Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Faiz Luthfianto

NIM : 195060200111010

Kelas : Pemilihan Bahan dan Proses Kelas I


Perihal : UAS

1. Pemilihan Bahan dan proses merupakan interaksi bahan, proses dan kualitas
produk. Saudara diminta menjelaskan bahwa tidak semua material dapat diproses
akan menghasilkan produk yang berkualitas dan berikan contohnya.
2. Welded Drum baja AISI 1008 dengan diameter 60 cm panjang 90 cm, dan tebal 4
mm. Saudara diminta menentukan :
a. Ukuran pembuatan drum
b. Tekanan kerja aman drum diambil 40% dari maksimum
3. Berikut ini merupakan sifat pabrikasi dari suatu material seperti : Machinability,
Fluidity, Forgeability, Hardenability dan Weldability. Saudara diminta merumuskan
terminologi (min. 5 Kalimat) dan unit satuan sifat pabrikasi tersebut.

Jawab :

1. Tidak semua material dapat diproses akan menghasilkan produk yang


berkualitas, Disini bisa dianalisa dimana artinya adalah semua material yang
digunakan haruslah sesuai dengan tujuan dari produk yang dibuat. Jika sebuah produk
membutuhkan sifat yang elastis, maka material tersebut harus dapat meregang sesuai
dengan fungsi produk tersebut. Contohnya adalah pada pegas yang membutuhkan
sifat ulet atau ductile tidak bisa diberikan material yang getas, karena bila material
yang digunakan adalah material yang getas, maka dia akan cepat hancur Ketika
digunakan karena tidak akan sesuai dengan fungsi produk tersebut.
Sebagai contoh berikutnya adalah baja karbon rendah apakah dapat
menghasilkan live spring yang berkualitas?. Jawabannya adalah tidak hal tersebut
karena baja karbon rendah tidak dapat dilakukan hardening karena di diagram fefe3c
mendekati sumbu vertical dan di suhu tinggi jika dilakukan pendinginan cepat akan
menghasilkan retak thermal dan tidak dapat menghasilkan martensit. Kemudian yang
berikutnya adalah apakah baja karbon tinggi dapat menghasilkan las lasan yang baik?.
Jawabannya adalah tidak hal tersebut dikarenakan saat dilakukan pendinginan cepat
akan terbentuk struktur martensit.

2. a.) Jadi jika ukuran welded drum adalah D = 60 Cm , T = 90 Cm , dan K = 4 Cm


Luas plat yang dibutuhkan adalah b.t , b dicari melalui
K ling = 2 .π. r
K ling = 2. (3,14). 30 Cm
K ling = 188,4 Cm
Jadi b.t = 188,4 . 90 = 16.956 Cm2

b.) Didapat data dari berbagai sumber diinternet bahwa Aisi 1080 mempunyai :
Tensile Strength (Mpa) 615.4 dan juga Yield Strength (Mpa) 375.8

Ketika pengerolan dibutuhkan tekanan diatas yield supaya dapat terjadi deformasi
maka range tegangan yang tersisa adalah
tensile- yield = 615,4- 375,8 = 239,6 Mpa
Disini,
40% . 239,6 Mpa = 95,84 Mpa
Maka tekanan aman pada baja yang bisa diberikan di 40% dari kekuatanya adalah
375,8 Mpa + 95,84 Mpa = 471,64 Mpa

Jika menggunakan rumus =


Gaya Pengerolan yang dibutuhkan :
𝐹 = 𝐾. 𝐿. 𝑆. 𝑡2 / 𝑊

Dimana Keterangan :
K= Faktor Die (1,33) dikarenakan ketebalan plat dibawah 8mm
L = panjang benda kerja yang di roll (mm) = 900 mm
S= Tegangan tarik bahan baja Aisi 1080 = 615,4 Mpa
T= tebal benda kerja ( mm) = 4 mm
W= jarak antara titik tengah kedua rol bawah (mm) = contohnya 200 mm
Sehingga :
𝐹 = 1,33.90(𝑚𝑚). 615,4(𝑀𝑝𝑎). 4(𝑚𝑚)2 / 200(𝑚𝑚)
F= 1473,2676 N
Disini,
40% . 1473,2676 N = 589,3 N

3. a). Machinability
Machinability atau Sifat mampu mesin merupakan sifat yang dimiliki oleh
bahan logam yang menunjukkan kemampuan untuk dibentuk dengan proses
permesinan. Dimana Proses Permesinan memiliki definisi sebagai proses untuk
membentuk suatu produk dengan cara melakukan pemotongan-pemotongan. Contoh
pada proses permesinan seperti pengerjaan pembubutan, bor, freis, atau milling,
penggerindaan, skrap, dan lainnya. Adapun faktor-faktor yang menjadi ukuran dari
sifat mampu mesin adalah umur pahat, gaya atau energi yang dipakai, biaya operasi,
dan kondisi permukaan hasil pemesinan. Baja dengan kandungan karbon rendah
mempunyai sifat mampu mesin yang lebih baik dibandingkan denan baja karbon
tinggi. Karbon yang lebih tinggi menyebabkan bahan atau baja menjadi sangat keras
dan hal ini mengakibatkan sulit untuk dilakukan proses permesinan jika pahat yang
digunakan adalah pahat umum seperti pahat HSS.
Satuan yang digunakan pada Machinability atau Sifat mampu mesin disini umumnya
yaitu Persenan (%)

b.) Fluidity
Fluiditas logam menggambarkan kemampuan alir logam cair dalam cetakan
sampai akhirnya berhenti karena terjadi solidifikasi, terutama pada bagian-bagian tipis
dan logam cair mengikuti bentuk dari cetakan. Suatu aliran logam cair dapat berhenti
mengalir akibat terjadinya proses solidifikasi dendrit yang tebal pada bagian ujung
aliran dan menghambat aliran logam dibelakangnya. Fluidity erat kaitannya terhadap
sifat mampu cor (castability) dari suatu logam. Semakin rendah tekanan penuangan
logam cair maka fluiditas semakin tinggi atau viskositasnya semakin rendah. Nilai
fluiditas logam cair dipengaruhi oleh temperatur, komposisi, kebersihan logam cair,
viskositas dan tegangan permukaan. Bertambahnya derajat ke vakuman
mengakibatkan gaya logam cair meningkat, sehingga ketebalan homogenitas
permukaan lapisan infiltrasi meningkat. Peningkatan temperatur akan menurunkan
viskositas logam cair sehingga logam cair akan mudah mengalir dalam saluran atau
cavity yang berarti nilai fluiditas logam cair tersebut akan semakin tinggi.
Biasanya fluidity dinyatakan dengan satuan panjang (fluiditas spiral) atau dengan
bilangan faktor komposisi unsur kimia dalam logam cair tersebut.

c.) Forgeability
Forgeability atau Sifat mampu tempa merupakan kemampuan sebuah material
untuk berubah bentuk tanpa mengalami retak/perpatahan. Jika suatu logam bisa
berubah bentuk tanpa mengalami retak dengan energi yang rendah, maka bahan
logam tersebut dinyatakan memiliki sifat mampu tempa yang baik. Forgeability
meningkat dengan suhu hingga mencapai titik di mana fase kedua, misalnya, dari ferit
ke austenit dalam baja, atau jika pertumbuhan butir menjadi berlebihan. Struktur kisi
dasar dari logam dan paduannya nampaknya menjadi indeks yang baik yang
mempengaruhi kemamputempaannya. Sifat mekanis tertentu juga dipengaruhi oleh
kemampuan forgeability. Logam yang memiliki keuletan rendah telah mengurangi
forgeability pada tingkat regangan tinggi dimana logam dengan keuletan yang tinggi
tidak begitu terpengaruh peningkatan tingkat regangan. Logam-logam murni itu
memiliki kelenturan yang bagus dan karenanya sifat tempa menjadi baik. Logam-
logam tersebut memiliki keuletan yang tinggi saat bekerja pada suhu rendah (dingin)
sehingga memiliki kemampuan forgeability yang baik.

d.) Hardenability
Hardenability ialah Ukuran betapa mudahnya untuk sepenuhnya mengeraskan
baja. Semakin tinggi pengerasan, semakin mudah untuk mengeras dan semakin
lambat tingkat pengerasan. Ini adalah kuantitas dan jenis paduan dalam baja yang
menentukan pengerasannya.Baja dengan pengerasan tinggi dapat sepenuhnya
mengeras dengan mudah, dengan membiarkan di udara misalnya. Mereka yang
memiliki pengerasan rendah sulit untuk sepenuhnya mengeras dan perlu dikuramkan
dalam air.Cara lain untuk mempertimbangkan pengerasan adalah dalam hal seberapa
besar diameter bar dapat sepenuhnya mengeras ke pusatnya dengan metode
memuaskan yang diberikan. Misalnya, setelah pengeteksian minyak, baja pengerasan
rendah mungkin hanya sepenuhnya mengeras di bar setebal 2cm sedangkan baja
pengerasan tinggi mungkin sepenuhnya mengeras di bar setebal 15 cm.hardenability
baja ditentukan oleh kandungan paduannya. Kekerasan maksimum baja setelah
sepenuhnya mengeras ditentukan oleh kandungan karbonnya, bukan pengerasannya.
Hardenability biasanya ditentukan oleh tes end-quench Jominy. Metode ini
melibatkan permesinan sepotong baja ke dimensi tertentu, memanaskan baja ke suhu
yang tepat untuk digunakan kembali diikuti dengan menyemprotkan volume air ke
wajah akhir bar. Ini akan mendinginkan wajah dengan cepat dan lebih lambat, semakin
mendinginkan panjang bar. Bar ditandai pada interval 1/16 inci.Satuanya adalah H(
severity of quench)

e.) Weldenability
Weldability adalah kemampuan material untuk dapat dilas dan diperoleh hasil
sambungan yang baik tanpa mengalami penurunan sifat-sifat yang dimilikinya secara
berlebihan. Salah satu factor yang mempengaruhi weldability adalah kadar karbon.
Semakin banyak kadar karbon, maka makin mudah terbentuknya martensit yang
bersifat keras dan getas. Oleh karena itu weldability makin rendah karena material
rentan terhadap kemungkinan terjadinya retak. American Welding Society
mendefinisikan weildability sebagai, "kapasitas logam untuk dilas di bawah kondisi
fabrikasi yang dikenakan ke dalam struktur yang dirancang secara spesifik dan sesuai
dan untuk berkinerja memuaskan dalam layanan yang dimaksudkan." Ketika hampir
semua proses dapat digunakan pada logam dan upaya minimal diperlukan untuk
menghasilkan lasan yang baik, logam tersebut dikatakan memiliki “kemampuan las
yang baik”. Dalam kasus di mana seorang tukang las dapat memilih hanya dari
sejumlah proses yang terbatas dan harus hati-hati mempersiapkan sambungan dan
melaksanakan prosedur pengelasan untuk membuat lasan yang kuat, logam tersebut
dianggap memiliki “kemampuan las yang buruk.” Salah satu tujuan utama dalam
pengelasan adalah untuk membuat sambungan yang bebas dari retak dan dapat
menahan tekanan yang diberikan padanya.

Anda mungkin juga menyukai