Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA ST60 DAN ST42 DENGAN MEDIA KOROSIF FLUIDA ALOEVERA,

BROMUS, DAN AIR PDAM

Umar Faruk

Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Islam Malang

JL. M.T. Haryono. 193 Malang 65144, Jawa Timur

faruk.br09@gmail.com

ABSTRAK

Korosi ialah kerusakan material logam yg ditimbulkan oleh reaksi antara logam menggunakan
lingkungan yang menghasilkan oksida logam, sulfida logam atau akibat reaksi lainnya yg kebih
dikenal sebagai pengkaratan. Penelitian ini memakai metode eksperimen. Objek penelitian memakai
plat baja menengah st60 dan plat baja rendah st 42 dengan ukuran spesimen 40 mm x 20 mm x 4mm.
perendaman spesimen dalam waktu 10 hari dalam wadah dengan volume 40 ml dari setiap wadah uji.
Hasil dari perbandingan media fluida aloevera, bromus dan air PDAM terhadap laju korosi pada baja
ST 60 dan ST 42 yaitu, didapatkannya nilai laju korosi terendah pada media fluida aloevera sebesar
0,00005114 mpy, pada media bromus mengalami laju korosi terendah sebesar 0,00001142 mpy,
sedangkan pada media air PDAM mengalami laju korosi terendah sebesar 0,00001062 mpy. Pada
media fluida aloevera memiliki kenaikan laju korosi tertinggi dengan laju korosi 0,00005168 mpy, pada
media bromus mengalami laju korosi tertinggi sebesar 0,00001166 mpy, sedangkan pada media air
PDAM mengalami laju korosi tertinggi sebesar 0,00001282 mpy.

ABSTRACT

Corrosion is damage to steel materials due to reactions among metals and the environment that
produce metal oxides, metallic sulfides or other reaction products that are better known as rusting.
This research is the usage of experimental technique. The item of this research is using a medium st
60 steel plate and a st 40 low steel plate with a specimen length of 40 mm x 20 mm x 4mm. specimen
immersion inside 10 days in a box with a amount of forty ml from each take a look at box.
The effects of the assessment of aloevera, bromus and PDAM water fluid media to the
corrosion rate on ST 60 and ST 42 metallic, that is, the bottom corrosion fee cost for aloevera fluid
media is 0,00005114 mpy, bromus media has the bottom corrosion price of 0.00001142 mpy. , while in
PDAM water media the bottom corrosion fee is 0.00001062 mpy. In fluid media aloevera has the very
best corrosion rate growth with a corrosion rate of 0.0005168 mpy, bromus media has the
best corrosion charge of 0.00001166 mpy, even as PDAM water media has the very
best corrosion rate of 0.00001282 mpy.

114
3.6.1 PENDAHULUAN cairan menghasilkan gelembung-
Korosi ialah proses pengerusakan gelembung uap air.
logam akibat reaksi elektrokimia antara logam Apabila gelembung-gelembung
dengan lingkungannya. Proses korosi terjadi tersebut mengenai permukaan
secara alamiah yaitu logam balik bersenyawa logam akan menyebabkan lapisan
menggunakan oksigen sebagaimana bahan pelindung pecah dan terjadilah
standar diproses ekstraksi metalurgi korosi.
pembuatan logam yg jua bersenyawa 7. Korosi gesekan
menggunakan oksigen. Sebagai akibatnya Korosi gesekan ialah jenis korosi
korosi ialah kebalikan asal proses ekstraksi yang terjadi pada dua permukaan
metalurgi dimana sejumlah energy yang kontak logam dengan beban yang
diperlukan buat proses pembuatan logam bergerak relatif.
kembali dilepaskan pada proses korosi. Proses 8. Korosi tegak regang
terjadinya korosi pada suatu logam membuat Korosi retak tegang ialah korosi
suatu sel elekrokimia yg terdiri dari anoda, yang terjadi akibat adanya
katoda, larutan elektrolit dan hubungan listrik tegangan tarik atau geser,
antara anoda dan katoda. tegangan sisa, dan media korosif
yang menyebabkan terjadi
Jenis-jenis korosi sangat beraneka penampakan retak pada logam.
ragam. Secara umum, jenis-jenis korosi dapat 9. Korosi lelah
dibedakan sebagai berikut : Korosi jenis ini dapat disebabkan
1. Korosi seragam oleh korosi retak tegang dan
Korosi seragam ialah korosi yg menunjukkan sifat morfologi yang
terjadi secara serentak diseluruh khas.
bagian atas logam. Biasanya korosi
ini bisa dicermati menggunakan Baja karbon merupakan logam yang
mata telanjang yaitu produknya sering dipakai dalam sarana kehidupan
berbentuk kerak dipermukaannya. manusia maupun industri, yang mudah
2. Korosi sumuran terkena oleh korosi dan maetrial ini dipilih
Korosi sumuran ialah suatu korosi karena relatif mudah didapatkan. Pada
yg terlokalisasi yg terjadi pada penelitian ini, yang akan dibahas tentang
bagian atas yg terbuka akibat analisis laju korosi baja karbon st 60 dan st 42
pecahnya lapisan pasif. dengan media korosif fluida aloevera, bromus,
3. Korosi celah dan air PDAM.
Korosi celah adalah korosi lokal Baja karbon digolongkan menjadi tiga
yang terjadi pada celah diantara macam yaitu :
dua komponen. 1. Baja karbon rendah
4. Korosi galvanis Baja karbon rendah (low carbon
Korosi galvanis ialah terjadi steel) dari Ahmad (2011), baja
apabila dua logam yg tidak sama karbon rendah (low carbon steel)
dihubungkan dan berada mengandung karbon antara
dilingkungan korosif. 0,025% – 0,25% C. setiap satu ton
5. Korosi erosi baja karbon rendah mengandung
Korosi erosi Merupakan bentuk 10–30 Kilo Gram karbon. Baja
korosi dimana korosi terjadi karbonini pada perdagangan dide
karena fluida korosif yang sain dalam plat baja, baja
mengalir,dengan kecepatan tinggi. strip serta baja batangan atau
6. Korosi kavitasi profil.
Korosi kavitasi Korosi jenis ini 2. Baja karbon menengah
terjadi ketika tingginya kecepatan Baja karbon menengah (medium
carbon steel) mengandung karbon

115
antara 0,25% - 0,55% C dan setiap
satu ton baja karbon mengandung
karbon antara 30 – 60 Kilo Gram.
baja karbon menengah
ini banyak digunakan buat keperl
an alat-indera perkakas bagian
mesin.berdasarkanjumlah Suatu baja dapat dikatakan memiliki
karbon yg terkandung pada baja. ketahanan korosi baik jika laju korosinya < 1
Maka pada baja mils per year (mpy).
ini dapat dipergunakan buat anek
a
macam keperluan contohnya untu Medium korosif merupakan lingkungan yang
k keperluan industri kendaraan, dapat menyebabkan suatu logam mengalami
roda gigi, pegas dan sebagainya. korosi. Dalam penelitian ini, medium korosif
3. Baja karbon tinggi yang digunakan adalah fluida aloevera,
Baja ini memiliki kekuatan paling
bromus, dan air PDAM.
tinggi serta banyak digunakan bua
t material. salah satu aplikasi bera
sal bajaini ialah pada pembuatan
dawai baja dan kabelbaja. sesuai j Lidah buaya merupakan semak
umlah karbon yang terkandung tahunan. Semak tahunan ini tumbuh tegak,
tinggi 30-50 centimeter. Batangnya bulat, rona
didalam baja maka baja karbon
putih, tak berkayu. Daunnya panjang 30-
ini banyak digunakan pada pemba
an pegas, alat-alat perkakas mirip: 50 centimeter, lebar 3-5 centimeter,
berdaging tebal, bergetah kuning, hijau.
palu, gergaji atau pahat pangkas.
Bunga majemuk, bentuk malai pada ujung btg,
daun pelindung panjang 8-15 mm, benang sari
enam, putik menyembul keluar
Laju korosi merupakan kecepatan atau melekat di pangkal kepala sari, tangkai
merambatnya proses korosi terhadap waktu putik bentuk benang, kepala putik mungil,
pada suatu material. Secara eksperimen, laju ujung tajuk melebar berwarna jingga atau
korosi dapat diukur menggunakan beberapa merah. Buahnya kotak, panjang 14-
metode yaitu, metode pengurangan massa, 22 centimeter, berkatub, warna hijau keputih-
metode elektrokimia, dan metode perubahan putihan.
tahanan listrik. Metode pengurangan berat
merupakan metode pengukuran laju korosi Kandungan zat kimia dan mineral
paling sederhana. Massa sampel sebelum dan yang ada di tanaman lidah buaya diantaranya:
setelah dilakukan uji ditimbang untuk kalsium (Ca), magnesium (Mg), potassium (K),
mengetahui selisih massanya. sodium (Na), besi (Fe), zinc
𝟓𝟑𝟒 𝐖
(Zn), serta kromium (Cr). Kandungan mineral
MPY = 𝐷𝐴𝑇
(Gapsari, Hal 123-124) tersebut bias berfungsi menjadi pembentuk
karbon buat penguat suatu baja pada proses
Keterangan :W = kehilangan berat hardening atau pending logam karena semakin
(mg) tinggi kandungan mineral yang ada berasal
D = berat jenis suatu media akan mempengaruhi suatu
(gr/𝑐𝑚3 ) susunan atom pada logam.
A = luas benda uji
(𝑐𝑚2 )
T = Waktu (jam) Bromus ialah campuran antara
pelumas, bahan kimia serta air dengan
komposisi eksklusif yg diformulasikan buat
Tabel ketahanan korosi
memenuhi kebutuhan industri manufaktur ,

116
bromus yang digunakan waktu ini berbahan lebar 20 mm, serta tinggi 4 mm, fluida
dasar (oil based fluid) minyak bumi serta aloevera, bromus, air PDAM,
(chemical based fluid) bahan kimia. alkohol dipergunakan buat membersihk
“pada suatu proses pembubutan, cutting fluid an spesimen awal sebelum diuji korosi,
berfungsi buat memperpanjang umur pahat,, air aquades dipergunakan membilas
mengurangi deformasi benda kerja, sebab spesimen yg telah diuji.
panas, menaikkan kualitas bagian atas yang
akan terjadi pemotongan, serta melarutkan
chip hasil pemotongan. Beberapa instrument yg pakai dlm penelitian
ini ialah :
a. Timbangan digital dipergunakann buat
3.6.2 METODE menimbang berat awal sampel
sebelum proses uji rendam berat akhir
sampel sesudah proses uji rendam.
b. Penggaris dipergunakan buat menguk
ur spesimen.
c. Stopwatch dipergunakan buat memba
ntu menghitung ketika perendaman
sampel.

3.6.3 HASIL DAN PEMBAHASAN

sesudah pengujian laju korosi maka


dihasilkan data-data yang bisa dianalisa lebih
lanjut, di penelitian ini material yg digunakan
baja st60 dan st42 menggunakan lebar 20 mm,
panjang 40 mm, tebal 4 mm. Pengujian laju
korosi ini memakai cara elektrokimia dengan
cara perendaman pada media fluida aloevera,
bromus, serta air PDAM selama perendaman
10 hari berharap didapatkannya perbandingan
laju korosi dari setiap media korosi serta lama
saat perendaman.

Beberapa alat dan bahan dalam pengujian ini hasil pengujian laju korosi di lakukan 10
yaitu : hari, digunakan untuk mencari selisih massa
a. Alat asal sebuah benda uji. pada pengujian ini
gelas atau tempat pengujian massa awal spesimen yaitu massa benda uji
sebelum mengalami proses perendaman pada
dipergunakan buat tempat pengujian
media pengkorosi serta massa akhir benda uji
spesimen gerindra tangan dipergunakan
merupakan masa berakhirnya perendaman
buat memotong spesimen, amplas
di baja.
dipergunakan membersihkan spesimen
awal sebelum diuji korosi berasal kerak
serta kotoran yg melekat.
b. Bahan
Spesimen baja karbon st 60 serta st
42 dengan berukuran panjang 40 mm,

117
D = Massa jenis logam/ 7,85 (g/ cm3)
3.1 Tabel. hasil laju korosi pada baja st60
1. Nilai uji laju korosi dengan waktu 10
Ber Ber
Medi at at Kehila Hari
Ben Laju
a Aw Akh ngan
da Korosi a. Fluida Aloevera
koro al ir Berat
Uji (mpy)
si (gra (gra (gram) 1) Rumus kehilangan berat :
m) m)
W = berat awal – berat
83, 81, 0,0000 akhir
1 2,51
63 12 0426
Fluid W = W 0 – W1
a 81, 78, 0,0000
2 3,16 W = 89,66 – 88.86
Aloe 78 62 0533
vera W = 0,08 g
79, 75, 0,0000
3 3,32
21 89 0586 Rumus Laju korosi yang
83, 81, 0,0000 digunakan yaitu :
1 2,19
63 44 0426 𝐾.𝑊
Mpy 1 = 𝐷.𝐴.𝑇
Brom 81, 79, 0,0000
2 2,05 534.0,08
us 78 73 0533 =
7,85.7600.168
79, 76, 0,0000 42.72
3 2,97 =
21 24 0613 10022880

83, 81, 0,0000 = 0,00000426


1 1,74
63 89 0444 mpy
Air
81, 79, 0,0000 2) Rumus kehilangan berat :
2 PDA 2
78 78 0515
M W = berat awal – berat
79, 77, 0,0000 akhir
3 1,56
21 65 0604
W = W 0 – W1
W = 87,83 – 87.73
Perhitungan laju korosi
W = 0,1 g
Untuk mengetahui besaran nilai laju
korosi yang di hasilkan dalam penelitian ini, Rumus Laju korosi yang
𝐾.𝑊
maka dihitung menggunakan rumus = 𝐷.𝐴.𝑇 : digunakan yaitu :
𝐾.𝑊
Keterangan : Mpy 2 = 𝐷.𝐴.𝑇
534.0,1
K = Konstanta/ 534 (mpy) = 7,85.7600.168
W = Massa yang hilang/ W0 - W1 53.4
= 10022880
(gram)
A = Luas permukaan/ 2 x (p.l + p.t + = 0,00000533

l.t) (cm2) mpy


3) Rumus kehilangan berat :
T = Waktu perendaman/ 168, 336,
504, 720 (jam)

118
W = berat awal – berat 𝐾.𝑊
Mpy 5 = 𝐷.𝐴.𝑇
akhir 534.0,08
= 7,85.7600.168
W = W 0 – W1
42.72
= 10022880
W = 89,34 - 89,23
W = 0,11 g = 0,00000426

Rumus Laju korosi yang mpy

digunakan yaitu : b. Bromus


𝐾.𝑊 1) Rumus kehilangan berat :
Mpy 3 = 𝐷.𝐴.𝑇
534.0,11
W = berat awal – berat
= 7,85.7600.168
akhir
58.74
= 10022880 W = W 0 – W1
= 0,00000586 W = 89,49 – 89,26
mpy W = 0,23 g
4) Rumus kehilangan berat : Rumus Laju korosi yang
W = berat awal – berat digunakan yaitu :
akhir 𝐾.𝑊
Mpy 1 =
𝐷.𝐴.𝑇
W = W 0 – W1 534.0,23
= 7,85.7600.168
W = 86,04 - 85,93
112.82
= 10022880
W = 0,11 g
Rumus Laju korosi yang = 0,0000113

digunakan yaitu : mpy


𝐾.𝑊 2) Rumus kehilangan berat :
Mpy 4 = 𝐷.𝐴.𝑇
534.0,11
W = berat awal – berat
= 7,85.7600.168
akhir
58,74
= W = W 0 – W1
10022880

= 0,00000586 W = 91,50 – 91,28


mpy W = 0,22 g
5) Rumus kehilangan berat : Rumus Laju korosi yang
W = berat awal – berat digunakan yaitu :
𝐾.𝑊
akhir Mpy 2 = 𝐷.𝐴.𝑇
W = W 0 – W1 534.0,22
= 7,85.7600.168
W = 85,58 – 85.5
117.48
=
W = 0,08 g 10022880

Rumus Laju korosi yang = 0,0000117

digunakan yaitu : mpy

119
3) Rumus kehilangan berat : Rumus Laju korosi yang
W = berat awal – berat digunakan yaitu :
akhir 𝐾.𝑊
Mpy 5 = 𝐷.𝐴.𝑇
W = W 0 – W1 534.0,22
= 7,85.7600.168
W = 89,01 – 88.81
117.48
= 10022880
W = 0,2 g
Rumus Laju korosi yang = 0,0000117

digunakan yaitu : mpy


𝐾.𝑊 c. Air PDAM
Mpy 3 = 𝐷.𝐴.𝑇
534.0,2
1) Rumus kehilangan berat :
=
7,85.7600.168 W = berat awal – berat
106.8
= akhir
10022880

= 0.0000107 W = W 0 – W1
mpy W = 89,10 – 88.9
4) Rumus kehilangan berat : W = 0,2 g
W = berat awal – berat Rumus Laju korosi yang
akhir digunakan yaitu :
W = W 0 – W1 𝐾.𝑊
Mpy 1 = 𝐷.𝐴.𝑇
W = 89,54 – 89,32 534.0,2
=
7,85.7600.168
W = 0,22 g
106.8
=
Rumus Laju korosi yang 10022880

digunakan yaitu : = 0,0000107


𝐾.𝑊 mpy
Mpy 4 = 𝐷.𝐴.𝑇
534.0,22
2) Rumus kehilangan berat :
= 7,85.7600.168
W = berat awal – berat
117.48
= akhir
10022880

= 0,0000117 W = W 0 – W1
mpy W = 88,71 – 88.51
5) Rumus kehilangan berat : W = 0,2 g
W = berat awal – berat Rumus Laju korosi yang
akhir digunakan yaitu :
W = W 0 – W1 𝐾.𝑊
Mpy 2 = 𝐷.𝐴.𝑇
W = 85,70 – 85,48 534.0,2
= 7,85.7600.168
W = 0,22 g
106.8
= 10022880

120
= 0,0000107 W = 0,4 g
mpy Rumus Laju korosi yang
3) Rumus kehilangan berat : digunakan yaitu :
W = berat awal – berat 𝐾.𝑊
Mpy 5 = 𝐷.𝐴.𝑇
akhir 534.0,4
=
7,85.7600.168
W = W 0 – W1
213.6
=
W = 86,78 – 86.58 10022880

W = 0,2 g = 0,0000213

Rumus Laju korosi yang mpy

digunakan yaitu :
𝐾.𝑊
Mpy 3 = 𝐷.𝐴.𝑇 Kehlangan Berat (%)
534.0,2
= 7,85.7600.168 Benda Fluida Air
106.8
Bromus
= Uji Aloevera PDAM
10022880

= 0,0000107 1 0,08 0,23 0,2


mpy
2 0,1 0,22 0,2
4) Rumus kehilangan berat :
W = berat awal – berat 3 0,11 0,2 0,2
akhir
Total 0,48 1,09 1,01
W = W 0 – W1
W = 87,62 – 87,42 Rata-
0,096 0,218 0,202
W = 0,2 g rata

Rumus Laju korosi yang


digunakan yaitu :
𝐾.𝑊
Mpy 4 =
𝐷.𝐴.𝑇
534.0,2 3.2 Tabel hasil laju korosi pada baja st42
= 7,85.7600.168
106.8 Ber Ber
= 10022880
Medi at at Kehila
Ben Laju
= 0,0000107 a Aw Akh ngan
da Korosi
Koro al ir Berat
mpy Uji (mpy)
si (gra (gra (gram)
5) Rumus kehilangan berat : m) m)
W = berat awal – berat 89, 89, 0,000
1 Fluid 0,23
akhir a 49 26 0113
W = W 0 – W1 Aloev 91, 91, 0,000
2 era 0,22
W = 86,29 – 86,08 50 28 0117

121
89, 88, 0,000 W = 0,2 g
3 0,2
01 81 0107
Rumus Laju korosi yang
89, 89, 0,000 digunakan yaitu :
1 0,45
49 04 012 𝐾.𝑊
Mpy 2 = 𝐷.𝐴.𝑇
Brom 91, 91, 0,000
2 0,44 534.0,2
us 50 06 0117 =
7,85.7600.335

89, 88, 0,000 106,8


3 0,4 =
20045760
01 61 0107
= 0,00000533
89, 88, 0,000
1 0,68 mpy
49 81 0121
Air
91, 90, 0,000
2 PDA 0,67
50 83 0119 3) Rumus kehilangan berat :
M
89, 88, 0,000 W = berat awal – berat
3 0,6
01 41 0107 akhir
W = W 0 – W1
W = 89,34 – 89,11
a. Fluida Aloevera
W = 0,23 g
1) Rumus kehilangan berat :
Rumus Laju korosi yang
W = berat awal – berat
digunakan yaitu :
akhir
𝐾.𝑊
W = W 0 – W1 Mpy 3 = 𝐷.𝐴.𝑇
534.0,23
W = 89,66 – 89,5 = 7,85.7600.335
W = 0,16 g 122,82
= 20045760
Rumus Laju korosi yang
= 0,00000613
digunakan yaitu :
mpy
𝐾.𝑊
Mpy 1 =
𝐷.𝐴.𝑇 4) Rumus kehilangan berat :
534.0,16
= 7,85.7600.335 W = berat awal – berat
85.44 akhir
= 20045760
W = W 0 – W1
= 0,00000426
W = 86,04 – 85.82
mpy
W = 0,22 g
2) Rumus kehilangan berat :
Rumus Laju korosi yang
W = berat awal – berat
digunakan yaitu :
akhir
𝐾.𝑊
Mpy 4 =
W = W 0 – W1 𝐷.𝐴.𝑇
534.0,22
W = 87,83 – 87,63 = 7,85.7600.335

122
117.48 W = 91,50 – 91,06
= 20045760

= 0,00000586 W = 0,44 g

mpy Rumus Laju korosi yang

5) Rumus kehilangan berat : digunakan yaitu :


𝐾.𝑊
W = berat awal – berat Mpy 2 = 𝐷.𝐴.𝑇

akhir 534.0,44
= 7,85.7600.335
W = W 0 – W1 234.96
= 20045760
W = 85,58 – 85,42
= 0,0000117
W = 0,16 g
mpy
Rumus Laju korosi yang
3) Rumus kehilangan berat :
digunakan yaitu :
𝐾.𝑊
W = berat awal – berat
Mpy 5 = 𝐷.𝐴.𝑇
akhir
534.0,03
= W = W 0 – W1
7,85.7600.335
85.44 W = 89,01 – 88,61
= 20045760

= 0,00000426 W = 0,4 g

mpy Rumus Laju korosi yang

b. Bromus digunakan yaitu :


𝐾.𝑊
1) Rumus kehilangan berat : Mpy 3 = 𝐷.𝐴.𝑇

W = berat awal – berat 534.0,4


= 7,85.7600.335
akhir 213.6
= 20045760
W = W 0 – W1
= 0,0000107
W = 89,49 – 89,04
mpy
W = 0,45 g
4) Rumus kehilangan berat :
Rumus Laju korosi yang
W = berat awal – berat
digunakan yaitu :
𝐾.𝑊
akhir
Mpy 1 = 𝐷.𝐴.𝑇
W = W 0 – W1
534.0,45
= 7,85.7600.335 W = 89,54 – 89,1
240.3 W = 0,44 g
= 20045760

= 0,000012 mpy Rumus Laju korosi yang

2) Rumus kehilangan berat : digunakan yaitu :


𝐾.𝑊
W = berat awal – berat Mpy 4 =
𝐷.𝐴.𝑇

akhir 534.0,44
= 7,85.7600.335
W = W 0 – W1

123
234.96 W = 88,71 – 88,31
= 20045760

= 0,0000117 W = 0,4 g

mpy Rumus Laju korosi yang

5) Rumus kehilangan berat : digunakan yaitu :


𝐾.𝑊
W = berat awal – berat Mpy 2 = 𝐷.𝐴.𝑇

akhir 534.0,4
= 7,85.7600.335
W = W 0 – W1 213.6
= 20045760
W = 85,70 – 85,25
= 0,0000107
W = 0,45 g
mpy
Rumus Laju korosi yang
3) Rumus kehilangan berat :
digunakan yaitu :
𝐾.𝑊
W = berat awal – berat
Mpy 5 = 𝐷.𝐴.𝑇
akhir
534.0,45
= W = W 0 – W1
7,85.7600.335
240.3 W = 86,78 – 86,38
= 20045760

= 0,000012 mpy W = 0,4 g

c. Air PDAM Rumus Laju korosi yang

1) Rumus kehilangan berat : digunakan yaitu :


𝐾.𝑊
W = berat awal – berat Mpy 3 = 𝐷.𝐴.𝑇

akhir 534.0,4
= 7,85.7600.335
W = W 0 – W1 213.6
= 20045760
W = 89,10 – 88,7
= 0,0000107
W = 0,4 g
mpy
Rumus Laju korosi yang
4) Rumus kehilangan berat :
digunakan yaitu :
𝐾.𝑊
W = berat awal – berat
Mpy 1 =
𝐷.𝐴.𝑇 akhir
534.0,4
= 7,85.7600.335 W = W 0 – W1
213.6 W = 87,62 – 87,22
= 20045760

= 0,0000107 W = 0,4 g

mpy Rumus Laju korosi yang

2) Rumus kehilangan berat : digunakan yaitu :


𝐾.𝑊
W = berat awal – berat Mpy 4 =
𝐷.𝐴.𝑇

akhir 534.0,4
= 7,85.7600.335
W = W 0 – W1

124
213.6 Perhitungan Uji Hipotesis Menggunakan
= 20045760
Analisis Variance Dua Arah
= 0,0000107
Tabel analisi variance dua arah
mpy
Media
5) Rumus kehilangan berat : St 60 St 42 Jumlah
korosif
W = berat awal – berat
0,00000 0,00000
akhir
4 4
W = W 0 – W1 Fluida
0,00000 0,00000 T1 .
W = 86,29 – 85,86 Aloever
5 5 0,0001
W = 0,43 g a
0,00000 0,00000
Rumus Laju korosi yang
6 6
digunakan yaitu :
𝐾.𝑊 0,00001 0,00001
Mpy 5 = 𝐷.𝐴.𝑇
1 2
534.0,43 T2 .
=
7,85.7600.335 0,00001 0,00001
229.62 Bromus 0,00023
= 20045760 2 2
5
0,00001 0,00001
= 0,0000115 mpy
1 1
0,00001 0,00001

Laju Korosi (mpy) 1 1


𝑇3 .
Air 0,00001 0,00001
Bend Fluida 0,00022
Bromus Air PDAM PDAM 1 1
a Uji Aloevera 7
0,00001 0,00001
0,0000042 0,000010 1 1
1 0,000012
6 7 T.1 T.
T.2
Jumlah 0,00014 0,00056
0,0000053 0,000011 0,000010 0,00014
2 7 2
3 7 7

0,0000061 0,000010 0,000010


3
3 7 7
4. KESIMPULAN
Rata- 0,0000051 0,000011 0,000010 hasil dari perbandingan media fluida
rata 68 62 86 aloevera, bromus dan air PDAM terhadap laju
korosi di baja ST 60 dan ST 42 yaitu,
didapatkannya nilai laju korosi terendah pada
media fluida aloevera sebesar 0,00005114
mpy, di media bromus mengalami laju korosi
terendah sebanyak 0,00001142 mpy,
Analisa Data

125
sedangkan di media air PDAM mengalami laju
korositerendah sebesar 0,00001062mpy. di m
edia fluida aloevera mempunyai kenaikan laju
korosi tertinggi dengan laju korosi 0,00005168
mpy, pada media bromus mengalami laju
korosi tertinggi sebesar 0,00001166 mpy,
sedangkan di media air PDAM mengalami laju
korosi tertinggi sebesar 0,00001282 mpy.

5. DAFTAR PUSTAKA
Amanto, Hari., Daryanto. (1999). Ilmu bahan.
Jakarta : Bumi aksara.

Fontana, M. G. (1987). Corrosion Engineering.


Singapore : McGraw-Hill Book.

Jones, D. A. (1996). Principles and Prevention


of Corrosion Second Edition. Pretice Hall, Inc :
Unites States of America.

Pattireuw, Kevin.J. (2013). Analisis Laju Korosi


Pada Baja Karbon Dengan Menggunakan Air
Laut Dan H2SO4. Universitas Sam Ratulangi
Manado : Teknik Mesin.

Aditya S., Bima dan Arya, Mahendra S. S.T,


M.T. 2015. Pengaruh Kedalaman
dan Cairan Pendingin Terhadap Kekasaran
dan Kekerasan Permukaan
Pada Proses Bubut Konvensional. Universitas
Negeri Surabaya.

Mura Yusri dan Asmed. 2010. Pengaruh


Parameter Pemotongan Terhadap
Kekasaran Permukaan Proses Bubut Untuk
Material ST37. Politeknik
Negeri Padang.

126

Anda mungkin juga menyukai