Anda di halaman 1dari 28

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern seperti sekarang ini kita tidak dapat dipisahkan dari
kebutuhan kendaraan. Kendaraan merupakan alat transportasi yang digunakan untuk
menempuh tujuan yang diinginkan sebelumnya. Salah satu kendaraan yang paling
banyak diminati ialah sepeda motor. Kendaraan yang satu ini relatif lebih efisien,
karena kita menjalankan aktivitas di tengah padatnya penduduk dan banyaknya
pengguna kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Kita
dapat menempuh tujuan lebih singkat dibanding kendaraan roda empat, ditengah
macetnya lalu lintas yang dirasakan tiap hari.

Sepeda motor terdiri dari berbagai sistem dan komponen, salah satu
komponennya ialah roda gigi transmisi. Transmisi merupakan komponen yang dapat
menyesuaikan kecepatan kendaraan berdasarkan kondisi jalan dan beban yang
ditanggung oleh kendaraan itu sendiri. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis
tertarik untuk merancang roda gigi pada transmisi sepeda motor. Roda gigi sendiri
banyak jenis-jenisnya, namun yang akan dibahas oleh penulis disini ialah roda gigi
lurus, mengacu pada sepeda motor itu sendiri. Oleh karena itu penulis akan
merancang yang berjudul “Perancangan Roda Gigi 1 Pada Transmisi Motor
Jupiter MX”. Dengan perancangan yang dilakukan, penulis berharap dapat
merancang roda gigi seefektif mungkin.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam praktikum Desain Elemen Mesin yang dilakukan penulis terdapat


berbagai macam permasalahan yang muncul, permasalahan yang dimaksu adalah :

1. Pengertian dari roda gigi dan transmisi yang akan penulis rancang.

2. Prinsip roda gigi yang akan penulis rancang.

1 Fakultas Teknik UNJANI


3. Jenis-jenis roda gigi yang akan dirancang.

1.3 Tujuan

Tujuan dari perancangan roda gigi pada transmisi yang penulis lakukan ialah
sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian roda gigi dan transmisi yang akan dirancang.

2. Memahami prinsip roda gigi yang dirancang.

3. Mengetahui jenis-jenis roda gigi.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan transmisi terdiri dari berbagai macam komponen, penulis


membatasi permasalahan yang dibahas, antara lain :

1. Pengertian roda gigi.

2. Prinsip roda gigi.

3. Jenis-jenis roda gigi.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam menyusun tugas praktikum ini, penulis membagi menjadi 5 bagian.

Secara garis besar penyusunan tersebut ialah sebagai berikut :

1. PENDAHULUAN berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan perancangan,

batasan masalah, dan sistematika penulisan.

2. TEORI DASAR berisi tentang pengertian roda gigi, prinsip roda gigi, dan jenis-

jenis roda gigi.

2 Fakultas Teknik UNJANI


3. METODOLOGI PERANCANGAN berisi tentang alur perancangan dari awal

sampai akhir, dan perhitungan perancangan yang akan dibahas pada poin selanjutnya.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN berisi data-data yang diketahui, kemudian dihitung

dengan teori perhitungan yang ada.

5. KESIMPULAN DAN SARAN berisi rangkuman dan saran mengenai perancangan

roda gigi 1.

3 Fakultas Teknik UNJANI


2. TEORI DASAR

2.1 Pengertian Roda Gigi

Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi vang penting untuk suatu
pemindahan gerak (terutama putaran) daya atau tenaga pada suatu sistem transmisi
antara penggerak dengan yang digerakan. Suatu konstruksi hubungan roda gigi
digunakan pula untuk sistim pengatur pada pemindah putaran, atau untuk merubah
gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang
saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi
yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi,
dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi
mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya.
Roda gigi secara umum merupakan suatu mekanisme yang dipergunakan
untuk memindahkan elemen mesin yang satu kegerakan elemen mesin yang lain.
Selain itu roda gigi juga berfungsi mengubah jumlah putaran dan momen putar
mesin, daya mesin serta mengatur keduanya untuk kebutuhan kerja mesin. Ketika
kendaraan mulai berjalan diperlukan tenaga yang besar, setelah kendaraan berjalan
bukan tenaga lagi yang diperlukan melainkan kecepatan. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut diperlukan transmisi yang lebih dari berbagai tingkat perbandingan gigi.
Sebuah kotak transmisi pada prinsipnya terdiri atas tiga bagian, yaitu :
 Poros penggerak
 Poros yang digerakkan
 Rangka pengikat
Transmisi tersebut ditetapkan antara clutch dengan propeller shaft (FR-
Type)atau antara clutch dengan drive shaft (FF-Type).

4 Fakultas Teknik UNJANI


Gambar 2.1 Tata nama roda gigi
Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukannya transmisi yang terdiri dari


berbagai tingkat perbandingan gigi (Gear Ratio).
Adapun fungsi dari sistem transmisi pada kendaraan bermotor antara lain:
 Mengatur kecepatan kendaraan sesuai dengan beban dan kondisi jalan.
 Merubah arah putaran roda, sehingga kendaraan dapat berputar maju dan
mundur.
 Memutuskan dan menghubungkan putaran kendaraan sehingga kendaraan
dapat berhenti walaupun mesin dalam keadaan hidup.
Sedangkan pada sistem transmisi dapat dikategorikan menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Transmisi langsung dimana sebuah piringan atau roda pada poros yang satu
dapat menggerakkan roda serupa pada poros kedua melalui kontak
langsung (roda gesek dan roda gigi).
2. Elemen sebagai penghubung sementara, dimana gerakkan poros pertama
akan menggerakkan poros kedua menggunakan elemen penghubung antara
(Sabuk dan rantai).

5 Fakultas Teknik UNJANI


Adapun jenis transmisi yang digunakan pada kendaraan dapat digolongkan
sebagai berikut :
 Selective Gear Transmission
 Automatic Transmission
 Planetary Gear Transmission

2.2 Prinsip Roda Gigi


Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak.
Bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip, putar dan daya dapat
berlangsung dengan baik.

Gambar 2.2 Prinsip roda gigi


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling (Vc) yang sama pada lingkaran singgung
sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau lingkaran
tusuk yang merupakan lingkaran khayal pada pasangan roda gigi, tapi berperan
penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang roda gigi maka perlu
diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan (disebut
"pictch") pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat
berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat
semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin
terjadinya kontak gigi dengan baik.

6 Fakultas Teknik UNJANI


2.3 Jenis-Jenis Roda Gigi

Jenis-jenis Roda gigi dapat dibedakan pula dari keadaan konstruksi alur
bentuk gigi sena berdasarkan bentuk serta fungsi konstruksinya.

1. Roda Gigi Lurus


Roda gigi lurus adalah roda gigi dengan bentuk profil gigi beralur lurus dengan
kondisi penggunaan untuk sumbu sejajar. Pada konstuksi berpasangan,
penggunaannya terdapat dalara tiga keadaa, yaitu :
a. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)
b. Roda Gigi lurus internal (planetcry gear)
c. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.

Gambar 2.3 Roda gigi lurus


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spur gear pada konstruksi
general mekanik yang sederhana sampai sedang putaran dan beban relatip sedang.
Dan ketiga jenis Roda gigi ini, rnaka Internal Gear memilikitingkat kesulitan
pemasangan yang agak sulit, sehubungan dalam menentukan ketepatan pemasangan
sumbu. Sedangkan untuk jenis Rack dan Pinion Gear, mempunyai kekhususan dalam
penggunaannya, yaitu untuk pengubah gerak putar ke gerak lurus atau sebaliknya,
sedangkan pada Rack gear mempunyai sumbu Pitch yang lurus. Pembebanan pada
gigi-giginya mempunyai distribusi beban yang paling sederhana, yaitu gaya Normal
yang terurai menjadi gaya keliling (gaya targensial) dan gaya Radial.

7 Fakultas Teknik UNJANI


2. Roda Gigi Miring
Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil
giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk posisi sumbu
yang sejajar, Roda Gigi miring dapat digunakan pula untuk pemasangan sumbu
bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka perbandingan kontak yang
terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus yang seukuran, sehingga
pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya berlangsung lebih halus. Sifat
ini sangat baik untuk penggunaan pada putaran tinggi dan beban besar.

Gambar 2.4 Roda gigi miring


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Selain itu, dengan adanya sudut kemiringan mengakibatkan terjadinya gaya aksial
yang harus di tahan oleh tumpuan bantalan pada porosnya. Sistim pelumasan harus
diperhatikan dengan cermat untuk meningkatkan umur pakai dari gigi yang saling
bergesekan. Khusus untuk penggunaan dalam posisi sumbu sejajar, serta untuk
menetralisir gaya aksial yang terjadi, dibuat roda gigi miring atau lebig populer
disebut Roda gigi "Herring bone", yaitu dengan dibuat dua alur profil gigi dengan
posisi sudut kemiringan saling berlawanan.
Roda gigi Herring bone dapat dibuat dalam tiga macam, yaitu :
a. Herring bone dengan gigi V setangkup
b. Herring bone dengan gigi V bersilang
c. Herring bone dengan gigi V berpotongan tengah

8 Fakultas Teknik UNJANI


3. Roda Gigi Payung
Roda Gigi Payung sering disebut juga Roda Gigi kerucut atau Bevel Gear.
Peaggunaannya secara umum untuk pengtransmisian putaran dan beban dengan posisi
sumbu menyudut berpotongan dimana kebanyakan bersudut 90o. Khusus jenis Roda
gigi payung hypoid, posisi sumbunya bersilangan. Pada pemasangan Roda gigi
payung umumnya salah satu dipasang dengan kanstruksi tumpuan melayang,
terutama pada Roda gigi penggerak. Dari bentuk serta arah alur giginya, terdapat
beberapa jenis Roda gigi payung, diantaranya :
a. Roda Gigi Payung Gigi Lurus

Gambar 2.5 Roda gigi payung lurus


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Untuk jenis ini mempunyai konstruksi yang sederhana dibandins jenis roda
gigi payung laiimya. Pembuatannya relatip mudah dan penggunaannya untuk
konstruksi umum yang sederhana sampai sedang, baik dalam menerima beban
maupun putaran.

9 Fakultas Teknik UNJANI


Berdasarkan pembuatan bentuk gigi roda gigi payung gigi lurus menyudut. Bentuk
gigi pada penampang potong, menyudut ke titik pusat kerucutnya, bentuk gigi
penampang potong sejajar dengan sumbu kerucutnya.
b. Roda Gigi Payung Gigi Miring.

Gambar 2.6 Roda gigi payung miring


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Disebut juga Spiral bevel gear. Perbendaan antara Bentuk gigi lurus dengan bentuk
gigi miring pada Roda Gigi payung ini, kurang lebih seperti perbedaan yang terdapat
pada Roda gigi lurus dengan Roda gigi miring (Spur Gear), dimana dengan adanya
kemiringan tersebut akan meningkan kemampuan menerima beban, mengurangi
kebisingan sehingga dapat digunakan pada putaran yang lebih tinggi dibanding
dengan Roda Gigi payung gigi lurus pada ukuran geometris yang sama.

10 Fakultas Teknik UNJANI


c. Roda Gigi Payung Zerol.

Gambar 2.7 Roda gigi payung zerol


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Bentuk gigi berupa lengkung spiral dengan sudut spiral nol derajat, sehingga secara
sepintas tampak seperti Roda gigi lurus dengan gigi melengkung. Kemampuan Roda
Gigi Payung Zerol ini kurang lebih sama seperti Roda Gigi payung gigi miring
(Spiral), hanya pembuatannya lebih sulit dan bekerja lebih tenang serta tahan lama.
d. Roda Gigi Payung Hypoid.

Gambar 2.8 Roda gigi payung hypoid


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

11 Fakultas Teknik UNJANI


Jenis Roda Gigi payung ini lebih populer digunakan pada, kendaraan bermotor saja,
tapi untuk konstruksi general, mekanik yang memerlukan putaran tinggi serta beban
besar yang dinamis dapat menggunakan jenis Roda gigi payung ini. Bentuk alur
giginya berupa lengkung hypoid, sehingga posisi sumbu tidak tegak lurus
berpotongan, tetapi bersilangan, sehingga akan memudahkan pemasangan tumpuan
bantalan pada kedua Roda giginya.
e. Roda Gigi Cacing.

Gambar 2.9 Roda gigi cacing


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Roda gigi cacing di gunakan untuk posisi sumbu bersilangan dan pengtransmisian
putaran selalu berupa reduksi.Pada sepasang roda gigi cacing terdiri dari batang
cacing yang selalu sebagai penggerak dan Roda gigi cacing sebagai pengikut.Bahan
batang cacing umumnya lebih kuat dari pada roda cacingnya,selain itu batang cacing
umumnya di buat berupa kontruksi terpadu,dimana bentuk alur cacingnya berupa
spiral, seperti ulir dengan penampang profil gigi seperti jenis Roda gigi lainnya.
Selain sebagai sistim transmisi saja, Roda Gigi cacing sering juga difungsikan
sebagai pengunci transmisi, misalnya pada peralatan angkat. Dari bentuk konstruksi
berpasangan terdapat dua jenis konstruksi Roda cacing, yaitu :

12 Fakultas Teknik UNJANI


1. Roda Gigi Cacing Silindrik.
2. Roda Gigi Cacing Glogoid (Cone-drive).
Perbedaan dan kedua jenis ini terdapat pada bentuknya. Sedangkan untuk profil gigi
mempunyai kurva yang tetap sama, sehingga dalam penggunaannva dapat salmg
bervariasi antara Batang Cacing dengan Roda Cacingnya.

Gambar 2.10 Roda gigi cacing


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Pada Roda gigi cacing silindrik, bentuk luar batang cacing maupun Roda Cacing
berupa siUnder sedang pada jenis glogoid, baik batang maupun Roda Cacingnya
saling mengikuti bentuk pasangannya.

Gambar 2.11 Pasangan roda gigi cacing


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

Konstruksi batang cacing pada umumnya dibuat terpadu, tetapi untuk ukuran, besar
dapat saja batang cacing dibuat berupa pasangan dengan poros.

13 Fakultas Teknik UNJANI


Gambar 2.12 Pasangan roda gigi
Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

2.4 Klasifikasi Roda Gigi

Letak Poros Roda Gigi Keterangan


Roda gigi Roda gigi lurus (Klasifikasi atas
dengan poros Roda gigi miring dasar bentuk alur
sejajar Roda gigi miring ganda gigi)
Roda gigi luar Arah putaran
Roda gigi dalam dan pinyon berlawanan arah
Batang gigi dan pinyon putaran
sama. Gerakan
lurus dan berputar
Roda gigi Roda gigi kerucut lurus (Klasifikasi atas
dengan poros Roda gigi kerucut spiral dasar bentuk jalur
berpotongan Roda gigi kerucut ZEROL gigi)
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miring ganda
Roda gigi permukaan dengan (Roda gigi dengan

14 Fakultas Teknik UNJANI


poros berpotongan poros berpotongan
berbentuk
istimewa)
Roda gigi Roda gigi miring silang Kontak titik
dengan poros Batang gigi miring silang Gerakan lurus dan
silang berputar
Roda gigi cacing silindris
Roda gigi cacing selubung ganda
(globoid)
Roda gigi cacing samping
Roda gigi hipoerboloid
Roda gigi hipoid Roda gigi
permukaan silang
Tabel 2.1 Klasifikasi roda gigi

15 Fakultas Teknik UNJANI


Gambar 2.13 Klasifikasi roda gigi
Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

2.5 Profil Roda Gigi


Untuk mendapatkan keadaan transmisi gerak dan daya yang baik, maka profil
gigi harus mempunyai bentuk yang teratur sehingga kontak gigi berlangsung dengan
mulus. Oleh karena itu profil gigi dibuat dengan bentuk geometris tertentu, agar
perbandingan kecepatan sudut antara pasangan roda gigi harus selalu sama. Agar
memenuhi hat tersebut dikenal 3 jenis konstruksi profil gigi, yaitu :

1. Konstruksi kurva evolvent


Kurva evolvent adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik yang terletak pada
sebuah garis lurus yang bergulir pada suatu silinder atau kurva yang dibentuk oleh
satu titik pada sebuah tali yang direntangkan dari suatu gulungan pada silinder.

16 Fakultas Teknik UNJANI


Keuntungan kurva evolvent antara lain :
a. Pembuatan profil gigi mudah dan tepat, karena menggunakan sisi cutter (pisau
potong) yang lurus.
b. Ketepatan jarak sumbu roda gigi berpasangan tidak perlu presisi sekali.
c. Jika ada perubahan kepala gigi atau konstruksi gigi pada suatu pengkonstruksian
perubahan dapat dilakukan dengan sutler (pisau pemotong).
d. Dengan modul yang sama, walaupun jumlah giginya berbeda, maka pasangan
dapat dipertukarkan.
e.Arab dan tekanan profil gigi adalah sama.

Gambar 2.14 Kurva evolvent


Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

2. Konstruksi kurva sikloida


Profil sikloida digunakan karena cara kerja sepasang roda gigi sikloida sama seperti
dua lingkaran yang saling menggelinding antara yang satu dengan- pasangannya.
Kurva sikloida adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik pada sebuah lingkaran
yang menggelinding pada sebuah jalur gelinding. Dari keadaan konstruksi pasangan
roda gigi, maka kurva sikloida dapat berupa:
a. Orthosikloida, lingkaran mengge- linding pada jalur gelinding berupa garis lurus.
b. Episikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi luar
lingkaran.
c. Hiposikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi dalam
lingkaran.

17 Fakultas Teknik UNJANI


d. Profil sikloida bekerja berpasangan dan dengan jarak sumbu yang presisi,
sehingga tidak dapat dipertukarkan dengan mudah, kecuali yang dibuat berpasangan
yang sama.

Keuntungan penggunaan profil sikloida antara lain :

a. Mampu menerima beban yang lebih besar.

b. Keausan dan tekan yang terjadi lebih kecil.

c. Cocok digunakan untuk penggunaan presisi.

d. Jumlah gigi dapat dibuat lebih sedikit.

Pada proses pembuatannya menggunakan roda gelinding berpasangan (generating


method) yaitu :

Roda gelinding 1 (cutter) digunakan untuk membentuk profil roda gigi 2, dan
sebaliknya, roda gelinding 2 sebagai pasangan roda gelinding 1, membentuk profil
gigi roda 1.

Gambar 2.15 Kurva sikloida

Sumber : http://saw56.blogspot.co.id/2014/macam-roda-gigi.html

18 Fakultas Teknik UNJANI


3. Profil equidistanta

Kurva dari jarak yang sama terbadap sikloida yang dibentuk oleh roda gelinding 2
terhadap jalur gelinding pasangannya. Profil ini dipakai konstruksi pasangan antara
roda gigi profil dengan roda pena (pasangannya bukan berupa gigi, tapi berupa yang
berjarak teratur melingkar pada suatu roda). Dan lebih umum lagi digunakan pada
hubungan gigi dan rantai.Konstruksi prProfil gigi ini digunakan pada suatu hubungan
transmisi dengan rasio yang besar misalnya ; untuk pemutar derek dan pasangan
konstruksi bukan berupa dua roda gigi, tapi satu roda gigi dengan satu roda pena atau
rantai.

19 Fakultas Teknik UNJANI


3. METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Tahapan Perancangan

Mulai

Pengumpulan data

Analisa
data

Proses perancangan

Hasil

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir perancangan roda gigi

20 Fakultas Teknik UNJANI


3.2 Spesifikasi

Mesin

Tipe Mesin : 4 Langkah, 4 Valve SOHC, Berpendingin Cairan

Jumlah/Posisi Silinder : Silinder Tunggal/Tegak

Volume Silinder : 134,4 CC

Diameter x Langkah : 54,0 x 58,7 mm

Perbandingan Kompresi : 10,9 : 1

Daya Maksimum : 9,21 kW/8500 rpm

Torsi Maksimum : 12,14 Nm/6000 rpm

Sistem Strarter : Electric Starter dan Kick Starter

Sistem Pelumasan : Basah

Kapasitas Oli Mesin Total : 1,15 Liter/Penggantian

Berkala : 0,94 Liter

Sistem Bahan Bakar : Karburator BS25-58 x 1

Sistem Pengapian : DC-CDI

Battery : YB5L-B (12V 5Ah)/GM5Z-3B

Busi : CPR8EA-9 (NGK)/U24EPR-9 (DENSO)

Transmisi

Tipe Kopling : Basah, Kopling Manual, Multiplat

21 Fakultas Teknik UNJANI


Tipe Transmisi : (Spoke:Rotary, CW:Seesaw), 5 Kecepatan

Pola Pengoperasian Transmisi : 1-N-2-3-4-5

Frame

Tipe Rangka : Diamond

Suspensi Depan : Teleskopik

Suspensi Belakang : Suspensi Monocross

Ban Depan : 70/90-17M/C 33P

Ban Belakang : 100/70-17M/C 49P

Rem Depan : Cakram

Rem Belakang : Cakram

Panjang x Lebar xTinggi : 1.960 mm x 695 mm x 1.080 mm

Jarak Sumbu Roda : 1.245 mm

Jarak Terendah Ke Tanah : 140 mm

Tinggi Tempat Duduk : 770 mm

Berat Isi : 109 kg

Kapasitas Tangki Bensin : 4 Liter

Data yang diketahui :

H = 12,3 hp Kc = 0,868

n = 1200 rpm Kd = ke = 1

22 Fakultas Teknik UNJANI


θ = 20o Kf = 1,33

Sut = 113 kpsi Ko = 1,25

Ka = 0,725 Km = 1,3

Kb = 0,89

23 Fakultas Teknik UNJANI


4. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Diagram Benda Bebas

Gambar 4.1 Diagram benda bebas pinion dan gear

4.2 Perhitungan

Jumlah gigi pinion

𝑁𝑃 = 12

Jumlah gigi gear

𝑁𝐺 = 36

Faktor bentuk lewis

𝑌 = 0,29327

Kekuatan mengalah

𝑆𝑦 = 86 𝑘𝑝𝑠𝑖

24 Fakultas Teknik UNJANI


Faktor keamanan

𝑆𝐹 = 3

Tegangan lentur yang diizinkan

𝑆𝑦 86
𝜎𝑃 = = = 28,7 𝑘𝑝𝑠𝑖
𝑆𝐹 3

𝑃 = 8, 𝑑𝑎𝑛 9

Diameter puncak

𝑁 12 12
𝑑= = = 1,5 ; = 1,33
𝑃 8 9

Kecepatan garis puncak

(𝜋𝑑𝑛) 𝜋 × 1,5 × 1200 𝜋 × 1,33 × 1200


𝑉= = = 471,24 𝑓𝑝𝑚 ; = 418,88 𝑓𝑝𝑚
12 12 12

Beban yang dipindahkan

(33 × 103 ) 𝐻 (33 × 103 ) 12,3 (33 × 103 ) 12,3


𝜔𝑡 = = = 861,35 𝑙𝑏 ; = 969 𝑙𝑏
𝑉 471,24 418,88

Faktor kecepatan

1200 1200 1200


𝐾𝑉 = = = 0,72 ; = 0,74
1200 + 𝑉 1200 + 471,24 1200 + 418,88

Lebar gigi

𝜔𝑡 . 𝑃 861,35 × 8 969 × 9
𝐹= = = 1,14 𝑖𝑛 ;
𝐾𝑉 . 𝑌. 𝜎𝑃 0,72 × 0,29327 × 28,67 0,74 × 0,29327 × 28,67
= 1,4 𝑖𝑛

25 Fakultas Teknik UNJANI


Jarak antar gigi

𝜋. 𝑑 𝜋 × 1,5 𝜋 × 1,33
𝑝= = = 0,39 𝑖𝑛 ; = 0,35 𝑖𝑛
𝑁 12 12

Lebar minimal

𝐹𝑚𝑖𝑛 = 3𝑝 = 3 × 0,39 = 1,18 𝑖𝑛 ; 3 × 0,35 = 1,04 𝑖𝑛

Lebar maksimal

𝐹𝑚𝑎𝑘𝑠 = 5𝑝 = 5 × 0,39 = 2,0 𝑖𝑛 ; 5 × 0,35 = 1,75 𝑖𝑛

p 8 9
d (in) 1,5 1,33

471,24 418,88
V (fpm)
ωt (lb) 816,35 969
Kv 0,72 0,74
F (in) 1,14 1,4
p (in) 0,39 0,35
Fmin
1,18 1,04
(in)
Fmaks
1,96 1,75
(in)

Dari hasil taksiran diatas, makan lebar gigi 1,4 in dipilih.

Faktor kecepatan

50 50
𝐾𝑉 = = = 0,7
50 + √𝑉 50 + √418,88

Faktor geometri (interpolasi)

𝐽35 − 𝐽25
𝐽34 = 𝐽35 + × (𝑁34 − 𝑁25 )
𝑁35 − 𝑁25
(0,37275 − 0,36477)
= 0,37275 + × (34 − 25) = 0,371952
(35 − 25)

26 Fakultas Teknik UNJANI


Tegangan lentur

𝜔𝑡 . 𝑃 969 × 9
𝜎= = = 18,97 𝑘𝑝𝑠𝑖
𝐾𝑉 . 𝐹. 𝐽 0,74 × 1,4 × 0,371952

Batas ketahanan

𝑆 ′ 𝑒 = 0,5 × 𝑆𝑢𝑡 = 0,5 × 113 = 56,5 𝑘𝑝𝑠𝑖

Batas ketahanan roda gigi

𝑆𝑒 = 𝑘𝑎. 𝑘𝑏. 𝑘𝑐. 𝑘𝑑. 𝑘𝑒. 𝑘𝑓. 𝑆 ′ 𝑒 = 0,725 × 0,89 × 0,868 × 1 × 1 × 1,33 × 56,5
= 42,01 𝑘𝑝𝑠𝑖

Faktor keamanan

𝑛𝐺 = 𝑘𝑜. 𝑘𝑚. 𝑛 = 1,25 × 1,3 × 𝑛 = 1,625𝑛

𝑆𝑒 42,01
𝑛𝐺 = = = 2,22
𝜎 18,97

𝑛𝐺 2,22
𝑛= = = 1,36
1,625𝑛 1,625

4.3 Analisa

Dari data-data yang diperoleh, ada beberapa data yang dihasilkan dari ta bel
seperti faktor bentuk. Harga faktor bentuk ini didapatkan dari tabel berdasarkan
jumlah roda gigi pinoin dan gearnya. Selain faktor bentuk, harga kekuatan mengalah,
kekuatan tarik, dan tegangan lentur didapatkan dari tabel berdasarkan bahan dari roda
gigi yang berhubungan dengan proses perlakuan yang diberikan terhadap material
tersebut. Dari perhitungan diatas, penulis memilih jumlah gigi/in 8, karena lebar
permukaan gigi yang dihasilkan berada diantara lebar permukaan gigi minumum dan
maksimum. Selain pertimbangan tersebut, dari hasil perhitungan menghasilkan faktor
keamanan gear 1,9 dan faktor keamanan keseluruhan 1,17, harga tersebut memenuhi
dari faktor keamanan suatu komponen.

27 Fakultas Teknik UNJANI


5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang penulis dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Roda gigi yang dirancang aman untuk digunakan, karena hasil yang
didapatkan lebih dari satu.
2. Faktor keamanan yang dihasilkan secara keseluruhan aman untuk digunakan,
karena hasil yang didapatkan lebih dari satu.
3. Jumlah roda gigi dan pinion mempengaruhi hasil perhitungan yang dilakukan.

5.2 Saran

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, penulis menyarankan agar saat
melakukan proses perancangan dan perhitungan dilakukan secara teliti agar hasil
yang didapatkan dapat sesuai dengan perancangan yang diharapkan.

28 Fakultas Teknik UNJANI

Anda mungkin juga menyukai