Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REPORT

“KOMPETENSI KOROSI
PADA BESI/BAJA DAN PELAPISAN

Dosen Pengampu : Dr. Saut Purba, M.Pd.

OLEH:

DENNY CHRISTIAN SARO GULO 5163321007

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN

2020
KATA PENGANTAR

Pertama tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana
atas segala berkat dan perlindungan-Nya yang memberikan kesehatan dan memberikan
kesempatan kepada saya untuk meringkas ataupun mengkritik isi buku KOMPETENSI
KOROSI PADA BESI/BAJA DAN PELAPISAN yang saya ambil sebagai pelengkap Mata
Kuliah Korosi dan Teknik Pelapisan pada semester ini.
Harapan saya agar Critical Book Report yang saya buat dapat bermanfaat untuk para
mahasiswi khususnya pada mahasiswa Fakultas Teknik UNIMED. Saya mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca buku Critical Book Report yang saya
buat ini. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.

IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

Judul Buku : Kompetensi Korosi


Penulis : Gadang Priyotomo, S.T
Tahun terbit : 2008
Penerbit : CV Priyotomo

BUKU PEMBANDING

Judul buku : Pelapisan Logam


Penulis : Dr. Ir. Darmawi, M.T
Tahun terbit : 2002
Penerbit : Darmawi
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini sangat cepat. Perkembangan
teknologi, terutama teknologi informasi, sangat terbantu oleh keberadaan Ilmu yang
mengenai Korosi Dan Pelapisan terlebih pada besi. Banyak peralatan berteknologi canggih
memanfaatkan berbagai ilmu dalam perangkaiannya untuk memperlambat laju korosi pada
besi. Seperti misalnya teknologi informasi yang berkembang saat ini.
Ilmu yang sangat berguna dalam kehidupan bermasyarakat terlebih perusahaan besi
ataupun yang menyangkut pemakaian objek besi pada industri. Perlu kita ketahui pelajaran
yang sangat penting untuk dipelajari dan sangat menarik untuk dipahami dan dikembangkan.
belajar mengenai unsur unsur pada besi dengan mudah melalui kegiatan-kegiatan
seperti diskusi, observasi, eksperimen, dan latihan pemecahan masalah yang tersaji di dalam
buku ini. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, Belajar mengenai pelambatan korosi pada besi
menjadi sangat menarik sehingga menumbuhkan motivasi belajar dan mempermudah
pemahaman konsep.

Tujuan
Adapun tujuan dibuat Critical Book Report ini adalah:
1. Memahami dan meringkas isi buku Korosi Pada Besi/Baja ”ini.
2. Melatih diri untuk meringkas isi buku dengan benar dan tepat dari sebuah buku.
3. Melengkapi tugas tugas yang sudah di berikan di kontrak kuliah.

Manfaat
Adapun manfaat critical book report yang saya buat ini adalah :
1. Dapat meringkas isi buku dengan baik dan benar.
2. Dapat menilai kelemahan dan kelebihan buku yang di kritik
3. Dapat membandingkan satu buku dengan buku yang lain.
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Pengertian Korosi
Fenomena alam dan material khususnya logam mempunyai suatu keterikatan dalam
suatu sistem dan proses. Namun dalam suatu sistem tersebut terdapat suatu hubungan tidak
sinergis atau berlawanan. Hubungan tersebut diimplementasikan dalam suatu proses
kerusakan yang dinamakan korosi. Sebagian orang dalam bidang keteknikan khususnya di
bidang kimia material, material dan mesin telah mengetahui arti dari korosi, tapi korosi
(corrosion) selalu diartikan sama dengan istilah karat (rust). Kenyataannya kedua istilah
tersebut selalu berhubungan satu sama lain .korosi adalah kerusakan material khususnya
logam secara umum akibat reaksi dengan lingkungan.sekitarnya, sedangkan arti karat
dikhususnya pada logam ferrous (besi). Hasil dari proses kerusakan berupa berbagai produk
korosi misalnya berbagai macam oksida logam, kerusakan permukaan logam secara
morfologi, perubahaan sifat mekanis, perubahan sifat kimia.

Seleksi Material

Metode umumnya yang sering digunakan dalam pencegahan korosi yaitu pemilihan
logam atau paduan dalam suatu lingkungan korosif tertentu Beberapa contoh material yaitu :
Baja karbon ; Logam struktur sering digunakan dengan menggunakan baja karbon karena
baja karbon secara ekonomis relatif murah, banyak sekali variasi jenis baja karbon dan dapat
di kerjakan untuk permesinan, pengelasan dan dibentuk dalam berbagai bentuk. Beberapa
jenis baja karbon dapat terjadi korosi perapuhan hidrogen (hydrogen embrittlement, korosi
seragam, stress corrosion, korosi galvanik dan sebagainya 10 Baja stainless umumnya
sebagai alternatif pengganti baja karbon. Banyak jenis baja stainless yaitu martensitic
stainless steel, ferritic stainless steel, austenitic stainless steel dan precipitation-hardening
stainless steel. Umumnya austenitic stainless steel (seri 300) dengan unsur pembentuk utama
besi dan unsur krom 18% dan nikel 8%. Jenis ini tahan terhadap korosi secara umumnya.
Tapi kurang tahan terhadap korosi sumuran, korosi celah dan korosi retak tegang pada
beberapa lingkungan Paduan aluminium, Paduan aluminium umumnya digunakan di bidang
penerbangan, otomotif dan sebagainya dikarenakan mempunyai ketahanan terhadap korosi
atmosfer, sayangnya sifat protektif dari lapisan film oksida aluminium yang membentuk
paduan dapat pecah secara lokal dan akan mengakibatkan kegagalan korosi pada lokasi
pecahnya lapisan protektif itu. Lapisan protektif atau lapisan pasif yang pecah akan
mengakibatkan jenis korosi batas butir (intergranular corrosion) sehingga selanjutnya kan
terjadi pelepasan butir-butir logam dari logam ke lingkungan (exfoliation corrosion) Paduan
tembaga; Perunggu dan kuningan umumnya digunakan untuk material perpipaan, katup-katup
dan perkakas (perabotan). Material tersebut rentan terhadap korosi reta k tegang (stress
corrosion cracking) saat di lingkungan bersenyawa amonia, dealloying dan menyebabkan
korosi dwi logam saat dipasangkan dengan baja atau struktur logam lainnya. Umumnya
paduan-paduan tembaga relatif lunak sehingga rentan terjadi korosi erosi Titanium : Titanium
merupakan salah satu logam yang ada di alam namun jumlahnya terbatas sehingga relatif
mahal saat pembuatannya. Aplikasi logam umumnya ini sebagai bahan industri antariksa dan
industri proses kimia. Dua jenis paduan titanium secara umum yaitu paduan ruang angkasa
(aerospace alloy) dan paduan tahan korosi. Walaupun mempunyai ketahanan lebih dari
materila logam lainnya, titanium dapat terjadi korosi celah.

Proteksi Katodik dan Anodik

Proteksi katodik adalah jenis perlindungan korosi dengan menghubungkan logam yang
mempunyai potensial lebih tinggi ke struktur logam sehingga tercipta suatu sel elektrokimia
dengan logam berpotensial rendah bersifat katodikdan terproteksi Proteksi katodik dibagi dua
metode :
a. Arus tanding (impressed current)

Proteksi katodik dengan sistem arus tanding dilakukan


dengan alat sumber arus dari luar, anoda yang
digunakan umumnya tidak habis, umumnya digunakan
saat kebutuhan arus tinggi dan lingkungan resistivitas
tinggi

b. Anoda tumbal (sacrificial anode)

Proteksi katodik dilakukan dengan


menghubungkan anoda tumbal ke struktur,
prinsipnya untuk membuat suatu sel galvanik
dengan mewakilkan anoda sebagai material
kurang mulia yang akan habis saat interaksi
galvanik
Pengertian Baja
Baja dapat didefenisikan suatu campuran dari besi dan karbon, di mana unsur karbon
(C) menjadi dasar campurannya. Di samping itu, mengandung unsur campuran lainnya
seperti sulfur (S), fosfor (P), silikon (Si), dan mangan (Mn) yang jumlahnya dibatasi.
Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1 – 1,7%, sedangkan unsur lainnya dibatasi
persentasenya. Unsur paduan yang bercampur di dalam lapisan baja, untuk membuat baja
bereaksi terhadap pengerjaan panas atau menghasilkan sifat-sifat yang khusus
Korosi
Salah satu tujuan plating ialah upaya memperlambat laju korosi. Secara sederhana,
peristiwa korosi disebabkan oleh reaksi logam dengan unsur bukan logam dari
lingkungannya. Produknya biasanya oksida atau garamnya, yang pada gilirannya turut
mempengaruhi jalannya reaksi lanjut. Mengendalikan korosi logam dapat ditempuh
dengan berbagai cara.
Reaksi korosi dapat dikelompokkan atas berbagai jenis, akan tetapi secara umum ada
dua macam (sesuai peristiwanya) yakni : penggabungan langsung logam atau ion logam
dengan unsur-unsur bukan logam, serta reaksi pelarutan logam (biasanya di lingkungan
berair) lalu bergabung dengan bukan logam mambentuk produk korosi (reaksi
penggantian). Reaksi langsung disebut juga korosi kering, reaksi penggantian disebut
korosi basah.
Reaksi langsung (korosi kering) termasuk oksida di udara, reaksi dengan uap
belerang, hydrogen sulfide dan kandungan udara kering lainnya, juga reaksi dengan
logam cair misalnya natrium. Reaksi demikian nyata dan lazim pada suhu relatif tinggi.
Oksidasi logam sekilas tak tampak melibatkan mekanisme elektrokimia, akan tetapi
sebenarnya bentuk korosi itupun tergantung pada mekanisme pertukaran elektron dengan
gejala arus listrik pula. Secara sederhana, oksigen molekul terserap ke permukaan logam.
Lalu mengurai menjadi atom dan mengion. Logamnya juga mengion. Ion logam dan
oksida bergabung, membentuk lapisan awal oksidanya. Ion logam terus terbentuk
dipermukaan, elektron berdifusi lewat lapisan oksida, mengionkan oksigen di permukaan.
Ion oksida berdifusi ke lapisan oksida dan bereaksi dengan ion logam. Lapisan oksida
makin tebal. Dapat pula logam yang mengion dan berdifusi ke permukaan, hasilnya
serupa. Korosi demikian berlangsungnya tergantung pada sifat oksida logam, seberapa
permeabel dan kuat ikatannya ke permukaan logam.
Korosi adalah reaksi antar logam dan lingkungannya, karena itu upaya pengubahan
lingkungan yang menjadikannya kurang agresif akan bermanfaat untuk membatasi
serangannya terhadap logam. Dalam hal ini ada tiga situasi :
1. Lingkungan berwujud gas. Biasanya yang dimaksudkan disini adalah udara dengan
rentang temperatur -100C hingga +300C. Beberapa metode yang digunakan untuk
mengurangi laju korosi di udara bebas adalah :
i. Menurunkan kelembaban relatif;
ii. Menghilangkan komponen-komponen mudah menguap yang dihasilkan oleh
bahan-bahan di sekitar;
iii. Mengubah temperatur;
iv. Menghilangkan kotoran-kotoran (termasuk partikel-partikel padat yang abrasif),
endapan-endapan yang akan membentuk katoda dan ion-ion agresif
2. Bahan terendam di air bebas yang cukup mengandung ion untuk menjadikannya
sebuah elektrolit. Modifikasi terhadap elektrolit meliputi :
i. Menurunkan konduktivitas ionik;
ii. Mengubah pH;
iii. Secara homogen mengurangi kandungan oksigen;
iv. Mengubah temperatur.
3. Logam terkubur dalam tanah dan mineral-mineral yang terlarut membentuk
elektrolit. Pengendalian biasanya melalui proteksi katodik atau pelapisan permukaan,
tetapi lingkungan tersebut dapat dibuat kurang agresif dengan mengganti tanah urugan
yang tidak menahan air, mengendalikan pH dan mengubah konduktivitasnya.

Perhitungan laju korosi adalah sebagai berikut :


Salah satu metode untuk menentukan laju korosi adalah dengan menghitung berat
per satuan atau kedalaman penetrasi per satuan waktu. Laju korosi ini dapat
dinyatakan dalam inches per year (ipy), mils per year(mpy), milimeter per year
(mm/y), micrometer per year ( µm/yr). Kehilangan berat = (kehilangan volume
spesimen) x (berat jenis spesimen).
ΔW = ΔV x ρ
Dengan :
ΔW = Kehilangan berat spesimen (gr)
ΔV = Kehilangan volume spesimen (mm3 )
ρ = Berat jenis spesimen (gr/cm3 ) Sedangkan kedalaman penetrasi pada permukaan
logam yaitu:
t = ΔV / A
A = 2 ( (x.y) + (x.z) + (y.z))
Dengan :
t = Kedalaman penetrasi (mm)
ΔV = Kehilangan volume spesimen (mm3 )
A = Luas daerah yang terendam (mm2 )
x = Panjang permukaan yang terendam (mm)
y = Lebar permukaan yang terendam (mm)
z = Tebal permukaan yang terendam (mm)

Jadi laju korosi yang terjadi adalah sebagai berikut :


r=t/T
Dengan :
r = Laju korosi (mm/tahun)
t = Kedalaman penetrasi (mm)
T = Waktu (tahun) (6)
Pengujian Korosi
Laju korosi Pengujian Dapat atau tidak untuk
(mm/tahun) digunakan
0,05 Tahan korosi Dapat digunakan
0,05 s/d 0,5 Cukup tahan korosi Dapat digunakan dengan
hati-hati
0,5 s/d 1,5 Kurang tahan korosi Hanya digunakan untuk
peralatan yang berukuran
besar
1,5 Tidak tahan korosi Tidak dapat digunakan

TABEL KONVERSI ELEKTRODA STANDAR

Elektroda Elektrolit Potensial


(V)
Kalomel (SCE) KCl jenuh +0,242
Kalomel (NCE) 1,0 M KCl +0,281
Kalomel 0,1 M KCl +0,3335
Ag/AgCl (SSC) 1,0 M KCl +0,2224
SSC Air laut +0,25
Cu/CuSO4 Air laut +0,3
Seng Air laut -0,79
TABEL KERENTANAN BERBAGAI LOGAM PADA
BERBAGAI LINGKUNGAN SECARA UMUM
Logam Lingkungan Logam Lingkungan
Paduan aluminium Larutan NaCl.H2O Larutan NaOH
Larutan NaCl Larutan NaOH-Na2SiO2
Air laut Kalsium, ammonium, dan
Udara, uap air Baja biasa larutan sodium nitrat
Paduan tembaga Uap dan larutan Campuran asam (H2SO4-
Amonia Amina HNO3)
Air,uap air Paduan Na-Pb leleh
Paduan emas Larutan FeCl3 Larutan HCN
Asam asetat-larutan Air laut
garam Larutan H2S
Inconel Larutan soda kaustik Larutan asam klorida
(mis : MgCl2, NaCl, dan
Baja Nirkarat BaCl2
Timbal Larutan timbal asetat (Stainless steel) Larutan NaCl-H2O2 Air
laut
Paduan magnesium Larutan NaCl-K2CrO4 H2S
Udara pantai dan rural Larutan NaOH-H2S Uap
Air distilasi panas kondensasi air
klorida
Nikel Soda kaustik leleh Paduan Titanium Asam nitrit, air laut,
N2O4, methanol-HCl
Monel Soda kaustik leleh
Asam hidroflorit
Asam hidroflosilisit

Cara Lain dalam Memperlambat laju Korosi


1. Mengontrol atmosfer agar tidak lembab dan banyak oksigen, misalnya dengan membuat
lingkungan udara bebas dari oksigen dengan mengalirkan gas CO2.

2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara dan juga air. Pencegahan ini
dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Mengecatnya

Lapisan cat mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air. Hanya jika cat tergores
atau terkelupas, maka korosi mulai terjadi dan dapat menyebar di bawah cat yang masih utuh.
Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada kapal, jembatan dan mobil.

b. Memberi oli atau minyak

Lapisan oli bisa mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air dan harus dioleskan
secara berkala. Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada bagian bergerak dari mesin,
seperti mesin mobil
c. Memberi lapisan plastik

Lapisan plastik mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air. Hanya jika plastik
terkelupas, korosi mulai terjadi. Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada barang-
barang dapur, seperti rak pengering.

d. Galvanisasi

Galvanisasi yaitu melapisi logam dengan seng (contohnya atap seng). Lapisan seng (Zn)
dapat mencegah kontak langsung logam dengan oksigen dan air. Disamping itu, Zn yang
teroksidasi ,emjadi Zn(OH)2 dapat bereaksi lebih lanjut dengan CO2 di udara membentuk
lapisan oksida Zn(OH)2.xZnCO3 yang sangat kuat. Apabila lapisan Zn tergores, Zn masih
dapat melindungi besi karena Zn (Eo=-0,76 V) lebih mudah teroksidasi dibanding Fe (Eo=-
0,44 V). Contoh cara mencegah korosi dengan teknik ini adalah pada besi penopang untuk
konstruksi bangunan dan jembatan

e. Elektroplating

Elektroplating adalah pelapisan logam dengan logam lain menggunakan metode elektrolisis.
Sebagai contoh, pelapisan dengan logam nikel (veernikel), krom (contohnya: kran air), timah
(misalnya kaleng makanan), dan timbal (contohnya pipa air minum).

f. Pelapisan krom/Cr

Lapisan Cr mencegah kontak langsung logam dengan oksigen dan air. Di samping itu, Cr
teroksidasi membentuk lapisan oksida Cr2O3 yang sangat kuat sehingga dapat melindungi
logam Fedi bawahnya. Apabila tergores, lapisan Cr masih dapat melindungi besi karena
Cr (Eo= -0,74V) lebih mudah teroksidasi dibanding Fe (Eo= -0,44 V).

g. Pelapisan timah/Sn

Lapisan Sn dapat mencegah kontak langsung logamdengan oksigen dan air. Akan tetapi, Sn
(Eo= -0,14 V) kurang reaktif dibanding Fe (Eo= -0,44 V). Jadi, apabila lapisan Sn tergores,
maka besi di bawahnya mulai korosi.

h. Sherardizing

Sherardizing adalah mereaksikan logam dengan asam fosfat sehingga permukaan logam
tertutup dengan fosfat (Fe3(PO4)2). Sebagai contoh, badan mobil.

3. Perlindungan Katodik

Perlindungan katodik dilakukan dengan cara menghubungkan logam yang akan dilindungi
dengan logam lain yang mempunyai potensial elektrode yang sangat rendah (biasanya
Mg). Ketika terjadi oksidasi, logam yang dilindungi akan segera menarik elektron dari
logam pelindung sehingga oksidasi akan berlangsung pada logam pelindung tersebut. Oleh
karena logam pelindung teroksidasi, maka lama-kelamaan dapat habis dan harus selalu
diganti dengan yang baru secara periodik.
BAB III

PENILAIAN TERHADAP BUKU

BUKU UTAMA

KELEMAHAN BUKU

1. Gambar yang dicantumkan di dalam buku kurang jelas (gelap) sehingga pembaca
kurang memahami apa arti dari gambar tersebut.
2. Banyak kata kata yang tidak di beri penjelasan yang lebih mendalam sehingga
pembaca kurang memahami apa arti dari kata tersebut.
3. Tampilan buku yang di kritik ini kurang menarik sehingga pembaca cepat mengalami
rasa bosan.

KELEBIHAN BUKU :

1. Pada setiap bab banyak diberikan contoh contoh sehingga pembaca dapat memahami
apa yang telah dipelajari dan bisa menjelaskan rumus rumusnya dengan cepat.
2. Penyusunan bab bab yang sesuai yaitu mulai dari yang paling umum dipelajari sampai
turunannya yang mempelajari ilmu Mengenai Korosi dan Pelapisan
3. Setiap gambar yang dilampirkan memiliki penjelasan masing masing

BUKU PEMBANDING

KELEMAHAN :

1. Gambar yang dilampirkan sangat sedikit sehingga pembaca kurang mengetahui


seperti apa gambar yang sedang dipelajari.
2. Tampilan cover dan gambar kurang menarik sehingga pembaca cepat mengalami rasa
jenuh
3. Banyak kata kata yang kurang di beri pengertian.
KELEBIHAN :

1. Penyusunan bab bab yang teratur.


2. Kalimat yang digunakan efektif dan efisien.
3. Setiap teori yang diberikan memberikan contoh contoh.
4. Buku ini memiliki 243 halaman dan sudah dikategorikan tebal.

Anda mungkin juga menyukai