Anda di halaman 1dari 9

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415

Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

PERILAKU KOROSI PADA SAMBUNGAN PLAT PEMBENTUK BODI MOBIL

Ellyawan S. Arbintarso1
1
Jurusan Teknik Mesin FTI – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Masuk: 27 Maret 2009, revisi masuk: 15 Juli 2009, diterima: 19 Juli 2009

ABSTRACT
Effect of plate joint on automobile body which susceptible to corrosion has been
investigated also corrosion rate on automobile plate when the coating has impacted. Rain
and sea water was used as corossion medium as normally affected on automobile plate.
Low carbon steel has been choosed as standart plate. The forming of plate as a joint
which folding and welding used a standart manufacture of automobile industry. The re-
sults have shown the losses weight of plate faster on the sea water environment. After
immersed in the sea water for 627 hours the corrosion rate of folding plate joint has
0.000806 mpy, although it was at a standstill outstanding level. Coating paint can decrea-
sed 20% corrosion rate, but still need attention to care if the automobile body was impac-
ted.

Keywords: Corrosion Rate, Plate Joint, Low Carbon Steel, Automobile Body

INTISARI
Pengaruh model penyambungan pada plat bodi mobil yang rentan terhadap
korosi telah dteliti begitu juga dengan laju tingkat korosi yang terjadi pada plat bodi mobil
apabila lapisan pelindung terkena regangan (benturan). Media korosi yang digunakan
adalah air hujan dan air laut yang diasumsikan sering terpaparkan pada plat bodi mobil.
Baja karbon rendah dipilih sesuai standard bahan plat untuk bodi mobil sedangkan
proses pembentukan sambungan menggunakan lipatan dan las yang digunakan pada
industri karoseri mobil. Dari hasil pengujian tampak bahwa plat mengalami penurunan
berat yang lebih tajam pada lingkungan air laut. Penurunan berat plat setelah direndam
selama 672 jam yaitu diperoleh laju korosi plat dalam MPY (mils per year) terendah pada
sambungan plat tipe lipatan yaitu 0,000806 mpy, namun secara umum masih dalam
batas tahan korosi (Outstanding level). Cat pelindung mampu menurunkan laju korosi
sebesar 20%, namun perlu diberi perhatian khusus bila terjadi regangan (benturan) yang
dapat menjadi pemicu sel korosi.

Kata Kunci : Laju Korosi, Sambungan Plat, Baja Karbon Rendah, Bodi Mobil

PENDAHULUAN ses korosi dan menjalarnya karat. Karat


Pembentukan bodi kendaraan ini timbul akibat reaksi oksidasi antara mate-
(mobil) dengan proses press tentunya rial logam dengan oksigen. Jadi, selama
banyak terjadi bengkokan-bengkokan de- material logam terlindungi oleh cat atau
ngan jari-jari tertentu sesuai desain dari lapisan di atasnya, maka proses oksidasi
perusahaan masing-masing. Dari beng- akan sulit terjadi. Dan seluruh produsen
kokan tersebut menyebabkan terjadinya mobil telah melapisi produknya dengan
perubahan struktur mikro dan tegangan cairan antikarat dan cat. Pemicu timbul-
sisa, dimana pada akhirnya berpengaruh nya karat ini biasanya terjadi akibat kesa-
terhadap sifat mekanis dan laju korosi. lahan pemilik dalam merawat, seperti ke-
Kendaraan memiliki resiko karat cukup tika mencuci mobil yang mengakibatkan
besar. Kelembaban udara, cipratan air adanya sisa air ini yang tidak terlihat se-
hujan, lumpur, benturan atau gesekan hingga mengendap lama dibagian bodi
dengan benda lain yang menyebabkan mobil dan membiarkan terlalu lama mobil
lapisan pelindung terkelupas. Rusaknya dalam keadaan kotor setelah terkena hu-
pelindung metal akan mempercepat pro- jan. Bagian yang sering terlewatkan dan
1
arbintarso@yahoo.co.uk
61
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

sulit untuk dilakukan pengecekkan ada- Tercatat beberapa peneliti yang


lah pada bagian body yang tertutupi karet telah melakukan penelitian menyangkut
atau karpet, seperti celah body, bagian korosi retak tegang, diantaranya; Bada-
bawah/ spakbor, lantai, engsel pintu dan ruddin, dkk., (2005) yang menyimpulkan
jika mobil menggunakan roof rack, ba- bahwa korosi intergranular terjadi pada
gian bodi mobil yang tertutupi atau dijepit baja karbon rendah dalam lingkungan air
pemegangnya juga menjadi titik yang ra- laut, kondisi tersebut terjadi pada pembe-
wan terkena karat. Karat muncul dise- banan 70% di atas tegangan luluh ba-
babkan permukaan besi/ bagian yang han. Sedangkan Fritz, dkk. (2001), telah
mengandung unsur logam bersentuhan melakukan penelitian terhadap baja
langsung dengan air yang mengandung paduan 6% Mo (UNS NO8367), pada
asam sehingga mengalami proses oksi- lingkungan air laut menggunakan tem-
dasi oleh udara. Semakin dibiarkan air peratur yang berbeda dengan specimen
dan kotoran menempel pada besi sema- uji Ubend. Hasil pengujian yang didapat
kin banyak pula zat asam bereaksi ter- menunjukkan bahwa pada temperatur di
hadap besi yang menjadikannya karat. atas 1200°C, SCC terjadi hanya bergan-
Adapun tujuan penelitian yang tung dari kandungan khloridanya, dengan
diharapkan adalah: untuk mengetahui bentuk perpatahan yang diketahui adalah
pengaruh model penyambungan pada transgranular yang bercabang. Kirk, dkk
plat bodi mobil yang rentan terhadap (2001), melakukan penelitian pada stain-
korosi dan untuk mengetahui laju tingkat less steel fasa austenit. Kesimpulan yang
korosi yang terjadi pada plat bodi mobil dihasilkan menunjukkan bahwa ketaha-
apabila lapisan pelindung terkena rega- nan material ini terhadap korosi retak te-
ngan (benturan). Pengelasan maupun gang yang terjadi sangat signifikan ter-
pelipatan plat dapat mengakibatkan tega- hadap beban yang diberikan, dimana
ngan sisa ini yang dapat memicu SCC waktu proses pencelupan pada larutan
(Stress Corrosion Cracking), selain itu 42% MgCl2 pada temperatur 1450°C, da-
faktor eksternal berupa benturan dapat pat memperpanjang umur korosi retak te-
juga menyebabkan terkelupasnya lapisan gang dari 33 jam menjadi 1000 jam pada
pelindung dan menambah tegangan sisa pembebanan 70% dari tegangan luluh
yang telah ada. Media korosi yang digu- bahan, sedangkan pada beban 90% pe-
nakan adalah air hujan dan air laut dima- ningkatan yang terjadi tidaklah signifikan.
na kedua media ini dipilih karena mobil Mursid (1994) melakukan peneli-
sering mendapatkan paparan dari media tian tentang pengaruh proses press fanel
ini. roof (salah satu bagian dari bodi kijang)
Mengingat besar efek deformasi di Toyota Astra Motor, yaitu melakukan
plastis yang terjadi pada bahan struktur, pengepressan lembaran plat SPCD de-
maka perlu dilakukan penelitian lebih lan- ngan merubah arah roll Ø 25; Ø 90 dan
jut pada bahan yang diaplikasikan pada jari-jari bengkokan yang terbentuk adalah
ling-kungan korosif terutama perilakunya 0 mm; 15,6 mm; 22 mm; 27,8 mm; 38
terhadap korosi retak tegang (SCC). Ko- mm. Didapatkan hasil bahwa pada arah
rosi retak tegang (SCC) adalah peristiwa roll Ø 25 kekuatan tarik, kekuatan luluh
pembentukan dan perambatan retak da- dan kekerasannya paling tinggi juga
lam logam yang terjadi secara simultan diikuti dengan meningkatnya laju korosi.
antara tegangan tarik yang bekerja pada Untuk jari-jari kelengkungan 27,8 mm; 38
bahan tersebut dengan lingkungan koro- mm didapatkan kekerasan dan kekuatan
sif. Proses korosi retak tegang (SCC) da- tarik yang tinggi dan laju korosinya ren-
pat terjadi dalam beberapa menit jika be- dah yaitu 0,0835 mpy.
rada pada lingkungan korosif atau bebe- Afolabi, dkk. (2007) menyimpul-
rapa tahun setelah pemakaiannya. Hal ini kan bahwa baja karbon menengah
terjadi karena adanya serangan korosi rentan terhadap SCC apabila terpapar
terhadap bahan. Korosi yang retak te- soda api (Caustic) maupun media basa
gang (SCC) merupakan kerusakan yang lainnya, sehingga keuletan baja karbon
paling berbahaya, karena tidak ada tan- tersebut menurun. Baja nirkarat juga
da-tanda sebelumnya. mengalami korosi yang tinggi bila me-

62
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

ngalami SCC khususnya pada media belum mencapai umur yang diharapkan
asam klorida, seperti yang diutarakan o- untuk struktur keseluruhan.
leh Huang (2002), sehingga perlu dilaku- Metode pelindungan logam ter-
kan pemberian inhibitor untuk mengu- hadap serangan korosi adalah dengan
rangi laju korosi yang terjadi. Inhibitor pelapisan. Prinsip umum dari pelapisan
akan mempengaruhi efek proses anodik yaitu melapiskan logam induk dengan
yang terjadi. Yamane dkk. (2006) mela- suatu bahan atau material pelindung.
kukan penelitian tentang korosi titik mau- Jenis-jenis pelapisan sebagai pelindung
pun korosi seragam terhadap baja yang proses korosi dapat diba-gi secara umum
dipres maupun ditekuk dalam lingkungan tiga bagian yaitu pelapisan organik , non
air laut, mendapatkan bahwa tegangan organik dan logam.
sisa pada baja tersebut memicu kenaikan Pelapisan logam dan non organik
laju korosi yang pada kedua permukaan yaitu pelapisan dengan ketebalan terten-
baik yang mengalami tegangan tarik a- tu material logam dan non organik dapat
taupun tekan. mem-berikan pembatas antara logam
Sambungan las, pada pemakai- dan lingkungannya. Metode pelapisan
annya akan selalu mendapat tegangan dengan logam :
baik dari beratnya sendiri ataupun gaya- − Electroplating (Penyepuhan listrik):
gaya luar yang bekerja. Suatu ciri retak dengan cara komponen yang akan
korosi tegangan akibat gabungan te- dilapis dan batangan atau pelat logam
gangan tarik statik dan lingkungan bia- direndam dalam suatu larutan elektro-
sanya terjadi secara mendadak tanpa a- lit yang mengandung garam-garam
danya gejala awal serta tidak dapat di- logam bahan penyepuh. Kemudian
duga (Trethewey, dkk., 19-91) suatu potensial diberikan ke dalam sel
Pada kebanyakan struktur engi- sehingga komponen sebagai katoda
neering, titik paling lemah adalah kurang- dan batangan logam penyepuh men-
nya perhatian pada pengendalian korosi jadi anoda, ion-ion logam penyepuh
selama tahapan perancangan. Memang dari larutan akan mengendap ke per-
tidaklah ekonomis bila umur sebagian mukaan komponen sementara dari a-
komponen pabrik mempunyai umur jauh noda ion-ion terlarut.
lebih panjang dibanding umur pabrik − Hot dipping (Pencelupan panas): de-
secara keseluruhan. Memasang knalpot ngan cara komponen dicelupkan ke
dari baja nirkarat mungkin tidak efektif dalam wadah besar berisi logam pela-
dari segi biaya apabila umur knalpot itu pis yang meleleh (dalam kedaan cair).
akan jauh lebih panjang dibanding umur Antara logam pelapis dan logam yang
kendaraannya sendiri. Sebaliknya, kalau dilindungi terbentuk ikatan secara me-
knalpot terbuat dari baja lunak yang ha- talurgi yang baik karena terjadinya
nya akan bertahan dua atau tiga tahun, proses perpaduan antarmuka (inter-
hal ini menimbulkan korosi .Sehingga face alloying).
harus meranncang struktur yang bias − Flame spraying (Penyemprotan de-
mengantisipasi hal tersebut. ngan semburan api): Logam pelapis
Sesudah menetapkan umur yang berbentuk kawat diumpankan pada
diharapkan untuk sebuah komponen atau bagian depan penyembur api dan me-
struktur, umur ini harus diperbandingkan leleh kemudian segera dihembuskan
dengan umur sistem pengendalian korosi dengan tekanan yang tinggi menjadi
yang akan digunakan. Jika umur sistem butiran-butiran halus. Butiran-butiran
pengendalian lebih pendek dari umur halus dengan kecepatan 100-150 m/s
struktur, maka metode pembaharuan ha- menjadi pipih saat menumbuk permu-
rus sudah dipikirkan sejak tahapan pe- kaan logam dan melekat.
rancangan, dan perancang harus meren- − Cladding: Lapisan dari logam tahan
canakan akses khusus yang akan diper- korosi dilapiskan ke logam lain yang
lukan untuk pemeriksaan, perawatan, tidak mempunyai ketahan korosi ter-
dan penggantian. Seandainya sistem pe- hadap lingkungan kerja yang kurang
ngendalian di suatu bagian struktur ga- baik namun dari segi sifat mekanik,
gal karena sesuatu yang belum jelas se- dan fisik cukup baik.

63
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

− Diffusion (pelapisan difusi) : Teknik Spesimen dibuat sebanyak 24


mendifusikan logam pelapis atau pe- buah dengan perincian: kelompok I (12
lapis bukan logam ke dalam lapisan buah) dicelupkan pada lingkungan air
permukanan logam yang dilindungi laut dan kelompok II (12 buah) dice-
dengan membentuk selapis logam pa- lupkan pada lingkungan air hujan. Uku-
duan pada komponen ran plat yang digunakan adalah tebal 8
Pelapisan Organik yaitu pelapi- mm dan memiliki lebar 20 mm. Proses
san ini memberikan batasan-batasan an- pelipatan/penekukan, pengelasan, dan
tara material dasar dan lingkungan. pengecatan serta pendempulan dilaku-
Pelapisan organik antara lain cat, vernis, kan di salah satu pabrik karoseri di Yog-
enamel dan selaput organik dan seba- yakarta, dengan demikian mutu sesuai
gainya. dengan kondisi yang sebenarnya.
Laju korosi dihitung mengguna- Lingkungan air merupakan salah
kan percobaan korosi dalam kurun waktu satu faktor yang mempengaruhi laju
tertentu dimana diketahui perubahan be- korosi, pada lingkungan air yang memiliki
rat suatu material akibat korosi, kemudi- pH tinggi, laju korosi secara umum akan
an dihitung dengan persamaan berikut: menjadi lebih cepat. Dengan asumsi bah-
(Fontana, 19-82): wa jika laju korosi plat baja karbon ren-
534 W dah pada lingkungan air yang memiliki
MPY = ................. (1) pH tinggi, maka laju korosi plat baja kar-
D AT bon rendah pada lingkungan air hujan,
Keterangan : dan air laut diperkirakan juga tinggi. Pe-
W = kehilangan berat (mg) ngkajian dilakukan pada suhu kamar, a-
D = berat jenis (gr/cm3) sumsi ini diambil berdasarkan pada ke-
A = luas benda uji (cm2) nyataan bahwa saat proses korosi pada
T = Waktu (jam) plat mobil secara umum terjadi pada tem-
Laju korosi diekspresikan sebagai massa peratur ruang.
yang hilang persatuan luas, dimana di- Proses awal pengujian laju koro-
anggap merata dalam satuan luas terse- si dengan cara benda uji mula-mula di-
but. Laju korosi juga diekspresikan seba- timbang untuk mengetahui berat awal-
gai kedalaman penetrasi korosi ke dalam nya. Kemudian benda-benda uji kelom-
logam induk. pok I (12 buah) dicelupkan pada lingku-
Bahan komponen yang banyak ngan air laut dan kelompok II (12 buah)
dipa-kai pada bodi kendaraan adalah plat dicelupkan pada lingkungan air hujan.
baja karbon rendah dengan ketebalan 8 Setelah 168 jam, benda-benda uji diang-
mm. Sampel dibentuk dalam bentuk dan kat dan dibersihkan dari karat selanjut-
ukuran tertentu. Sampel diolah menjadi nya ditimbang dan penurunan berat yang
beberapa spesimen dengan desain se- terjadi dicatat, penimbangan ini dilakukan
perti pada gambar 1. setiap 168 jam. Adapun langkah-langkah
Model plat bodi mobil dirancang dalam pengujian korosi adalah sebagai
se-suai dengan keadaan sesungguhnya berikut:
de-ngan desain sebagai berikut : − Menyiapkan benda uji sebersih
mungkin
− Menyiapkan peralatan yang akan
digunakan dalam pengujian
− Memberi perlakuan pada masing-ma-
sing benda uji sesuai dengan ranca-
ngan penelitian yaitu tanpa pelin-
dung, dan dipukul, dicat, dicat (dipu-
kul), didempul dan cat, didempul dan
dicat (dipukul)
− Benda uji dipukul untuk menyesuai-
kan dengan kondisi sebenarnya pada
Gambar 1. Desain plat spesimen untuk
plat bodi mobil yang mengalami ben-
a) sambungan ditekuk, b) sambungan
turan.
dilas titik

64
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

− Memberi pengkodean pada masing-


masing benda uji.
− Penimbangan awal benda uji sebe-
lum benda uji dicelup ke dalam fluida
air hujan, dan air laut.
− Mencelupkan benda uji kedalam flui-
da yang digunakan dalam pengujian
yaitu air hujan, dan air laut.
− Menimbang semua benda uji yang
telah direndam selama 7 hari dan
kelipatannya sebanyak 4 kali.
− Melakukan pencatatan setelah sele- Gambar 2. Laju korosi pada sambungan
sai penimbangan. plat tanpa lapisan pelindung (cat)

PEMBAHASAN Dari gambar 2 juga memperli-


Pada gambar 2 terlihat benda uji hatkan sambungan lipat mengalami ko-
tanpa lapisan pelindung setelah menjala- rosi yang lebih cepat dibandingkan pe-
ni perlakuan pencelupan proses korosi. ngelasan. Faktor tegangan sisa pada
Model plat dengan las, laju korosi yang proses pelipatan plat memicu terjadinya
terjadi tidak menunjukkan perbedaan SCC, sehingga laju korosi meningkat.
yang besar untuk media korosi air hujan Mengacu pada penelitian Suriadi
dan air laut sedangkan untuk model plat (20-07), laju korosi semakin meningkat
dengan lipatan mengalami perbedaan seiring dengan semakin meningkatnya
yang cukup signifikan antara media air derajat deformasi. Tanpa adanya peru-
hujan maupun air laut. Air hujan adalah bahan plastis dari material sampai terjadi
media korosi paling lambat dalam proses deformasi 20% dengan rata-rata laju ko-
pengkorosian, terlihat untuk kedua ma- rosi 0,0627 mm/th (3,984.10-4 mpy) pada
cam sambungan mempunyai laju korosi media air laut. Dari perbedaan media
sebesar kurang lebih 5.10-4 mpy atau pengkorosi maka terlihat bahwa media
lebih kecil dibandingkan dengan media udara memberikan laju korosi lebih ren-
air laut berkisar antara 6,22.10-4 mpy dah dari air tawar dan begitu pula media
sampai 8,06.10-4 mpy untuk kedua jenis air laut. Dari hasil perhitungan statistik
sambungan tersebut. Hal ini sejalan de- menunjukkan bahwa temperatur pema-
ngan penelitian yang dilakukan oleh Ya- nasan dan media pengkorosi memiliki
mane dkk. (2006) dimana korosi mening- interaksi yang nyata terhadap laju korosi
kat akibat terjadinya SCC pada plat baja AISI 3215. Laju korosi yang tertinggi yai-
yang dipres dan ditekuk pada lingkungan tu rata-rata 0,0627 mm/th (3,984. 10-4
air laut. mpy) pada media air laut dan laju korosi
Kemampuan suatu lingkungan yang terendah pada hasil penelitian
dalam kondisi tertentu menjadi penyebab adalah 0,0333 mm/th (2,68.10-4 mpy) pa-
proses korosi dengan laju tertentu. Fak- da media udara. Bila dibandingkan hasil
tor-faktor yang mempengaruhi korosivitas korosi pada sambungan plat, ternyata
lingkungan air adalah karakteristik fisik lebih tinggi laju korosinya lebih dua kali
meliputi kecepatan aliran dan temperatur lipatnya terutama pada sambungan lipat.
air, karakteristik kimia meliputi pH, kon- Hal ini menunjukkan perubahan defor-
sentrasi karbon dioksida dan alkalinitas masi plastis sambungan ini lebih tinggi
air, karakteristik biologi meliputi jumlah dari 20%.
mikroorganisme aerob maupun anaerob Untuk benda uji dengan lapisan
dalam lingkungan air. pelindung, laju korosi menurun dibanding
Laju kimia termasuk reaksi korosi tanpa pelindung, baik untuk sambungan
akan semakin membesar dengan naik- las maupun dilipat. Untuk media air hu-
nya temperatur sehingga mendorong ter- jan, turun hanya kisaran 3.10-4 mpy dan
jadinya reaksi oksidasi pada logam atau untuk air laut antara 4.10-4 – 5.10-4 mpy
meningkatkan kemampuan lingkungan seperti terlihat pada Gambar 3.
untuk mengoksidasi logam.

65
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

Dengan demikian dari Gambar 3,


dapat dipastikan bahwa lapisan pelin-
dung telah bekerja dengan baik pada
spesimen ini. Kemudian pada pengujian
berikutnya akan diperlihatkan pengaruh
adanya tegangan yang diwakili dengan
diberikan pres/pukulan ke spesimen. Di-
harapkan hal ini dapat memperlihatkan
karakteristik sambungan tersebut apabila
menerima beban yang menyebabkan pe-
cahnya selaput pelindung.
Gambar 3. Laju korosi pada sambungan
plat dengan lapisan pelindung (cat)

Cacat-cacat (holidays) pada cat


atau coating biasanya disebabkan ka-
rena terlewat oleh alat pelapis, pinholes
(lobang) yang ditinggalkan oleh solvent
yang menguap saat pengeringan cat, re-
takan akibat tegangan mekanik / thermal
yang berlebihan, penetrasi akar tumbu-
han, pelarut yang ada dalam tanah, ke-
giatan bakteri dalam tanah, kondisi ling-
kungan yang korosif (mis: lingkungan air Gambar 4. Laju korosi pada sambungan
laut), dsbnya. Cat biasanya terdiri dari plat tanpa lapisan pelindung (cat) yang
cat dasar (primer) dan pelapisan (cat) dikenai tegangan
lanjutan. Cat primer dipakai sebagai pe-
ngikat antara baja dan cat, sedangkan Gambar 4 memperlihatkan, pe-
pelapisan selanjutnya dilakukan setelah ngaruh perlakuan meningkatkan laju ko-
(cat) primer kering. Namun dengan ber- rosi khususnya dengan media air hujan,
kembangnya teknologi cat saat ini, cat dari kisaran 5.10-4 mpy menjadi 6,2.10-4
primer telah ditambah dengan pelarut mpy. Namun untuk media air laut tidak
dan inhibitor pasivator, dan pelapisan se- menunjukkan perubahan laju korosi, te-
lanjutnya tidak perlu menunggu primer tap di kisaran 6,2.10-4 sampai 8.10-4 mpy.
kering (curing time dan top coat dilaku- Hal ini dirasa meragukan mengingat pe-
kan bersama-sama). mukulan pada bagian benda uji akan
Untuk memenuhi syarat-syarat menyebabkan bertambahnya tegangan
tersebut di atas maka di dalam cat ter- sisa yang seyogyanya memicu korosi
kandung zat-zat yang disebut Bider (pe- lebih cepat.
ngikat), Pig-ment (bahan cat), Extender /
filter (bahan pengisi), Solvent (pelarut),
dan Additives (bahan penambah). Ad-
ditives berfungsi meningkatkan kelen-
turan, kelarutan, kecepatan pengeringan,
kekerasan cat, mencegah oksidasi, pem-
bentukan kulit di permukaan, dan seba-
gainya. Bila cat yang kita pakai dan kita
beli telah memenuhi syarat tersebut di
atas, hal terpenting yang harus diperha-
tikan adalah persiapan permukaan logam
yang akan dicat. Karena tahap inilah
yang menentukan hasil akhir penge- Gambar 5. Laju korosi pada sambungan
catan. Apakah cat tersebut tahan lama plat dengan lapisan pelindung (cat) yang
atau cepat terkelupas. dikenai tegangan

66
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

Korosi yang berinteraksi dengan sehingga laju korosi menurun diban-


lingkungannya diantaranya adalah stress dingkan pada gambar 5. Hampir semua
Corrosion yaitu korosi yang timbul se- keseluruhan spesimen mengalami pe-
bagai akibat bekerjanya tegangan dan nurunan laju korosi berkisar 1.10-4 mpy.
media korosif. Korosi ini menyebabkan Pemberian lapisan awal berguna untuk
terjadinya keretakan. Tegangan yang be- menahan terjadinya benturan yang da-
kerja pada material logam adalah tega- pat menyebabkan mengelupasnya lapi-
ngan tekan yang merupakan tegangan san pelindung.
sisa. Untuk baja, pemanasan di atas
Pada spesimen dengan lapisan suhu kamar meningkatkan laju korosi,
pelindung juga mengalami peningkatan tetapi juga mengurangi kelarutan oksigen
laju ko-rosi setelah mengalami perlakuan (Jones, 19-92). Sebuah system yang ter-
tegangan. Terlihat pada gambar 5, spesi- tutup, laju korosi terus bertambah meski-
men mengalami kenaikan antara 1.10-4 pun di atas suhu 80ºC karena walaupun
sampai 2.10-4 mpy, khusus untuk model kelarutannya berkurang tetapi oksigen
plat yang dilas mengalami kenaikan laju tidak dapat keluar dari system.
korosi yang tinggi. Bila dicermati lebih Pada proses penyambungan de-
dalam pada bagian las titik, cat menga- ngan las mengakibatkan pemanasan pa-
lami keretakan sewaktu menerima tega- da logam. Daerah berwarna hitam akibat
ngan, sehingga korosi banyak terjadi di- pemanasan las dapat menyebabkan ma-
daerah ini. Sedang pada model plat dili- salah korosi (Avery, dkk., 1999). Daerah
pat hampir tidak terjadi keretakan pada tersebut adalah HAZ yang banyak me-
catnya. ngandung kerak kromium bercampur de-
Sedangkan gambar 6 memper- ngan besi, nikel dan oksida-oksida lain-
lihatkan laju korosi pada sambungan plat nya. Kromium ini berdifusi keluar dari ba-
dengan pelindung ganda yaitu dilakukan se metal ketika kerak hitam tersebut ter-
pelapisan dempul kemudian baru dila- bentuk.
kukan pengecatan. Hal ini dilakukan un-
tuk mengetahui pengaruh dempul seba-
gai lapisan awal pada pelapisan pelin-
dung mobil yang biasa digunakan pada
pabrik karoseri mobil.

Gambar 7. Laju korosi pada sambungan


las

Gambar 7 memperlihatkan laju


korosi pada sambungan las. Secara u-
Gambar 6. Laju korosi pada sambungan mum media air laut lebih korosif, namun
plat dengan lapisan pelindung ganda (cat tidak signifikan hasilnya. Penggunaan cat
dan dempul) yang dikenai tegangan menunjukkan pengurangan korosi, na-
mun adanya retak pada lapisan pelin-
Pada spesimen model plat yang dung justru meningkatkan laju korosi
dilas menunjukkan kemajuan dengan mencapai 0,000655 mpy. Konsentrasi air
pemberian dempul, lapisan pelindung le- laut pada retakan cat menyebabkan me-
bih bertahan ketika diberi tegangan di- ningkatnya laju korosi, dalam hal ini ter-
bandingkan hanya diberi cat saja. Dari jadi korosi sumuran pada beberapa tem-
pengamatan pada bagian las titik tidak pat namun secara umum korosi merata
ditemukan suatu retakan-retakan halus lebih dominan.

67
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

namun perlu diingat apabila terjadi rtakan


pada pelindungnya, dapat menjadi suber
terjadinya korosi sumuran yang menye-
babkan penetrasi korosi lebih dalam.
Secara umum korosi yang terjadi
adalah korosi merata, terjadi disekitar li-
patan dan daerah lasan. Korosi merata
adalah jenis korosi dimana pada korosi
tipe ini laju korosi yang terjadi pada se-
luruh permukaan logam atau paduan
yang terpapar atau terbuka ke lingku-
ngan berlangsung dengan laju yang
Gambar 8. Laju korosi pada sambungan hampir sama. Hampir seluruh permuka-
lipat an logam menampakkan terjadinya pro-
Laju korosi pada sambungan ses korosi.
lipat lebih tinggi dibandingkan dengan Korosi merata terjadi karena po-
laju korosi pada sambungan las. Gambar ses anodik dan katodik yang berlangsung
8 memperlihatkan laju korosi pada sam- pada permukaan logam terdistribusi se-
bungan lipat dimana media korosi air laut cara merata. Ini terjadi karena adanya
lebih dominan dibandingkan media air pengaruh dari lingkungan sehingga kon-
hujan. Laju korosi terjadi tertinggi sebe- tak yang berlangsung mengakibatkan se-
sar 0,000806 mpy terjadi untuk sam- luruh permukaan logam terkorosi. Korosi
bungan lipat tanpa cat baik yang dire- seperti ini umumnya dapat ditemukan pa-
gang maupun tidak. Akibat pengerjaan da baja di atmosfer dan pada logam atau
dingin suatu benda akan mengalami de- paduan yang aktif terkorosi (potensial ko-
formasi, dimana akan timbul stress cell. rosinya berada pada daerah kestabilan
Stress cell terjadi karena ada bagian ionnya dalam diagram potensial pH, Fon-
yang mengalami tegangan yang berbeda tana, 1987). Kerusakan material oleh dia-
dengan bagian lainnya. Bagian yang kibatkan oleh korosi merata umumnya
mengalami tegangan yang lebih besar dinyatakan dengan laju penetrasi yang
akan menjadi anoda dan akan terkorosi ditunjukkan tabel sebagai berikut :
lebih hebat. Seperti contoh batang logam
yang ditekuk, korosi lebih cepat terjadi Tabel 1. Tingkat ketahanan relatif korosi
pada daerah tekukannya karena telah terhadap laju penetrasi
Ketahanan
mengalami deformasi berupa tegangan. mpy mm/yr μm/yr nm/h
Relatif Korosi
Outstanding <1 < 0.02 < 25 <2
Excellent 1-5 0.02- 25-100 2-10
0.1
Good 5-20 0.1-0.5 100-500 10-
150
Fair 20-50 0.5-1 500- 50-
1000 150
Poor 50- 1-5 1000- 150-
200 5000 500
Unexceptable 200+ 5+ 5000+ 500+
(Jones, 1992)
Dari Tabel 1 tersebut dapat diu-
kur ketahanan relatif korosi untuk sam-
bungan plat yang tidak melebihi dari 1
Gambar 9. Laju korosi sambungan plat mpy. Berarti sambungan plat tersebut
dengan dan tanpa cat masih termasuk dalam kategori Outstan-
ding yaitu tahan terhadap korosi.
Gambar 9 menunjukkan perban-
dingan laju korosi pada semua jenis sam- KESIMPULAN
bungan dan perlakuannya. Terlihat me- Model sambungan plat dilipat
dia air laut cukup signifikan mening- mempunyai laju korosi yang lebih tinggi
katkan laju korosi. Pemberian lapisan cat dibandingkan dengan sambungan las
cukup efektif menurunkan laku korosi titik. Korosi terjadi pada tekukan dengan

68
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

perlakuan pengerjaan dingin pada benda Huang, Y., 2002, Stress Corrosion Crac-
uji yaitu mendapat perlakuan bending king Of AISI 321 Stainless Steel
sebesar 1800 ini menyebabkan terjadinya In Acidic Chloride Solution, Bull.
keretakan. Selain itu pada proses pe- Mater. Sci., Vol. 25, No. 1, Feb-
nyambungan terjadi pemanasan pada ruary 2002.
logam yang dapat menyebabkan efek Jones, DA., 1992, Principles and Pre-
korosi yang semakin cepat. Temperatur vention of Corrosion, Macmillan
pemanasan dan media pengkorosi me- Publishing Company, New York,
miliki interaksi yang nyata terhadap laju USA.
korosi. Hal ini ditunjukkan pada nilai laju Kalpakjian, S., 2001, Manufacturing Engi-
korosi pada benda uji yang tidak men- neering and Technology. Pren-
dapat perlakuan tanpa cat cukup tinggi tice-hall, inc, New Jersey
mencapai 0,0008 mpy. Kirk, D. Render, PE., 2001, Effects of
Pengunaan cat cukup efektif me- Peening on Stress Corrosion
nurunkan laju korosi berkisar 20%. Na- Cracking in Carbon Steel, Inter-
mun perlu diingat apabila terdapat kere- national Conference Of Shot Pe-
takan pada lapisan pelindung maka akan ening 7th, Institute Precision Me-
rentan terhadap korosi jenis konsentrasi chanics Warsaw Poland, 142-
(setempat) yang biasanya mempunyai 147.
penetrasi lebih dalam. Mursid, M., 1994, Pengaruh Arah Roll
Secara umum, ketahanan korosi Dan Jari-jari Kelengkungan Pada
sambungan ini masuk dalam kategori Proses Press (Bodi Kijang) Ter-
Out-standing yang berarti tahan korosi. hadap Sifat Mekanis Dan Laju
Korosi, Skripsi S1, Jurusan Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Bahan, Universitas Indonesia
Afolabi, A.S., and Borode, J.O., 2007, (tidak dipublikasikan).
Stress Corrosion Cracking Sus- Suriadi, I.G.A.K. dan Suarsana, I.K.,
ceptibility of Medium Carbon 2007, Prediksi Laju Korosi de-
Steel in Caustic and Potash Me- ngan Perubahan Besar Derajat
dia, AU J.T. 10(3):165-170 (Jan. Deformasi Plastis dan Media Pe-
2007) ngkorosi pada Material Baja Kar-
Avery, SE., Lamb, S., Powell, CA., Tut- bon. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
hill, AH., 1999, Stainless Steel for Cakram Vol 1 No. 1 Desem-ber
Portable Water Treatment Plants, 2007 hal. 1-8.
http:// Threthewey, KR., dan Chamberlain., J.,
www.stainlesswater.org/index.cf 1991, Korosi Untuk Mahasiswa
m/ci_id/11841.htm dan Rekayasawan, Penerjemah
Badaruddin M, dan Sugiyanto, 2005, Alex Tri kantjono Widodo, Gra-
Efek Shot Peening Terhadap Ko- media Pustaka Utama, Jakarta.
rosi Retak Tegang (Scc) Baja Yamane, M., Tanaka, K., Matsuda, B.,
Karbon Rendah Yang Di Milling Fuji-kubo, M., Yanagihara, D.,
Dan Tempering Dalam Lingku- and Iwao, N., 2006, Residual
ngan Air Laut, Jurnal Teknik Me- Strength Evaluation of Corroded
sin Univ. Kristen Petra Surabaya, Steel Members in Marine Envi-
11-14. ronments, Proceedings of the
Fontana, M. G., 1987, Corrosion Engi- Sixteenth (2006) International
neering, 3rd edition, McGraw-Hil Offshore and Polar Engineering
Inc., Si-ngapore. Conference San Francisco, Cali-
Frizt, D.J., Ronald. J. Gerlock, 2001, J. fornia, USA, May 28-June 2, 20-
Desalination, 13/5, 93-97. 06, ISBN 1-880653-66-4.

69

Anda mungkin juga menyukai