Anda di halaman 1dari 9

PENGENDALIAN KOROSI PADA RANGKA BAJA H BEAM DENGAN

MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL

Novriwal Mukhlis1), Ir. Edi Septe S., MT2), Rizky Arman. ST., MT3)
Program Studi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung hatta
Jln. Gajah Mada, No. 19 Olo Nanggalo Padang 25143
Telp. (0751) 54257, Fax (0751) 51341
Email : mukhlisnovriwal@yahoo.com

abstrak

Penelitian tentang pengendalian laju korosi pada baja H Beam dengan menggunakan
anoda tumbal dalam medium asam sulfat dan air hujan telah dilakukan. metode yang
digunakan adalah metode proteksi dan non proteksi untuk melihat perlindungan baja H
Beam dari serangan korosi, dan metode kehilangan berat untuk melihat nilai laju
korosinya. medium korosif yang digunakan adalah 100 ml air hujan+ 10 ml, 20 ml, dan
30 ml H2SO4 dengan variasi waktu yang digunakan adalah 8 jam, 16 jam, dan 24 jam.
untuk perubahan selisih berat yang diproteksi adalah 0,8339 gr dan untuk yang tidak
diproteksi 1,1435 gr dalam waktu 8 jam, perubahan selisih berat yang tertinggi terjadi
pada waktu 24 jam dengan selisih berat untuk yang diproteksi 1,2478 dan yang tidak
diproteksi adalah 4,7314 gr. semakin banyak konsentrasi larutan H2SO4 maka laju
korosi baja semakin tinggi dan semakin lama waktu pencelupan maka semakin banyak
berat benda uji berkurang, ini dikarenakan terjadinya korosi dalam waktu yang lama.
Kata kunci : laju korosi, proteksi katodik, medium korosif

abstract

Research on controlling the rate of corrosion on steel H beam by using sacrificial


anodes in sulfuric acid medium and rainwater has been done. the method used is a
method of protection and non-protection to see H Beam steel protection against
corrosion, and methods to lose weight to see the value of corrosion rate. corrosive
medium used is 100 ml of rainwater + 10 ml, 20 ml and 30 ml of H2SO4 with a
variation of the time used is 8 hours, 16 hours, and 24 hours. to change the weight
difference is 0.8339 gr protected and unprotected to 1.1435 gr within 8 hours, change
the weight difference between the highest in 24 hours by a margin of 1.2478 weight for
protected and unprotected is 4 , 7314 g. the more the concentration of H2SO4 solution,
the higher the rate of corrosion of steel and the longer time of immersion, the more
severe the test object is reduced, this is due to the occurrence of corrosion in a long
time.
Keyword : rate corrosion, cathodik protection, corrosive medium
1. PENDAHULUAN bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-
Korosi merupakan masalah yang unsur kelumit yang ada dalambahan,
serius dalam dunia material dan sangat teknik pencampuran bahan dan
merugikan. Karena korosi dapat sebagainya. Faktor dari lingkungan
mengurangi kemampuan suatu meliputi tingkat pencemaran udara,
konstruksi dalam memikul beban, usia suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat
bangunan konstruksi menjadi berkurang kimia yang bersifat korosif dan
dari waktu yang sudah direncanakan. sebagainya.
Tidak hanya itu apabila tidak diantisipasi
lebih awal maka akan mengakibatkan Pengendalian korosi secara
kerugian-kerugian yang lebih besar teoritis dilakukan sejak pemilihan bahan,
antara lain bisa proses perancangan, sampai struktur jadi
menimbulkankebocoran,mengakibatkan dan bahkan melalui
berkurangnya ketangguhan, robohnya perubahan/modifikasi lingkungannya
suatu konstruksi, meledaknya suatu pipa/ (elektrolit). Akan tetapi masih terdapat
bejana bertekana. hal-hal di luar jangkauan perekayasa
atau pakar korosi yang berkompeten.
Kondisi alam Indonesia yang Berdasarkan uraian di atas
beriklim tropis dan dekatdengan laut penulis akan melakukan penelitian
adalah faktor yang dapat mempercepat terhadap laju korosi pada rangka H
proses korosi. Korosi adalah proses atau Beam bangunan gedung kampus 2
reaksi elektrokimia yang bersifat Universitas Bung Hatta. Sehingga sistim
alamiah dan berlangsung dengan proteksi katodik menjadi alternatif dalam
sendirinya, oleh karena itu korosi tidak pengendalian korosi.
dapat dicegah atau dihentikan sama
sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan 2. TINJAUAN PUSTAKA
atau diperlambat lajunya sehingga
memperlambat proses perusakannya. 2.1 Pengenalan Baja Profil H Beam

Dampak yang ditimbulkan korosi Baja Profil H Beam sesuai


dapat berupa kerugian langsung dan dengan namanya mempunyai bentuk
kerugian tidak langsung. Kerugian seperti Hurup ‘H’ dengan dimensi
langsung adalah berupa terjadinya ukuran lebar dan kuping sama contoh
kerusakan pada peralatan, permesinan dimensinya 100mm x 100mm. Beda
atau stuktur bangunan. Sedangkan dengan material WF Beam yang selalu
kerugian tidak langsung berupa Lebar dengan kupingnya dimensi
terhentinya aktifitas suatu instansi berbeda kali setengahnya Contohnya
karena terjadinya penggantian peralatan 200mm x 100mm. Baja Profil H Beam
yang rusak akibat korosi. digunakan sebagai bahan konstruksi
Faktor yang berpengaruh rangka Gedung, Jembatan ,Pembuatan
terhadap korosi dapat dibedakan menjadi Kapal dan lain lain. Fungsinya Sebagai
dua, yaitu yang berasal dari bahan itu pasangan dari baja profil WF yang bisa
sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari dijadikan Kolom atau Tiang pada
struktur rangka bangunan gedung korosi adalah kebalikan dari proses
material H Beam yang beredar dipasaran ekstraksi logam dari bijih mineral.
Indonesia yaitu Produk Lokal Gunung Contohnya, bijih mineral logam besi di
Garuda,Krakatau Steel Hot Rolled alam bebas ada dalam bentuk senyawa
Standart dan Import China Hot Rolled besi oksida atau besi sulfida,csetelah
Standart. diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan
http://www.bumibajasakti.com/index.php besi yang digunakan untuk pembuatan
/produk/besi-baja/baja/h-beam.html baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi (kembali menjadi senyawa besi
oksida) [Trerhwey dan chamberlain,
1998].

2.2 Pengendalian Korosi dengan


Anoda Tumbal Tembaga (Cu)
Gambar 1. Profil Baja H Beam
Pengendalian korosi dengan
anoda tumbal adalah suatu pengendalian
2.1.1 Baja korosi dengan menggunakan tembaga
Baja pada dasarnya adalah sebagai tumbalnya membuat struktur
paduan besi dan karbon. Selain terdiri menjadi katoda pada suatu sel korosi.
dari besi dan karbon, baja juga Sistem anoda tumbal ini sangat luas
mengandung unsur lain. Sebagian kegunaannya untuk mencegah korosi
berasal dari pengotoran bijih besi pada struktur baja yang sangat besar dan
(misalnya belerang dan phosphor) yang berhubungan langsung dengan
biasanya kadarnya ditekan serendah lingkungan laut, tanah, dan lingkungan
mungkin. Sebagian lagi unsur yang air. Sebagai contoh penggunaannya
digunakan pada proses pembuatan antara lain kontainer, jaringan pipa
besi/baja (misalnya silikon dan mangan). bawah tanah, haluan kapal, anjungan
Selain itu, sering kali juga sejumlah pengeboran lepas pantai, tiang pancang
unsur paduan sengaja ditambahkan ke dermaga dan tangki-tangki bawah tanah.
dalam untuk memperoleh sifat tertentu
sehingga jenis baja akan beragam Pemasangan anoda-anoda tumbal
(Zakharov,1962). pada struktur-struktur baik dilingkungan
laut maupun yang terkubur dalam tanah
2.1.2 Korosi telah dipraktekan selama puluhan tahun
Korosi adalah kerusakan logam dan akan terus menjadi metode proteksi
akibat reaksi dengan lingkungan yang korosi yang sangat penting, anoda
korosif. Korosi dapat juga diartikan tumbal relatif murah, mudah dipasang,
sebagai serangan yang merusak logam dan bila dibandingkan dengan metode
karena logam bereaksi secara kimia atau arus terpasang metode ini diterapkan
elektrokimia dengan lingkungan. Ada ditempat-tempat yang tidak dilengkapi
definisi lain yang mengatakan bahwa satu daya. Keuntungan lainnya tentu saja
adalah tidak diperlukan peralatan listrik  suhu air
yang mahal dan tidak adanya  kecepatan / tekanan air dalam
kemungkinan salah arah dalam pipa
pengaliran arus, sebagaimana yang telah
dialami oleh kapal HMS Blackwood. 2.5 Pengukuran laju korosi
Metode anoda tumbal paling cepat untuk
penrapan-penerapan skala kecil, Metode Kehilangan Berat (Weight
walaupun telah digunakan secara luas, Loss)
dengan hasil yang sama, pada struktur
yang berukuran besar. Meskipun Metode ini adalah metode yang
demikian, untuk itu anoda-anoda harus paling banyak digunakan termasuk
sering diganti dan kalau dibutuhkan penelitian ini juga menggunakan metode
banyak sekali struktur harus diberi kehilangan berat. Metode ini juga
tegangan ekstra. dari gambar dapat menggunakan jangka waktu pnelitian
dijelaskan bahwa sistem katodik dengan hingga didapatkan jumlah kehilangan
menggunakan anoda tumbal dengan yang diakibatkan oleh pengkorosian.
menghubungkan kawat. Untuk mendapatkan jumlah kehilangan
berat akibat korosi digunakan rumus
sebagai berikut:

Mpy = 534 ∆W
ADT
Keterangan:
Ganbar 2. Pengendalian Korosi Dengan Mpy = Mils per Years
Anoda Tumbal ∆W = Pengurangan berat (kg)
A = Luas penampang (cm2)
2.2 Jenis-jenis Korosi D = Densita (kg/ m3)
T = Waktu pengujian (jam).
Dibawah ini akan kita uraikan 3. METODE PENELITIAN
beberapa jenis korosi yang sering kita
temui diantaranya adalah :
1. Korosi batas butir
2. Korosi celah
3. Korosi erosi
4. Korosi galvanik
5. Korosi merata
6. korosi sumuran

2.4 faktor penyebab terjadinya korosi

 air kimia
 pH air
 jumlah oksigen dalam air
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian
3.2 Waktu dan Tempat Pengujian terhubung ke sebuah alat elektronik yang
Pengujian korosi dilakukan pada mengukur dan menampilkan nilai pH.
tanggal 11 oktober sampai 30 oktober
2015 yang bertempat di laboratorium
Kopertis Wilayah X (Sumatera Barat,
Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau)
Padang.

3.3 Alat dan Bahan Yang Digunakan


Dalam Penelitian Gambar 5. pH meter

Peralatan yang digunakan : 3. Kabel


untuk menghubungkan antara
1. Timbangan Digital logam satu dengan yang lainnya
dalam satu gelas ukur.
Timbangan digital merupakan suatu
alat timbangan yang berfungsi untuk
mengukur berat dari spesimen, sebelum
maupun sesudah di uji.
Dengan spesifikasinya :
Nama : Vender Instrument
Kapasitas : 300 gr x 0,0001 gr

Gambar 6. Kabel Penghubung

4. Gergaji besi
Untuk memeotong benda uji sesuai
dengan dimensi yang telah ditetapkan

5. Gelas Ukur
Merupakan tempat untuk mengukur
Gambar 4. Timbangan Digital larutan

6. Pencatat waktu
2. pH meter Digunakan untuk mengukur lama
waktu yang telah ditentukan sesuai
Sebuah alat elektronik yang pengujian dan selama pengujian
berfungsi untuk mengukur pH (derajat
keasaman atau kebasaan) suatu cairan, Bahan :
dan terdiri dari elektroda khusus yang
Bahan yang akan kita gunakan antara  H2SO4 : 10 ml, 20
lain : ml, 30 ml
1. Baja H beam  Air Hujan : 100 ml
2. Larutan H2SO4 2. Berat benda uji
3. Air hujan 3. Waktu
 Variasi waktu : 8 jam, 16
3.4 Spesimen benda uji jam, dan 24 jam.

4. Analisa dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian, kita


dapat menghubungkan pembahasan dan
teori. Kenapa lebih banyak waktu yang
digunakan, maka spesiment lebih banyak
Gambar 7. Spesimen benda uji habis, berdasarkan teori bahwa proses
korosi itu terjadi melalui reaksi redoks
dimana akibat adanya interaksi antara
3.6 Data H Beam
Panjang : 95 cm logam dan larutan yang mengakibatkan
Lebar : 17 cm terjadi perpindahan kation. Kenapa lebih
Tinggi : 10 cm banyak larutan H2SO4 material lebih
Berat : 12.5 kg banyak mengalami perubahan berat, ini
dikarenakan meningkatnya persentase
3.7 Dimensi Benda Uji H2SO4 dialam larutan menyebabkan
kondisi larutan tersebut semakin asam,
Bentuk dan dimensi benda uji
dibuat berupa batangan dengan ukuran yang mengakibatkan perpindahan cation
sebagai berikut logam kelarutan semakin cepat.

Berdasarkan data hasil pengujian


yang dilakukan dengan waktu 8 jam, 16
jam, dan 24 jam dapat ditentukan laju
korosi logam Baja H Beam dengan
menggunakan larutan Air Hujan +
Gambar 8. dimensi benda uji
H2SO4.

Pengujian yang dilakukan adalah


3.8 Parameter Pengujian menguji laju korosi pada baja H beam
Parameter pada pengujian Korosi yang berada dalam lingkungan korosif
ini adalah : yang mengandung beberapa unsur yang
1. Komposisi larutan mengakibatkan korosi pada logam
tersebut. Pada pengujian ini dilakukan 5. Hubungkan logam tersebut pada
dengan waktu dan konsentrasi yang kabel penghubung.
bervariasi. Hal ini dilakukan agar kita 6. Masukan Air Hujan dengan
dapat membandingkan laju korosi yang ditambahkan larutan H2SO4 yang
terjadi pada baja H Beam tersebut. telah ditetapkan kedalam gelas
ukur
7. Masukan benda uji kedalam
Jenis larutan yang digunakan gelas ukur, dengan
adalah H2SO4 dengan konsentrasi yang memperhatikan posisi benda uji
bervariasi serta variasi waktu yang agar tetap seimbang dalam
berbeda-beda. Larutan ini digunakan larutan.
8. Lalu hidupkan stopwatch, yang
sebagai bahan tambahan yang bertujuan
bertujuan untuk menghitun g
untuk mempercepat laju korosi serta waktu dalam menganalisa hasil
ditambahkan Air Hujan. pengujian.
9. Lanjutkan pengujian dengan
Perendaman Benda Uji beberapa spesimen dan beberapa
pengujian
Benda uji yang telah di siapkan
10. Lalu amati dan catat fenomena
terlebih dahulu di timbang, kemudian
yang terjadi pada setiap
dilakukan perendaman dalam larutan
percobaan benda uji.
media korosif dan perendaman
11. Setelah waktu yang ditetapkan
dilakukan pada suhu kamar selama 8, 16,
keluarkan benda uji dari larutan.
24 jam. Setelah dilakukan perendaman,
12. Kemudian bilas beberapa benda
benda uji kembali di timbang yang
uji tersebut dengan Aquades,
bertujuan untuk melihat berat akhirnya
setelah itu keringkan bnenda uji
dan kemudian benda uji di bersihkan
dan ukur dimensi lalu timbang
dengan disertai penimbangan kembali
berat dan catat.
untuk mendapatkan berat yang setelah
dibersihkan
Prosedur Pengujian Tabel Hasil Pengolahan Data
1. Persiapkan peralatan yang akan
digunakan serta larutan, yaitu A. Metode Proteksi
larutan H2SO4 serta air hujan.
2. Ambil benda uji kemudian
potong sesuai dengan dimensi
yang telah ditetapkan.
3. Lalu lakukan perataan dan
haluskan bagian-bagian masing-
masing sisi pada benda uji
tersebut dengan menggunakan
kikir dan amplas
4. Setelah itu di timbang dan catat
berat pada benda uji
Bila dilihat dari grafik hasil
pegujian, semakin lama waktu
pencelupan benda uji atau specimen
maka semakin besar jumlah oksidasi
yang terbentuk oleh specimen atau benda
uji tersebut. Hal ini dapat dikaitkan
dengan teori yang menyatakan bahwa
proses korosi itu terjadi melalui reaksi
redoks dimana akibat adanya interaksi
antara logam dan larutan yang
mengakibatkan terjadinya perpindahan
kation dan konsentrasi larutan H2SO4
B. Metode Tanpa Proteksi yang tinggi dapat memepercepat
terjadinya korosi dikarenakan reaksi
redok yang semakin cepat.

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap
pengujian pengendalian laju korosi pada
baja H Beam dengan menggunakan
anoda tumbal yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Cara pengendalian laju korosi pada
baja H Beam yang berada dalam
Data hasil perbandingan berat
larutan H2SO4 adalah dengan
rata-rata dan laju oksidasi sebagaimana
menggunakan sistem proteksi
diperlihatkan pada table. dengan
katodik. Karena metode ini
digambarkan dalam bentuk grafik seperti
merupakan metode yang paling
terlihat pada gambar
banyak digunakan untuk memproteksi
bagian material yang terendam oleh
air, terutama air laut. Tujuannya
adalah untuk melindungi baja pada
saat coating mengalami kerusakan.
Terbukti dari pengujian dengan
perendaman pada waktu 8 jam ,16
jam, 24 jam serta dengan variasi
larutan 10 ml, 20 ml, 30 ml H2SO4
dengan diproteksi dengan
menggunakan anoda tumbal laju
Gambar 9. Grafik perubahan laju korosi korosi nya lebih lambat dibandingkan
terhadap waktu oksidasi dengan yang tidak menggunakan
proteksi katodik.
2. Berdasarkan data hasil pengujian A.Jones, Denny. 1995. Principle and
yang dilakukan dengan waktu 8 jam, Prevention of coorosion.
16 jam, dan 24 jam dapat ditentukan Macmillan Publishing
laju korosi logam baja H Beam Company, New York.
dengan menggunakan metode
kehilangan berat dan didapat hasil http;//sainsforhuman.blogspot
pada tabel dibawah ini. co.id/2013/07/apa-itu-korosi-
penyebab-dan cara.
 Untuk Laju korosi rata-rata yang
html#sthash.09mTw Mzi dput.
diproteksi adalah :
Profil Baja H
Beam,http://www.bumibajasakti
Waktu Laju Korosi .com/index.php/produk/besi
No
(Jam) (mils/years) baja/baja/h-beam.html, di akses
1 8 0,8339 tanggal 7 desember 2015 jam
2 16 1,1889 01.00.
3 24 1,2478
Supriyanto, 2007, Pengaruh Konsentrasi
Larutan Terhadap Laju Korosi
 Untuk Laju korosi rata-rata yang Pada Baja Karbon Rendah,
tanpa proteksi adalah : Universitas Muhamdiyah
Surakarta.
Waktu Laju Korosi
No
(Jam) (mils/years) Tretheway, K.R., and Chamberlein, J.,
1 8 1,1435 1991, Korosi, untuk Mahasiswa
2 16 1,5678 Sains dan Rekayasa, Jakarta: PT
3 24 4,7314 Gramedia Pustaka Utama.
Widharto, “Karat dan Pencegahannya.”
DAFTAR PUSTAKA Pradnya Paramita, Jakarta
(1999).
American Society For Testing and
Materials.1999,G1 Practice For Zakhrarov, B. 1962. Heat Treatment of
Preparing, Cleaning, Metal. Moscow : Peace
and Evaluating Corrosion Test Publisher.
Specimens, ASTM Standards
Vol.03.02,ASTM Society

Anda mungkin juga menyukai