Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN TUGAS BESAR

ELEMEN MESIN III

DISUSUN OLEH :

NAMA : EDI KURNIAWAN.P


NIM : 10212010019

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANTA KUSUMA
PANGKALAN BUN
2012

1
KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas besar
elemen mesin III.Laporan ini untuk syarat mengikuti ujian semester V.Adapun
judul laporan ini adalah “RODA GIGI MIRING”.
Dalam penyelesian laporan ini,sebagai penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada bapak Ali syarief,ST sebagai asisten pembimbing dan
sekaligus selaku dosen elemen mesin III yang membantu, sehingga tugas ini dapat
di selesaikan sesuai dengan waktunya. Tugas ini jauh dari sempurna oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
menyempurnakan laporan tugas besar elemen mesin III.
Semoga laporan ini dapat memberikan pelajaran dan informasi bagi
mahasiswa fakultas teknik umumnya dan teknik mesin khususnya. Semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Dan apa bila terdapat kata-kata yang kurang atau
lebihnya penulis,mohon maaf yang sebesar-besarnya, akhir kata wasalamualaikum
wr.wb.

Pangkalanbun 12 Desember 2012


Penyusun

EDI KURNIAWAN.P
NIM:10212010019

DAFTAR ISI

2
1. Hal Judul ..............................................................................................1
2. Lembar Assistensi .............................................................................1
3. Lembar Pengesahan ................................................................................1
4. Kata Pengantar .....................................................................................2
5. Daftar isi ..............................................................................................3
6. Nomenklatur / Istilah yang dipakai (Besaran dan Satuan) .....................4
7. BabI.Pendahuluan ...........................................................................4
a. Latar Belakang ...............................................................4
b. Tujuan .........................................................................................4
c. Batasan Masalah ...........................................................................5
8. Bab II Teori Dasar ..................................................................................5
a. Pengertian Roda Gigi ..................................................................5
b. Klasifikasi Roda Gigi ..................................................................5
c. Rumus yang digunakan ........................................................10
9. Bab III. Mekanisme Sistem Transmisi ..................................................17
a. Pemilihan jenis Roda Gigi ..........................................................17
b. Sketsa Roda Gigi ..................................................................18
10. Bab IV Pembahasan Sistem Transmisi .................................................19
a. Perhitungan Roda Gigi ..................................................................19
b. Perhitungan Poros ......................................................................25
c. Perhitungan Pasak ......................................................................28
11. Bab. V Kesimpulan ................................................................................29
12. Daftar Pustaka .......................................................................................30

Nomenklatur

3
Daya yang ditranmisikan Kw
Putaran poros rpm
Faktor koreksi fc
Daya rencana pd
Modul pahat m
Diameter jarak bagi m
Jarak sumbu poros mm
Gaya tangensial kg
Kelonggaran sisi puncak mm
Kecepatan keliling m/s
Kelonggaran sisi mm
Jarak sumbu poros mm
Lebar sisi mm

BAB I
PENDAHULUAN

4
a. Latar Belakang.
Tugas Perencanaan Mesin ini merupakan Tugas yang diberikan guna
melengkapi nilai tugas mahasiswa pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik Antakusuma. Selain itu bahwa dalam tugas ini berguna untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa Teknik Mesin terutama dibidang
Teknik. Dalam Perencanaan Mesin kali ini, mencoba mengangkat
permasalahan tentang Roda gigi miring.Roda Gigi Miring merupakan
suatu komponen untuk sebuah sisitem kincir angin.Komponen ini harus
memiliki konstruksi yang tepat agar dapat menempatkan poros-poros roda
gigi pada sumbu yang benar sehingga roda gigi dapat berputar dengan baik
dengan sedikit mungkin gesekan yang terjadi.Selain harus memiliki
konstruksi yang tepat, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh
komponen ini yaitu dapat meredam getaran yang timbul akibat perputaran
dan gesekan antar roda gigi.Dari kesulitan konstruksi yang disyaratkan dan
pemenuhan kriteria yang dibutuhkan, maka kami bermaksud membuat
produk tersebut sebagai objek pembuatan Tugas Perencanaan Elemen
Mesin III.Pembuatan produk tersebut dengan memperhatikan spesifikasi
yang diinginkan
b. Tujuan.
Disamping untuk memenuhi kurikulum S1 Jurusan Teknik Mesin
Antakusuma,tugas ini juga dimaksudkan :
1. Agar mahasiswa dapat menerapkan teori perencanaan yang
diperoleh dari perkuliahan sehingga dapat menerapkan secara
langsung dilapangan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan pada perencanaan sistem transmisi roda gigi miring
untuk sebuah sistem kincir angin, seperti gaya-gaya pada roda gigi
miring yang bereaksi pada poros dan yang lainnya.
3. Dapat mengetahui bahan apa yang di gunakan pada roda gigi
miring
c. Batasan Masalah

5
Karena dalam masalah perencanaan sistem tranmisi roda gigi miring untuk
sistem kincir angin adalah sangat luas, menyangkut berbagai macam
disiplin ilmu, maka dilakukan pembatasan permasalahan. Permasalahan
yang akan dibahas pada perencanaan elemen mesin tentang sistem tranmisi
roda gigi miring ini antara lain:
 Dimensi Roda Gigi Miring.
 Dimensi Poros.
 Dimensi Pasak.
BAB II
TEORI DASAR
a. Pengertian Roda Gigi
Roda gigi yaitu salah satu jenis elemen mesin yang digunakan untuk
mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki
gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi
kedua roda yang saling berkait. Roda gigi sering digunakan karena dapat
meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak dari
pada menggunakan alat transmisi yang lainnya. Roda gigi dikelompokkan
menurut letak poros putaran atau berbentuk dari jalur gigi yang ada.
Keuntungan dari penggunaan sistem transmisi diantaranya :
1. Dapat dipakai untuk putaran tinggi maupun rendah
2. Kemungkinan terjadinya slip kecil
3. Tidak menimbulkan kebisingan
b. Klasifikasi Roda gigi
Roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Menurut letak poros.
Letak poros Roda gigi Keterangan
Roda gigi lurus (Klasifikasikan atas dasar bentuk
Roda gigi miring alur gigi)
Roda gigi miring ganda
Roda gigi dengan
Roda gigi luar Arah putaran berlawanan
poros sejajar

6
Roda gigi dalam dan Arah putaran sama
pinyon Gerakan lurus dan berputar
Batang gigi dan pinyon

Roda gigi kerucut lurus (Klasifikasi atas dasar bentuk


Roda gigi kerucut spiral jalur gigi)
Roda gigi kerucut ZEROL
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miiring
Roda gigi dengan ganda
Roda gigi permukaan Roda gigi dengan poros
poros berpotongan
dengan poros berpotongan berpotongan berbentuk
istimewa)

Roda gigi miring silang Kontak titik


Batang miring silang Gerakan lurus dan berputar

Roda gigi cacing silindris


Roda gigi cacing selubung
Roda gigi dengan
ganda
poros silang
Roda gigi cacing samping
Roda gigi hiperboloid
Roda gigi hipoid
Roda gigi permukaan
silang

2. Menurut arah putaranya


 Roda gigi luar ; arah putarannya berlawanan.
 Roda gigi dalam dan pinion ; arah putarannya sama
3. Menurut bentuk jalur gigi

7
Berdasarkan bentuk jalur giginya, roda gigi dapat dibedakan atas :
 Roda gigi Lurus
Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau
paralel. Dibandingkan dengan jenis rodagigi yang lain
rodagigi lurus ini paling mudah dalam proses pengerjaannya
(machining) sehingga harganya lebih murah. Rodagigi lurus
ini cocok digunakan pada sistim transmisi yang gaya
kelilingnya besar, karena tidak menimbulkan gaya aksial.

Ciri-ciri rodagigi lurus adalah :


 Daya yang ditransmisikan < 25.000 Hp
 Putaran yang ditransmisikan < 100.000 rpm
 Kecepatan keliling < 200 m/s
 Rasio kecepatan yang digunakan
Untuk 1 tingkat ( i ) < 8
Untuk 2 tingkat ( i ) < 45
Untuk 3 tingkat ( i ) < 200
( i ) = Perbandingan kecepatan antara penggerak
dengan yang
digerakkan
Efisiensi keseluruhan untuk masing-masing
tingkat 96% - 99% tergantung disain dan
ukuran.
.

8
 Roda gigi miring (Helical gear)
Roda gigi miring dipakai untuk memindahkan putaran antara
poros-poros yang sejajar. Sudut kemiringan adalah sama
pada setiap roda gigi, tetapi satu roda gigi harus mempunyai
kimiringan ke sebelah kanan dan yang lain ke kiri. Roda gigi
ini mampu memindahkan putaran lebih dari 3600 rpm dan
kecepatan keliling lebih dari 5000 ft/menit.

 Roda gigi cacing (Worm gear)


Roda gigi cacing dipakai untuk memindahkan putaran antara
poros yang tegak lurus bersilang. Susunan roda gigi cacing
biasanya mempunyai penutup tunggal atau ganda, suatu
susuna roda gigi berpenutup tunggal adalah sesuatu dimana
roda gigi dibungkus penuh atau sebagian oleh gigi cacing,
sebuah roda gigi dimana setiap elemen ditutup sebagian oleh
yang lain adalah susunan roda gigi cacing berpenutup ganda.

9
 Roda gigi kerucut (Bevel gear)
Roda gigi kerucut dipakai untuk memindahkan gerakan atau
putaran antara poros yang berpotongan. Walaupun roda-roda
gigi kerucut biasanya dibuat untuk sudut poros 90º, roda-roda
gigi ini biasanya untuk semua ukuran sudut.

 Screw gear
Jenis roda gigi ini trediri dari dua buah helical gear wheel
yang merupakan kombinasi sederhana untuk memindahkan
gaya maupun torsi poros yang
membentuk sudut-sudut tertentu.

 Hypoid gear
Hypoid gear bentuknya hampir menyerupai spiral bevel gear,
namun perbedaannya terletak pada pitch yang lebih

10
hiperbolid dibandingkan dengan cousenya dan
menoperasikannya lebih lembut dan tenang.

c. Rumus yang digunakan


Rumus Dasar Roda Gigi miring
Dalam perencanaan ini saya menggunakan jenis roda gigi miring karena
ada beberapa pertimbangan yaitu :
 Dilihat dari poros, karena sejajar maka yang paling cocok
dipergunakan adalah roda gigi miring.
 Karena daya dan putaran relative tinggi, maka lebih cocok
bila menggunakan roda gigi miring.
Adapun rumus dasar yang berhubungan dengan perencanaan roda gigi
miring antara lain sebagai berikut :
Perhatikan gambar sebuah roda gigi miring :
θp1= Sudut puncak untuk pinion
θp2 = Sudut puncak untuk gear
D P = Diameter puncak pinion
D g = Diameter puncak gear
Dp TG Np
V.R = Velocity Ratio = = =
Dp Tp NG
(3-1)
Dari gambar kita temukan bahwa
θs =θ P 1+ θ p 2 (3-2)

11
θp2 = θS - θp1 (3-3)
atau
sin θ p 2 = sin¿ ¿ - θ p 1) (3-4)
sin θ p 2 = (sin θ s . cos θ p 1 – cos θ s . sin θ p 1
Kita dapatkan jumlah puncak (3-5)
DP /2 DG /2
θP = =
sin θ p 1 sin θ p 2

sin θ p /1 DG
= =V.R
sin θ p /1 DP
atau
sin θ p2 = V.R.X sin θ p1 (3-7)
dari persamaan (3-4) dan (3-7)
V.R.X sin θ p1 = sin θ s – cos θ s . sin θ p2 (3-8)
Bagilah seluruh persamaan dengan cos θ p1,kita dapatkan
V.R.tan θ p1 = sin θ p3- cos θ s tan θp1 (3-9)
atau
sin θ s
tanθ p1 =
V . R+cos θs
(3-10)
jadi
sin θ s
θp1= tan−1 (3-11)
V . R+cos θs
Dengan cara yang sama kita dapat temukan
1 DP Tp
Tanθ p1= = = (3-12)
V . R DG TG
Jadi
sin θ s
tan−1 + cosθs
θ p2= 1 (3-13)
V.R
Jika sudut antar sumbu adalah 90° atau θ s=90° maka
1 D T
tanθp 1= = P= P (3-14)
V . R DG T G

12
DG T G
tanθp 2=V . R= = (3-15)
DP T P
Ukuran proposional untuk roda gigi miring
i. Addendum a.= 1m
ii. Dendendum d =1,2 m
iii. Jarak ruang =0,2 m
iv. Kedalaman kerja =2m
v. Tebal gigi gigi = 1,5708 m
Dimana m adalah modul
(sumber Khurmi : hal 1045)

Gambar 2.4 Roda gigi miring

Ukuran proporsional untuk roda gigi miring


i. Addendum, a. = 1 m
ii. Dedendum, d = 1,2 m
iii. Jarak ruang, = 0,2 m
iv. Kedalaman kerja =2m

13
v. Tebal gigi-gigi = 1.5708 m
Dimana m adalah modul
(Sumber Khurmi : hal 1045)
Dimana,
θ p = Sudut puncak
R = Radius lingkaran puncak dari gear atau pinion puncak dan,
RB = Jarak kerucut belakang atau radius lingkaran puncak ekivalen dari
pinion atau gear
Sekarang lihat dalam gambar
Ra =R . sec θp ( 3-16)
Kita ketahui bahwa jumlah ekivalen gigi adalah
2 RB
T G= (3-17)
m
2. R . secθp
T E= =T . sec θp (3-18)
m
T = jumlah gigi aktual pada gear
Kekuatan roda gigi miring
Kekuatan gigi-gigi dari roda gigi miring diperoleh dalam cara yang sama
dengan jenis roda gigi lainnya. Bentuk modifikasi dari persamaan Lewis untuk
beban gigi tangensial adalah diberikan sebagai berikut
L−b
w T =¿) b. π . y , ( ) (3-19)
L
Dimana
f e = Tegangan statik yang di ijinkan
C V = Faktor kecepatan
3
= , untuk potongan gigi dengan pemotong bentuk
3+v
6
= , untuk pemotongan gigi dengan menggunakan mesin yang
6+ v
persisi
V = Kecepatan keliling dalam m/dtk
b = modul

14
y , = faktor bentuk gigi untuk jumlah ekivalen gigi tinggi kemiringan dan
kerucut puncak
¿ √¿ ¿

D G =Diameter puncak dari gear


D P = Diameter puncak dari pinion
Catatan
L−b
 Faktor bisa disebut faktor kemiringan
L
 Untuk operasi yang memuaskan dari roda gigi miring lebar muka merkisar

L
dari 6,3 m sampai 9,5 m , dimana m = module. Juga rasio tidak lebih
b
dari 3. Untuk ini jumlah gigi pada pinion harus tidak kurang
48
Dari = ,dimana V.R adalah rasio kecepatan
√ 1+¿ ¿ ¿
 Beban pemakaian dan beban dinamik untuk roda gigi miring mungkin
diperoleh dalam cara yang sama pada roda gigi lurus

15
gambar.Gaya aksi pada roda gigi miring

Gaya normal (WN) pada gigi adalah tegak lurus untuk profil gigi dan dengan
demikian membuat sebuah persamaan sudut unuk sudut tekan (∅) untuk lingkaran
puncak. Dengan demikian gaya normal dapat dipecah menjadi dua komponen ,
satu adalah komponen tangensial (WT) dan komponen kedua A=π r 2 adalah
komponen radial (WR). Komponen tangensial di hasilkan dari reksi bantalan,
sedangkan komponen radial diperoleh dari tekanan atau dorongan poros. Besaran
komponen tangensial dan radial adalah sebagai berikut

w r = w N cos ∅
dan
w R = w N sin ∅ (3-20)

16
atau
w R =W r tan ∅
semua gaya adalah dimisalkan bekerja pada jari-jari utama (Rm), dari geometri
pada gambar

( b2 ) sinθ p
R M = L− 1

D P /2
Dimana sinθp1 = (3-21)
L
DP
R M =¿ )x
2L

Sekarang gaya radial (WR) bekerja pada jari-jari utama mungkin dapat
dipecahkan menjadi dua komponen WRH dan WRV dalam arah radial dan aksial
seperti diperlihatkan dalam gambar. Denan demikian gaya aksial dari poros
pinion adalah
w RH =W R sin θ p 1
w RH =W T tan θ . sinθ (3-22)
dan gaya aksi radial dari poros pinion adalah
w RV =W R cos θ p1 (3-23)
¿ w T tan ∅ . cos ∅ p1
Merencanakan poros dari roda gigi miring
Dalam mendesain poros pinion langkah-langkah yang dapat diambil adalah
sebagai berikut
1. Pertama, carilah kerja torsi pada pinion , diberikan oleh
p x 4500
T=
2 πNp
Dimana,
P =Tenaga kuda yang ditransmisikan
N P=¿Kecepatan putar dari pinion (rpm)
2. Carilah gaya tangensial (WT) yang bekerja pada radius utama
(Rm), kita ketahui bahwa
T
WT=
RM

17
3. Kemudian cari gaya aksial dan gaya radial yang bekerja pada poros
pinion gaya aksial dari poros pinion adalah
W RH =W R sin p 1
W RH =W T tan ∅ . sin ∅ p 1
dan gaya aksi radial dari poros pinion adalah

W Rv =W R cosθ p1
W Rv =W T tan ∅ . cos ∅ p 1
4. Carilah resultan momen bending pada poros pinion sebagai berikut
momen bending yang disebabkan olehWRH dan WRV adalah
diberikan oleh
M 1=W RV x overheng−W RH x R M
dan momen bending yang disebabkan oleh WT
M 2=W T x overheng
Resultan momen bending adalah
M =√ M 21+ M 22
5. Karena poros dikenai dua momen (T) resultan momen bending
(M), maka ekivalen kedua momen adalah
T e =√ M 2 +T 2
6. Sekarang diameter dari poros pinion dapat digunakan
menggunakan persamaan torsi, kita tahu bahwa
f
T e= f . Dp 2
16 s
dimana
dp = diameter dari poros pinion
s f = Tegangan ijin untuk material dari poros pinion
7. Langkah yang sama dapat digunakan untuk mencari diameter gear
2.T Ssyp
Ss= ≤
L. W . D N
( 22 )

BAB III

18
Mekanisme Sistem Tranmisi
a. Pemilihan jenis roda gigi
Roda gigi yang digunakan pada rancangan sistem tranmisi sebuah
kincir angin Roda Gigi Miring Transmisi roda gigi miring digunakan
untuk mentransmisikan tenaga pada rasio kecepatan yang konstan
antara dua poros yang mana sumbu yang mendapat perhatian pada
sudut tertentu. Permukaan puncak untuk roda gigi
miring adalah kerucut terpotong.Roda gigi miring dipakai untuk
memindahkan putaran antara poros-poros yang sejajar. Sudut
kemiringan adalah sama pada setiap roda gigi, tetapi satu roda gigi
harus mempunyai kimiringan ke sebelah kanan dan yang lain ke kiri.
Roda gigi ini mampu memindahkan putaran lebih dari 3600 rpm dan
kecepatan keliling lebih dari 5000 ft/menit.
Syarat-syarat yang digunakan dalam roda gigi miring
1. Puncak kerucut
2. Pusat kerucut
3. Sudut puncak

b. Sketsa roda gigi miring

19
Bab IV
Pembahasan Sistem Transmisi
a. Perhitungan roda gigi
Maka untuk mencari dimensi roda gigi
Roda gigi yang dipakai adalah 20º full depth involute sistem, karena untuk
pemakaian yang lama.
Maka jumlah gigi minimum untuk 20º full depth involute sistem adalah 18

20
buah (Khurmi hal. 996)
Diketahui,
Tenaga P = 1800 Watt = 2,4138 h.p.
Putaran NP1 = 100 r.p.m , ini juga merupakan putaran pinion pertama.
Putaran yang direncanakan NG2 adalah 45 rpm.
Maka, rasio kecepatannya dapat dicari
Np1 Np2
V . R= =
NG 1 NG 2
100 Np 1
¿ =
NG 1 45
4500=NG 1. Np1.

N 2 G 1 /P2=4500
NG 1 /P2=67,08
100 67,08
V . R= =
67,08 45
V . R=1,49
Jadi rasio kecepatannya adalah 1,49
Sudut antara poros adalah θ = 90º
Sudut puncak untuk pinion adalah
1 1
θp1=tan−1 θp1=tan−1
V .R 1,49
θp1=¿ 30,2°
Sudut puncak untuk gigi
θp2=¿ 90º-30,2°
θp2=59,8 °
Jumlah formatif untuk gigi pinion adalah
TEp=T P . Sec θ P1
TEp=18. 30,2°
TEp=18.1,157
TEp=¿ 20,826
Jumlah formatif untuk gear
TEG=T G . Sec θ P2
TEG=34. Sec 59,8

21
TEG=67,592
Faktor bentuk gigi pinion
0,912
Y ' p=0,154−
TEP
0,912
Y ' p=0,154−
20,826
Y ' p = 0,110
Faktor bentuk untuk gear
0,912
Y ' G=0,154−
TEG
0,912
Y ' G=0,154−
67,592
Y ' G=¿0,140
Gambar : Alur pentransmisian putaran oleh roda gigi miring

Perhitungan roda gigi pertama I


Pada pinion pertama I
Torsi
P .4500
T=
2 π NP
P = Tenaga kuda yang ditranmisikan (Hp)
Np = Kecepatan putar dari pinion (rpm)

22
2,4138.4500
T=
2 π .100
T =17,2963 kg . m
T =1729,63 kg . cm
Mencari modul dan lebar muka gaya tangensial dari pinion adalah
2T
WT=
DP
2(1729,63)
WT=
mT P
3459,26
WT= Dimana ( D P=m x T P)
mT P
3459,26
WT=
m.18
192,18
WT=
m
Kecepatan garis puncak
V =π D P .100
100
¿ π .m .T P .
100
¿ 3,14. m.18
¿ 56,52. m. m/min
¿ 0,942. m. m/ dtk
Tegangan kerja ijin
280
f w =1400( )
280+ v
280
f w =1400( )
280+0,942. m
¿ 1400.0,9996 . m
¿ 1399,44. m
Panjang dari elemen kerucut puncak atau tinggi kemiringan dari kerucut puncak
DP
L=
2 sin .θ p1
mx TP
L=
2 sin .θ p1

23
m x 18
L=
2 sin.30,2 °
L=17,8927. m
1
Karena lebar muka gigi adalah dari tinggi kemiringan dari kerucut puncak,
4
dengan demikian
l 17,8927. m
b= = =4,473175 .m
4 4
Sekarang gunakan hubungan
W T =( F OP X C V ) b . π . m . y ; p ¿
Dimana, F W =F OP X C V

W T =F W .b . π .m . y ; p ¿)
192,18 4,4732. m
=1400¿ ).4,4732.m.π.m.0,11(17,8927.m -
m 17.8927 .m
192,18=1400 ¿ ).π.m3. (17,8927.m.0,25)
280 x 1400 x 4,4732 x 0,11 x 0,25
192,18=¿ ).π.m 4 -( ¿) .π. m3
280+0,982. m¿
280 x 1400 x 4,4732 x 0,11 xπ . m 4 280 x 1400 x 4,4732 x 0,11 x 0,25 x π .m 3 ¿
192,18=( )
280+ 0,942. m¿
).
53810,4+181,03356. m=3451280,2 π . m4−48221,095. π . m3
10837019,828. m4 −151414,2383. m3 −181,03356.m−43810,4=0
m =0,253

Modul yang direkomendasikan adalah minimal 1,maka dapat dicari lebar muka
Gigi
b=4,473175 m
b=44,73175 cm
adendum
a =1,m =1
dan dendendum
d =1,2 m=1,2
Diameter luar

24
Do=D P +2a .cos θ p1
¿ mT P+ 2a . cos θ p1
¿ 1. (18 )+ 2 ( 1 ) cos 30,2 °
= 19,72 cm
Tinggi kemiringan
L = 17,8927m
L =178,927 cm

Perhitungan roda gigi pertama II


Pada pinion pertama II
Torsi
P .4500
T=
2 π NP
P = Tenaga kuda yang ditranmisikan (Hp)
Np = Kecepatan putar dari pinion (rpm)
2,4138.4500
T=

2,4138.4500
T=
2 π .100
T =17,2963 kg . m
T =1729,63 kg . cm
Gaya tangensial dari roda gigi adalah
2T
WT=
DP
2(1729,63)
WT=
mT P
3459,26
WT= Dimana ( D P=m x T P)
mT P
3459,26
WT=
m.18
192,18
WT=
m
Kecepatan garis puncak
V =π D P .100

25
100
¿ π .m .T P .
100
¿ 3,14. m.18
¿ 56,52. m. m/min
¿ 0,942. m. m/ dtk
Tegangan kerja ijin
280
f w =1400( )
280+ v
280
f w =1400( )
280+0,942. m
¿ 1400.0,9996 . m
¿ 1399 , 44. m
Panjang dari elemen kerucut puncak atau tinggi kemiringan dari kerucut puncak
DP
L=
2 sin .θ p1
mx TP
L=
2 sin .θ p1
m x 18
L=
2 sin.30,2 °
L=17,8927. m
1
Karena lebar muka gigi adalah dari tinggi kemiringan dari kerucut puncak,
4
dengan demikian
l 17,8927 . m
b= = =4,473175 . m
4 4
Sekarang gunakan hubungan
W T =( F OP X C V ) b . π . m . y ; p ¿
Dimana, F W =F OP X C V
W T =F W .b . π .m . y ; p ¿)
192,18 280 4,473175. m
=1400( ) .4,473175m.π.m.0,11(17,8927.m - )
m 280+0,942. m 17,8927 m
192,18
=1400¿ ).m.π.m.(17,8927.m.0,25)
m
192,18=1400 ¿ ).π.m3.17,8927 (17,8927.m.0,25)

26
280 x 1400 x 4,73175 x 0,11 x 0,25
192,18=¿ ).π.m 4 -( ¿ ) .π. m3
280+0,942. m¿
280 x 1400 x 4,73175 x 0,11 xπ . m 4 280 x 1400 x 4,73175 x 0,11 x 0,25 x π . m3 ¿
192,18=( )
280+0,942. m¿
).
53810,4+181,03356 . m=204033,06 π .m4 −51088,265 . π . m3
m = 0,345

Modul yang direkomendasikan adalah minimal 1,maka dapat dicari lebar muka
Gigi
b=4,473175 m
b=44,73175 cm
adendum
a =1,m =1
dan dendendum
d =1,2 m=1,2

Diameter luar
Do=D P +2a .cos θ p1
¿ mT P+ 2a . cos θ p1
¿ 1. (18 )+ 2 ( 1 ) cos 28,26
= 19,76 cm
Tinggi kemiringan
L =19,0084 m
L =19,0084 cm
Dengan modul yang dihitung rata-rata dibawah 1 maka sesuai dengan
minimum modul yang direkomendasikan adalah 1 maka dimensi roda gigi
miring pada pasangan I dan II adalah sama.
b. Perhitungan poros
Poros kincir adalah poros yang digunakan sebagai tempat pemasangan kincir
yang akan digunakan untuk mentransfer tenaga ke roda gigi miring.
Daya yang dipindahkan adalah 4448,506 Watt = 4,448506 kW putaran poros
pinyon adalah 432,1218 r.p.m

27
Pada sudu A terdapat gaya reaksi yang timbul akibat berat sudu dan gaya
tangensial sudu.
Gaya berat FWS = 2500 N
w RH =W R sin θ p 1
w RH =W T tan ∅ .sin 61,73
w RH =314,69 tan20. sin 61,73
w RH =100,84 N
dan gaya aksi radial dari poros roda gigi adalah
w RV =W R cos θ p1
w RV =W T tanθ . cos θp1
w Rv =314,69 tan20. cos 61,73
w RV =54,25N
Jumlah gay reaksi pada arah aksial adalah F aksial dan WRH diterima oleh dua
bantalan
Jadi
F Axial +W RH 11571,403+ 100,87
R BH =R DH = = =5836,14 N
2 2
Reaksi vertikalnya adalah
Σ M DV =O
−F WS x 0,25+0,25 x W RV −R BD x 0,5=0
−250 x 0,25+ 0,25 x 54,25−R BD x 0,5=0
R BD=¿ -97,875.N

Σ M DV =O
−R RV x 0,25+0,25 x W RV −F WS x 0,75=0
−54,25 x 0,25−RBV x 0,5+250 x 0,75=0
R Bv=¿ 347,875.N
Maka gaya resultan yang bekerja pada bantalan adalah
R B=√ R2 B H +¿ R 2 BV ¿

R B=5836,14 2+347,8752
R B=5846,498

28
W RH =W R
Dengan cara yang sama
R Bv= √ R 2 D H +¿ R2 D V ¿

R Bv=5836,142 +97,8752
R B=5836,96. N
Garis tengah poros
Poros mendapat momen puntir dan bending dalam merancang poros ini poros
dibuat dari Fe 490 menurut table, karena poros mendapat beban puntiran maka
N
τ ∞=23−24
mm2
Diambil 30 N/mm2
Tahanan momen yang diperlukan oleh penampang berbentuk lingkaran harus
sama dengan
m∞ 1099,265 x 10 3
ω∞ ≥ = =2264,217 mm2
τ∞ 30
Dari ω ∞=≈ 0,2 d 3

m ∞ 3 26642,17
d1 ≥
√ √
3

0,2
=
0,2
=51 mm

Karena poros dipasang pasak maka di ambil 55 mm di posisi B poros dibebani


lengkungan dan puntiran
Dengan demikian

M t = M 2b + M 2∞ =√1459,24 2 +1099,2562=1826,95 N .m

Momen tahanan juga 50N/mm2
M t 1826,95 x 103 3
W b= = =36539,1 mm
σb 50
Dari W b ≈ 0,1 d 33
Ditemukan bahwa
W B 3 36539,1
d 3=
√ √
3

0,1
=
0,1
=71,5 mm

Karena disini dipasang pasak maka dibulatkan 75 mm


Pada titik D poros tidak dibebani baik bending maupun puntiran.
Jadi σ́ 0=2,5 N /mm2

29
Untuk diameter poros dititik D maka,
Rd ≤ σ́ 0 xd 24

Rd 5836,49
d4=
√ √
σ́ 0
=
2,5
=48,33 mm

Diameter 4 lebih kecil dari pada dititik B, maka akan lebih praktis menggunakan
blok bantalan yang sama, yaitu menggunakan diameter 65 mm hasil perhitungan
poros sudu digambarkan pada lampiran
c. Perhitungan pasak
Pasak yang digunakan adalah pasak segi empat
Menurut tabel (Khurmi 463) lebar pasak untuk diameter poros 55 mm
memiliki lebar 16 mm tebal 10 mm.Panjang pasak adalah dengan
mempertimbangkan pasak dari segi geser maupun kekuatan
Memepertimbangkan geser Material yang digunakan untuk poros adalah Fe 490
yang memiliki tegangan
d
T =Ixw x f s x
2
π d
f s d 3=¿ Ixw x f s x
16 2
π 2
d =I x w
16
2
πd π (75)
I= = =100,35 mm
8w 8.22
Dengan mempertimbangkan kerusakan
t d
T =Ix x f c x
2 2
π t d
f s d 3=¿ T =Ix x f c x
16 2 2
π 2
d =I x w
16
2
πd π (55)
I= = =65,96 mm
8w 8.18
π f c d2 π 420 x 552
I= I= =142,477
4t f s 4.10 .700

30
Kita ambil panjang terbesar yaitu 142,477 dibulatka 143 mm
Bab V
Kesimpulan
1. Mahasiswa mampu menghitung perencanaan untuk merancang roda gigi
miring.
2. Dalam perencanaan perhitungan ,dapat mengetahui jenis roda gigi miring apa
yang digunakan untuk pembangkit listrik

31
Daftar pustaka
Bambang Irawan, Ir, Drs, MT,. Samsul Hadi, Drs,. Modul Mesin Konversi
Energi I, Politeknik Negeri Malang, Malang, 2000
Chu-Kia Wang, Phd, Statically Indeterminate Structures, Mc Graw Hill,
Kogahusha, 1983
Edwards, Hicks, Teknologi Pemakaian Pompa, Erlangga, Jakarta, 1996
El-Wakil, M. M., ‘Powerplant Technology“ ,McGraw-Hill Book Company,
New York, 1984
Harahap, Ghandi, Perencanaan Teknik Mesin,Erlangga, Jakarta,1984
Hibbeler, R.C., Structural Analysis, Prentice Hall, New Jersey, 1997
Jac Stolek, C. Kros, Elemen Mesin , Penerbit Erlangga, Jakarta pusat, 1986.
Pompa dan Kompresor
Khurmi, R.S., Gupta, J.K., Machine Design, Eurasia Publishing House, New
Delhi, 1980
Kadir, A.,“Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik Dan Potensi
Ekonomi“,Universitas Indonesia Press, Jakarta 1992
Meriam, J.L.,Kraige, L.G., Engineering Mechanics „Dynamics“, John Wiley
http://www.windpower.org
http://www.windenergy.com

32

Anda mungkin juga menyukai