Anda di halaman 1dari 8

3.

LAPISAN PELINDUNG

I. Pendahuluan
Logam tertentu mengalami reaksi kimia dengan lingkungannya, sehingga perlu dilindungi
dengan bahan tertentu. Bahan tersebut disebut lapisan pelindung, yang mempunyai sifat
inert/tidak bereaksi terhadap lingkungan, dan digunakan untuk menutupi seluruh permukaan
logam.
Selain mempunyai sifat inert, lapisan pelindung dapat pula mempunyai sifat dekoratif, tahan
cuaca, tahan oksidasi dan mempunyai sifat tahan panas.
Bahan lapisan pelindung:
- logam
- non logam yaitu anorganik dan organik

II. Pembersihan Permukaan


Supaya lapisan pelindung melekat dengan baik pada permukaan logam, perlu dilakukan
persiapan pendahuluan pada permukaan logam:
(1) Degreasing yaitu menghilangkan senyawa-senyawa minyak, lemak dan bahan lemak
lainnya yang digunakan sebagai pelindung selama logam disimpan.
Cara:
- dilarutkan dengan pelarut organik (nafta, khloro hidrokarbon, toluene xylene, acetone).
- Di “steaming” dan dicuci dengan air panas.
(2) Desealing: untuk menghilangkan zat padat (oksida, hasil korosi) yang melekat pada
permukaan, dengan cara :
 Mekanik
- wire brushing: permukaan disikat dengan kawat
- shot blasting : logam disemprot dengan aliran campuran bauksit, pasir dan potongan-
potongan halus logam dalam udara tekan (pneumatic blasting).
 Kimia
- pickling: melarutkan oksida dengan larutan 25% H 2SO4 atau 10% asam HCl.
- Dulu lebih banyak dipakai asam H 2SO4 karena lebih ekonomis, sekarang asam HCl,
karena lebih mudah diperoleh dan lebih mudah proses pembuangannya.

III. Lapisan Pelindung Logam


Penggunaan lapisan pelindung logam dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
(1) Cladding: logam dasar (yang akan dilapisi) diletakkan diantara 2 lembar logam pelapis dan
pres. Contoh: -Baja dalam Cn untuk industri bidang listrik.
-Baja dalam Al untuk tangki air/minyak dan industri pesawat terbang.
2
(2) Dipping: logam pelapis dilelehkan (titik leleh rendah)  logam dasar di celup.
Contoh: - Fe dalam Zn  galvanizing digunakan untuk atap seng, body mobil
- Fe dalam Sn  tin plating digunakan untuk tempat bahan makanan.
Tin plating pada masa sekarang dilakukan dengan elektrolisa
(dalam laruitan Na-stanmit).
(3) Spraying: logam cair (Al, Zn, dst) disemprotkan pada permukaan logam.
Kelemahan: berpori
Keuntungan: dapat digunakan pada bangunan untuh (jembatan, dsb)
(4) Cementation bubuk logam pelindung dilekatkan pada permukaan logam dasar dan
dipanaskan  terjadi difusi.
Contoh: - sekrup dan mur dilapisi dengan Zn, Al, Cr.
- Fe dalam Zn untuk alat rumah tangga.
(5) Electro deposition/Electroplating
Dilakukan dengan prinsip elektrolisa dimana logam yang akan dilapisi dijadikan katoda.
Logam pelapis (An, Ag, Cn, Sn, Ni, Cd, Cr, Zn, Pb) dalam bentuk larutan garam elektrolit
dan konsentrasinya diusahakan konstan.
Anoda dapat terdiri dari bahan logam pelindung atau bahan inert yang mempunyai
konduktivitas listrik baik.
Contoh: pelapisan besi dengan Cr.
- barang yang akan dilapisi debagai katoda dan sebagai anoda logam Pb.
- Tidak langsung dilapisi dengan Cr sebab rapuh sehingga mengelupas.
- Terlebih dahulu dilapisi dengan Cn, sesudah itu dengan Ni baru Cr.
- Cu akan bersifat sebagai perekat Ni melindungi besi dan Cr memberi penampilan yang
baik.

IV. Lapisan Pelindung Anorganik


1. Surface or chemical conversion coating
- Lapisan pelindung terbentuk secara kimia pada permukaan logam dasar.
- Menyatu dengan logam dasar
- Tahan korosi dan kurang reaktif
Contoh:
a. Phosphate coating
Logam + larutan garam fosfat dari Fe, Mn atau Zn + larutan encer asam fospat. Proses
ini digunakan untuk logam dasar dari bahan Fe, baja dan Zn dengan beberapa nama
paten:
“ Parkerizing”, “bonderizing” dan “cosletizing”.
3
b. Chromate coating
Logam + larutan ion Cr (VI) + asam mineral (Na dichromate + H 2SO4 encer).
Digunakan untuk logam dasar Zn, Cd, Mg dan Al.
c. Oxide coating
- Logam + karbon dan minyak dipanaskan pada 340-4000 C (gun-metal)
- Logam direndam dengan NaOH pekat yang mengandung oksidator pada suhu 80-90 0 C
(black oxide coating).
Beberapa logam non-besi a.l. Al m,embentuk lapisan oksida (Al 2O3) tipis dalam udara
yang dapat menghambat proses korosi lebih lanjut. “Anodizing”: pembentukan lapisan
oksida secara elektro-kimia (benda dipasang pada anoda alat elektrolisa dan dialiri gas
O2 : dapat diberi warna)

2. Ceramic protective materials


Mempunyai sifat:
- tahan terhadap lingkungan korosif kecuali HF dan zat alkali.
- Tahan terhadap oksidasi pada suhu tinggi
- Sifat isolasi panas dan listrik baik.
Contoh-contoh:
a. Email
- sebagai pelindung dan dekorasi untuk alat-alat kimia, farmasi, makanan, minuman,
botol, susu, juga untuk alat-alat dapur.
- Bahan : lelehkan senyawa silica (Si) dan basa (NaNO 3, boraks, dll),
- Mempunyai sifat rapuh.
b.Keramik
- Bahan: oksida-oksida Al2O3, Cr2O3 dan Co2O3
- Tahan terhadap perubahan suhu secara tiba-tiba
- Cermet: gabungan keramik dengan logam

V. Lapisan Pelindung Organik


Sifat pelindung dari lapisan pelindung organic tergantung dari:
- daya tahan terhadap lingkungan korosif.
- Daya lekat pada permukaan yang dilindungi
- Impermeabilitas terhadap stimulasi korosi
Cara penerapannya : dapat dibedakan beberapa jenis:
1. Cat
- merupakan dispersi padatan halus (pigmen, extender) dalam medium (vehicle)
- medium terdiri “film-forming material” yang tidak dapat menguap (a.l. minyak, resin)
dalam pelarut yang mudah menguap disebut “thinner”
4
pigmen/extender
Cat pengikat (minyak, resin)
Thinner atau pelarut

- pada pengecatan pelarut akan menguap, pigmen dan bahan pembentuk lapisan (resin)
tinggal pada permukaan, yang setelah mengering membentuik lapisan padat (film) yang
tipis.
Komponen-komponen cat:
a. Pigmen
 Mempunyai fungsi:
1. Memberi warna/dekorasi
2. Mencegah sinar matahari menembus lapisan cat (hiding power).
3. Hiding power: mencegah terlihatnya warna di bawah lapisan cat.
 Sifat-sifat pigmen
1. Warna
2. Hiding power (menyangkut index bias)
3. Oil absorption value
4. Sifat kimia
 Jenis pigmen
1. Anorganik
2. Organik
3. Organa metalik (organik+logam)
 Contoh-contoh pigmen:
- Pigmen anorganik
Putih:
- White lead 2PbCO3, Pb(OH)2
- Basic lead sulfate Pb(OH)2, PbSO4
- Zinc oxide ZnO
- Zinc sulfide ZnS
Merah:
- Venetian red Fe2O3 dan CaSO4
- Indian red Fe2O3 dari alam..
- Minium (meni) Pb3O4
- Chrome red Pb(OH)2.PbCrO4
Kuning:
- Lead chromate PbCrO4
- Zinc chromate ZnCrO4
5
- Barium chromate BaCrO4
- Yellow ochre CaCO3 atau clay/lempung diwarnai oleh Fe2O3
- Cadmium sulfate CdS
Coklat:
- Brown pigment memuat oksida besi sebagai pemberi warna.
Biru:
- Prussian Blue KFe(Fe(CN)6)
Hijau:
- Permanent green Cr2O3
Warna logam: Serbuk logam-logam Al, Zn, kuningan
(untuk warna, pelindung, dekorasi)

Pigmen anorganik pada umumnya:


- Tidak luntur oleh cahaya
- Stabil terhadap panas
- Non bleeding  tidak mudah larut dalam medium sehingga tidak terjadi
perubahan warna dari lapisan cat.

Pigmen organik/organo metalik lebih disukai pada jaman sekarang karena mempunyai
warna cerah dan mempunyai banyak variasi warna.
Contoh:
- toluidine red (organik)
- phthalocyanine blue (organo metalik)
- peryleen maroon (organik)
b. Extender atau Filler
 Merupakan pigmen putih
 Dibutuhkan untuk mengatasi kekurangan pigmen-pigmen lain
 Hiding power kecil
 Menurunkan harga cat
 Bahan: Clay, talk, gypsum, Ba-sulfat, kapur, silika
c. Vehicle/medium/binder
Bagian cair dari cat dalam mana pigmen terdispersi disebut vehicle/medium.
Volatil(menguap)
Cair
Non-volatil (tidak menguap)
Zat non-volatil biasanya terdiri dari film forming material setelah cairan volatil terpisah
(melalui penguapan).
6
Contoh: drying oil dan resin.
Fungsi dari film-forming material:
- supaya melekat lebih baik pada permukaan.
- Menahan kelembaban
- Menyatukan partikel-partikel pigmen (sering film forming material disebut “binder”
Zat volatil biasanya berfungsi sebagai pelarut disebut “thinner”
Contoh: hidrokarbon, terpene, air, keton, ester, dll.
Thinner pada umumnya digunakan untuk menurunkan viskositas cat supaya
memudahkan proses pengecatan
d. Solvent/diluent
Solvent (pelarut): untuk melarutkan binder.
Diluent (cairan pengencer): dapat juga bersifat pelarut.
Contoh untuk solvent/diluent:
Air, hidro karbon alifatik dan aromatic, khloro dan nitro-parafin, alcohol, eter, ester,
keton, terpenten, dsb.
Sesuai daya larutnya (solvency). pelarut dikelompokkan dalam 3 jenis:
1. ikatan hidrogen lemah:
Contoh: khloro dan nitro-parafin, hidro karbon
2. ikatan hidrogen sedang
Contoh: keton, ester, eter
3. ikatan hidrogen kuat
Contoh: air, alcohol

2. Vernis
Tidak mengandung pigmen.
Merupakan larutan resin dalam medium yang terdiri dari:
- drying oil
- Thinner
- Dryer

3. Lacquer
Merupakan larutan resin atau film-forming material lain dalam pelarut tertentu.
Contoh: - vernis dalam spiritus
- Shellac dalam metanol
4. Enamel
Vernis atau lacquer yang diberi pigmen.
7
VI.Film-Forming Material/Binder
Cat dikelompokkan menurut proses pengeringannya untuk membentuk film-forming material.
1. Lacquer drying:
Lapisan cat terbentuk hanya oleh proses penguapan solvent, tidak disertai perubahan kimia.
Digunakan dalam industri mobil dan furniture (alat rumah tangga).
Film-forming material yang digunakan:
-polimer selulosa
-Chlorinated rubber
-Resin alam
-Polimer akrilat.
2.Oxidative drying
Lapisan cat terbentuk karena terjadi reaksi antara film-former dengan O 2 (proses cross
linking). Minyak yang digunakan berasal dari hewan atau tumbuhan dengan rantai karbon
dengan 18 atom C, dapat mempunyai sejumlah 3,2 atau 1 ikatan rangkap.

3.Curing
Lapisan cat terbentuk oleh karena terjadi reaksi antara resin-resin dalam cat sendiri.
Contoh cat dari: amino resin, Urea-formaldehyde (U/F) resin
epoxy resin, bisphenol-A (E) dan epichlorhidrin (F)
VII. Macam-Macam Cat
1. Cat rumah
2. Cat jalan raya
3. Cat Luminescent
Mengandung pigmen yang bersinar dalam gelap disebut luminophor. Prinsipnya: menyerap
sinar UV (gelombang pendek) dan memancarkan kembali sinar dengan gelombang kembali
sinar dengan gelombang dalam daerah sinar matahari.
- Cat Phosphorescent
Masih tetap bersinar setelah lampu dimatikan (after glow) digunakan untuk jam dan
tanda-tanda lain.
- Cat Fluorescent
Digunakan dalam layer TV lampu TL
4. Cat Tahan Panas
Mengandung pigmen tahan panas (grafit, titan, chrom, dll).

VIII. Cacat dalam Lapisan Cat


1.Blistering
Timbul rongga udara pada lapisan cat.
Penyebab:
8
- permukaan lembab dicat
- cat terlalu tebal
- pengecetan pada udara terlalu panas
2. Blushing
Terjadi bintik-bintik putih.
Penyebab:
- penggunaan pelarut dengan titik didih rendah
- udara lembab
3.Cissing
Cat mengelupas pada beberapa daerah kecil.
Penyebab: permukaan berminyak.
4. Lifting
Melunaknya lapisan pertama waktu lapisan kedua dioleskan.
Penyebab: kecepatan menguap pelarut tidak sama.
5. Pin holving
Terbentuk sumuran-sumuran kecil yang bunder dengan terbentuknya endapan padat
ditengahnya.
Penyebab: campuran thinner tidak homogen.
6. Wrinkling
Terjadi kerutan-kerutan pada permukaan.
Penyebab:
- penggunaan dryer yang berlebihan
- pemanasan berlebihan
- lapisan terlalu tebal
7. Chalking
Terbentuk lapisan serbuk pada permukaan/terjadi erosi.
Penyebab: cuaca

Anda mungkin juga menyukai