LAPISAN PELINDUNG
I. Pendahuluan
Lapisan pelindung untuk melindungi Logam
tertentu agar tidak mengalami reaksi kimia
dengan lingkungannya
Lapisan pelindung digunakan untuk menutupi
seluruh permukaan logam.
lapisan pelindung mempunyai sifat inert,
dekoratif, tahan cuaca, tahan oksidasi dan tahan
panas.
Bahan lapisan pelindung:
- logam
- non logam yaitu anorganik dan organik
II. Pembersihan Permukaan
Supaya lapisan pelindung melekat dengan baik pada
permukaan logam, perlu dilakukan persiapan pendahuluan
pada permukaan logam:
Degreasing yaitu menghilangkan senyawa-
senyawa minyak, lemak dan bahan lemak lainnya
yang digunakan sebagai pelindung selama logam
disimpan.
Cara:
dilarutkan dengan pelarut organik (nafta, khloro
1. Surface or
chemical
conversion
coating
2. Ceramic
protective
materials
Lapisan Pelindung Anorganik
1. Surface or chemical conversion coating
Lapisan pelindung terbentuk secara kimia pada
permukaan logam dasar.
Menyatu dengan logam dasar
Tahan korosi dan kurang reaktif
Contoh:
a) Phosphate coating
Logam + larutan garam fosfat dari Fe, Mn atau Zn +
larutan encer asam fospat. Proses ini digunakan untuk
logam dasar dari bahan Fe, baja dan Zn dengan beberapa
nama paten:
“ Parkerizing”, “bonderizing” dan “cosletizing”.
b) Chromate coating
Logam + larutan ion Cr (VI) + asam mineral (Na dichromate +
H2SO4 encer). Digunakan untuk logam dasar Zn, Cd, Mg
dan Al.
Lapisan Pelindung
Anorganik (cont’)
c) Oxide coating
Logam + karbon dan minyak dipanaskan pada 340-
400oC
Logam direndam dengan NaOH pekat yang
mengandung oksidator pada suhu 80-90oC (black oxide
coating).
Beberapa logam non-besi, misalnya Al membentuk
lapisan oksida (Al2O3) tipis yang dapat menghambat
proses korosi lebih lanjut.
“Anodizing”: pembentukan lapisan oksida secara
elektro-kimia (benda dipasang pada anoda alat
elektrolisis dan dialiri gas O2, dan dapat diberi warna)
Anodizing
Anodizing adalah proses pasivatif (pembersihan) secara
elektrolitik yang bertujuan untuk:
meningkatkan ketebalan lapisan oksida pada permukaan logam
meningkatkan ketahanan terhadap korosi
meningkatkan daya adhesi terhadap cat dan perekat
Meningkatkan daya absorb terhadap perwarna (dyes) dan daya
refleksi terhadap cahaya
Mencegah terjadinya goresan dari bahan seperti kawat
b) Keramik
Bahan: oksida-oksida
Al2O3, Cr2O3 dan
Co2O3
Tahan terhadap
perubahan suhu
secara tiba-tiba
Cermet:
gabungan
keramik dengan
logam.
V. Lapisan Pelindung Organik
Sifat pelindung dari lapisan
pelindung organic tergantung
dari:
daya tahan terhadap
lingkungan korosif.
Daya lekat pada permukaan
yang dilindungi
Impermeabilitas terhadap
stimulasi korosi
Cara penerapannya : dapat
dibedakan beberapa jenis:
Cat
Vernis
Laquer
Enamel
V. Lapisan Pelindung Organik (lanjt’)
1) Cat
merupakan dispersi padatan halus (pigmen, extender) dalam
medium (vehicle)
medium terdiri “film-forming material” yang tidak dapat menguap
Sifat-sifat pigmen
1. Warna
2. Hiding power (menyangkut index bias)
3. Oil absorption value
4. Sifat kimia
V. Lapisan Pelindung Organik (lanjt’)
Jenis pigmen
1. Anorganik
2. Organik
3. Organo metalik
(organik+logam)
Contoh-contoh pigmen:
- Pigmen anorganik
Putih:
White lead
PbCO3, Pb(OH)2
Basic lead sulfate Pb(OH)2,
PbSO4
Zinc oxide ZnO
Zinc sulfide ZnS
V. Lapisan Pelindung Organik :
pigmen anorganik
Merah:
Venetian red Fe2O3 dan CaSO4
Indian red Fe2O3 dari alam.
Minium (meni) Pb3O4
Chrome red Pb(OH)2.PbCrO4
Kuning:
Lead chromate PbCrO4
Zinc chromate ZnCrO4
Barium chromate BaCrO4
Yellow ochre CaCO3 atau clay/lempung
diwarnai oleh Fe2O3
Cadmium sulfate CdS
V. Lapisan Pelindung Organik :
pigmen anorganik
Coklat:
Brown pigment memuat
oksida besi sebagai pemberi
warna.
Biru:
Prussian Blue
KFe(Fe(CN)6)
Hijau:
Permanent green Cr2O3
Warna logam: Serbuk logam-
logam Al, Zn, kuningan
(untuk warna,
pelindung, dekorasi)
V. Lapisan Pelindung Organik :
pigmen anorganik & organik
Pigmen anorganik pada umumnya:
Tidak luntur oleh cahaya
Volatil (menguap)
Cair
Non-volatil (tidak menguap)
Zat non-volatil biasanya terdiri dari film forming
material setelah cairan volatil terpisah (melalui
penguapan).
Contoh: drying oil dan resin.
c. Vehicle/medium/binder (lanjutan..)
Fungsi dari film-forming material:
supaya melekat lebih baik pada permukaan.
Menahan kelembaban
Menyatukan partikel-partikel pigmen (sering film
forming material disebut “binder”
Dryer
3. Lacquer
Merupakan larutan resin atau film-forming
material lain dalam pelarut tertentu.
Contoh: - vernis dalam spiritus
- Shellac dalam metanol
Cat dikelompokkan
menurut proses
pengeringannya
untuk membentuk
film-forming
material.
1. Lacquer drying
2. Oxidative drying
3. Curing
VI. Film-Forming
Material/Binder
1. Lacquer drying :
Lapisan cat terbentuk hanya oleh proses penguapan
solvent, tidak disertai perubahan kimia. Digunakan
dalam industri mobil dan furniture (alat rumah
tangga).
Film-forming material yang digunakan :
polimer selulosa
Chlorinated rubber
Resin alam
Polimer akrilat.
VI. Film-Forming Material/Binder
2. Oxidative drying
Lapisan cat terbentuk karena terjadi reaksi antara
film-former dengan O2 (proses cross linking). Minyak
yang digunakan berasal dari hewan atau tumbuhan
dengan rantai karbon 18 atom C, dapat mempunyai
sejumlah 3, 2 atau 1 ikatan rangkap.
3. Curing
Lapisan cat terbentuk oleh karena terjadi reaksi
antara resin-resin dalam cat sendiri.
Contoh cat dari:
amino resin, Urea-formaldehyde (U/F) resin
epoxy resin, bisphenol-A (E) dan epichlorhidrin (F)
VII. MACAM-MACAM CAT
1. Cat Rumah
2. cat Jalan raya
3. Cat Luminescent
Mengandung pigmen yang bersinar dalam gelap disebut
luminophor. Prinsipnya: menyerap sinar UV (gelombang
pendek) dan memancarkan kembali sinar dengan gelombang
kembali sinar dengan gelombang dalam daerah sinar
matahari.
- Cat Phosphorescent
Masih tetap bersinar setelah lampu dimatikan (after glow)
digunakan untuk jam dan tanda-tanda lain.
- Cat Fluorescent
Digunakan dalam layer TV lampu TL
4. Cat Tahan Panas
Mengandung pigmen tahan panas (grafit, titan, chrom,
dll).
VIII. CACAT DALAM LAPISAN CAT
1. 2. 3.
1. Blistering
2. Blushing
3. Cissing
6 5.
4.
4. Lifting
5. Pin Holing
6. Wrinkling
7. 7. Chalking
VIII. CACAT DALAM LAPISAN CAT
1.Blistering
Timbul rongga udara pada lapisan cat.
Penyebab:
permukaan lembab dicat
cat terlalu tebal
pengecetan pada udara terlalu panas
2. Blushing
Terjadi bintik-bintik putih.
Penyebab:
penggunaan pelarut dengan titik didih rendah
udara lembab
VIII. CACAT DALAM LAPISAN CAT
3. Cissing
Cat mengelupas pada beberapa daerah kecil.
Penyebab: permukaan berminyak.
4. Lifting
Melunaknya lapisan pertama waktu lapisan kedua
dioleskan.
Penyebab: kecepatan menguap pelarut tidak sama.
5. Pin holing
Terbentuk sumuran-sumuran kecil yang bunder dengan
terbentuknya endapan padat ditengahnya.
Penyebab: campuran thinner tidak homogen.
VIII. CACAT DALAM LAPISAN CAT
6. Wrinkling
Terjadi kerutan-kerutan pada permukaan.
Penyebab:
penggunaan dryer yang berlebihan
pemanasan berlebihan
lapisan terlalu tebal
7. Chalking
Terbentuk lapisan serbuk pada permukaan/terjadi erosi.
Penyebab: cuaca