Rolling dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan pada suhu yang tinggi atau
disebut hot rolling. Hot rolling dilakukan untuk mengurangi dimensi bahan baku (ingot)
secara besar-besaran. Setelah hot rolling selanjutnya dilakukan cold rolling, yaitu
pengerolan pada suhu ruang. Pada cold rolling pengurangan dimensi tidak dilakukan
secara besar-besaran karena proses ini memerlukan tenaga yang sangat besar. Cold
rolling dilaksanakan sebagai finishing untuk mencapai dimensi yang sesuai,
memperhalus permukaan benda kerja, dan meningkatkan sifat mekanis benda kerja.
Gambar 1. Rolling.
(Sumber: Grote dan Antonsson, 2008, Springer Handbook of Mechanical Engineering.)
Hot Rolling
Hot rolling merupakan tahap awal dari proses pengerolan material. Hot
rolling dilakukan di atas suhu rekristalisasi. Material yang akan dirol biasanya
berupa ingot atau logam hasil penuangan (pengecoran). Material tuang memiliki
struktur yang kasar dan butir-butirnya tidak seragam. Karena struktur di dalamnya kasar
dan tidak seragam, material tuang memiliki sifat yang getas dan ada kemungkinan
memiliki lubang kecil (pori-pori). Dengan dilakukannya proses hot rolling, struktur
material tuang dapat dikonversi menjadi struktur material tempa (wrought
structure). Wrought structure memiliki butir-butir yang lebih halus dan rapi. Kondisi butir
tersebut menjadikan material bersifat lebih ductile. Di samping itu, proses hot
rolling juga dapat menutup lubang-lubang kecil di dalam material.
Setiap material memiliki suhu pengerolan panas yang berbeda-beda. Pada aluminium
paduan, suhu yang digunakan sekitar 450 °C. Baja paduan menggunakan suhu
pengerolan sekitar 1250 °C. Sedangkan material tahan panas menggunakan suhu
pengerolan hingga 1650 °C.
Cold Rolling
Cold rolling atau pengerolan dingin merupakan proses akhir dari rangkaian proses
pengerolan. Cold rolling dilakukan pada suhu ruang. Karena dilakukan pada suhu
ruang, cold rolling memerlukan energi yang besar (karena material dengan suhu ruang
memiliki kekuatan yang lebih besar) dan akan menghasilkan produk dengan
sifat anisotropic.
Jenis-jenis Pengerolan Logam
Secara kinematika, pengerolan diklasifikasikan menjadi tiga macam. Pertama disebut
pengerolan longitudinal, kedua pengerolan transversal, dan pengerolan oblique.
Tujuan Proses Rolling
Proses rolling bertujuan untuk:
Mengurangi ukuran penampang benda kerja.
Memperoleh bentuk yang diinginkan.
Memperhalus ukuran butir benda kerja (struktur butir lebih halus).
Mengurangi kegetasan benda kerja (benda kerja awal biasanya
berupa ingot hasil pengecoran yang bersifat getas).
Menghilangkan lubang-lubang kecil di dalam benda kerja (pada proses
pengecoran biasanya ada gas yang terjebak di dalam benda kerja dan menyebabkan
lubang-lubang kecil).
Meningkatkan kekuatan benda kerja.
Meningkatkan kekerasan benda kerja.
Memperhalus permukaan benda kerja.
Flat Rolling
Flat rolling merupakan pengerolan yang dilakukan untuk menipiskan suatu material. Flat
rolling digunakan untuk mengerol slab agar menjadi plat dan strip. Proses pengerolan
ini merupakan proses pengerolan yang paling sederhana di mana hanya menghasilkan
bentuk benda yang datar atau rata.
Pack Rolling
Pack rolling merupakan jenis flat rolling di mana dua atau lebih lapisan logam dirol
secara bersamaan. Pengerolan beberapa lapis logam secara bersamaan akan
meningkatkan produktivitas pengerolan.
Gambar 1. Pack Rolling
Die yang digunakan pada mesin thread rolling memiliki ukuran dan bentuk ulir sesuai
standar. Die tersebut terdiri dari dua jenis. Kedua jenis die tersebut yaitu:
Flat die, dengan gerakan bolak-balik untuk menghasilkan pengerolan.
Round die, dengan gerakan putar relatif satu sama lain untuk mengerol benda
kerja.
Roll Piercing
Roll piercing adalah proses pengerjaan panas yang khusus untuk membuat pipa tanpa
sambungan berdinding tebal. Proses ini masih tergolong rolling karena dilengkapi
dengan dua buah rol yang berlawanan. Dasar dari proses roll piercing berprinsip pada
silinder pejal yang ditekan pada kelilingnya sehingga menghasilkan tegangan tarik di
titik pusat silinder tersebut. Apabila tekanan yang diberikan cukup tinggi, maka akan
terjadi retakan di dalam silinder. Retakan tersebut menjadi cikal bakal pembuatan
lubang pipa.
Seperti apa yang telah disebutkan di awal, proses pengerolan bentuk digunakan untuk
membuat bentuk struktur yang lurus. Contoh bentuk struktur yang dapat dihasilkan dari
proses ini antara lain: channel, I-beam, rel kereta, dan batang pejal.
Skew Rolling
Skew rolling merupakan proses pengerolan yang mirip dengan roll forging.
Perbedaannya, secara khusus skew rolling digunakan untuk membuat bola. Pengerolan
diawali dengan memasukkan kawat atau batang berpenampang lingkaran ke dalam
celah antara dua buah rol. Selanjutnya kawat atau batang tersebut termakan rol dan
membentuk bola secara kontinu selama rol masih berputar.
Tube Rolling
Tube rolling merupakan proses pengerolan yang dilakukan untuk mengurangi diameter
dan ketebalan pipa. Rol pada tube rolling memiliki alur yang berbentuk setengah
lingkaran. Sehingga apabila sepasang rol beralur setengah lingkaran tersebut
dipertemukan, akan terbentuk lubang berbentuk lingkaran.
Pipa yang ingin dikurangi diameternya dapat dimasukkan atau dimakankan pada rol
beralur setengah lingkaran. Setelah melewati rol, terbentuklah pipa dengan diameter
yang lebih kecil. Proses pengerolan ini bisa menggunakan internal mandrel maupun
tidak.