Anda di halaman 1dari 12

KOROSI

KELOMPOK XII-MIA 2
1) ALDI BRAMANTYA
2) ANGGARA HIKMAYANI
3) DWIKI CHRISTANTO
4) IRFANI LAILATUL
5) SHINTYA RIZKY PERMATASARI
6) SONIA YUSI MAULIDIA
PENGERTIAN KOROSI
Nama lain korosi disebut juga dengan karatan. Korosi sendiri
umumnya terjadi pada benda-benda logam seperti besi. Korosi
adalah reaksi antara logam dengan zat-zat disekitarnya misalnya
udara dan air sehingga menimbulkan senyawa baru. Dalam
perkaratan senyawa baru yang dimaksud ialah zat padat
berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta
berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOROSI

1. Jenis dan konsentrasi elektrolit


2. Adanya oksigen terlarut pada
elektrolit
3. Temperatur tinggi
4. Kecepatan gerakan elektrolit
5. Jenis logam/paduan
6. Adanya galvanic cell
7. Adanya tegangan (tarik)
JENIS-JENIS KOROSI
1. Korosi Intergranular
Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam
akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya.
Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi
perlakuan panas. Pada temperatur 425 815 oC karbida krom (Cr23C6)
akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %,
didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan
kekuatan baja tahan karat tersebut. Korosi intergranular terjadi pada
daerah tertentu dengan penyebab grain boundary. Hal ini disebabkan oleh
adanya kekosongan unsur/elemen pada kristal ataupun impurities dari
proses casting. Korosi ini terjadi pada casting and welding.
2. Korosi Erosi

Korosi erosi adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam yang

disebabkan aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak

permukaan logam dan lapisan film pelindung. Korosi erosi juga dapat

terjadi karena efek-efek mekanik yang terjadi pada permukaan

logam, misalnya : pengausan, abrasi dan gesekan. Logam yang

mengalami korosi erosi akan menimbulkan bagian-bagian yang kasar

dan tajam. Akibat gesekan antara fluida dengan logam sehingga

logam tergerus dengan percepatan atau penambahan keburukan

sifat material karena gerakan relatif antara fluida korosif dan

permukaan metal. Korosi erosi dibagi menjadi 2 tipe yaitu ;

a. Korosi Kavitasi: Akibat adanya benturan gelembung fluida

dengan permukaan

logam sehingga berakibat luka terhadap permukaan logam

tersebut

b. Fretting Corrosion: Akibat gesekan antara logam dengan logam


3. Serangan Selektif

Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena

pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi

pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching

diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur.

Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi,

sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit.

Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain

selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai

pipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan

menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat

menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.


4.KorosiRetakTegang(stresscorrosioncracking)

Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik

(corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen

(corrosion induced hydrogen) adalah bentuk korosi dimana material

mengalami keretakan akibat pengaruh lingkungannya. Korosi retak

tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik

statis dilingkungan tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan

terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan

ammonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatk

terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan

korosi akibat pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya

difusi hidrogen kedalam kisi paduan.


5.KorosiPerapuhanHidrogen(Hydrogenattack)
Kerusakan hidrogen di dalam material baja terjadi
akibat atom-atom hidrogen ini bergabung menjadi
molekul (H2) dan menyebabkan terjadinya regangan
lokal. Jika kemudian gas H2 terperangkap di dalam
cacat material seperti inklusi dan laminasi, maka gas
hidrogen lama-kelamaan berkumpul dan menaikkan
tekanan di lokasi tersebut. Karena besarnya tekanan
menyebabkan gelembung atau blister. Hal ini tidak
terjadi pada suhu yang tidak terlalu tinggi dan pada
daerah yang dekat dengan permukaan.
PENYEBAB KOROSI
Korosi terjadi karena adanya reaksi antara logam dan zat-zat
disekitarnya. Pada karatan, karatan bisa terjadi karena udara
yang lembab (oksigen dan air) mengorosi (bereaksi) terhadap
besi sehingga muncul zat baru yaitu zat padat berwarna coklat
kemerahan.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu
proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran
listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif
(elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai
kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari
anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.
DAMPAK KORUSI
1) Penipisan
2) Kerusakan akibat korosi sepertI
keropos,berlubang,dll
3) Perubahan warna atau penampilan
4) Berhentinya suatu pabrik
5) Terkontaminasinya suatu produk
6) Berkurangnya faktor keamanan
7) Naiknya biaya perawatan
PENCEGAHAN KOROSI
Korosi dapat menimbulkan kerugian karena dapat mengurangi umur barang-barang yang terbuat
dari besi. Proses korosi memerlukan oksigen dan air oleh sebab itu maka prinsip untuk mencegah
terjadinya korosi yaitu dengan menghindari kontak dengan salah satu oksigen atau air.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah/memperlambat korosi :
Mengecat
Cat dapat menghindarkan kontak langsung antara besi dan udara lembab sehingga dapat
memperlambat korosi. Cara ini biasa dilakukan pada pintu, pagar, pipa besi, dan lain-lain.
Melumuri dengan oli
Melumuri dengan oli dapat mencegah kontak langsung dengan air dan uadara lembab. Cara ini
biasa dilakukan pada perkakas dan mesin.
Dibalut dengan plastik
Cara ini biasa digunakan misalnya pada rak piring dan keranjang sepeda.
Tin Plating
Tin plating ialah pelapisan dengan timah. Cara ini dilakukan biasanya pada kaleng kemasan karena
timah merupakan logam yang anti karat.
Galvanisai
Galvanisasi adalah pelapisan dengan zink. Cara ini dilakukan karena zink juga merupakan logam
anti karat. Contohnya pada : tiang listrik atau tiang telepon, papa air, dan pagar.
Cromium Plating
Cromium Plating adalah pelapisan dengan menggunakan kromium. Sama seperti zink, kromium
dapat memberikan perlindungan terhadap korosi meskipun lapisan kromium ada yang rusak. Cara
ini biasa dilakukan pada sepeda dan bumper mobil.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai