Fuad Yanuar
S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email: fuad.yanuar@gmail.com
Dwi Heru Sutjahjo
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email: dwiheru.c2h5oh@gmail.com
Abstrak
Korosi adalah suatu peristiwa dimana reaksi terjadi diantara logam dengan lingkungannya. Reaksi tersebut dengan
mudah terjadi karena tingkat keadaan yang sedemikian rupa ingin merubah keadaan dirinya ke bentuk lain. Hasil yang
diperoleh dari reaksi adalah bentuk dan keadaan logam tersebut cocok dengan lingkungan korosif. Baja galvanis adalah
baja lapis seng (Zn) yang mengandung bahan seng tingkat kemurnian tinggi (99,7%) ditambah dengan sejumlah timah
hitam dan alumunium dalam jumlah tertentu diproses dengan kondisi bebas oksidasi sehingga menghasilkan baja lapis
seng dengan kualitas handal. Mengacu baja galvanis sebagai media penyimpanan nira perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui seberapa besar laju korosi agar supaya bisa mengantisipasi waktu terkorosinya baja galvanis
serta mencegah kandungan nira tidak tercampur dengan unsur logam. Penelitian ini dilakukan menggunakan plat baja
galvanis dengan ukuran panjang = 20 mm, lebar = 10 mm, dan tinggi = 2 mm, menggunakan metode kehilangan berat
sesuai dengan ASTM G31 – 72 dengan pemilihan volume 0,4 dari permukaan spesimen didapat volume minimal 208 ml
dan sesudah perendaman baja galvanis di lakukan uji EDX (Energy Dispersive X-ray Spectroscopy) untuk mengetahui
kandungan struktur dari baja galvanis dan dilakukan uji SEM (Scanning Electron Microscope) bertujuan untuk analisis
material dengan perbesar struktur yang terdapat di baja galvanis tersebut. Dari penelitian yang dilakukan menggunakan
metode weight loss diharapkan bisa mengetahui laju korosi baja galvanis pada media nira, mengetahui pengaruh kadar
keasaman air nira terhadap terjadinya korosi dan lamanya waktu penyimpanan. Air nira dengan pH 4,8. Laju korosi
terbesar ada pada waktu 48 jam dan terjadi pada spesimen dengan pengujian pada suhu 110 o C besar laju korosinya
adalah 2,617 mm/year, dan nilai terkecil terjadi pada waktu 16 jam dengan suhu 25 o C dengan nilai 1,478 mm/year.
Semakin besar temperatur semakin besar laju korosinya, ini dikarenakan temperatur akan merusak struktur permukaan
pada logam, sehingga akan cepat masuk zat pengkorosifnya.
Abstract
Corrosion is a natural process which a reaction occurs between the metal with it’s environment. This reaction easily
happened because the level of the circumstances in such a way wants to change the situation itself into another form. The
result from the reaction is it’s form and it’s metal circumstances are matched with corrosion environtment. Galvanized
steel is a zinc coated steel (Zn) which contain a high purity zinc material (99,7%) coupled with a number of lead and
aluminum in a certain amount processed by free oxidation conditions to produce a zinc coated steel with reliable quality.
Refer to galvanis steel as nira storage media further research is needed to determine how much the corrosion rate in order
to be able to anticipate the time of galvanized steel to get corroded also prevent the contain of nira to get mixed with
metal element. This research done using galvanis steel with the dimension of the metal sheet of 20 mm length, 10 mm
width, and 2 mm height, using loss weight method as ASTM G31 – 72 with the election of a 0.4 volume of specimen
surface obtained a minimum volume of 208 ml And after the immersion of the galvanized steel EDX (Energy Dispersive
X-ray Spectroscopy) test were done to find out the structure of galvanized steel and then SEM (Scanning Electron
Microscope) test were done to do material analysis to enlarge the structure contained in the galvanized steel. From the
research using weight loss method is expected to determine the corosion rate of galvanized steel over nira media,
determine the influence of nira water acidity to corrosion and the storing time needed. The nira solvent with pH 4,8, the
largest value is at 48 hours and happen at specimen with temperature 110 o C in the amount of 2,617 mm/year, and the
lowest corrosion rate value is at 16 hours and temperature of 25 o C in the amount 1,478 mm/year. The greater the
temperature the greater the corrosion rate, this is because the temperature will damage the surface of the metal structure,
so that the corrosion substances will quickly get inside.
1
engaruh Model Quantum Writingdengan Media Rubrik Cartoon Jawa Pos Terhadap Kreativitas Menulis Teks Anekdot
Siswa Kelas X IPA SMAN 1 Mojosari
3
JTM. Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015, 1-7
Proses Perendaman / Uji Rendam dalam Larutan spesimen yang direndam dalam larutan nira dengan pH
Nira 4,8 didapatkan data laju korosi sebagai berikut:
- Mempersiapkan bak / wadah yang sudah
disiapkan. Tabel 2. Data Laju Korosi
- Terdapat empat bak berisi air nira, tiap bak pH
berisi satu spesimen potongan baja galvanis 4,8
Waktu
dan perendaman batas atas 0,4 dari (jam) Wadah
permukaan sampel, dengan volume bak
A1 (110 oC) B1 (25 oC)
208 ml.
Laju Korosi
- Setiap bak / wadah diberi penomoran 16 1,658 1,478
(mm/year)
dengan perlakuan yang berbeda setiap
nomornya. Laju Korosi
32 2,330 1,548
- Persiapkan jam ukur untuk mengukur (mm/year)
waktu perendaman. Karena tiap 16 jam di Laju Korosi
48 2,617 1,645
periksa laju korosinnya dengan mengetahui (mm/year)
ΔW (berat awal – berat akhir tiap uji)
Pengangkatan spesimen Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk diagram
hasil laju korosi pada variasi temperatur 110 o C dan 25o
Penimbangan spesimen dan Perhitungan Laju
C, dari grafik tersebut diketahui laju korosi terbesar pada
Korosi
saat uji rendam dengan variasi waktu perendaman 16
Spesimen ditimbang dengan menggunakan
jam, 32 jam, dan 48 jam serta temperatur 110 o C dan 25o
timbangan elektrik untuk mengetahui berat akhir
C.
setelah proses perendaman dan selanjutnya
dilakukan perhitungan laju korosi dengan
metode weight loss sesuai dengan ASTM G31 –
72. diambil satu contoh spesimen untuk
dilakukan uji bahan menggunakan SEM dan
EDX, untuk melihat spesimen yang terkorosi
sehingga dapat mengetahui bentuk korosi pada
spesimen tersebut. Daerah untuk uji bahan yaitu
pada permukaan dari spesimen.
Pengaruh Temperatur
Laju korosi terbesar ada pada suhu 110 o C, pada waktu
perendaman 16 jam sebesar 1,658 mm/year, waktu 32
jam 2,330 mm/year, dan waktu 48 jam 2,617 mm/year,
sesuai dengan gambar 4. Jadi berdasarkan data dan
gambar diagram nilai terbesar korosi ada pada temperatur
110o C, semakin besar temperatur semakin besar potensi
korosinya bisa dilihat dari nilai korosi yang paling besar
ada pada temperatur 110o C dengan nilai 2,617 mm/year
tentunya sifat pengujian ini statis. Struktur mikro yang
ada di bahan yang terkena zat pengkorosi akan cepat
terdegradasi dengan meningkatnya suhu, sehingga akan
Gambar 3. Diagram Pengujian Uji Korosi Dengan Suhu mudah cepat masuk zat pengkorosi pada bagian dalam
25o C logam tersebut.
5
JTM. Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015, 1-7
Menunjukan permukaan spesimen yang tidak akan merusak struktur logam sehingga membentuk jarum
terkorosi pada awalnya terlihat halus ketika diperbesar berupa lubang.
1000x terlihat struktur permukaan logam yang tidak
merata terlihat kerusakan akibat pengaruh penyebab
korosi. Daerah yang tidak terkorosi dominan ada di
tengah spesimen.
nilai korosi yang paling besar ada pada temperatur Skripsi tidak diterbitkan. Depok: Universitas
110o C dengan nilai 2,617 mm/year. Struktur Indonesia
mikro yang ada di baja galvanis yang terkena zat Priyotomo, Gadang. 2008. Kamus Saku Korosi
pengkorosi akan cepat terdegradasi dengan Material. Vol 1. No 1 2008.
meningkatnya suhu, sehingga akan mudah cepat Sinly, Evan Putra. 2008. Kelapa Sebagai Bioindustri
masuk zat pengkorosi pada bagian dalam baja Potensial Indonesia. (online), (http://www.chem-
galvanis tersebut. is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/kelapa-
sebagai-bioindustri-potensial-indonesia/). Diakses
Saran pada tanggal 08 April 2015.
Untuk larutan dengan waktu perendaman yang Supardi, Rahmat. 1997. Korosi. Bandung: Tarsito.
lama dan menggunakan suhu tinggi, perlu Tim Penulis. 2014. Buku Pedoman Penulisan dan
diperhatikan dalam penggunaan pemasakan Ujian Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri
perendaman larutan tersebut. Surabaya.
Untuk penelitian selanjutnya tidak boleh Wardani, Sita Diantini Kusuma. 2011. Pemetaan
menggunakan variasi waktu perendaman 16 jam, Korosi pada Stasiun Gilingan Di Pabrik Gula
32 jam, dan 48 jam, tidak menggunakan jenis air Watoe Toelis. Surabaya : ITS (Jurnal).
nira kelapa dan baja galvanis, serta tidak
menggunakan variasi temperatur 110 o C dan 25o
C.
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Fitra Amirul. 2011. Analisa Laju Korosi
Terhadap Baja Galvanik pada Media Premium
dan Pertamax. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya
ASTM Internasional. 2004. ASTM G31-72: Standard
Practice for Laboratory Immersion Corrosion
Testing of Metals. United State
Bayuseno, Athanasius P. 2009. Analisa Laju Korosi
pada Baja untuk Material Kapal dengan dan
Tanpa Perlindungan Cat. Volume 11 Nomor 3 –
Juli 2009
Furqan, Muhammad. 2013. Perhitungan Laju Korosi.
(online),
http://m10mechanicalengineering.blogspot.com/2
013/11/laju-korosi.html. Diakses pada tanggal 19
April 2015
Handayani, Sri. 2009. Potensi Nira dari Kelapa.
Yogyakarta: Tim PPM Jurdik Kimia FMIPA UNY.
Imaningastuti. 2012. Analisa Laju Korosi Sambungan
Las Pipa Stainless Steel 316 pada Kondensor Di
dalam Media Larutan NaCl. Skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro
Mars, G. Fontana. Corrosion Engineering, 3 rd edition.
1967. New York: Mc Graw-Hill Book Company.
NACE International. 2005. NACE Standard RP0775-
2005 Item No. 21017 Standard Recommended
Practice Preparation, Installation, Analysis, and
Interpretation Corrosion Coupons In Oilfield
Operation. Texas.
Permadi, Lingga Bayu. 2014. Analisa Laju Korosi
pada Baja Karbon Ringan (Mild Steel) dengan
Perlakuan Bending pada Media Pengkorosi
Larutan Asam. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Praweswari, Bunga. 2008. Studi Efektifitas Lapis
Galvanis Terhadap Ketahanan Korosi Pipa Baja
ASTM A 53 Di dalam Tanah (Underground Pipe).