ANALISIS LAJU KOROSI PADA METERIAL BAJA ASTM A36 AKIBAT PENGARUH
SUDUT BENDING DAN ALIRAN MEDIA KOROSI H2SO4 10%
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asam sulfat (H 2SO4) 10 % terhadap laju
korosi pada plat baja karbon rendah mild steel ASTM A36 yang banyak digunakan salah
satunya untuk konstruksi pintu air. Dalam penelitian ini plat akan mendapat perlakuan
bending dan dicelup menggunakan metode celup diam dan celup putar dengan variasi
bending yang digunakan adalah 60 0, 900, 1200, dan 1800 dengan lama waktu pencelupan 30,
60, dan 90 menit. Ukuran spesimen yang akan diuji dengan panjang 100 mm, lebar 50 mm,
dan tebal 3 mm sebanyak 8 spesimen. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa laju korosi
pada baja ASTM A36 menggunakan metode celup diam laju korosi terbesarnya pada sudut
1800 dengan waktu pencelupan 30 menit yaitu sebesar156,46 mm/tahun. Sedangkan untuk
metode celup putar laju korosi terbesarnya terdapat pada sudut 90 0 dengan waktu 30 menit
nilainya sebesar 40,56 mm/tahun. Laju korosi terbesar terhadap ke 2 metode tersebut terdapat
pada pencelupan menit 30 ini dikarenakan pada menit 30 kadar keasaman pada larutan H2SO4
masih tinggi dan belum terkontaminasi oleh lingkungan. Aliran media pengkorosi larutan
H2SO4 10% dengan menggunakan metode celup putar pengaruhnya kecil terhadap laju korosi
dan pada penelitian ini sudut bending pada plat baja ASTM A36 tidak terlalu berpengaruh
besar terhadap laju korosi ini dikarenakan gaya tekan yang diterima spesimen kecil.
Kata kunci: Baja karbon rendah ASTM A36, korosi, bending, asam sulfat H 2SO4, variasi
metode celup
korosinya (Permadi & Palupi, 2014). Lamanya dengan variasi bending 600, 900, 1200, dan 1800.
pencelupan juga sangat berpengaruh terhadap Sebelum pencelupan spesimen akan
korosi, semakin meningkatnya waktu dibersihkan menggunakan gerinda amplas
pencelupan, semakin besar pula laju krosi pada sampai permukaannya halus ini sesuai dengan
baja karbon dan paduan tembaga (Pattireuw, standar ASTM G-90 (Standart Practice for
dkk., 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah Preparing, Cleaning, and Evaluating Corrosion
untuk mengetahui dan menganalisa media test spesimens).
pengkorosi (H2SO4) terhadap laju korosi pada 2. Analisis pengujian korosi
baja mild steel ASTM A36 yang diberi Untuk mengetahui tingkat korosifitas pada
perlakuan bending serta mengetahui aliran plat baja ASTM A36 maka pada penelitian ini
media pengkorosi (H2SO4) terhadap laju korosi menggunakan larutan H2SO4 sebesar 10%,
pada baja mild steel ASTM A36 yang diberi dengan variasi waktu pencelupan 30, 60, dan 90
perlakuan bending menit. Adapun tahapan dari penelitian ini
adalah:
METODOLOGI a. Penimbangan berat awal spesimen
Penelitian laju korosi pada material baja b. Mempersiapkan larutan pengkorosi H2SO4
ASTM A36 akibat pengaruh sudut bending dan sebanyak 10% dan aquades.
aliran media korosi ini dilakukan di c. Perendaman spesimen pada larutan H2SO4
laboratorium material fakultas teknik selama 30, 60, dan 90 menit.
UNWAHAS. Penelitian menggunakan bahan d. Penimbangan berat akhir spesimen.
material baja karbon rendah dalam bentuk plat e. Pengamatan spesimen menggunakan foto
mild steel jenis ASTM A36 dengan komposisi makro.
seperti pada tabel 1 dengan ukuran panjang 100
mm, lebar 50 mm, tebal 3 mm dan larutan Teknik Analisis Data
H2SO4 serta aquades.
Prosedur Penelitian
1. Pembuatan spesimen
Material dipotong menjadi 8 spesimen dengan
ukuran per spesimennya panjang 100 mm, lebar Gambar 1. Diagram alir penelitian
50 mm. Material uji akan di tekuk (bending)
98 e-ISSN 2406-9329
Momentum, Vol. 16, No. 2, Oktober 2020, Hal. 97-104 ISSN 0216-7395
Teknik analisis data menggunakan metode metode celup diam nilai laju korosi terbesarnya
gravimetric. Teknik ini merupakan suatu pada menit ke 30.
analisis kuantitatif yang bergantung pada proses
penimbangan. Tujuannya adalah menghitung
laju korosi berdasarkan berat yang hilang
terhadap waktu perendaman. Cara
menghitungnya yaitu dengan rumus:
𝐾𝑥𝑊
𝐶𝑅 = 𝐴𝑥𝑇𝑥𝐷
celup dengan larutan pengkorosi asam sulfat bertambahnya waktu pencelupan. Ini
H2SO4 10% dalam keadaan berputar. disebabkan karena faktor keasaman (pH) pada
Gamar 3 merupakan hasil pengujian laju larutan H2SO4 mengalami penurunan setelah
korosi pada baja ASTM A36 dengan metode pengujian pertama dan pada saat pengujian
putar selama 30, 60, dan 90 menit, dengan menit pertama logam masih dalam keadaan
menghitung mengunakan perhitungan secara bersih belum terkontaminasi oleh zat-zat
manual. Maka diperoleh data laju korosi seperti korosif. Tjitro, dkk., (2000) menyatakan pada
diperlihatkan pada Gambar 3. penelitiannya bahwa penurunan keasaman
secara drastis terjadi setelah pengujian
pertama,kemudian cenderung konstan pada
pengujian ke dua dan seterusnya, penurunan
asam ini penyebabnya adalah karena terjadi
hidrolisis antara ion-ion logam dengan molekul-
molekul air yang menghasilkan ion-ion
hydrogen yang mengurangi tingkat keasaman
(pH). Faktor penyebab tidak stabilnya
kehilangan berat (weight loss) dan nilai laju
korosi adalah ukuran spesimen yang tidak
seragam, permukaan spesimen yang tidak rata,
dan proses pembersihan spesimen yang tidak
optimal atau kurang bersih (Ojehan R & Winata
S, 2013).
Kurangnya pengaruh sudut bending
Gambar 3. Grafik laju korosi pada baja terhadap laju korosi pada metode putar ini
ASTM A36 dengan media pengkorosi H2SO4 dikarenkan faktor gaya tekan (compress) yang
10% dalam keadaan berputar. diterima sudut 600, 900, dan 1200 tidak terlalu
besar sehingga tidak mengakibaatkan stress
Dari gambar grafik 3 dapat diamati bahwa yang berlebih dan laju korosinya juga tidak
semakin lama pencelupan maka terdapat berpengaruh besar terhadap sudut-sudut
perbedaan penurunan berat yang hilang (weight tersebut. Metode pencelupan yaitu dengan
loss). Pada pencelupan pertama 30 menit larutan H2SO4 dalam keadaan diputar juga
mengalami pengikisan spesimen dengan nilai berpengaruh terhadap korosi meskipun kecil ini
yang cukup besar, sedangkan pada waktu disebabkan karena putaran pada mesin penguji
pencelupan 60 dan 90 menit juga mengalami korosi tersebut berputar hanya dengan
kenaikan akan tetapi nilai kenaikannya laju kecepatan 14 rpm saja, hal ini juga dijelaskan
korosinya tidak terlalu besar jika dibandingkan pada penelitian Asmara, (2008) tentang
dengan pencelupan 30 menit. Meningkatnya kecepatan aliran minyak terhadap kecepatan
nilai laju korosi ini diakibatkan karena material korosi dalam pipa yang menyatakan pengaruh
berinteraksi langsung dengan zat-zat korosif aliran minyak terhadap korosi dipengarui oleh
sepert asam sulat H2SO4. besar kecepatannya, kecepatan korosi yang
Nilai laju korosi terbesar pada waktu tinggi terjadi pada kecepatan aliran yang tinggi.
pengujian 30 menit adalah sebesar 40,56 Faktor jarak waktu percobaan juga dapat
mm/tahun yaitu pada sudut 900. Pengujian mempengarui tingkat laju korosi antara metode
korosi pada waktu pencelupan 60 dan 90 menit pencelupan pertama (celup diam) dan kedua
mengalami penurunan nilai laju korosinya (celup putar) jeda waktunya terlalu lama ini
seperti pada perendaman dengan waktu 60 juga dapat menyebabkan kandungan tingkat
menit laju korosi paling besarnya dengan nilai keasaman (pH) pada H2SO4 berkurang karena
22,21 mm/tahun yaitu pada sudut bending 900. sudah terkntaminasi dengan larutan sekitar ini
Sedangkan pada waktu pencelupan 90 menit mengakibatkan berat yang hilang (weight loss)
laju korosi terbesarnya pada sudut 600 dengan semakin kecil dan nilai laju korosinya juga
nilai sebesar 18,67 mm/tahun. rendah.
Penelitian tentang laju krosi pada baja
ASTM A36 dengan larutan pengkorosi H2SO4
10% dengan metode celup putar ini mengalami
penurunan laju korosi seiring dengan
Perbandingan laju korosi metode celup penurunan setelah pengujian pertama (celup
diam dengan metode celup putar diam) dan larutan asam sulfat sudah
Data grafik hasil perbandingan laju korosi terkontaminasi dengan zat-zat di lingkungan
pada baja karbon rendah ASTM A36 dengan sekitar dan akibatnya daya korosinya juga
media pengkorosi H2SO4 10% menggunakan menurun.
metode celup diam dan metode celup putar Waktu juga sangat berpengaruh, dengan
dapat dilihat pada Gambar 4. bertambahnya waktu pencelupan maka beban
yang hilang (weight loss) semakin bertambah
akan tetapi pada penelitian ini beban yang
hilang pada menit 60 dan 90 tidak lebih besar
jika dibandingkan pada pencelupan menit
pertama yaitu 30 menit. Hal ini dikarenakan
pada waktu pencelupan pertama sudah molai
ada produk korosi yang terbentuk pada
permukaan spesimen uji dan ini akan
menghambat kontak antara logam dengan
elektrolit sehingga laju korosi untuk percobaan
seterusnya akan terhambat dan nilai laju
korosinya juga kecil (Sumarji, 2012).
Percobaan laju korosi dengan metode celup
putar hasilnya lebih kecil jika dibandingkan
metode celup diam penyebabnya yaitu faktor
Gambar 4 Grafik perbandingan laju korosi keasaman (pH) pada larutan asam sulfat yang
metode celup diam dan metode celup putar berkurang karena pengaruh lingkumgan sekitar.
dengan media pengkorosi H2SO4 10%.
Foto Makro Korosi pada permukaan plat
Perbandingan laju korosi karbon rendah Korosi yang dicelup pada media asam
ASTM A36 dengan menggunakan metode sulfat H2SO4 10% dalam keadaan celup diam
celup diam dan celup putar berdasarkan dari dengan variasi sudut bending 600, 900, 1200,
hasil data pengujian menunjukan bahwa dan 1800 dengan waktu perendaman 30 menit
terdapat perbedaan rata-rata laju korosi pada seperti pada Gambar 5.
media tersebut. Peercobaan metode celup diam
laju korosinya sangat meningkat sedangkan
pada metode celup putar laju korosinya
menurun atau lebih kecil jika dibandingkan
dengan metode celup diam.
Pada metode celup diam laju korosinya
meningkat pada percobaan perendaman
pertama 30 menit, sedangkan pada perendaman
menit ke 60 dan 90 laju korosinya mengalami
penurunan. Laju korosi terbesar pada metode
celup diam terdapat pada sudut 1800 dengan
waktu pencelupan 30 menit, ini dikarenakan
semakin luas penampang plat maka reaksi
larutan kimia akan semakin cepat pula daya
korosinya (Rahman, dkk., 2016). Sedangkan
Gambar 5. Korosi permukaan (a) sudut
pada metode celup putar hasilnya hampir sama
bending 600, (b) sudut bending 900, (c) sudut
dengan metode celup diam tetapi berbeda nilai
bending 1200, dan (d) sudut bending 1800
laju korosinya atau nilai kehilangan beratnya
dengan waktu pencelupan 30 menit
pada metode celup putar laju korosi terbesarnya
menggunakan media celup diam.
juga pada pencelupan yang pertama yaitu 30
menit.
Gambar 5 menunjukan bahwa dari hasil
Pengaruh kecilnya laju korosi pada metode
pengamatan foto makro pada spesimen (a)
putar juga disebabkan karena tingkat keasaman
sudut bending 600 laju korosinya sangat
pH larutan asam sulfat H2SO4 mengalami
meningkat dan kerusakan akibat korosi sangat semua metode baik itu metode celup diam
jelas terlihat, pada spesimen yaitu ditandai maupun metode celup putar serta pada semua
dengan permukaan yang kasar dan tidak halus variasi sudut bending. Oleh sebab itu semakin
lagi seperti sebelum dilakukan penelupan, ini lama spesimen dicelupkan kedalam larutan
disebabkan karena molekul-molekul pada plat H2SO4 maka akan semakin banyak pula
baja tersebut sudah berubah ikatannya. Korosi pengikisan pada baja tersebut. Terlihat pada
ini juga mengakibatkan permukaan logam Gambar 6 spesimen (a) sudut 600 warnanya
menjadi tidak rata karena lapisan film berubah menjadi coklat dan sedikit bercak-
pelindung pada permukaan logam terkelupas. bercak putih, ini terjadi pada bagian sudut
Produk korosi dapat berakibat permukaan bending dan permukaan-permukaan lainnya
logam menjadi tidak rata, hal ini menimbulkan yang dicelup.
terlepasnya lapisan film pada permukaan logam
sehingga akan terjadi korosi pada anoda yang
menjadikan logam logam higroskopik (Sumarji,
2012). Warna plat juga sudah berubah menjadi
coklat kemerah-merahan dan timbul bintik-
bintik hitam, dimana plat ini sudah molai
terkena korosi dan ini merupakan korosi jenis
korosi merata.
Pada spesimen (b) yaitu sudut 900 nampak
warnanya juga berubah menjadi coklat dan
sedikit ada bercak-bercak putih yaitu scale
(kerak) yang menempel pada permukaan logam,
hal ini dapat menimbulkan korosi. Bercak-
bercak putih ini disebabkan karena lapisan
permukaan logam tersebut telah teroksidasi
dengan adanya larutan asam sulfat H2SO4 yang Gambar 6 Korosi permukaan (a) sudut
bersifat asam. Spesimen (c) sudut 1200 juga bending 600, (b) sudut bending 900, (c) sudut
menggalami perubahan warna yang tadinya bending 1200, dan (d) sudut bending 1800
spesimen dalam keadaan bersih dan warnanya dengan waktu pencelupan 30 menit
abu-abu karena telah dicelup pada larutan menggunakan metode celup putar.
H2SO4 berubah warnanya menjadi coklat
setelah spesimen melalui proses Pada spesimen (b) sudut 900 warnanya
pengeringanyaitu dengan cara dijemur. coklat kehitaman dan lebih banyak terdapat
Sedangka pada spesimen (d) sudut 1800 bercak-bercak putih yang menempel pada
perubannya hampir sama dengan spesimen (c) permukaan baja tersebut jika dibandingkan
sudut 900 akan tetapi pada spesimen Dtrdapat pada spesimen (a) yang hanya terdapat sedikit
bercak hitam yang mana ini dapat bercak putihnya. Ini akan berakibat pada
menimbulkan. Korosi yang terjadi pada saat rusaknya lapisan pelindung baja tersebut atau
metode celup diam adalah jenis korosi merata lapisan film pelindung baja tersebut terkelupas
(uniform corrosion). Korosi ini terjadi pada serta akan mengakibatkan korosi.
permukaan logam yang berbentuk pengikisan Korosi juga nampak seperti pada Gambar
logam secara menyeluruh atau merata sehingga (c) dengan sudut bending 1200 perubahan
ketebalan logam berkurang. Korosi pada warnanya dari sebelum dicelup hingga sesudah
permukaan plat yang dicelup pada media asam dicelup nampak jauh berbeda, sebelum dicelup
sulfat H2SO4 10% dalam keadaan diputar (celup baja terlihat mengkilap dan halus dan sesudah
putar) dengan variasi sudut bending 600, 900, dilakukan pencelupan baja berubah warna
1200, dan 1800 dengan waktu perendaman 30 menjadi abu-abu dan halus akan tetapi warna
menit seperti terlihat pada Gambar 6. baja akan berubah lagi ketika baja sudah molai
Pada saat proses logam dicelupkan tahap pengeringan, baja akan tampak coklat
kedalam aquades dan asam sulfat 10% terdapat kehitaman dan disertai pula dengan bercak-
gelembung-gelembung pada permukaan logam bercak putih serta permukaannya kasar seperti
tersebut. Hal ini menunjukan bahwa logam terlihat pada Gambar 6. Sedangkan pada
tersebut telah teroksidasi dengan adanya larutan gambar (d) yaitu sudut bending 1800 kerusakan
asam sulfat H2SO4. Proses ini terjadi pada akibat korosi pada baja mild steel ASTM A36
sangat jelas terlihat, spesimen yang mengalami Menambah variasi kecepatan pada mesin
korosi ditandai oleh berubahnya warna logam penguji laju korosi metode putar supaya dapat
menjadi coklat dan permukaannya kasar. membandingkan antara kecepetan satu dengan
yang lainnya.
KESIMPULAN
Dari data hasil penelitian tentang analisis DAFTAR PUSTAKA
laju korosi pada meterial baja ASTM A36 Asmara, Y. P. (2008). Efek Kecepatan Aliran
akibat pengaruh sudut bending dan aliran media Minyak Terhadap Kecepatan Korosi
korosi H2SO4 10% maka dapat disimpulkan Dalam Pipa di Lingkungan Minyak dan
bahwa: Gas Bumi. Media Teknika Fakultas
1. Sudut bending pada plat baja mild steel Teknik Universitas Mataram, 61-68, Vol
ASTM A36 tidak terlalu berpengaruh besar 8, No 1.
terhadap laju korosinya. Korosi yang terjadi Ojehan R, T., & Winata S, J. (2013).
pada plat baja ini adalah jenis korosi merata Perhitungan laju korosi pada material
(uniform corrosion), korosi ini terjadi pada baja A36 akibat proses pengelasan
permukaan yang berbentuk pengikisan SMAW (Shielded Metal Arc Welding).
logam secara merata. Jurnal mechanical, Fakultas Teknik
2. Nilai laju korosi menggunakan metode celup Mesin Universitas Malahayati, vol,4
diam dan celup putar pada baja mild steel no,1.
ASTM A36 dengan media H2SO4 10% Pattieuw, K., Rauf, F., & Lumintang, R. (2013).
mengalami penurunan seiring dengan Analisa Laju Korosi Pada Baja Karbon
bertambahnya waktu pencelupan. Nilai laju Dengan Menggunakan Air Laut Dan
korosi terbesar pada metode celup diam H2SO4. Teknik Mesin, Universitas Sam
adalah 156,46 mm/tahun pada sudut 1800 Ratulangi Manado.
dengan waktu pencelupan 30 menit Permadi, L. B., & Palupi, A. E. (2014). Analisa
sedangkan laju korosi terbesar pada metode Laju Korosi Pada Baja Karbon Rendah
celup putar yaitu pada sudut 900 dengan (Mild Steel) Dengan Perlakuan Bending
waktu pencelupan 30 menit nilainya sebesar Pada Media Pengkorosi Larutan Asam.
40,56 mm/tahun lebih kecil jika JTM Universitas Negeri Surabaya, 49-54,
dibandingkan dengan metode celup diam. Vol 3, No 1.
3. Perbandingan laju korosi pada plat baja mild Putri, A. M., Rochani, I., & Supomo, H. (2012).
steel ASTM A36 antara metode celup diam Studi Laju Korosi dan Surface Morfologi
dengan metode celup putar hasilnya sangat Pipa Bawah Laut API 5L Grade X65
meningkat ketika menggunakan media celup dengan Variasi Sudut Bending. Jurnal
diam, sedangkan pada metode celup putar Teknik ITS, 198-202, Vol 1, ISSN: 2301 -
nilai laju korosinya menurun. Pada ke dua 9271.
metode tersebut nilai laju korosinya sama- Rahman, L. A., Hasbi, M., & Aminur. (2016).
sama meningkat pada saat pencelupan Analisa Laju Korosi Pada Baja Karbon
pertama yaitu 30 menit. Rendah Yang Dilapisi Seng Dengan
4. Aliran media pengkorosi larutan asam sulfat Metode Hot Dip Galvanizing.
H2SO4 10% yaitu dengan menggunakan ENTALPHY- Jurnal Ilmiah Mahasiswa
metode putar pengaruhnya kecil terhadap Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944
laju korosi, sehingga nilai laju korosi yang Universitas Halu Oleo, Vol.1 No.2.
dihasilkanya pun kecil tidak sebanding Ridluwan, M. (2007). Pengaruh Temperatur
dengan menggunakan metode celup diam. Pencelupan Terhadap Kekerasan, Laju
Korosi dan Stuktur Mikro Pada Baja
SARAN Karbon Rendah Dengan Pelapisan
Dalam penelitian selanjutnya supaya Metode Hot Dip Galvanizing. Fakultas
memisahkan larutan pengkorosi asam sulfat Teknik Universitas Negeri Semarang.
H2SO4 dibagi menjadi dua dalam wadah yang Sumarji. (2012). Evaluasi Korosi Baja Karbon
berbeda akan tetapi konsentrasi tetap sama, ini Rendah ASTM A36 Pada Lingkungan
bertujuan untuk dapat membedakan hasil antara Atmosferik di kabupaten Jember. Jurnal
metode celup diam dengan metode celup putar, Rotor, Vol 5, No 1.
sehingga pengujiannya bisa beriringan. Tjitro, S., Anggono, J., Anggorowati, A. A., &
Phengkusaksomo, G. (2000). Studi