PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tugas elemen mesin merupakan salah satu latihan yang baik bagi mahasiswa
agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh ke dalam bentuk suatu analisa
dari suatu peralatan. Selain untuk mendapat wawasan mahasiswa, tugas ini dapat
dapat menjadi tantangan tersendiri bagi manusia dalam menguji pemahaman terkait
materi yang diberikan dalam perkuliahan.
Proses perancangan telah ada sejak manusia diciptakan, proses perancangan
sangat banyak kelompoknya, bisa dikatakan tidak terbatas, sesuai dengan kebutuhan
manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang ada. Tapi untuk merencanakan
sesuatu yang dapat memudahkan untuk memenuhi kebutuhan bukan hal yang mudah,
apalagi dizaman sekarang ini bisa dikatakan segalanya telah ada tetapi manusi tidak
pernah puas dan ingin lebih mudah lagi. Untuk sampai pada hasil perancangan harus
melalui proses yang rumit dan panjang.
Di zaman sekarang ini yang segalanya telah tersedia, proses perancangan dapat
dipermudah. Dengan berbagai organisasi yang mengeluarkan standar-standar tertentu
untuk bermacam-macam elemen mesin, para perancang tidak perlu membuat
keseluruhan elemen mesin yang akan digunakan dalam rancangannya. Tetapi yang
sulit bagi para perancang adalah proses pemilihan elemen mesin yang tepat, yang
dapat memenuhi persyaratan si perancang itu sendiri.
Dalam perancangan mesin kali ini, mencoba mengangkat permasalahan tentang
transmisi (gearbox). Gearbox merupakan salah satu komponen dari suatu mesin yang
berupa rumah untuk roda gigi. Komponen ini harus memiliki konstruksi yang tepat
agar dapat menempatkan poros-poros rida gigi pada sumbuyang benar sehingga roda
gigi dapat berputar dengan baik. Maka dari itu dengan sedikit mungkin gesekan yang
terjadi. Selain harus memiliki konstruksi yang tepat, terdapat beberapa criteria yang
dapat dipenuhi oleh komponen ini yaitu dapat meredam getaran yang timbul akibat
putaran dan gesekan pada roda gigi.
Dari kesulitan konstruksi yang disyaratkan dan pemenuhan criteria yang
dibutuhkan, maka kami bermaksud membuat produk tersebut sebagai objek
perancangan tugas elemen mesin. Pembuatan produk tersebut dengan
memperhatiakan spesifikasi yang diinginkan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari mata kuliah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengenal beberapa komponen mesin beserta beban utamanya.
2. Memahami tahap-tahap perancangan roda gigi.
3. Mampu membuat gambar sket dan gambar teknik dari komponen yang
dirancang.
4. Menentukan variable yang akan ditemukan di lapangan.
Jika dari dua buah roda berbentuk silinder atau kerucut yang saling
bersinggungan pada kelilingnya salah satu di putar maka yang lain akan ikut berputar
pula. Alat yang menggunakan cara kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya
tersebut roda gesek. Cara ini cukup baik untuk menurunkan daya kecil dengan
putaran yang tidak perlu tepat.
Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak dapat dilakuka
dengan roda gesek. Untuk ini, kedua tersebut harus dibuat bergigi dan kelilingnya
sehingga penerusan daya dilakukan oleh roda gigi-gigi kedua roda yang saling terkait.
Roda bergigi semacam ini, yang dapat berbentuk silinder atau kerucut, disebut roda
gigi.
Diluar cara transmisi di atas, ada cara lain pula untuk menenruskan daya, yaitu
dengan sabuk atau rantai. Namun demikian, transmisi mempunyai keunggulan
dibandingka dengan sabuk maupun rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi
dan tepat, dan daya lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya
roda gigi disamping cara yang lain, karena memerlukan ketelitian yang lebih besar
dalam pembuatan, pemasangan, maupun pemeliharaan. Pemakaian roda gigi sebagai
alat transmisi telah menduduki tempat terpenting disegala bidang selam 200 tahun
terakhir ini. Penggunaan nya dimulai dari alat pengukur yang kecil dan teliti seperti
jam tangan, sampai roda gigi reduksi pada turbun besar yang berdaya puluhan
megawatt.
Dalam bab ini, akan dibahas terlebih dahulu penggolongan roda gigi, dan
kemudian diuraikan nama setiap bagian roda gigi , cara menyatakan ukuran roda gigi,
dan kemudian peristilahan, untuk roda gigi lurus yang merupakan roda gigi palin
dasar yang lain. Dalam hal profil gigi, disini akan hanya dibicarakan profil gigi
involut atau evolven saja, karena profil ini hanya satu-satunya yang dipakai secara
umum. Dalam hal roda gigi dengan perubahan kepala (atau modifikasi kepala) dan
perhitungan kekuatan roda gigi, akan di perkenalkan metode perancanaan terbaru
secar terperinci, dengan bantuan diagram aliran.
Dalam hal roda gigi kerucut , kita akan hanya membatasi pada roda gigi kerucut
lurus dengan gigi tirus Gleason. Sedangkan untuk roda gigi cacing, akan diuraikan
metode perancangan pada roda gigi cacing silinder, yang merupakan bentuk paling
dasar.
4. Rodagigi permukaan
Rodagigi lurus permukaan (gambar 2.4) memiliki dua sumbu saling berpotongan
dengan sudut sebesar 90.
Rodagigi miring (gambar 2.5) kriterianya hampir sama dengan rodagigi lurus, tetapi
dalam pengoperasiannya rodagigi miring lebih lembut dan tingkat kebisingannya
rendah dengan perkontakan antara gigi lebih dari 1.
Gambar 2.5 Rodagigi Miring
Peningkatan pemakaian rodagigi cacing seperti gambar 2.15, dibatasi pada nilai i
antara 1 sampai dengan 5, karena dengan ini bisa digunakan untuk mentransmisikan
daya yang besar dengan efisiensi yang tinggi dan selanjutnya hubungan seri dengan
salah satu tingkat rodagigi lurus sebelum atau sesudahnya untuk dapat mendapat
reduksi yang lebih besar dengan efisiensi yang lebih baik.
Gambar 2.15 Rodagigi Cacing
Pemakaian dari rodagigi cacing meliputi: gigi reduksi untuk semua tipe transmisi
sampai daya 1.400 Hp, diantaranya pada lift, motor derek, untuk mesin tekstil,
rangkaian kemudi kapal, mesin bor vertikal, mesin freis dan juga untuk berbagai
sistim kemudi kendaraan.
Adapun bentuk profil dari rodagigi cacing ditunjukkan seperti pada gambar
2.16 :
i ii iii iv
2. E-worm
Gigi cacing yang menunjukkan involut pada gigi miring dengan antara
87sampai dengan 45o .
3. K-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat mempunyai bentuk trapezoidal,
menunjukkan dua kerucut.
4. H-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk cembung.
Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1 (rpm) pada poros
penggerak dan n 2 (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter lingkaran jarak bagi d
1 (mm) dan d 2 (mm) dan jumlah gigi z 1 dan z 2 , maka perbandingan putaran u
adalah :
n1 d1 m . z1 z1 1
u
n2 d 2 m . z 2 z 2 i
z1
i
z2
Harga i adalah perbandingan antara jumlah gigi pada rodagigi dan pinion, dikenal
juga sebagai perbandingan transmisi atau perbandingan rodagigi. Perbandingan ini
dapat sebesar 4 sampai 5 dalam hal rodagigi lurus standar, dan dapat diperbesar
sampai 7 dengan perubahan kepala. Pada rodagigi miring ganda dapat sampai 10.
Jarak sumbu poros aluminium (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d 1 dan d 2
(mm) dapat dinyatakan sebagai berikut :
(d1 d 2 ) m ( z1 z 2 )
a
2 2
2a
d1
i 1
2 a .i
d2
i 1
2. Pinion
Rodagigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi.
4. Diametral Pitch
Jumlah gigi persatuan pitch diameter
6. Modul (module)
perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.
d b1
m=
z
7. Adendum (addendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran pitch
diukur dalam arah radial.
8. Dedendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah radial.
9. Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi
dengan jarak poros.
20. Backlash
Selisih antara tebal gigi dengan lebar ruang.
Belakang : tromol
23. Gear Sprocket - Jumlah gigi
sprocket kecil : 14
- Jumlah gigi
sprocket besar : 35
Perencanaan Transmisi rantai gigi dengan daya mesin 7,3 (PS) pada 8000 (rpm) di
gear depan (pinion) dan 3200 (rpm) di gear belakang (puley) dengan perbandingan
antara jumlah gigi pinion dan jumlah gigi puley yakni 1:2,5,dengan rantai rol. Jarak
sumbu sprocket 500 (mm), dan panjang seluruh alat reduksi ini (ukuran luar) 1000
(mm). Rencanakan rantai dan sprocket yang cocok.
2) Fc= 1,4
3) Untuk Daya rencana
Pd= Fcx P = 1,4 x 5,37 = 7,52 (kW)
7) Dari diagram pemilihan dalam Tebel 4,. untuk sementara diambil nomor
rantai 50 dengan rangkaian tunggal.
p = 15,875 (mm), FB = 3200 (kg), Fu = 520 (kg)
Harga Z1 = 14 diambil dari spesifikasi motor revo 110 cc tahun 2008
16) Untuk mencari panjang rantai (dalam jarak bagi) L, (mata rantai) L dengan
rumus :
z2 z1 2
[
z2 6,28 ]
Lp = z1 + + 2Cp +
2 Cp
35 14 2
35 [ 6,28 ]
Lp = 14 + + 2 x 500/15,875 +
2 500/15,875
Lp = 87,84 88
L = 88, No. 50
17) Untuk mencari jarak sumbu poros dalam jarak bagi (Cp) dan jarak sumbu
poros (C) menggunakan rumus :
2 2 2 2
= 1/4{( 1 + ) + ( 1 + ) (2 1)2 }
2 2 9,86
35 35 2 2
= 1/4{(88 14 + ) + (88 14 + ) (35 14)2 }
2 2 9,86
Cp = 31,57
Kesimpulan
1. Penulis menyimpulkan bahwa fungsi roda gigi adalah meneruskan daya dari
putaran mesin ke roda.
2. Pemilihan nomor rantai sprocket yang kita pilih, mempunyai pengaruh yang
besar terhadap ; Diameter jarak bagi kedua sprocket, Diameter luar kedua
sprocket, Diameter naf maksimum kedua sprocket, kecepatan rantai, panjang
rantai (dalam jarak bagi), panjang rantai (dalam mata rantai).
3. Untuk kecepatan rantai di ambil sprocket depan (pinion), karena sprocket
depan (pinion) poros nya terhubung langsung dengan mesin.
4. Untuk merencanakan jumlah gigi sprocket belakang (puley) menggunakan
rumus ; Z2= Z1 x (n1/n2) , dimana Z2= Jumlah gigi sprocket belakang, Z1=
Jumlah gigi sprocket depan, n1= putaran sprocket depan dalam (rpm), n2 =
putaran sprocket belakang dalam (rpm).
DAFTAR PUSTAKA