Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KOMPONEN RODA GIGI

Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Elemen Mesin Dosen

Pengampu : Bapak Jejen Jaelani, ST ..,MT.

Disusun Oleh :

Rafid Anugrah Ramadhan

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP

BANDUNG

2024
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kita rahmat serta karunianya sehingga kita dapat Kesehatan
untuk hidup dalam dunia yang berbarokah ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,


tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kejahiliyaan menuju zaman yang terang benderang penuh ilmu pengetahuan
seperti pada saat ini.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Jejen Jaelani ST., MT
pada bidang studi Metrologi Industri di Universitas Sangga Buana YPKP,
Bandung. Selain itu, penulis juga berharap agar laporan ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang “Komponen Roda Gigi”.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak selaku


dosen mata kuliah Metrologi Industri. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Penulis juga
mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dibangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 1 April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian.....................................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian...................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................3
BAB III..............................................................................................................................10
PENUTUP.........................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12

ii
BAB I

1.1 Latar Belakang


PENDAHULUAN

Mata kuliah elemen mesin merupakan salah satu mata kuliah dasar yang dipelajari
dalam Fakultas Teknik khususnya Teknik Mesin. Mata kuliah elemen mesin merupakan
mata kuliah yang membahas tentang bagian-bagian suatu konstruksi yang mempunyai
bentuk serta fungsi tersendiri, seperti baut-mur, pene, pasak, poros, kopling, roda gigi dan
sebagainya.

Sebelum roda gigi ditemukan, alat yang pertama kali ditemukan adalah roda gesek.
Roda gesek adalah alat yang tersusun dari dua buah roda yang berbentuk silinder atau
kerucut yang saling bersinggungan pada kelilingnya. Jika salah satu diputar maka yang
lain akan ikut berputar juga. Roda ini cukup baik untuk meneruskan daya kecil dengan
putaran yang tidak perlu tepat. Namun, di samping kelebihannya roda gesek ini
mempunyai kelemahan yaitu tidak mampu mentransmisikan daya besar dan tidak dapat
dilakukan dengan putaran yang tepat. Oleh karena itu, kedua roda tersebut harus dibuat
bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi yang terdapat
pada kedua roda yang saling berkait. Roda gigi semacam ini, yang berbentuk silinder atau
kerucut disebut roda gigi. Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang
penting untuk suatu pemindahan gerak (terutama putaran), daya, atau tenaga pada suatu
sistem transmisi antara penggerak dengan yang digerakkan.

Di luar cara transmisi di atas, ada pula cara lain untuk meneruskan daya, yaitu dengan
sabuk atau rangkai. Namun demikian, transmisi roda gigi mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan
tepat, dan daya yang dapat ditransmisikan lebih besar. Namun, kelebihan ini tidak selalu
menyebabkan dipilihnya roda gigi di samping cara yang lain. Hal ini dikarenakan roda
gigi memerlukan ketelitian yang sangat besar dalam pembuatan, pemasangan maupun
pemeliharaannya. Pemakaian roda gigi sebagai alat transmisi telah menduduki tempat
terpenting di segala bidang selama 200 tahun terakhir ini. Penggunaannya dimulai dari
1
alat pengukur yang kecil dan teliti seperti jam tangan, sampai roda gigi reduksi pada
turbin besar yang berdaya puluhan megawatt.
Secara global materi tentang roda gigi yang akan dibahas kali ini, meliputi pengenalan
roda gigi secara umum, penggolongan roda gigi, peguraian nama setiap bagian roda gigi,
cara menyatakan ukuran pada roda gigi, istilah-istilah yang sering ditemui pada roda gigi,
rangkaian roda gigi dan perancangan roda gigi.

Suatu konstruksi roda gigi digunakan pula untuk suatu sistem pengatur pada pemindah
putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya. Oleh
karena itu, penggunaan roda gigi sangat luas pada konstruksi mekanik yang memerlukan
gerak yang menkombinasikan beberapa komponen alat yang tergabung. Pembuatan roda
gigi cukup rumit dan kompleks karena pembuatan profil roda giginya yanng khusus,
dengan berbagai ukuran dan keakuratan tergantung dari peran dari roda gigi itu sendiri
pada suatu gabungan komponen mesin.
Ketelitian yang sangat besar dalam pembuatan, pemasangan maupun pemeliharaan
roda gigi membuat mahasiswa menemukan banyak kewalahan dan kerancuan daam
memahami materi tentang roda gigi. Semantara penggunaan roda gigi yang sangat
banyak dalam kehidupan sehari-hari membuat mahasiswa teknik, khususnya mahasiswa
teknik industri harus selalu bertemu dan bekerja menggunakan alat ini. Kurannya
kemampuan mahsiswa untuk memahami tentang roda gigi lebih disebabkan kurangnya
referensi yang membahas tentang roda gigi secara mendalam sekali pun ada buku
tersebut merupakan buku terjemahan dari bahasa asing yang memilik tingkat kesulitan
bahasa yang sangat tinggi sehingga sulit untuk dipahami mahaiswa. Dikarenakan alasan-
alasan di atas, maka saya seorang mahasiswi teknik industri berpikiran untuk membuat
sebuah paper sederhana yang berisi penjelan rinci tentang roda gigi dengan tingkat
kesulitan bahasa yang sudah diturunkan sehingga mahasiswa dapat dengan mudah
memahami isi paper ini dan dapat mengerti materi tentang roda gigi secara terperinci dan
jelas.

2
1.2. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami tentang roda gigi secara umum.


2. Mahasiswa mengetahui peggolongan-penggolongan roda gigi
3. Mahasiswa mampu meguraikan nama setiap bagian roda gigi
4. Mahasiswa mampu menyatakan ukuran pada roda gigi.
5. Mahasiswa mampu mengetahui istilah-istilah yang sering ditemui pada roda gigi.
6. Mahasiswa mampu memahami cara perancangan roda gigi.

3
4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Roda Gigi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berguna untuk mentransmisikan daya. Roda
gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain.
Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai
transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah
gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber
daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain, salah satu
kasusnya adlah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari tau menghasilkan
gaya translasi, bukan gaya rotasi.

Roda gigi adalah salah satu komponen kendaraan bermotor yang membutuhkan
permukaan keras namun dengan bagian tengah yang tetap ulet (bahan yang tidak mudah
patah, mempunyai tegangan tarik yang tinggi). Roda gigi sering digunakan karena dapat
meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada
menggunakan alat transmisi yang lainnya. Selain itu, roda gigi juga memiliki kelebihan-
kelebihan dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu:
1. Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
2. Sistem yang kompak sehingga transmisinya lebih sederhana.
3. Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
4. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil.
5. Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan, keuntungan
mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang bisa dihitung
dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi yang dengan roda gigi yang lebih besar
berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi. Rasio kecepatan
yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan keistimewaan dari roda gigi yang
mengalahkan mekanisme transmisi yang lain. Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip
kerja berdasarkan pasangan gerak. Bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip,
putar dan daya dapat berlangsung dengan baik. Selain itu, dapat dicapai kecepatan
5
keliling (vc) yang sama pada lingkaran singgung sepasang roda gigi. Lingkran singgung
ini disebut lingkaran pitch atau lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal pada
pasangan roda gigi. Pada sepasang roda gigi maka perlu diperhatikan, bahwa jarak
lengkung antara dua gigi yang berdekatan (Pitch) pada kedua roda gigi harus sama,
sehingga kaitan antara gigi dapat berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu
profil gigi, tidak dapat dibuat semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang
dapat menjamin terjadinya kontak gigi dengan baik.

Fungsi Roda Gigi :

Secara umum fungsi dari roda gigi adalah:


a. Meneruskan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan.
b. Mengubah putaran dari poros yang digerakkan, yaitu dari putaran tinggi ke putaran
rendah atau dari putaran rendah ke putaran tinggi. Bisa juga mengubah putaran di sini
berarti membuat arah putaran poros penggerak.
c. Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain, misalnya oli, minyak tanah,
dan sebagainya. Jadi, fungsi roda gigi di sini adalah sebagai pompa zat cair. Dalam
otomotif dikenal adanya sistem pelumas dengan roda gigi.

2.2. Klasifikasi Roda Gigi


Roda gigi diklasifikasikan menjadi 3 pokok penting, yaitu menurut letak poros, arah
putaran, dan bentuk jalur gigi.

. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar


Roda gigi dengan poros sejajar adalah roda gigi dimana giginya berjajar pada dua bidang
silinder (disebut “bidang jarak bagi”). Kedua bidang silinder tersebut bersinggungan dan
yang satu menggelinding pada yang lain dengan sumbu tetap sejajar.

a. Roda Gigi Lurus (Spur Gear)

Roda gigi lurus merupakan roda gigi Yng Pling sederhana dengan jalur gigi sejajar. Roda
gigi kerucut lurus adalah roda gigi yang paling sering digunakan. Perbandingan
kontaknya kecil dan kerjanya sangat berisik. Konstruksinya tidak memungkinkan
pemasangan bantalan pada kedua ujung poros-porosnya.

b. Roda Gigi Miring (Helical Gear)


Bentuk dasar geometrisnya hampir sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil
giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk posisi sumbu yang
sejajar, roda gigi miring dapat digunakan pula untuk pemasangan sumbu bersilangan.
Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka perbandingan kontak yang terjadi jauh lebih
besar dibanding roda gigi lurus yang seukuran, sehingga pemindahan putaran maupun
beban pada gigi-giginya berlangsung lebih halus. Sifat ini sangat baik untuk penggunaan
pada putaran tinggi dan beban besar tetapi membutuhkan bantalan aksial untuk
mengurangi gaya aksial yang timbul.
6
c. Roda Gigi Miring Ganda
Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan
saling meniadakan. Contoh penggunaannya yaitu pada roda gigi reduksi turbin pada
kapal dan generator, roda gigi penggerak rol pada steel mills.

d. Roda Gigi Dalam


Roda gigi yang jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan
reduksi besar, karena pinyon terletak di dalam roda gigi.

e. Roda Gigi Rack dan Pinion


Roda gigi rack dan pinion berupa pasangan antara batang gigi dan pinion roda gigijenis
ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya.

f. Batang Gigi dan Pinyon


Gambar 2.7. Batang Gigi dan Pinyon

Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi. Contoh pemakaian gigi reck terdapat pada
mesin bor tegak, mesin bubut, dan lain-lain.

Roda Gigi Dengan Poros Berpotongan (Intersection).


a. Roda Gigi Kerucut Lurus

Roda gigi kerucut lurus merupakan roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering
dipakai. Contoh penggunaany pada grab wich, hnd wich, kerekan

7
2.2 Cara Menyatukan Roda Gigi
Sepeti hal nya pada pemeriksaan ulir, maka pada pemeriksaan roda gigi pun
diperlukan perhitungan-perhitungan tertentu terutama perhitungan dengan trigonometri.
Yang telah disinggung di muka sebagian besar mengenai roda gigi lurus (spur gear).
Pada dasarnya pemeriksaan untuk semua jenis roda gigi adalah sama yaitu lebih menitik
beratkan pada pemeriksaan bentuk fisik dari roda gigi dan bentuk dari giginya, baru
kemudian dijabarkan/dikembangkan pada pemeriksaan elemen-elemen yang lain.
Sebagaimana telah dikemukakan di muka bahwa pemeriksaan roda gigi dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu pemeriksaan roda gigi secara keseluruhan dalam arti
membandingkannya dengan roda gigi standar dan pemeriksaan roda gigi standar dan
pemeriksaan elemen-elemen roda gigi secara sendiri-sendiri. Pemeriksaan roda gigi
dengan membandingkannya terhadap roda gigi standar disebut juga dengan istilah
pemeraksaan secara keseluruhan (general test). Sedangkan pemeriksaan elemen-elemen
dari roda gigi disebut juga dengan istilah pemeriksaaan individual (individual test).

1. Pengukuran Otomatis dan Real-time:

Alat ukur tak langsung yang terintegrasi dengan CNC


memungkinkan pengukuran otomatis yang dilakukan secara real-time

8
selama proses pemesinan. Hal ini memungkinkan pengawasan dan
pengendalian langsung terhadap dimensi dan geometri komponen, tanpa
memerlukan intervensi manual.

2. Adaptabilitas pada Variabilitas Bahan:

CNC dapat memproses berbagai jenis bahan dengan kecepatan dan


ketepatan yang tinggi. Integrasi dengan alat ukur tak langsung
memungkinkan adaptasi cepat terhadap variasi bahan yang mungkin
terjadi selama proses pemesinan, menjaga konsistensi dan presisi hasil
akhir.

3. Pengukuran Pada Langkah Pemesinan Tertentu:

Sistem integrasi ini memungkinkan pengukuran dilakukan pada


langkah-langkah tertentu selama proses pemesinan. Misalnya, pengukuran
dapat dilakukan setelah setiap tahapan pemesinan, memungkinkan deteksi
dini kesalahan atau deviasi dari spesifikasi yang diinginkan.

4. Koreksi Otomatis:

Hasil pengukuran yang diperoleh secara real-time dapat digunakan


untuk koreksi otomatis dalam program CNC. CNC dapat mengatur
parameter pemotongan dan pergerakan untuk memastikan bahwa setiap
komponen memenuhi toleransi dan persyaratan desain.

5. Pengurangan Downtime:

Integrasi alat ukur tak langsung dapat mengurangi downtime mesin


karena tidak memerlukan pengukuran manual terpisah. Hal ini dapat
meningkatkan waktu operasional mesin dan efisiensi produksi secara
keseluruhan.

6. Monitoring Kondisi Pemotongan:

Alat ukur tak langsung juga dapat digunakan untuk memantau


kondisi pemotongan, seperti suhu atau getaran, yang dapat mempengaruhi
hasil akhir. Sistem integrasi ini memungkinkan tindakan preventif atau

9
korektif untuk dipicu secara otomatis berdasarkan pemantauan kondisi
operasional.

7. Penghematan Material:

Pengukuran yang lebih akurat dapat membantu dalam


pengoptimalan penggunaan material. CNC dapat diprogram untuk
memotong bahan sesuai dengan dimensi yang benar secara presisi,
mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan.

Pengukuran otomatis yang terintegrasi juga berkontribusi pada


efisiensi produksi dengan mengurangi keterlibatan manual, sehingga
mengurangi waktu downtime. Koreksi otomatis dalam program CNC
memastikan bahwa setiap komponen memenuhi toleransi yang
diinginkan, sementara pengukuran yang tepat membantu mengoptimalkan
penggunaan material, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan.

Dengan demikian, integrasi alat ukur tak langsung dengan CNC


tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga memberikan
tingkat presisi yang lebih tinggi dalam proses manufaktur.

2.3 Pengukuran Elemen Roda Gigi


Dalam pemeriksaaan elemen-elemen roda gigi secara individual ini, titik berat
pemeriksaan biasanya terletak pada pemeriksaan diameter pitchnya. Dengan
pemeriksaaan diameter pitch ini secara tidak langsung juga akan memeriksa diameter
luar, diameter dasar, jarak puncak antar gigi, tebal gigi, eksentrisitas dan tinggi gigi.

a. Pemeriksaan Eksentrisitas Roda Gigi


Untuk pemeriksaan eksentrisitas ini, alat ukur sederhana yang bisa digunakan antara
lain adalah jam ukur, kawat dan blok V. Dengan alat sederhana ini dapat diketahui
ketidakseimbangan (eksentrisitas) dari roda gigi yan penyimpangannya dapat diketahui
dari jarum penunjuk jam ukur. Setiap kali diputar dicatat penyimpangannya sampai
semua daerah lingkaran pitch selesai diperiksa. Bila tujuan pemeriksaan hanya ingin
mengetahui apakah roda gigi seimbang atau tidak caranya adalah cukup dengan

10
memutarnya secara perlahan-lahan lalu dibiarkan berhenti sendiri. Dalam keadaan akan
berhenti sendiri dapat dilihat atau diamati bagian mana dari roda gigi yang menyebabkan
tidak seimbang.

b. Pemeriksaan Roda Gigi dengan Rol Baja


Untuk pemeriksaan roda gigi dengan menggunakan rol baja maka yang harus
diperhatikan adalah pemilihan diameter dari rol baja. Hal ini dimaksudkan agar agar
posisi dari rol baja betul-betul tepat pada titik dari lingkaran pitch roda gigi.

11
2.4 Perancangan Roda Gigi
Proses perancangan dimulai dari penentuan kebutuhan, dan keputusan untuk berbuat
sesuatu akan hal tersebut. Melalui beberapa tahapan perancangan dan iterasi, proses akan
berakhir dengan penyajian hasil rancangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Secara
ideal, metoda perancangan dalam bidang teknik termasuk perancangan roda gigi.
Awal dari proses perancangan adalah berupa pengenalan kebutuhan, dimana seorang
perancang harus bisa mendefenisikan kebutuhan tersebut. Roda gigi secara umum dipakai
untuk mentransmisikan daya dari mesin penggerak, sehingga secara umum dalam
perancangan roda gigi, defenisi adalah berupa keberadaan sistem transmisi roda gigi yang
dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh perancang atau pengguna. Untuk
mendefenisikan kebutuhan tersebut, umumnya sudah ada data awal yang berfungsi
sebagai data masukan untuk proses perancangan. Data itu dapat berupa besar daya yang
ditransmisikn dari mesin penggerak ataupun dimensi ruangan yang tersedia untuk
penempatan transmisi tersebut.

Perumusan masalah harus mencakup seluruh rincian spesifikasi tentang


sesuatu yang akan direncanakan. Perincian tersebut mencakup sejumlah data masukn dan
keluaran dari proses perancangan dan semua batasan-batasan atas besaran yang berkaitan
dengan hal tersebut. Spesifikasi dapat berupa jenis roda gigi, dimensi, taksiran umur,
batasan temperatur operasi, keandalah, kecepatan/putaran, kemampuan mentransmisikan
daya, material roda gigi, pelumas yang dipakai, dimensi ruang dan lain-lain. Perancang
harus dapat merumuskan dengan jelas spesifikasi yang akan direncanakan.
Dalam merumuskan spesifikasi yang direncanakan, seorang perancang harus
memperhatikan batasan-batasan atau kendala yang ada pada proses perancangan. Batasan
pada perancangan roda gigi dapat berupa dimensi ruang yang tersedia untuk penempatan
transmisi, material roda gigi yang tersedia, proses atau fasilitas manufaktur roda gigi
yang tersedia, standarisasi permesinan di pasaran maupun besar biaya yang tersedia.
Dengan adanya perumusan spesifikasi yang diinginkan dan keberadaan batasan-batasan
dalam proses perancangan, maka kemungkinan akan menghasilkan beberapa solusi.
Dalam perancangan roda gigi, solusi ini umumnya berupa sistem transmisi roda gigi yang
berisikan jenis roda gigi, dimensi roda gigi, material roda gigi, data operasional, pelumas
dan lain-lain.
12
Tahap sintesa merupakan solusi optimum dari sistem transmisi yang berasal dari
solusi-solusi yang didapat dari tahap sebelumnya. Penilaian atau evaluasi atas solusi ini
dilakukan dengan proses analisis dan optimasi. Analisis dan optimasi dilakukan untuk
menguji solusi yang didapat dari proses sintesa apakah solusi tersebut berdaya guna
dengan baik sesuai spesifikasi yang direncanakan. Jika solusi yang didapat sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan maka proses selanjutnya adalah evaluasi hasil rancangan.
Tetapi jika tidak sesuai dengan harapan atau tidak sesuai spesifikasi yang direncanakan
maka solusi ini gagal dan harus kembali ke tahap perancangan sebelumnya.
Proses kembali ke tahap sebelumnya dapat berupa tahap sintesa, yaitu mencoba
dengan solusi yang lain kemudian diuji dwngan proses analisis dan optimasi. Dapat juga
tahap sebelumnya adalah tahap perumusan masalah dengan cara merubah spesifikasi
yang diinginkan, sehingga akan mendapatkan solusi-solusi baru. Tetapi, jika proses
tersebut masih gagal maka kembali ke proses awal perancangan dengan kemungkinan
perlu mengubah defenisi kebutuhan.
Tahap evaluasi dilakukan untuk solusi yang lolos dari proses iterasi. Jika tahap
sebelumnya proses perancangan lebih banyak dilakukan di atas kertas, tetapi evaluasi
biasanya dilakukan berupa proses pengujian hasil perancangan (kaji eksperimental),
sehingga umumnya diperlukan pembuatan suatu prototype. Jika dalam pengujian ternyata
gagal maka proses perancangan lebih banyak mengacu pada data-data hasil pengujian
yang sudah dilakukan oleh perancang-perancang sebelumnya. Keberadaan data-data hasil
pengujian yang cukup lengkap akan sangat membantu dalam usaha memperkecil
kegagalan dalam tahap evaluasi.
Tahap penyajian merupakan tahap terakhir dari proses perancangan. Tahap penyajian
dapat berupa data lisan, data tertulis atau data grafis (gambar). Seorang perancang yang
baik akan dapat menyampaikan hasil rancangan yang komunikatif sesuai dengan
keperluan. Metode penyajian yang baik akan sangat membantu perancang untuk
menjelaskan dan meyakinkan pengguna hasil rancangan.

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam konteks pemanfaatan komponen pemesinan yang menggunakan


alat ukur tak langsung, dapat disimpulkan bahwa integrasi teknologi ini
memberikan dampak positif terhadap efisiensi produksi dan akurasi
pengukuran. Alat ukur tak langsung, melalui berbagai teknologi seperti sensor
otomatis dan sistem berbasis citra, telah terbukti mampu memberikan
keakuratan yang setara, bahkan lebih baik, dibandingkan dengan alat ukur
langsung konvensional.

Kelebihan utama alat ukur tak langsung meliputi kemampuan pengukuran


otomatis yang dilakukan secara real-time, adaptabilitas terhadap variasi
bahan, dan potensi pengurangan downtime produksi. Dengan
menggabungkan teknologi ini dengan sistem pemesinan modern seperti CNC,
produktivitas pemesinan dapat ditingkatkan secara signifikan.

3.2 Saran
Meskipun integrasi alat ukur tak langsung telah membawa berbagai
keuntungan, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan untuk
pengembangan lebih lanjut:

1. Penelitian Lebih Lanjut:


Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk terus mengembangkan
teknologi alat ukur tak langsung. Fokus penelitian dapat melibatkan
peningkatan resolusi, penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang lebih
ekstrem, dan pengoptimalan algoritma pengukuran.
2. Pelatihan Operator:
Pelatihan operator pemesinan terkait penggunaan alat ukur tak
langsung sangat penting. Operator perlu memahami secara mendalam cara
menggunakan dan memelihara alat ini agar dapat mengoptimalkan
kinerjanya.

14
3. Pengelolaan Data:
Dengan pengukuran yang dilakukan secara otomatis, pengelolaan
data yang efisien menjadi kunci. Sistem informasi yang terintegrasi dapat
membantu mengelola dan menganalisis data pengukuran untuk
meningkatkan efisiensi produksi.
4. Pemeliharaan Preventif:
Implementasi kebijakan pemeliharaan preventif pada alat ukur tak
langsung dapat membantu memastikan kinerja yang optimal. Pemantauan
kondisi mesin dan pemeliharaan yang terjadwal dapat menghindari
gangguan operasional yang tidak terduga.

Dengan memperhatikan saran-saran ini, diharapkan pemanfaatan komponen


pemesinan yang menggunakan alat ukur tak langsung dapat terus berkembang,
memberikan kontribusi positif pada industri manufaktur, dan menciptakan
lingkungan produksi yang lebih efisien dan akurat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, B., & Putra, A. (2022). "Pengembangan Teknologi Pengukuran Otomatis


pada Proses Pemesinan CNC." Jurnal Teknik Mesin Indonesia, 10(1), 25-
35.

Kurniawan, D., & Indrawan, R. (2021). "Integrasi Sensor Otomatis dalam Sistem
Pemesinan untuk Meningkatkan Presisi." Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Industri, 65-72.

Susanto, F., & Cahyono, A. (2020). "Analisis Biaya dan Manfaat Implementasi
Alat Ukur Tak Langsung pada Proses Pemesinan." Jurnal Manufaktur dan
Teknologi Industri, 8(2), 110-120.

Sudiana, I., & Kusuma, A. (2021). "Peningkatan Akurasi Pengukuran Pemesinan


dengan Penggunaan Sensor Otomatis." Jurnal Teknologi Pemesinan,
10(2), 45-53.

Setiawan, B., & Pranowo, A. (2019). "Optimasi Proses Pemesinan dengan


Penerapan Teknologi Pengukuran Berbasis Citra." Jurnal Inovasi
Teknologi dan Rekayasa Industri, 5(1), 18-26.

Utama, R., & Wibowo, T. (2020). "Analisis Pengaruh Penggunaan Alat Ukur Tak
Langsung terhadap Efisiensi Produksi Pemesinan CNC." Seminar
Nasional Teknologi Industri, 89-95.

16

Anda mungkin juga menyukai