Abstrak
Pada dasarnya jenis cetakan dibagi menjadi dua, yaitu cetakan permanen (permanent mold) dan cetakan semi
permanen (semipermanent mold). Mengingat kebutuhan yang mendasar terhadap bahan cetakan serta efisiensi
waktu proses pengecoran, maka berbagai penelitian mulai dikembangkan dalam rangka meningkatkan mutu
cetakan permanen. Salah satunya adalah menerapkan cetakan permanen baja untuk proses pengecoran berbahan
dasar logam baja atau besi. Metode penelitian yang dilakukan adalah melakukan percobaan pengecoran di Lab.
Foundry Program Studi Teknik Mesin FT.;UISU. Besi cor FC 200 dileburkan pada tungku induksi berkapasitas
200 kg, 1200 Hz,300 kW, 2400 volt AC pada temperatur lebur 1435°C. Hasil leburan dituang ke ladle dan
selanjutnya dituang ke dalam cetakan baja karcon medium 0,3% yang dilapisi sebagian sisinya dengan Zircon
Base Mold dan dipreheating terlebih dahulu pada temperatur 200°C. Hasil dan kesimpulan yang dicapai dalam
penelitian ini adalah waktu pembekuan logam cair dalam cetakan berdasarkan analisis perhitungan dan simulasi
masing-masing sebesar 1,14 menit dan 1,30 menit. Besar waktu tuang logam cair ke dalam cetakan yang layak
adalah 3,15 detik. Permukaan hasil coran yang dihasilkan berkualitas baik.
cetakan logam besi. Walaupun demikian, perbedaan ada hal lain yang penting perhitungkan terhadap
umur cetakan untuk paduan magnesium tergantung panas yang terjadi beban panas yang terjadi langsung
pada besarnya keefektifan pelapisan cetakan yang pada cetakan.
digunakan. Dalam pengecoran besi kelabu, umur Pada akhirnya temperatur coran sama dengan
cetakan diperkirakan pendek dibandingkan pada temperatur cetakan. Pengaruh panas terjadi pada
pengecoran paduan aluminium dengan bentuk yang cetakan yang berasal dari panas logam cair secara
sama. perpindahan menuju ke logam cetakan.
Cetakan biasanya dibuat dari besi tuang (cast
iron) karena pengecoran cetakan memungkinkan 1.6 Sifat Logam Cair Terhadap Sekelilingnya
lebih mudah dalam pengerjaan akhirnya sehingga Taraf kecairan logam cair hampir mirip
dapat menurunkan biaya pemesinan. Begitu juga mendekati taraf kecairan air murni. Tetapi kecairan
sifat besi tuang yang lebih tahan terhadap pengaruh logam ini mudah memburuk, yaitu apabila larutan
rusak akibat aluminium lebur. Namun baja lebih logam ini mulai mendingin terutama pada
mudah untuk dilas dan diperbaiki daripada besi temperatur di bawah temperatur likuidus, karena di
tuang. Oleh karena itu, cetakan baja lebih sering bawah temperatur ini mulai terjadi kristal-kristal
digunakan untuk pengecoran produksi tinggi. yang mendingin dengan turunnya temperatur di
sekelilingnya.
1.4 Temperatur Cetakan Logam yang sedang dalam proses pendinginan,
Jika temperatur cetakan terlalu tinggi, maka akan pada taraf permulaan pendinginannya larutan logam
terjadi beban tahanan yang besar sehingga coran ini masih memiliki kemampuan untuk mengalir atau
akan menjadi terlalu lemah untuk diambil dengan bergerak hingga batas kristal-kristal logam di
tanpa merusak, sifat-sifat mekanik dan pengecoran sekelilingnya belum cukup mampu untuk
akhir tidak akan sempurna. Pada saat temperatur membendung aliran logam ini. Menurut penelitian,
cetakan terlalu rendah, maka aliran logam akan logam tidak memiliki mampu alir apabila telah
terhambat sehingga akan menyebabkan penyusutan, terjadi kristalisasi logamnya mencapai 20% hingga
serta pelekatan coran pada cetakan dan inti 25%.
Dalam beberapa operasi pengecoran, cetakan
dilakukan pemanasan mula (preheating) sampai 1.7 Pembekuan Logam
dengan sekitar temperatur operasi sebelum Sebagaimana diketahui bahwa proses
pengecoran dimulai. Hal ini bertujuan mengurangi pengecoran adalah proses yang mana logam lebur
jumlah produk coran yang tidak diinginkan selama dialirkan ke dalam cetakan dengan gaya gravitasi
dilakukan operasi pada temperatur tersebut. sehingga membeku dan membentuk model seperti
Cetakan dapat dipreheat dengan mengenakannya pola yang ada pada cetakan.
pada nyala api secara langsung, meskipun cara ini Secara sederhana tahapan proses pengecoran
dapat merusak cetakan karena adanya distribusi terbagi menjadi tiga, yaitu :
temperatur yang tidak seragam. Preheating yang 1. Peleburan logam
dilakukan di dalam oven secara langsung adalah cara 2. Penuangan logam lebur ke dalam cetakan
terbaik karena dapat meminimalisasikan timbulnya 3. Pembekuan logam lebur dalam cetakan
gradien temperatur. Namun, cara ini tidak biasa Beberapa parameter penuangan digunakan
dilakukan pada cetakan yang ukurannya besar. dalam menganalisa permasalahan, seperti
Pengecoran pada cetakan permanen umumnya temperatur penuangan.
dilakukan dengan menuang logam yang dijaga pada Pembekuan adalah proses transformasi logam
rentang temperatur yang cukup kecil. lebur menjadi logam padat di dalam cetakan yang
Jika temperatur penuangan lebih rendah daripada disebut coran. Derajat dan laju pembekuan berbeda
temperatur optimumnya, lubang cetakan tidak akan tergantung apakah logam yang memadat adalah
terisi, saluran masuk (jika digunakan) tidak akan logam murni atau logam paduan.
terikat, bagian coran yang tipis akan lebih cepat
membeku dan akan menghambat arah
pembekuan.Temperatur penuangan yang rendah
juga akan membawa akibat porositas, serta
pengecoran yang tidak sempurna.
Temperatur penuangan yang tinggi
menyebabkan penyusutan dan kelengkungan bentuk
cetakan yang dapat mengarah pada ketidakakuratan
dimensi. Hal ini juga dapat menyebabkan adanya
variasi komposisi logam coran jika logam menguap
pada temperatur penuangan yang tinggi. Temperatur
penuangan yang tinggi akan mengurangi laju
pembekuan dan kebanyakan akan memperpendek
umur cetakan.
Dari Gambar 1 diketahui bahwa logam murni 2.3 Peleburan dan Penuangan
membeku pada temperatur konstan yang sama Proses pengecoran dilakukan di Lab FOUNDRY
dengan titik leburnya. Laju pembekuan tergantung program studi teknik mesin FT UISU. Peleburan besi
dari panas yang berpindah ke cetakan yang sesuai cor kelabu FC 200 menggunakan tungku induksi
dengan sifat-sifat termal logam yang membeku. Laju kapasitas 75 kg dengan spesifikasi
pembekuan tergantung juga pada waktu yang Merk : Inductotherm-Australia
dibutuhkan selama pengecoran sehingga didapatkan Frekuensi : 1200 Hz
pembekuan logam di dalam cetakan. Dalam Power : 35 kW
pengecoran istilah ini disebut sebagai Total Voltage : 2400 volt AC
Solidification Time (TST). Total solidification time Temperatur peleburan material FC 200 mencapai
tergantung pada bentuk dan ukuran logam coran 1435°C. Setelah FC 200 cair, sebelum proses
yang dihubungkan dengan Chvorinov's Rule. penuangan dilakukan pengecekan komposisi unsur-
unsur C, Si. Setelah komposisi sesuai dengan
II. METODE PENELITIAN spesifikasi standar FC 200, cairan logam siap dituang
ke dalam cetakan.
2.1 Penyiapan Peralatan Penuangan logam cair ke dalam cetakan dilakukan
Sebelum dilakukan percobaan, dilakukan dengan menggunakan ladle berdiameter 210 mm.
penyiapan peralatan yang akan digunakan dalam Temperatur penuangan logam cair ke dalam cetakan
percobaan. Penyiapan perlatan ini merupakan proses sebesar 1325°C. Besarnya temperatur tuang ini
yang harus direncanakan terlebih dahulu, sehingga disesuaikan dengan besar temperatur lebur besi cor
dalam pelaksanaan percobaan tidak mengalami dan lamanya waktu cor yang dibutuhkan.
gangguan dikarenakan kurang lengkapnya peralatan. Selama penuangan logam cair ke dalam cetakan
Peralatan-peralatan yang digunakan berdasarkan dilakukan pengukuran temperatur pada cetakan baik
proses percobaan meliputi cetakan yang dicoating maupun tidak.
1. Proses sebelum pengecoran
Proses sebelum pengecoran meliputi surface 2.4 Pembongkaran
traetment dan heat treatment. Surface Setelah proses pengecoran, coran yang telah
treatment berupa pembersihan, penghalusan, dipastikan dingin dibongkar dari cetakan.
dan pelapisan permukaan. Peralatan yang Pembongkaran dilakukan dengan memukul pin
digunakan antara lain gerinda, amplas, dan yang tertanam pada ejektor yang telah dipasang
Coating Mold Zr Base. Heat treatment berupa sebelum pengecoran.
preheating cetakan pada temperatur 200°C.
Peralatan yang digunakan adalah gas LPG 15 III. PEMBAHASAN
kg dan burner.
2. Proses pengecoran Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini
Proses pengecoran menggunakan material dasar adalah pengukuran temperatur logam cair dan
besi cor kelabu FC 200 dan tungku peleburan cetakan selama pengecoran.
induksi serta ladle yang digunakan untuk
menuang logam cair ke dalam cetakan. Selama 3.1 Data Temperatur
pengecoran dilakukan pengukuran temperatur
dengan menggunakan termokopel. Temperatur Logam Cair
3. Proses setelah pengecoran Pengukuran temperatur logam cair dilakukan
Proses setelah pengecoran berupa pada saat peleburan besi cor kelabu FC 200 dan
pembongkaran spesimen coran dari cetakan. penuangan logam cair ke dalam cetakan.
Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan 1. Temperatur lebur besi cor dalam tungku
ejektor dan pemukul. induksi (tapping temperatur) = 1435°C
2. Temperatur penuangan logam besi cor cair
2.2 Material Dasar
Material dasar yang digunakan adalah besi cor ke dalam cetakan = 1325°C (berdasarkan
kelabu FC 200. Sifat- sifat mekanik standar besi cor literatur)
kelabu FC 200 adalah 3. Berdasarkan pengujian-pengujian yang
a. Kekuatan tarik = > 200 N/mm telah dilakukan, diperoleh data temperatur
b. Flextural performance = beban 10000- drop = 15°C/detik
11000 N, defleksi 4.50 - 5 mm Temperatur Cetakan
c. Kekerasan Brinell = 170-210 BHN Pengukuran temperatur cetakan dilakukan pada
saat preheating dan penuangan logam cair ke dalam
Sedangkan komposisi standar material besi cor cetakan.
kelabu FC 200 adalah 1. Temperatur preheating
a. C = 3,2-3,4% 2. Temperatur pengecoran diukur pada saat
b. Si = 2.1-2,3% logam cair dituang ke dalam cetakan.
c. Mn = 0,5-0,8% Temperatur yang diukur adalah temperatur
d. P = < 0,4% cetakan
e. S = < 0,12%
Laju Pindahan
Panas (W)
1 25 817.5 115 2000000
2 45 812.5 120 Seri1
3 85 807.5 125 0
4 125 802.5 135 Seri2
5 165 797.5 140 1 2 3 4 5
Wakti (S)
3.2 Pembekuan Logam Cair
Analisa pembekuan logam cair terjadi pada saat Gambar 5. Hubungan Waktu (S) Dengan
logam cair berada pada ladle dan pada saat Laju Pindahan Panas
penuangan ke dalam cetakan. Material dasar setelah
mengalami peleburan di dalam tungku induksi,
selanjutnya dituang ke dalam ladle sesaat sebelum 3.3 Perpindahan Panas pada Cetakan
dituang ke dalam cetakan. Temperatur yang terukur Perbedaan utama dalam menganalisa
pada saat penuangan dari tungku induksi ke dalam perpindahan panas yang terjadi antara cetakan
ladle adalah temperatur logam cair superheated permanen (permanent mold) dengan cetakan tersekat
sebesar 1435°C (tapping temperatur). Panas yang (insulating mold) adalah bahwa material cetakan
pada permanent mold memiliki konduktivitas termal
terbuang dari logam cair terdiri dari sensible heat lebih besar dan waktu pembekuan yang lebih cepat
(panas zat cair) dan panas laten. Panas yang terbuang dibandingkan pada insulating mold.
dari cairan logam adalah Di dalam insulating mold laju perpindahan panas
Rugi-rugi panas yang terjadi adalah akibat pada cetakan pasir terbatas. Sedangkan dalam
perpindahan panas secara konveksi dan radiasi pada permanent mold pembatasan laju perpindahan
permukaan atas cairan logam dan akibat konduksi ke terjadi pada batas antara cetakan dengan logam
seluruh dinding ladle. Dengan mengasumsikan coran, dimana panas berpindah diantara logam yang
bahwa dinding ladle merupakan isolator sempurna, memadat dan cetakan. Parameter yang
maka rugi-rugi panas akibat konduksi dapat mendefinisikan perpindahan panas antara logam dan
diabaikan. Temperatur logam cair di dalam ladle cetakan dinamakan koefisien perpindahan panas h.
menurun dari T1 ke T2 pada saat logam cair
mendingin dan akan menjadi tetap pada temperatur 3.4 Temperatur Penuangan
T2 pada saat logam cair membeku. Pengecoran cetakan permanen pada umumnya
dilakukan dengan menuang logam yang dijaga pada
864:00:00 rentang temperatur yang cukup kecil. Rentang ini
Temperatur
700
T1-T2 (C)
mencegah perubahan fasa yang mengakibatkan 3. Pelapisan pada cetakan dengan Zircon Base
logam tidak melebur sempurna, maka temperatur Mold dapat mengurangi kerusakan permukaan.
tuang dibuat lebih tinggi dari temperatur leburnya 4. Dibuat percobaan berulang untuk mengetahui
namun tidak melebihi termperatur optimumnya ketahanan cetakan permanen baja untuk
sehingga komposisi logam coran tidak berubah jika pengecoran besi cor.
logam menguap. Begitu juga jika termperatur tuang 5. Perubahan dimensi, kehalusan permukaan dan
terlalu tinggi, maka akan terjadi penyusutan cacat coran perlu diteliti lebih lanjut.
(shrinkage).
Dalam praktenya, seringkali dalam pengecoran DAFTAR PUSTAKA
tidak terlalu diperhatikan besar temperatur
penuangan yang diinginkan. Hanya saja parameter [1] Angus H.T, 1976, Cast Iron Physical and
yang dijadikan pedoman dalam menentukan Engineering Properties, Butterworths,
temperatur tuang adalah temperatur lebur logam London
coran dan berdasarkan pengalaman dari pengujian- [2] D.R. Poirier and E.J. Poirier. 1994, Heat
pengujian yang dilakukan sebelumnya. Namun Transfer Fundamnetals for Metal
demikian, temperatur penuangan hasil perhitungan Casting, TMS, Pennsylvania.
diatas setidaknya sesuai dengan lama waktu yang [3] Holman J.P, 1995, Perpindahan Kalor,
dibutuhkan dalam menuang logam cair ke dalam Penerbit Erlangga : Jakarta
cetakan dalam pengujian yang kami lakukan. [4] Groover M.P, Fundamental of Metal Casting
Fundamental of Modern Manufacturing
IV. KESIMPULAN (http://www.custingfundwilley.com/
articles/Ch10 CastingFund Wiley.ppt)
1. Cetakan tetap (permanent mold) dari baja [5] Groover M.P, Fundamental of Metal
karbon medium 0,3% dapat dipakai untuk Castings, Fundamental of Modern
pengecoran besi cor FC 200 pada temperatur Manufacturing
tuang 1325°C. (http://www.custingfundwilley.com/articles/
Heat Transfer.)
2. Besi cor FC 200 cair pada temperatur 1435°C [6] Prof. Karl B. Rundman, Metal Casting, Dept.
dengan berat 10 kg mempunyai energi panas of Materials Science and
2,72 x 105 J Engineering Michigan Tech.
University, Michigan.