
2. tipe penjepit,
3. tipe amerika.

Gmbar 2.2.3b Pemegang Tap


2.2.4 Melukis
Benda kerja yang akan dibuat dengan menggunakan alat tangan, perlu dilukis terlebih dahulu
dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja. Garis-garis gambar (lukisan)
yang dibuat pada benda kerja berfungsi sebagai tanda batas pengerjaan. Hasil lukisan benda
kerja yang akurat akan memberi arahan, batas pengerjaan yang akurat pula.

Berikut ini beberapa macam alat lukis/gambar benda kerja yang umum digunakan dalam
kerja bangku :

A. Mistar baja

Mistar baja mempunyai panjang 30 cm sampai dengan 100 cm dalam skala satuan mm dan
inchi, digunakan untuk mengukur panjang dan alat bantu menggores serta sebagai acuan
ukuran.

8|PROSES MANUFAKTUR
Gambar A. mistar baja

B. Busur derajat (Bevel protector)

Busur derajat (Gambar B) pada umumnya terbuat dari bahan stainlessteel dengan tujuan agar
supaya tahan terhaqdap karat. Spesifikasi yang umum digunakan di bengkel adalah 180 x
100.

Gambar B. Busur derajat

C. Mal radius
Mal radius terbuat dari bahan baja pelat dan digunakan untuk memeriksa radius, baik radius
luar maupun radius dalam. Pada alat ini terdapat angka ukuran yang menyatakan besarnya
radius, misalnya angka 8, berarti mal ini digunakan untuk memeriksa radius benda berukuran
8 mm. Dalam satu set mal radius terdiri dari beberapa buah dengan
masing-masing beda ukuran. Satu set mal radius dalam satu tangkai
(Gambar C a) dan satu set mal radius dalam satu ikatan cincin (Gambar C b)

Gambar C. a set mal radius dalam gambar C. b set mal radius dalam
tangkai cincin

9|PROSES MANUFAKTUR
D. Jangka sorong

Jangka sorong adalah alat untuk mengukur diameter, panjang, tebal dan kedalaman suatu
benda dengan ketelitian sampai dengan 0,01 mm atau 0,01 inch.

Gambar C. jangka sorong

E. Palu
Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan memahat, mengeling,
membengkok dan sebagainya. Menurut bentuknya palu dibedakan dalam beberapa jenis yaitu
palu pen (Gambar E.a) mukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu
konde (Gambar E.b) bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu pen muka segi
empat dan puncaknya lancip (Gambar E.c) serta palu tembaga (Gambar E.d).

Gambar E. palu

Untuk dapat dipergunakan palu tersebut diberi tangkai yang terbuat dari bahan kayu liat dan
berurat lurus.
Palu lain yang digunakan pada pekerjaan kerja bangku atau kerja plat dapat dilihat pada
Palu lunak terbuat dari bahan kulit biasanya untuk pengerjaan penyetelan atau pengepasan.
Palu karet/plastik yang dikeraskan untuk penggunaan yang sama seperti palu kulit. Palu kayu
digunakan untuk memukul bahan lunak/lembek seperti seng, plat logam tipis dan sebagainya

10 | P R O S E S M A N U F A K T U R
F. Gergaji Tangan

gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya
terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun
gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS
high speed steel) dan baja tungsten (tungsten steel).

Gambar F. Gergaji tangan

 Jenis daun gergaji berikut fungsinya

 kecepatan langkah menggergaji

Kecepatan langkah menggergaji bisa dianggap sama dengan kecepatan langkah


mengikir untuk ukuran panjang yang sama. Hal ini dapat dipahami karena jenis bahan
daun gergaji sama dengan jenis bahan kikir, yaitu dari baja karbon. Jadi kecepatan
langkah untuk menggergaji baja lunak adalah sekitar 40 langkah permenit.

11 | P R O S E S M A N U F A K T U R
2.3 Proses Pembubutan

Merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan
cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur
perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi
penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi
pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai
dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

 Jenis-Jenis Pekerjaan Yang Dapat Dilakukan Dengan Mesin Bubut


Bentuk-bentuk pekerjaan yang dapat dilakukan dalam proses membubut dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 2..3.1 jenis jenis proses pengerjaan pembubutan

a) Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi
penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh
permukaan yang halus dan rata.

12 | P R O S E S M A N U F A K T U R
b) Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan
sepanjang garis sumbunya. Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau dengan
permulaan kasar yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing.

c) Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan menggunakan pahat ulir.

13 | P R O S E S M A N U F A K T U R
d) Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja berbentukkonis.
Dalam pelaksanaan pembubutan tirus dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu
memutar eretan atas (perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock), dan
menggunakan perlengkapan tirus (tapper atachment).

e) Pembubutan drillng, yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill),


sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan
awal dari pekerjaan boring (bubut dalam).

f) Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk


memperbesar lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.

14 | P R O S E S M A N U F A K T U R
g) Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk
membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat
khusus (kartel).

2.3.1 Mesin Bubut

Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses
kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai
alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses
produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada
prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada
spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan
pada benda kerja yang berputar.

 Bagian – Bagian Mesin Bubut


Bagian-bagian utama mesin bubut konvensional (Biasa)
Bagian-bagian utama pada mesin bubut konvesional pada umumnya sama walaupun merk
atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi handel/tuas, tombol, tabel
penunjukan pembubutan dan rangkaian penyusunan roda gigi untuk berbagai jenis
pembubutan letak/posisinya berbeda. Demikian juga cara pengoperasianya karena memilki
fasilitas yang sama juga tidak jauh berbeda. Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian utama
mesin bubut konvesional (biasa) yang pada umumnya dimilki oleh mesin tersebut.

1. Sumbu Utama (Main Spindle)


Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle (Gambar 1 a dan 1 b) merupakan suatu
sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa,
kolet, senter tetap dan lain-lain. Terlihat pada (Gambar 1 a) adalah sebuah sumbu utama
mesin bubut yang terpasang sebuah chuck atau cekam diamana didalamnya terdapat susunan
roda gigi yang dapat digesergeser melalui handel/tuas untuk mengatur putaran mesin sesuai
kebutuhan pembubutan. Terlihat pada (Gambar 1 b) adalah jenis lain sumbu utama mesin
bubut yang ujungnya sedang terpasang sebuah senter tetap (G), yang berfungsi sebagai
tempat dudukan benda kerja pada saat
pembubutan dintara dua senter. Di dalam kepala tetap ini terdapat serangkaian susunan roda
gigi dan roda pulley bertingkat ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau
sabuk rata. Dengan demikian kita dapat memperoleh putaran yang berbeda-beda apabila
hubungan diantara roda tersebut diubah-ubah menggunakan handel/tuas pengatur kecepatan

15 | P R O S E S M A N U F A K T U R
(A), (C) dan (F). Roda (Pully V) bertingkat ini biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah keping
dengan sumbu yang berbeda dan diputar oleh sebuah motor listrik.
Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran lambat. Putaran
cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk membubut benda dengan sayatan tipis
sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk membubut dengan tenaga besar dan
pemakananya tebal (pengasaran). Arah putaran mesin dapat dibalik menggunakan tuas
pembalik putaran (C), hal ini diperlukan dengan maksud misalnya untuk membubut ulir atau
untuk membubut dengan arah berlawanan sesuai dengan sudut mata potong pahat.

Gambar 1 a dan b spindle utama


2. Meja Mesin (bed)

Meja mesin bubut ( Gambar 2) berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan.
Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya
mempunyai ketinggian tertentu. Permukaannya halus dan rata sehingga gerakan kepala lepas
dan lain-lain di atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan jalannya
eretan tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau kurang
presisi.

Gambar 2. meja mesin


3. Eretan (carriage)

Eretan (Gambar ) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak
sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin
dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan d atas eretan
melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat
diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat

16 | P R O S E S M A N U F A K T U R
pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara otomatis
ataupun manual.

Gambar 3. eretan
4. Kepala Lepas (tail stock)

Kepala lepas sebagaimana (Gambar 4) digunakan untuk dudukan senter putar sebagai
pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor
sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang
tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan
tinggi senter tetap. Kepal lepas ini terdiri dari terdapat dua bagian yaitu alas dan badan, yang
diikat dengan 2 baut pengikat (A) yang terpasang pada kedua sisi alas kepala lepas sekaligus
berfungsi untuk pengatur pergeseran badan kepala lepas untuk keperluan agar dudukan senter
putar sepusat dengan senter tetap atau sumbu mesin, atau tidak sepusat yaitu pada waktu
membubut tirus diantara dua senter.
Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga terdapat dua lagi lengan pengikat yang satu (C)
dihubungkan dengan alas yang dipasang mur, dimana fungsinya untuk mengikat kepala lepas
terhadap alas mesin agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari
kedudukannya. Sedangkan yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter
putar, bila dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu
membubut.

Gambar 4. kepala lepas

17 | P R O S E S M A N U F A K T U R
5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar 5, digunakan untuk mengatur kecepatan poros
transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan
kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter
kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan
pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off). Besarnya kecepatan setiap mesin
berbeda-beda dan dapat dilihat pada plat tabel yang tertera pada mesin tersebut.

Gambar 5. pengatur kecepatan transporter


6. Pelat tabel

Pelat tabel (B) pada gambar 7, adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin
bubut yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam kotak
roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (head stock).
Tabel ini sangat berguna untuk pedoman dalam pengerjaan sehingga dapat dipilih kecepatan
yang sesuai dengan besar kecilnya diameter benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan
yang dikerjakan.

7. Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa

Tuas pembalik putaran (C) pada gambar 7, digunakan untuk membalikkan arah putaran
sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran,
pengkartelan, ataupun membubut permukaan.

Gambar 7. tuas pembalik putaran

18 | P R O S E S M A N U F A K T U R
8. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama

Plat tabel kecepatan sumbu utama (E) pada Gambar 8, menunjukkan angka-angka besaran
kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan pekerjaan pembubutan.

Gambar 8. Plat tabel kecepatan sumbu utama

9. Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama

Tuas pengatur kecepatan sumbu utama (Gambar 9) berfungsi untuk mengatur kecepatan
putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran.

Gambar 9. Tuas pengatur kecepatan sumbu utama

10. Penjepit Pahat (Tools Post)

Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada
beberapa macam diantaranya seperti ditunjukkanpada gambar 10. Jenis ini sangat praktis dan
dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila
memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel

19 | P R O S E S M A N U F A K T U R
sekaligus.

Gambar 10. Penjepit pahat

11. Eretan Atas

Eretan atas sebagaimana gambar 11, berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus
berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus,
champer (pingul) dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.
Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual.
Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360°, biasanya digunakan
untuk membubut tirus dan pembubutan ulir dengan pemakanan
menggunakan eretan atas.

Gambar 11. Eretan atas

12. Keran pendingin

Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada benda kerja yang
sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga
dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil bubutannyapun halus.

Gambar 12. Keran pendingin

20 | P R O S E S M A N U F A K T U R
Gambar 2.3.1. Mesin Bubut

 Prinsip kerja mesin bubut


Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat
dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang
berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang
terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut memiliki
kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silinder.

Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki
rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan
pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Gambar. Pembubutan benda kerja

21 | P R O S E S M A N U F A K T U R
2.4 Proses Pengeboran

Mesin bor adalah salah satu mesin perkakas yang gerak utamanya berputar , dimana alat
potong berputar dan bergerak naik turun sedangkan benda kerja terikat pada meja . digunakan
untuk lubang bulat logam atau non logam , ada beberapa jenis pengerjaan yang lain dapat
dilakukan oleh mesin ini yaitu : Memperbesar lubang agar tepat (Reaming), Pembuat tempat
kedudukan kepala baut ( Countersinking ), pengasahan atau menghaluskan ( Honing ) ,
pemolesan (Lapping) , membuat ulir bagian dalam ( Tapping )

 Macam – macam proses drilling

A. Countersink
Pada proses ini dapat dibentuk lubang untuk kedudukan suatu baut pershank,
countersink ini mempunyai beberapa macam sudut yaitu :

22 | P R O S E S M A N U F A K T U R
B. Spot facing
Proses meratakan / membersihkan permukaan pada pekerjaan benda tuang atau tempa
dapat dilakukan dengan mesin bor , misalnya untuk penempatan kepala baut agar diam pada
posisinya dengan baik

Gambar : Spot facing

C. Reamer

Reamer digunakan untuk memperbesar lubang yang lebih akurat jika dibandingkan
dengan mata bor, pertama –tama lubang dibor dan dibuat lebih kecil dari ukuran akhir yang
diinginkan, setelah selesai baru dilakukan reaming sesuai ukuran. Reamer di putar pada
kecepatan lambat dengan menggunakan cairan pendingin ( cutting oil )

23 | P R O S E S M A N U F A K T U R
Gambar : reamer

D. Taping

Pada mesin bor juga dapat digunakan untuk mengetap, yaitu dengan menggunakan
alat bantu taping attachment yang dipasang pada spindel, dan jika pengetapan sudah sampai
kedalaman yang diinginkan maka dengan menaikan hadel putaran spindel akan berputar
kearah berlawanan. Bila mengetap menggunakan mesin bor radial maka tidak diperlukan
alat bantu, karena pada mesin ini dapat diputar searah maupun berlawanan dengan jarum
jam

Gambar : mengetap dengan


menggunakan mesin bor
radial tanpa menggunakan
alat bantu

24 | P R O S E S M A N U F A K T U R
2.4.1 Mesin Bor Beserta Bagian-Bagiannya

Gambar 2.4.1 Bagian-bagian mesin bor

 Motor
Sebagai penggerak mesin dan umumnya menggunakan motor listrik 1 phase
atau motor listrik 3 phase

 Puli
Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari motor listrik dan puli ini juga
dapat digunakan sebagai pengatur kecepatan dari putaran spindel mesin bor

 Penutup
Berfungsi untuk menutupi belt dan puli agar tidak membahayakan

25 | P R O S E S M A N U F A K T U R
 Tuas penghantar
Digunakan untuk menekan mata bor saat melakukan pengeboran

 Pilar ( column)
Berfungsi untuk menyangga bagian-bagian mesin

 Meja
Digunakan untuk menempatkan benda kerja baik di klem langsung maupun
di ikat dengan ragum

 Kunci meja
Digunakan untuk mengunci meja agar tidak bergerak saat mengebor

 Alas ( base plate )


Digunakan untuk kesetabilan mesin bor agar berdiri kokoh

 Pemegang mata bor ( Chuck drill )


Berfungsi untuk mengikat mata bor agar tidak tergelincir pada saat mengebor

26 | P R O S E S M A N U F A K T U R
BAB III
GAMBAR KOMPONEN DAN PRODUK JADI

3.1 Gambar Komponen

27 | P R O S E S M A N U F A K T U R
4
5

28 | P R O S E S M A N U F A K T U R
3.2 Produk Jadi

29 | P R O S E S M A N U F A K T U R
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengerjaan Komponen 1

1. Ambil bahan yang akan di proses ( alumunium ) berbentuk persegi.


2. Potong alumunium yang sudah diletakkan diregum dengan menggunakkan
gergaji dengan sepanjang 100 mm , lebar 50 mm dan tinggi atau ketebalan 16
mm.
3. Bor bahan alumunium yang sepanjang 100 mm di bagian samping tepi kanan
2 buah, tepi kiri 2 buah dengan jarak 25 mm dari sisi samping tepi kiri dan
kanannya dengan bor berdiameter ɸ8 mm lalu di buat ulir tap M8 dengan
kedalaman 15 mm.
4. Bor bahan alumunium yang sepanjang 100 mm, di bagian tengah dengan jarak
8 mm dari sisi kanan untuk lubang pertama dan 45 mm untuk lubang ke dua
dari titik lubang pertama,kemudian di bor dengan ɸ8 mm untuk membuat
lubang hingga tembus.
5. Buat champer pada setiap lubang yang sudah di bor (drill).
6. Buat sisi slinder pada sisi kiri dengan menggunakan grinda, dengan ukuran
radius 10 mm.
7. Finishing dengan menggunakan kikir agar permukaannya halus dan rata.
4.2 Proses Pengerjaan Komponen 2

1. Ambil bahan yang akan diproses (aluminium) yang berbentuk tabung.


2. Letakkan material diregum kemudian potong bahan alumunium tabung
sepanjang 90 mm dengan menggunakan gergaji atau grinda cutting.
3. Bubut semua permukaan tabung agar semua permukaan luar halus, dengan
penggurangan diameter awal tabung 5 mm.
4. Bubut awal mula potongan alumunium tabung yang sepanjang 90 mm dengan
ukuran ɸ30 mm.
5. Kemudian bubut potongan aluminium tabung yang sepanjang 90 mm dengan
ukuran ɸ23 mm dengan panjang 15 mm dari titik center pemakan tool hingga
ke titik ɸ30 mm.
6. Bubut lagi potongan aluminium tabung yang sepanjang 90 mm dengan ukuran
ɸ13 mm dengan panjang 10 mm dari titik center pemakan tool hingga ketitik
ɸ23 mm.
7. Bor bahan tabung 90mm pada bagian center dengan ɸ8 mm sedalam 15 mm
lalu buat ulir dengan tap M8 dan bagian badan dengan ɸ8 mm sedalam 15 mm
lalu buat ulir dengan tap M8.
8. Buat chamfer pada sisi hasil pembuatan lubang dengan menggunkan
countersink pada drill atau membuat permukaan rata dan menghilangkan sisa
scrap yg menempel dengan menggunakan kikir.

30 | P R O S E S M A N U F A K T U R
4.3 Proses Pengerjaan Komponen 3

1. Ambil bahan yang akan di proses ( alumunium ) berbentuk persegi.


2. Potong alumunium yang sudah diletakkan diragum dengan menggunakkan
gergaji dengan sepanjang 46 mm , lebar 50 mm dan tinggi atau ketebalan 16
mm.
3. Bor bahan alumunium yang sepanjang 46 mm di bagian tengah-tengah sisi
lebar kanan dan kiri dengan kedalam untuk kanan 8 mm dan kiri 15 mm lalu
buat ulir tap M8.
4. Bor bahan alumunium yang sepanjang 46 mm, di bagian tengah dengan jarak
15 mm dari sisi kanan, kemudian di bor dengan ɸ8 mm untuk membuat lubang
hingga tembus.
5. Buat champer pada setiap lubang yang sudah di bor (drill).
6. Finishing dengan menggunakan kikir agar permukaannya halus dan rata.

4.4 Proses Pengerjaan Komponen 4

1. Ambil bahan yang akan di proses ( alumunium ) berbentuk persegi.


2. Potong alumunium yang sudah diletakkan diragum dengan menggunakkan
gergaji dengan sepanjang 50 mm , lebar 30 mm dan tinggi atau ketebalan 16
mm.
3. Bor bahan alumunium yang sepanjang 50 mm di bagian tengah-tengah sisi
lebar kanan dengan jarak 8 mm dari tepi kanan dengan ɸ8 mm.
4. Buat sisi dengan sudut 45 derajat dengan menggunakan gerinda.
5. Buat champer pada setiap lubang yang sudah di bor (drill).
6. Finishing dengan menggunakan kikir agar permukaannya halus dan rata.

4.5 Proses Pengerjaan Komponen 5

1. Ambil bahan yang akan diproses (aluminium) yang berbentuk tabung.


2. Letakkan material diregum kemudian potong bahan alumunium tabung
sepanjang 35 mm dengan menggunakan gergaji atau grinda cutting.
3. Bubut semua permukaan tabung agar semua permukaan luar halus, dengan
penggurangan diameter awal tabung 5 mm.
4. Bubut awal mula potongan alumunium tabung yang sepanjang 35 mm dengan
ukuran ɸ30 mm.
5. Kemudian potong material dengan ukuran 8 mm sebanyak 4 buah.
6. Bor material dititik center material dengan ukuran drill ɸ8 mm hingga lubang
tembus.
7. Finishing dengan menggunakan kikir atau amplas agar permukaan halus dan
rata.

31 | P R O S E S M A N U F A K T U R
4.6 Proses Assymbling

Setelah membuat komponen 1-5, kemudian dirakit dengan menggunkan mur, ring, dan baut
sebagai komponen penghubungnya.
Dengan menggunakan kunci pas agar terkunci dengan rapat.

32 | P R O S E S M A N U F A K T U R
Alumunium persegi Aluminium tabung

start start

cutting cutting

Sudah
ok? No Sudah
ok? No
Yes
Yes

drilling
turning

tapping
Yes No
Apakah
ok?

finishing

assymbling

No
Check
ok?

Yes

finish

33 | P R O S E S M A N U F A K T U R
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pemesinan yang biasa dilakukan di industri manufaktur adalah proses
penyekrapan (shaping), proses penggurdian (drilling) , proses pembubutan (turning),
proses penyayatan/frais (milling), proses gergaji (sawing), proses broaching, dan
proses gerinda (grinding).
2. Mesin Turning merupakan mesin konvensional yang digunakan untuk pengerjaan
benda-benda silindris yang memiliki gerak utama yaitu gerak putar dan gerak
pemakanan.
3. Mesin milling merupakan mesin pemotong logam yang bekerja berdasarkan prinsip
bahwa pahat berotasi dan benda kerja bergerak secara translasi dengan menggunakan
bebbagai macam pisau frais
4. Mesin drilling merupakan mesin yang diunakan untuk membuat lubang pada benda
kerja, dimana pahat akan berotasi dan benda digerakkan keatas dan kebawah untuk
mendapatkan diameter lubang sesuai dengan diameter pahat 3.
5. Proses Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam
mengerjakan benda kerja
6. Peralatan kerja bangku berupa palu, mistar, ragum, tap, gergaji tangan, jangka sorong,
kikir, mal radius, busur.
7. Bahan yang digunakan pada uji praktikum adalah aluminium, dengan bentuk tabung
dan persegi.
8. Produk yang dibuat berupa mainan kereta dengan 5 komponen dengan ukuran yang
berbeda.

B. Saran
Dari hasil praktikum yang dilakukan, ada beberapa saran yang diberikan antara lain :
1. Saat praktikum, praktikan harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja agar
meminimalkan resiko kecelakaan.
2. Praktikan harus konsentrasi sehingga dapat mempercepat dan meminimalkan
kesalahan.
3. Sebelum praktikum, praktikan harus mengetahui mengenai permesinan agar mampu
mengetahui tentang mesin-mesin.

34 | P R O S E S M A N U F A K T U R
DAFTAR PUSTAKA

1. Groover, Mikell P. 2008. Automation Production System dan Komputer


Integrated Manufacturing 3rd edition.New Jersey : Prentice-Hal.Inc.
2. Kalpakjian, Steven R. Schmid. 2001. Manufacturing Engineering and
Technology Fourth Edition. New Jersey : Pearson Education Inc.
3. B.H Amstead, Sriarti. 1989. Teknologi Mekanik Jilid 1. Jakarta:
Erlangga. Priambodo, Bambang. 1993
4. Winarto, David. 2013. Laporan Praktek Kerja Bangku. Universitas negeri
malang.
5. Muhammad Tekad, Anthonius LSH. 2006. Bahan Ajar Teknik Kerja
Bangku dan Pelat. Politeknik Negeri Ujung Pandang.
6. Depdikbud, 1995, Mesin Bubut CNC Dasar, Jakarta.
7. Lilih Dwi P., 2001, Buku CNC Milling – TU 2A (Mesin Bubut Dasar) ,
Laboratorium CNC – BLPT Surabaya.
8. Cliffs.Karl. 1994. Instandhalttungsmanagement, Mannheim,
Deutschdtiflng fur Internationale Entwikcklung.
9. Mikell P. Groover: Automation Production systems, and Computer-
Integrated Manufacturing : Pearson Education ; Singapore, 2001
10.Pudjananta dan Narsuhud, 2006, Mesin Konversi Energi, Andi Offset,
Yogyakarta
11.Richard C. Dorf : Sistem Pengaturan ; Penerbit Erlangga ; Jakarta, 1983
12.Sachur Rheinhard, 1988, CNC Technik, Homburg, Gehlen

35 | P R O S E S M A N U F A K T U R

Anda mungkin juga menyukai