Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS LAJU KOROSI DAN KEKERASAN BAJA AISI 1020 DALAM MEDIA

ASAM SULFAT DENGAN VARIASI SUDUT BENDING DAN MATERIAL


PELAPISAN

Alfian Afif Priyahutama1)


1)
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
E-mail: alfianafifpriyahutama12@gmail.com

Afira Ainur Rosidah2)


2)
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asam sulfat 10% terhadap laju korosi pada baja
karbon rendah AISI 1020 yang banyak digunakan pada konstruksi transportasi. Dalam penelitian ini baja
akan mendapat perlakuan tekukan/bending dan pelapisan, variasi sudut bending yang digunakan adalah
45˚, 90˚, 135˚ dengan variasi tanpa pelapisan, pelapisan alkyd dan epoxy. Lama waktu perendaman yaitu
168 jam. Ukuran spesimen yang disapkan memiliki dimensi 70 x 25 x 3 mm sebanyak 20 spesimen. Hasil
penelitian menunjukan laju korosi pada baja AISI 1020 terbesarnya pada sudut 90˚ dengan variasi tanpa
pelapisan yaitu 947,853 mpy. Untuk laju korosi terkecil berada pada sudut 135˚ dengan variasi pelapisan
epoxy yaitu 136,124 mpy hal ini dikarenakan kadar keasaman pada larutan sangat tinggi dan
belum terkontaminasi oleh lingkungan, perlakuan bending dan variasi pelapisan juga berpengaruh dalam
laju korosi. Sedangkan untuk kekerasan tertinggi setelah perendaman yaitu pada material yang tanpa ada
perlakuan bending dengan angka 92,86 g/µm² dan yang terkecil terdapat pada material sudut bending 45˚
dengan angka 79,78 g/µm². Pada penelitian ini sudut bending dan pelapisan material pada baja AISI 1020
sangat berpengaruh besar terhadap laju korosi.
Kata Kunci: Korosi, Asam Sulfat, Bending,Pelapisan

Abstract
This research was conducted to determine the effect of 10% sulfuric acid on the corrosion rate of AISI
1020 low carbon steel which is widely used in transportation construction. In this study steel will be
subjected to bending and coating treatment, variations of the bending angles used are 45˚, 90˚, 135˚ with
variations without coating, alkyd and epoxy coating. The immersion time is 168 hours. The size of the
specimens tested with the dimension of 70 x 25 x 3 mm of 20 specimens. The results showed that the
corrosion rate of AISI 1020 steel was greatest at an angle of 90˚ with variations without coating, namely
947.853 mpy. The smallest corrosion rate is at an angle of 135˚ with a variation of epoxy coating, namely
136.124 mpy, this is because the acidity level in the solution is very high and has not been
contaminated by the environment, the bending treatment and coating variations also affect the corrosion
rate. Whereas the highest hardness after immersion is in materials without any bending treatment with a
number of 92.86 g/µm² and the smallest is found in material with a bending angle of 45˚ with a number of
79.78 g/µm². In this study the bending angle and material coating on AISI 1020 steel greatly influence the
corrosion rate.
Keywords: Corrosion, Sulfuric Acid, Bending, Coating.

PENDAHULUAN
Baja merupakan jenis material yang sering digunakan pada dunia transportasi maupun industri seperti dalam
pembangunan konstruksi pada moda transportasi baik darat maupun laut. Ada berbagai macam jenis baja, salah
satunya yang sering digunakan adalah baja AISI 1020 menurut (Gusniar and Putra, 2021) baja ini mempunyai sifat
mekanik yaitu 420 MPa tensile strength, 350 MPa yield strength, 205 MPa modulus of elasticity dan 126 hardness
vickers. Berbagai macam variasi konstruksi pada alat transportasi penggunaan plat tidak hanya terbatas pada
pengelasan (sambungan), namun terdapat plat baja yang sering mendapat perlakuan bending (tekukan). Dari proses
penekukan tersebut dapat menyebabkan terbukanya pori-pori baja, perubahan struktur mikro dan tegangan sisa
sehingga proses ini dapat menyebabkan korosi pada material. Menurut (Sulaiman, 2015) semakin kecil sudut bending
menyebabkan sisi bagian luar baja AISI 1020 mengalami beban tarik yang lebih besar, sehingga ikatan antar atom

Alfian Afif Priyahutama, “Analisis Laju Korosi dan Kekerasan Baja AISI 1020 dalam Media Asam Sulfat ...”
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol.11, No.2 Agustus 2023, Universitas Islam 45 Bekasi, https://jurnal.unismabekasi.ac.id
(97)
merenggang sehingga menyebabkan ikatan atom lain mudah masuk kedalam struktur baja dan berpengaruh terhadap
laju korosi.
Menurut (Huda and Sutjahjo, 2017) Korosi merupakan peristiwa dimana terjadi reaksi di antara logam dengan
lingkungannya, lingkungan yang mempengaruhi berupa lingkungan asam, udara, air laut, air tanah dan lain-lain.
Korosi juga dapat dianggap sebagai kembalinya logam menuju bentuk awal sebagaimana ia terdapat di alam (Affandi
et al., 2020). Korosi tidak dapat dihentikan tetapi bisa dikendalikan salah satu caranya yaitu dengan melakukan
coating. Coating atau pelapisan merupakan sebuah proses penyemprotan logam cair dalam bentuk partikel lembut
kepermukaan material yang akan dilapisi hingga membentuk sebuah lapisan, menurut (Darmawi, 2018) jenis pelapis
ini dikategorikan sebagai non fusion. Proses ini telah dibuktikan dengan penggunaan alkyd dan epoxy sebagai material
coating mampu memberikan perlindungan terhadap laju korosi dibandingan dengan material yang tanpa menggunakan
coating. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variasi sudut bending dan material pelapisan
terhadap laju korosi dan uji kekerasan baja AISI 1020 pada media asam sulfat.

METODE
1. Spesimen
Pada penelitian ini material yang digunakan adalah baja AISI 1020 berbentuk persegi panjang dengan ukuran 70
mm x 25 mm x 3 mm diberi lubang 2 mm dibagian atas. Menggunakan 3 variasi sudut bending yaitu: 45˚, 90˚, 135˚
seperti diilustrasikan pada Gambar 1.

(a) (b) (c)


Gambar 1. Variasi Sudut Bending (a) 45o, (b) 90o, dan (c) 135o

2. Pelapisan Spesimen
Pelapisan spesimen dilakukan dengan spray coating dengan tekanan kompresor 36 psi dengan variasi coating
alkyd dan epoxy dengan jarak penyemprotan 15 cm.
3. Pengamatan Visual
Pengamatan visual digunakan untuk menganalisa laju korosi, pengamatan visual dilakukan dengan kamera digital
dan analisis visual, proses ini dilakukan setelah proses pencelupan spesimen dan hal yang diperhatikan adalah kondisi
spesimen yang terkena korosi dan jenis korosi apa yang terjadi.
4. Uji Kekerasan
Uji kekerasan dilakukan sebagai data pembanding kekerasan material sebelum dilakukan pencelupan dan sesudah
pencelupan. Alat yang digunakan untuk menguji kekerasan pada penelitian ini adalah hardness testing machine
MITUTOYO HM-200 Politeknik Negeri Malang. Sedangkan jenis pengujian kekerasan yang dipakai adalah Micro-
Vickers.
5. Uji Laju Korosi
Pengujian ini menggunakan metode kehilangan berat /weight loss dengan standart pengujian ASTM G31-72 yaitu
dengan melakukan pencelupan spesimen kedalam media korosif dan menimbang berat awal dan akhir, perhitungan
laju korosi menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :
CR = corrosion rate (mpy)
K = konstanta faktor (3,45 x )
D = densitas spesimen (g/ )
A = surface area
T = exposure time (jam)
Pada pengujian ini media korosif yang digunakan adalah asam sulfat 10% (merk SAP Chemical kemurnian 98%)
dengan waktu perendaman selama 7 hari atau 168 jam.

Alfian Afif Priyahutama, “Analisis Laju Korosi dan Kekerasan Baja AISI 1020 dalam Media Asam Sulfat ...”
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol.11, No.2 Agustus 2023, Universitas Islam 45 Bekasi, https://jurnal.unismabekasi.ac.id
(98)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengamatan Visual
Pengamatan visual dilakukan setelah melalui proses perendaman baja AISI 1020 dengan media perendaman asam
sulfat 10% dengan waktu perendaman selama 7 hari atau 168 jam. Foto sebelum dan sesudah perendaman ada pada
Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Perbandingan Spesimen Sebelum dan Sesudah Perendaman

Pengamatan permukaan Baja AISI 1020 yang menggunakan variasi tanpa pelapisan (gambar A1, D1, dan G1)
tampak terlihat mengalami pengikisan lubang pada tempat tali pengikat, hal ini dikarenakan baja AISI 1020 tidak
mendapat proteksi dari material pelapisan alkyd dan epoxy yang mengakibatkan percepatan laju korosi. Menurut
(Kurniawan, 2022) pada area lubang tejadi pengikisan yaitu yang diserang pertama kali karena terdapat
tekanan/kontak tali pada saat mengikat dan menggantung spesimen tersebut, hal itu menyebabkan pada area tersebut
yang paling parah terkena dampak korosi.
Pada pengamatan permukaan material terlihat semua material mengalami bentuk korosi merata yang merupakan
jenis korosi lokal yang terdapat lubang-lubang halus yang dapat menyebabkan dimensi ketebalan benda berkurang.
Hal ini bisa dilihat dari hasil penimbangan berat yang telah dilakukan, berat benda mengalami penurunan yang
siginifikan dan pengamatan pada permukaan baja menunjukan adanya surface blister yang diakibatkan oleh
rekombinasi atom-atom H menjadi molekul-molekul , di dalam baja atom-atom hidrogen yang terbentuk dari reaksi
korosi baja dalam elektrolit berdiameter sangat kecil sehingga dapat berpenetrasi kedalam permukaan baja (Sari and
Dwiyati, 2015). Untuk baja AISI 1020 yang menggunakan variasi pelapisan (gambar B1, C1, E1, F1, H1 dan I1) tidak
terdapat pelebaran lubang maupun laju korosi yang berlebih dikarenakan baja AISI 1020 mendapat proteksi dari
material pelapisan yang menyebabkan perlambatan laju korosi.

2. Uji Laju Korosi


Dari penelitian yang sudah terlaksana, diperolah gambar dan data dari pengujian laju korosi baja AISI 1020
panjang 70 mm lebar 25 mm dan tebal 3 mm dengan media pengkorosi 10% dengan menggunakan variasi sudut
bending 45˚, 90˚ dan 135˚ dan variasi tanpa pelapisan, alkyd dan epoxy. Perendaman dilakukan selama 7 hari atau 168
jam, hasil perhitungan laju korosi disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil laju korosi baja AISI 1020 dengan variasi sudut bending dan jenis material coating
Alfian Afif Priyahutama, “Analisis Laju Korosi dan Kekerasan Baja AISI 1020 dalam Media Asam Sulfat ...”
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol.11, No.2 Agustus 2023, Universitas Islam 45 Bekasi, https://jurnal.unismabekasi.ac.id
(99)
Dapat diketahui bahwa baja AISI 1020 dengan variasi sudut 45˚, 90˚, 135˚ tanpa pelapisan mendapat nilai laju
tertinggi, seperti pada sudut 45˚ sebesar 921,075 mpy. Hal ini dikarenakan permukaan baja langsung mengalami
kontak dengan asam sulfat tanpa ada perlindungan apapun yang merupakan asam kuat. Kemudian baja AISI 1020
dengan variasi sudut 45˚, 90˚, 135˚ lapisan media alkyd didapatkan penurunan nilai laju korosi seperti pada sudut 45˚
sebesar 588,849 mpy dan baja AISI 1020 dengan variasi sudut 45˚, 90˚, 135˚ lapisan media epoxy didapatkan
penurunan nilai laju korosi paling rendah pada sudut 45˚ sebesar 306,056 mpy. Material yang menggunakan metode
pelapisan mengalami penurunan laju korosi dikarenakan lapisan cat merupakan bahan penghambat atau penghalang,
mencegah muatan elektrokimia penyebab korosi berpindah ke logam di bawah lapisan dan media pelapisan yang
unggul dalam melindungi material baja AISI 1020 dalam penelitian ini yaitu epoxy. Menurut (Yulliyanti et al., 2019)
berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, epoxy merupakan salah satu jenis cat yang bisa digunakan sebagai
bahan adhesif dan lapisan pelindung yang sangat baik karena adanya senyawa aromatik eter, aromatik hirdrokarbon
dan alifatik alkhohol, sifat dari epoxy mengandung resin termoseting karena bereaksi dengan menghasilkan proses
internal dan mampu membentuk ikatan molekul yang erat dan struktur crosslinking polimer. Sedangkan untuk sudut
bending, semakin besar sudut bending maka laju korosi akan semakin rendah dan sebaliknya semakin kecil sudut
bending maka laju korosi semakin tinggi, hal ini sesuai dengan pernyataan (Sabyantoro et al., 2019).

3. Uji Kekerasan
Penelitian uji kekasaran baja AISI 1020 dengan variasi sudut bending 45˚, 90˚ dan 135˚ dengan variasi tanpa
pelapisan pengujian ini digunakan sebagai data pembanding kekerasan material sebelum dilakukan perendaman dan
sesudah perendaman menggunakan alat hardness testing machine MITUTOYO HM-200 di Politeknik Negeri Malang.
Hasil yang didapatkan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil uji kekerasan sesudah pelapisan dan perendaman


Pada grafik di atas diketahui bahwa kekerasan semua spesimen tanpa pelapisan lebih rendah dibandingkan dengan
spesimen dengan pelapisan alkyd maupun epoxy. Hal ini dikarenakan semakin tinggi laju korosi maka kekerasan akan
semakin turun hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Sinaga and Manurung, 2020). Faktor yang
menyebabkan laju korosi semakin cepat yaitu salah satunya pengaruh besaran sudut, di antara semua spesimen yang
memiliki kekerasan paling tinggi ditunjukan pada spesimen pelapisan epoxy dan sudut bending 45o dengan nilai
kekerasan sebesar 92,4 g/µm². Semakin besar sudut tekukan, nilai kekerasan cenderung mengalami peningkatan.
Sedangkan, material pelapisan yang mampu memberikan kekerasan tertinggi adalah material epoxy.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah diselesaikan menggunakan spesimen baja AISI 1020 pada media asam sulfat 10%
dengan variasi sudut bending dan material pelapisan dapat disimpulkan bahwa: 1) Pada pengujian metode weight loss,
spesimen pelapisan alkyd dengan sudut bending 135˚ mendapat nilai laju korosi paling rendah yaitu 136,124 mpy.
Sudut bending dan material pelapisan sangat berpengaruh terhadap laju korosi. 2) Pada pengujian kekerasan micro-
vickers, kekerasan yang paling tinggi diperoleh material sudut bending 45o dan pelapisan epoxy dengan nilai 92,4
g/µm². Penurunan kekerasan dipengaruhi oleh laju korosi.
Saran
Adapun saran-saran yang bisa berguna untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan studi literatur untuk
pemilihan media pengkorosi atau konsentrasi asam sulfat. Perlu dicari alternatif yang lebih efisien dan aman kemudian
melakukan pengamatan menggunakan foto micro agar mengetahui struktur morfologi lebih detail, dan penambahan
variasi jenis coating, variasi ketebalan coating dan waktu perendaman agar terlihat jelas perbedaan hasil laju korosi
yang dihasilkan.

Alfian Afif Priyahutama, “Analisis Laju Korosi dan Kekerasan Baja AISI 1020 dalam Media Asam Sulfat ...”
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol.11, No.2 Agustus 2023, Universitas Islam 45 Bekasi, https://jurnal.unismabekasi.ac.id
(100)
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, A., Huzni, S., Siregar, A.M., Siregar, C.A., Nasution, A.R., Tanjung, I., Fonna, S., 2020. Analisa Korosi
Atmosferik Baja Karbon Rendah Di Kecamatan Medan Belawan. MULTITEK Indones. 14, 80–88.
https://doi.org/10.24269/mtkind.v14i2.2841
Darmawi, D., 2018. Pelapisan Logam. Penerbit Universitas Sriwijaya, Palembang.
Gusniar, I.N., Putra, A.S., 2021. Perhitungan Beban Statik pada Rangka Mesin Pengering Padi Menggunakan Baja AISI
1020. J. Tek. Mesin 14, 53–58. https://doi.org/10.30630/jtm.14.2.556
Huda, C., Sutjahjo, D.H., 2017. Analisis Laju Korosi Material Aluminium 5083 Sebagai Aplikasi Bahan Lambung
Kapal 06.
Kurniawan, D.C., 2022. Analisa Pengaruh Variasi Konsentrasi Inhibitor Asam Askorbat Dan Waktu Perendaman
Terhadap Laju Korosi Dan Kekuatan Impact Baja Aisi 1037.
Sabyantoro, W.K., Purwanto, H., Dzulfikar, M., 2019. Analisis Laju Korosi Dengan Aliran Media Korosi Hcl 10%
Pada Material Baja Astm A36 Dengan Sudut Bending. J. Ilm. MOMENTUM 15.
https://doi.org/10.36499/jim.v15i1.2661
Sari, Y., Dwiyati, S.T., 2015. Korosi H2S dan CO2 pada Peralatan Statik di Industri Minyak dan Gas. J. Konversi
Energi Dan Manufaktur 2, 18–22. https://doi.org/10.21009/JKEM.2.1.2
Sinaga, A.J., Manurung, C., 2020. Analisa Laju Korosi dan Kekerasan Pada Stainless Steel 316 L Dalam Larutan 10 %
NaCl Dengan Variasi Waktu Perendaman. SPROCKET J. Mech. Eng. 1, 92–99.
https://doi.org/10.36655/sprocket.v1i2.186
Yulliyanti, W., Susanty, D., Wahyono, W., 2019. Perbandingan Laju Korosi Pada Material Steel Plate Cold Coil (Spcc)
Yang Dilapisi Cat Dengan Resin Yang Berbeda. J. SAINS Nat. 6, 16. https://doi.org/10.31938/jsn.v6i1.251

Alfian Afif Priyahutama, “Analisis Laju Korosi dan Kekerasan Baja AISI 1020 dalam Media Asam Sulfat ...”
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol.11, No.2 Agustus 2023, Universitas Islam 45 Bekasi, https://jurnal.unismabekasi.ac.id
(101)

Anda mungkin juga menyukai